Seminggu kemudian, berita bahwa putri kandung keluarga Soraya akan mengambil alih Soraya Jewelry tersebar di seluruh kantor.Para karyawan diam-diam mendiskusikannya secara pribadi.“Bukannya Chelsea sekolah di luar negeri? Kalau dihitung-hitung usianya, dia seharusnya belum lulus, ‘kan? Apa dia begitu ingin kembali untuk merebut harta keluarganya?”“Kamu nggak pernah dengar kata orang-orang, ya? Dia itu nggak tahu terima kasih.”“Soraya Jewelry sudah mau bangkrut. Menurutku, dia bukannya nggak tahu berterima kasih. Dia jelas bodoh!”“....”Chelsea yang menjadi topik pembicaraan semua orang baru saja turun dari taksi. Dia memakai masker wajah. Pakaiannya sederhana, baju berlengan pendek dan celana panjang. Namun, penampilannya yang sederhana itu tetap tidak bisa menyembunyikan auranya yang tegas.Meski sudah berjalan dengan penuh percaya diri, dia tetap dihentikan oleh satpam di depan pintu.Chelsea mencoba untuk bicara baik-baik, tapi satpam tetap tidak mau mendengarkannya.Dia sedan
Masih ada waktu setengah jam sebelum waktu rapat, tapi ruang rapat sudah penuh dengan orang.Di bawah sorotan mata semua orang, pintu ruangan terbuka dan seorang wanita berpakaian tidak mencolok masuk.Tidak peduli bagaimana orang-orang melihatnya, wanita itu tampak seperti seorang mahasiswi yang salah masuk ruangan.Namun, wanita itu berjalan menuju kursi utama dengan percaya diri.Radi mengikutinya dan berbisik padanya untuk duduk di kursi sebelahnya, tapi Chelsea bahkan tidak melihat pria itu. Chelsea berdiri di tengah ruangan dengan percaya diri, sehingga menyebabkan kehebohan.“Siapa wanita itu? Beraninya dia!”“Beraninya dia? Itu kan tempat Pak Radi!”“...”“Plak!” Terdengar suara keras, seolah mengguncang meja rapat itu.Chelsea meletakkan tangannya di atas meja, mencondongkan tubuh sedikit ke depan, dan berkata dengan lantang, “Halo semuanya, saya Chelsea Soraya, pewaris sah Soraya Jewelry.”Mendengar itu, semua orang saling memandang dengan kaget.Wanita yang memakai masker in
Melihat bekas luka mengerikan di wajah Chelsea, mata semua orang membelalak kaget, dan seluruh ruang rapat itu menjadi sunyi senyap.“Sampai saat ini, Pak Radi belum pernah memberikan penjelasan apa pun padaku.” Chelsea melirik Radi, ekspresinya tenang tapi tatapannya sangat dingin.“Selain itu, aku nggak pernah belajar di luar negeri. Selama 12 tahun terakhir, aku berada di kampung halamanku di pedesaan, dan bahkan ....”“Cukup!” Radi meraung marah, menghentikan Chelsea yang sedang berbicara, lalu bertanya dengan gigi terkatup, “Apakah kamu benar-benar ingin orang luar menertawakan keluarga kita?”“Keluarga kita?” Chelsea tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Ini jelas keluargamu. Kamu dan aku bukan satu keluarga lagi sejak lama.”Setelah mengatakan itu, dia mengalihkan pandangannya ke petinggi perusahaan tadi lagi dan berkata, “Seperti yang Bapak lihat, saya jelek, kasar, dan nggak berpendidikan. Saya nggak seperti yang dikatakan Pak Radi, bahwa saya putri keluarga kaya.”Hana deng
