Chelsea dan Calvin datang ke Restoran Kirana sesuai waktu yang dijanjikan. Mereka diantar oleh pelayan masuk ke ruang VIP yang dipesan oleh Peter.Melihat tatapan sinis Chelsea, Peter tersenyum seraya berkata, "Aku hanya mentraktir kalian makan. Kenapa kamu menatapku seperti ini?""Apa pun niatmu, hanya kamu sendiri yang tahu," sahut Chelsea. Dia duduk berhadapan dengan Peter. Jarak mereka berdua cukup jauh karena dipisahkan sebuah meja bundar. "Bukannya kamu ingin tahu apa hubunganku dengan Pak Calvin?" tanya Chelsea dengan ketus. Dia menatap Peter dengan dingin sembari melanjutkan, "Pak Calvin adalah orang yang menyelamatkan nyawaku. Dia sangat menyayangiku dan menganggapku sebagai cucunya.""Ternyata begitu. Pantas saja kamu memiliki koneksi yang luas." Peter menuangkan anggur putih ke dalam gelas dengan perlahan, lalu memberikannya kepada Chelsea dan Calvin. Dia menyunggingkan senyuman sembari bertanya, "Apa Ferdy tahu tentang ini?"Tatapan Chelsea sontak menjadi tajam. Dia menimp
Keluarga Kamran adalah keluarga terpelajar dan selalu mengatur anak-anak mereka dengan sangat ketat. Sementara itu, masalah yang ditimbulkan Diana sekarang, benar-benar membuat amarah Morgan memuncak."Apa yang sebenarnya kamu pikirkan? Dengan latar belakang Keluarga Kamran, ada banyak pria sepadan yang bisa kamu pilih. Kenapa kamu harus bersikeras menginginkan Ferdy?" tanya Morgan sembari menepuk meja. Kemudian, dia menegur dengan suara keras, "Apa kamu sudah melihat sikap Ferdy terhadap kita barusan? Dia benar-benar sudah mempermalukan kita!"Mendengar ini, Diana hanya menunduk tanpa berani berkata apa pun. Matanya sudah berlinang air mata. Melihat putrinya yang sedih, Jolin juga merasa tidak nyaman. Dia memberi isyarat mata kepada Morgan agar lebih menjaga kata-katanya.Saat ini, Anissa telah kembali. Dia duduk dan berkata sambil tersenyum, "Ferdy ada urusan mendadak, jadi dia ....""Bu Anissa, kamu nggak perlu menjelaskannya untuk Ferdy. Karena dia begitu merendahkan Keluarga Kamra
Meski bertopang pada tongkat, Anissa berjalan dengan sangat cepat. Dia bergegas ke hadapan Chelsea dan Peter.Anissa menunjuk cucu menantunya dengan gemetar sambil memarahi, "Dasar jalang! Menghidupi gigolo di rumah saja nggak cukup, ya? Sekarang, kamu bahkan macam-macam dengan pria lain di luar! Dulu, aku benar-benar buta makanya membiarkan wanita sepertimu berada di sisi Ferdy!""Nek, aku menghormatimu sebagai orang yang lebih tua. Tapi, sebaiknya kamu bersikap lebih sopan. Kalau nggak, jangan salahkan aku yang kurang ajar," ucap Peter dengan suara dalam."Bagus sekali! Beraninya bocah dari Keluarga Amelia seperti kamu mengancamku? Kakekmu bahkan harus menghormatiku. Aku cukup penasaran, kamu bisa melakukan apa terhadapku!" seru Anissa dengan sangat emosi sehingga hampir kehabisan napas.Chelsea tidak ingin Peter terlibat lebih lanjut, jadi melangkah maju untuk berbicara dengan Anissa. Tidak disangka, wanita tua itu malah menamparnya. Chelsea tidak sempat menghindar dan mendapat puku
Berhubung mereka akan bercerai, tidak ada yang perlu disembunyikan lagi. Chelsea pun membalas tak acuh, "Surat cerai."Peter yang agak terkejut bertanya, "Kalian ternyata sudah menikah?""Iya," jawab Chelsea. Dia tidak ingin memberikan penjelasan lebih lanjut. Wanita itu mengulurkan tangannya untuk membuka pintu mobil, lalu melanjutkan, "Nggak usah begitu kaget. Kami akan segera bercerai."Peter berdiri di tempat sambil melihat mobil Chelsea yang melaju pergi. Sorot matanya memancarkan keterkejutan. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa Chelsea ternyata bukanlah kekasih Ferdy, melainkan istrinya.Chelsea benar-benar hebat. Diana bahkan tidak mampu mendapatkan status tersebut. Chelsea bukan hanya mendapatkannya dengan mudah, tetapi malah ingin melepaskannya begitu saja. Wanita ini sungguh melebihi ekspektasinya.....Di sisi lain, Chelsea menurunkan jendela mobil sambil menikmati angin dan mendengar kekesalan Calvin. "Biar kuberi tahu, wanita tua itu pasti akan memohon pada kita nantiny