“Aku ….”“Nggak.” Melihat Johanna menjawab ragu-ragu, Radi segera menjawab, “Chelsea pasti bisa memberikan karya yang lebih banyak dan lebih baik untuk Soraya Jewelry kalau dia mendapatkan bimbingan dari Pak Cahya.”Karena kehadiran Cahya, proses pengambilalihan Soraya Jewelry ke Chelsea akhirnya berjalan dengan lancar.Rapat berakhir dan semua orang bubar.Johanna menarik Radi dan berbisik, “Sejak kapan Chelsea berkomunikasi dengan Cahya Tahir?”“Mana aku tahu?” Radi menahan amarahnya.Setelah rapat ini, dia akhirnya menyadari bahwa dia telah salah langkah ketika meminta Chelsea kembali dari pedesaan!Hari ini ada Cahya Tahir, besok entah ada apa lagi!Chelsea sudah bertekad untuk melawannya!Johanna bisa menebak apa yang dipikirkan Radi. Dia mencibir, “Kalau aku nggak muncul tepat waktu hari ini, kamu pasti sudah hancur di tangan anak itu. Dia sama sekali nggak menganggapmu sebagai ayahnya.”“Sudahlah. Kamu merasa aku masih belum cukup kesal ya sekarang?” Radi memelototi Johanna dan
Ferdy menarik tangannya kembali dengan ekspresi datar, “Ada nyamuk di kamar, aku membantumu mengusirnya.”“....”Memangnya orang buta bisa melihat nyamuk?Chelsea terdiam. Alih-alih menggali informasi lebih jauh, dia berdiri dan membuka pintu.Sharren berdiri di luar pintu dengan ekspresi gelisah di wajahnya. Wanita itu berkata, “Chelsea, Nenek memanggilmu. Dia lagi sangat marah sekarang. Kamu mengalah saja, jangan membuatnya lebih marah lagi.”Chelsea agak bingung. Kenapa wanita tua itu marah lagi?“Soraya Jewelry,” Sharren mengingatkan dengan suara rendah.Chelsea tiba-tiba paham. Nenek Anissa mendapat informasinya dengan cukup cepat juga! Apa jangan-jangan ada orang yang ditugaskan untuk mengawasinya?“Baiklah, aku akan turun sekarang.” Chelsea menyuruh Sharren pergi lebih dulu. Dia hendak memberi tahu Ferdy terlebih dahulu. Dia berbalik badan dan melihat pria itu berdiri tidak jauh di belakangnya.“Aku akan pergi bersamamu.”“Nggak ....” Chelsea menahan penolakan yang hampir teruca
“Aku sudah menikah sekarang dan Chelsea bisa merawatku. Rasanya nggak nyaman kalau kami terus tinggal di sini.”“Daripada membuat Nenek marah setiap hari, lebih baik kami tinggal di rumah pribadiku, agar kami berdua juga bisa hidup dengan tenang.”Ferdy datang ke sini bukan untuk berdiskusi dengan mereka, tapi untuk memberi tahu mereka.Setelah mengatakan itu, dia mengajak Chelsea naik ke atas.Anissa sangat marah, sampai hampir pingsan.“Ma, jangan marah. Ferdy sudah sampai ngomong begitu. Apa Mama belum bisa memahaminya?”Vera melirik ke lantai dua dan berkata, “Meskipun jelek, wanita itu cukup pandai dalam mengontrol pria.”Tentu saja, hanya untuk orang buta.Namun, meskipun Chelsea terlihat lemah, dia sangat pemberani, dan bahkan berani menghadapi Anissa.Vera tersenyum. Ini menarik!Sharren melihat ke lantai dua tanpa mengatakan apa-apa. Awalnya, dia ingin melihat Chelsea dipersulit, tapi tak disangka, Ferdy malah melindungi wanita itu sampai seperti itu.“Benar-benar membuat keal
Saat mobil yang mereka naiki melaju meninggalkan rumah keluarga Milano, Chelsea menengok ke belakang lagi, sementara melihat Ferdy sudah memejamkan mata dengan tenang.Chelsea mengurungkan niatnya untuk bertanya, menundukkan kepalanya, mengobrak-abrik kantong yang diberikan Sharren padanya, dan mengeluarkan sepuluh bungkus obat tradisional dari dalamnya.Dia membuka bungkus obat itu, mengambil sedikit bubuk dari dalamnya dengan jarinya untuk untuk memeriksanya. Setelah mencelupkan ujung jarinya ke dalam bubuk obat itu, dia meletakkan jari itu di bawah hidungnya dan mengendusnya.Dugaannya benar. Bubuk obat itu mengandung aconite yang digiling menjadi bubuk. Kalau tidak diperiksa secara cermat, dia tidak akan menyadarinya.Bahkan ... jumlah aconite yang dimasukkan ke dalam obat itu kali ini lebih banyak dari sebelumnya.Chelsea mengerutkan kening. Sepertinya Sharren juga sudah mengubah rencananya karena Ferdy keluar dari rumah.Jika Ferdy meninggal di rumah pribadinya, Sharren bisa saja
Chelsea menyipitkan matanya dan mengamati ekspresi Irfan. “Kamu tahu?”“Bu, ada hal-hal yang nggak ingin dibicarakan oleh Pak Ferdy, jadi sebaiknya Ibu nggak menanyakannya.” Irfan mengangguk kecil dan berkata dengan nada yang sangat serius, “Anggap saja Ibu nggak pernah melihat mobil itu.”“Yah ....” Chelsea melihat Irfan berbalik badan dan pergi. Dia merasa sangat bingung. Kenapa harus dirahasiakan, sih? Kalau memang tidak mau tidak tahu, ya sudah.***Tinggal di rumah sendiri jauh lebih bebas dibandingkan tinggal di rumah keluarga Milano. Mereka berdua tidak harus berada di dalam satu ruangan.Ferdy meminta Bi Kasih untuk membereskan kamar untuk Chelsea, yaitu kamar di sebelah kamarnya.Saat Bi Kasih masih heran kenapa mereka mau pisah kamar, Chelsea sudah dengan gembira berjalan menuju kamarnya sendiri sambil membawa barang bawaannya.“Terima kasih, Pak Ferdy!”Dia sudah lama ingin menghindari pria itu!Menghadapi pria dingin itu selama dua puluh empat jam sehari membuat hidupnya me
Ketika mendengar ada yang ingin Herbert obrolkan dengan Calvin, Firman dan Rangga pun memahami maksud Herbert.Firman memaksa Calvin untuk duduk di sofa, lalu membawa Rangga untuk meninggalkan ruangan.Saat hendak keluar pintu, Firman tidak lupa untuk menambahkan, “Pak Calvin, kami berdua ada di depan. Kalau kamu butuh apa-apa, kamu bisa panggil kami.”Calvin tersenyum dingin. Dia dapat mengerti makna tersirat dari ucapan Firman. Maksudnya tak lain adalah mereka berdua ada di luar sana, lebih baik Calvin tidak berulah.Berhubung Calvin sudah di sini, dia juga ingin tahu apa yang ingin diobrolkan Herbert!“Pak Guru, minum teh.” Herbert menghidangkan segelas teh ke hadapan Calvin. “Teh kesukaanmu.”Calvin bahkan tidak melirik sama sekali. Dia langsung bertanya dengan raut datar, “Jangan omong kosong! Sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?”“Sejak kapan temperamenmu jadi seburuk ini? Seingatku, dulu kamu memperlakukanku ….”“Tutup mulutmu!” Calvin langsung menggebrak meja, lalu berkata d
Malam harinya.Terdengar suara tawa di dalam acara perayaan. Baru saja Chelsea selesai bersulang dengan tamu, dia pun mencari tempat yang tenang untuk makan.Chelsea sudah sibuk seharian. Dia masih belum sempat makan dengan tenang. Dua gelas champagne yang diminumnya tadi terasa membara di perut.Pada saat ini, Ferdy berjalan ke sisi Chelsea untuk mengantarkan makanan kepadanya. “Makan mie dulu.”Chelsea mengambil piring, lalu bertanya, “Kenapa kamu bisa tahu aku lagi lapar?”“Tadi saat berdiri di sampingmu, aku bisa mendengar suara perutmu.”“Hah?” Kening Chelsea berkerut. “Apa benar seperti itu?”Ferdy pun tertawa. “Tentu saja nggak. Aku menebak seharusnya hari ini kamu nggak punya waktu buat makan.”Chelsea segera menjulingkan matanya. Dia tidak meladeni Ferdy, lalu menunduk untuk memakan mie.Ferdy berdiri di sisi Chelsea, lalu mengingatkan, “Setelah acara konferensi pers berakhir, berita pun viral di internet.”“Emm, aku bisa menebaknya.”Chelsea saja tidak punya waktu untuk makan