"Ini dari Chelsea!" seru Anissa. Begitu mengingat kejadian semalam, dia sontak emosi sehingga berkata, "Kemarin malam, dia dan Peter juga pergi ke Restoran Kirana. Mereka terlihat begitu mesra di depan umum. Untuk apa kamu masih menginginkan istri yang nggak tahu aturan seperti dia?""Dia memberikanku surat cerai yang sudah ditandatangani. Itu sama saja dengan merendahkanku, merendahkan Keluarga Milano, dan merendahkanmu di depan umum!" tambah Anissa.Ketika menghadapi amarah Anissa, Ferdy hanya diam saja. Dia menatap surat cerai itu untuk waktu yang lama.Anissa telah kehilangan kesabaran. Dia mengeluarkan pena dan meletakkannya di atas surat itu, lalu berkata, "Segera bercerai dan ikutlah denganku untuk minta maaf kepada Keluarga Kamran. Kalau pergi sekarang, mungkin mereka masih akan memaafkanmu."Namun, Ferdy hanya mendongak dengan tatapan yang sangat tenang. Hal ini membuat Anissa tertegun sejenak. Dia melihat cucunya bangkit sambil memegang surat cerai tersebut dan memasukkannya
Soraya Jewelry menempati peringkat keenam, sementara Shania menduduki peringkat kedua. Peserta yang anonim itu tetap kokoh di peringkat pertama. Tim yang berada di bawah peringkat kelima sudah dianggap masuk ke dalam kelompok eliminasi di putaran kedua lebih awal. Hasil ini merupakan pukulan besar bagi seluruh tim yang masih muda.Setelah melihat peringkat, Chelsea jelas merasakan bahwa Bella telah kehilangan semangatnya. Sorot matanya tampak lesu. Bella berkata dengan suara serak, "Maaf, Bu Chelsea, aku ...."Namun, Chelsea berkata sambil tersenyum, "Kenapa minta maaf? Bukannya kali ini sudah ada kemajuan? Selama bisa memasuki putaran kedua, kita masih ada kesempatan untuk membalikkan keadaan."Bella agak sulit mengendalikan emosinya. Matanya sudah tampak berlinang air mata. Wanita itu berkata, "Tapi ... aku ingin membelamu ...."Chelsea menyela, "Aku sudah sangat bangga terhadap kalian." Setelah memeluk Bella sejenak, Chelsea memberi semangat kepada anggota tim yang lain, "Kali ini,
"Shania pasti didukung oleh seseorang yang membantunya membuat desain-desain itu. Aku masih sedang menyelidikinya. Setelah aku dapat jawabannya, aku akan langsung memberitahumu. Anggaplah aku sedang membantumu, gimana?" ujar Peter dengan ekspresi serius.Chelsea hampir meledakkan tawanya. Pendukung Shania? Chelsea akan bertepuk tangan penuh respek jika penyelidikan Peter membuahkan hasil. Bagaimanapun, pria itu tidak mungkin menyangka bahwa sosok yang dimaksudnya dengan pendukung Shania adalah Angel, orang yang telah meninggal selama bertahun-tahun.Cahaya di koridor itu remang-remang sehingga Peter pun tidak menyadari senyum mengejek yang terukir di wajah Chelsea. Dia melanjutkan, "Mengekspos hal ini ke publik pasti akan berdampak buruk pada reputasi Celestial Jewelry. Bukannya ini yang kamu inginkan?"Chelsea menyandar ke dinding dan memandang Peter dengan malas. Kemudian, dia berkata, "Bukannya kamu juga mengharapkan hal yang sama? Kalau kamu memang nggak mau menikahi Shania, kamu b
Tanpa basa-basi, Ferdy mencekal pergelangan tangan Chelsea dan menariknya bangun dari sofa. Kemudian, dia berkata dengan nada yang tidak bisa dibantah, "Ikut aku."Chelsea mempertimbangkan pro dan kontra untuk menghajar Ferdy di hadapan para karyawannya. Tidak peduli apa pun hasilnya, sepertinya itu tidak terlalu baik. Alhasil, dia menunduk dan berkata pada Bella, "Kalian lanjut saja, ya. Malaman nanti, kirimkan tagihannya padaku. Aku akan mentransfer uangnya."Bella mengangguk dengan ragu. Setelah melihat Ferdy membawa Chelsea pergi, dia baru tersadar. Tadi, sorot mata Ferdy seperti ingin memakan seseorang. Seharusnya Chelsea tidak akan apa-apa, 'kan?Setelah keluar dari Joy Club, Ferdy berniat untuk langsung memasukkan Chelsea ke dalam mobil. Namun, reaksi Chelsea sangat cepat. Wanita itu menahan pintu mobil, lalu menatap Ferdy dengan dingin dan berkata, "Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, bicaralah di sini.""Ikut aku pulang," ujar Ferdy dengan suara berat. Dia tampak bisa meledak
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me