Pada akhirnya, Herbert memilih untuk mundur secara diam-diam.Ferdy menatap bayangan punggung Herbert yang semakin menjauh. Hatinya terasa lebih nyaman saat ini.Chelsea melirik Ferdy sekilas. “Jangan beri tahu aku, kamu datang ke sini hanya untuk memancing emosi Herbert saja?”“Tebakanmu benar.” Ferdy melihat ke sisi Chelsea. Dia tidak bisa menyembunyikan rasa bangga di wajahnya. “Tadi aku melihat dia hadiri acara konferensi pers di internet.”“Pak Ferdy, apa kamu itu anak kecil? Kenapa ….”“Kalau kamu merasa perbuatanku ini kekanak-kanakan ….” Tiba-tiba Ferdy semakin mendekat, lalu berbicara dengan perlahan, “Itu berarti aku memang kekanak-kanakan.”Chelsea merasa kaget. Kedua mata berkilauannya bagai telah kehilangan arwahnya saja. Dia mengalihkan tatapannya, lalu tak lupa untuk menyindir, “Dasar kekanak-kanakan!”Akhirnya kali ini Anita menemukan kesempatan untuk berbicara. “Malam ini perusahaan mengadakan acara makan bersama. Kebetulan Pak Ferdy ada di sini, bagaimana kalau Pak Fe
Chelsea dan Anita menandatangani kontrak di bawah kesaksian para awak media. Disusul, terdengar suara gemuruh tepuk tangan di dalam ruangan dan juga terlihat kilat cahaya kamera.Ketika melihat gambaran di depan mata, Anita merasa sangat gembira hingga tidak bisa berkata-kata. Dia hanya menggenggam tangan Chelsea untuk menyatakan rasa terima kasihnya.Sudah terlalu lama Perusahaan Farmasi Norman tidak memiliki pencapaian setinggi ini! Sekarang, semuanya dicapai berkat bantuan Hope!Sepertinya Chelsea bisa merasakannya. Dia memiringkan kepalanya untuk mendekati samping telinga Anita, lalu berbisik, “Semua ini pantas diterima Perusahaan Farmasi Norman.”Anita merasa kaget. Dia melihat tatapan berkilauan Chelsea, lalu mengangguk. “Bu Chelsea, kamu tenang saja. Aku pasti nggak akan mengecewakanmu.”Chelsea pun tersenyum.Mereka berdua juga tersenyum sembari bertukar pandang. Gambaran itu pun berhasil disorot oleh kamera. Tak sedikit wartawan memutuskan untuk menaruh foto ini menjadi foto u
Firman melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rangga. Dia pun menemukan sosok Herbert yang baru memasuki ruangan sedang dikerumuni oleh awak media.Herbert tergolong tokoh legendaris di dunia medis. Ditambah lagi, dia sudah lama menetap di luar negeri. Jadi, selama ini semua wartawan hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mewawancarainya.Hari ini ketika Herbert datang, para awak media juga tidak ingin melewatkan kesempatan bagus ini.“Pak Herbert, kenapa kamu tiba-tiba pulang dari luar negeri? Apa ada yang ingin kamu lakukan? Apa Perusahaan Farmasi Hermera ingin berkembang di dalam negeri?”“Pak Herbert, hari ini kamu menghadiri acara konferensi pers. Apa kamu tertarik dengan kedua perusahaan ini?”Pertanyaan tidak berhenti dilontarkan.Dari tadi Herbert hanya membalas dengan tersenyum saja. Kemudian, dia melontarkan informasi besar dengan santai.“Aku bisa pulang kali ini karena ingin bekerja sama dengan Hope. Perusahaan Farmasi Hermera telah lama berkemba
“Herbert mengambil hasil penelitian kami untuk bekerja sama dengan perusahaan medis luar negeri. Kemudian, dia berhasil menjadi orang penting dalam grup barunya.”Herbert tersenyum getir. “Hal yang paling lucu adalah sebelum dia ke luar negeri, dia sempat mencariku. Dia mengatakan ilmu pengobatan tradisional nggak ada masa depan. Cepat atau lambat ilmu pengobatan tradisional akan dieliminasi. Dia suruh aku untuk pergi bersamanya.”“Apa kamu tahu? Perusahaan medis itu suka mencuri hasil penelitian perusahaan lain, lalu memproduksi obat-obatan dengan harga rendah. Kemudian, demi menekan modal, mereka juga membeli bahan obat bermutu rendah yang menyebabkan perubahan khasiat obat.”“Perbuatan mereka sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia! Sepuluh tahun lalu, akhirnya perusahaan itu dilaporkan oleh banyak perusahaan farmasi lainnya, lalu gulung tikar!” Calvin merasa geram. Tatapannya tertuju pada sisi pintu mobil. “Dia itu pencuri! Dia itu pencuri yang nggak punya hati!”Saat melihat
Ketika melihat Calvin sedang marah, Chelsea juga tidak berani memicu emosinya lagi.Chelsea memalingkan kepalanya menatap Anita. Dia merasa bersalah. “Bu Anita, aku sudah merusak jamuan malam ini.”Anita tersenyum. “Nggak masalah, kok. Kita bisa cari kesempatan lain.”“Oke,” balas Chelsea, kemudian menarik-narik lengan pakaian Calvin. “Kakek, ayo kita pergi. Nanti aku jelaskan masalah ini sama kamu.”Calvin berdiri tanpa bersuara sama sekali. Dia langsung berjalan keluar kamar. Chelsea juga segera mengambil tasnya, mengikuti langkah Calvin.Setelah memasuki mobil, Chelsea memberi tahu masalah Malcolm mengutus Daisy untuk membantu Herbert kepada Calvin. Saat ini, amarah Calvin semakin membara. Dia berkata dengan menggertakkan giginya, “Si Berengsek itu masih nggak tahu malu seperti dulu!”Chelsea menghela napas ringan. “Kamu juga tahu bahwa Kak Daisy sangat penting bagiku. Aku nggak bisa nggak memedulikannya.”Calvin meliriknya sekilas. “Jadi, demi Daisy, kamu baru terus mencari tahu k
Calvin merasa gusar. “Keluar! Hubungan kita bukan guru dan murid! Kamu nggak berhak untuk mengungkit masalah itu di hadapanku!”Ketika menyadari sekujur tubuh Calvin gemetar akibat marah, Chelsea segera mengulurkan tangannya untuk mengelus punggung Calvin. “Kakek, kamu tenangkan dirimu. Jangan sampai merusak kesehatanmu.”Namun, Calvin seolah-olah tidak bisa mendengar apa-apa. Tatapannya masih terus tertuju pada diri Herbert. Tatapan itu terasa asing bagi Chelsea.Di dalam memori Chelsea, Calvin selalu tersenyum. Meskipun marah, Calvin juga tidak pernah bersikap seperti hendak membunuh orang saja!Chelsea menatap Herbert dengan raut muram. “Pak Herbert, berhubung Kakek nggak menyambut kedatanganmu, lebih baik kamu tinggalkan ruangan ini sekarang.”Herbert mengeluarkan saputangan dengan perlahan. Dia menyeka sisa air di pakaiannya sembari berkata, “Pak Guru, kenapa temperamenmu malah lebih buruk daripada dulu? Apa kamu bisa dengarkan penjelasanku dulu?”“Nggak ada yang perlu aku bicarak
Di pabrik produksi obat.Di bawah dampingan Anita dan beberapa karyawan lainnya, Calvin dan yang lain pergi mengunjungi pabrik.Calvin sangat gemar dalam mempelajari ilmu pengobatan tradisional. Tentu saja dia tertarik dengan pabrik produksi obat-obatan. Dia bahkan merasa takjub.“Aku sungguh nggak menyangka, padahal sekarang orang-orang sudah mulai beralih dalam mengembangkan obat barat, Perusahaan Farmasi Norman masih saja mempertahankan produksi obat tradisional. Semua itu pasti nggak gampang bagi kalian!”Usai mendengar, Anita tersenyum. “Terima kasih atas pujian Pak Calvin. Jujur saja, Keluarga Norman sudah menggeluti dunia pengobatan tradisional dalam beberapa generasi. Jadi, kami nggak ingin mengakhirinya.”Calvin semakin puas lagi. “Ternyata kalian itu keluarga yang ahli dalam pengobatan tradisional!”Sambil berbicara, Calvin memalingkan kepalanya melihat ke sisi Chelsea dengan tersenyum. “Aku sangat puas dengan kerja sama kali ini. Nanti aku akan mengadakan rapat lagi untuk me