Sesuai kesepakatan, Chloe harus kembali dalam waktu satu hari. Sekarang wanita itu datang dengan penampilan yang berbeda, terlihat lebih berkelas karena dia yakin setelah menguak kasus itu, maka Kenneth akan menerimanya.Matanya menyapu sekitar dan tidak menemukan Wilson di sana. Di mana dia? Padahal Chloe tidak sabar untuk menyapa ayah mertuanya. Wanita itu tersenyum pada semua orang yang memandang dengan tatapan tajam.Hanya Nicholas yang tidak ada di sana. Dia sengaja diminta oleh Kenneth untuk berbelanja di mall bersama seorang pengasuh agar tidak melihat kedatangan ibu kandungnya juga keributan yang mungkin terjadi di mansion itu."Tunjukkan bukti itu, kau tidak memiliki banyak waktu!" perintah Kenneth berusaha menguasai diri."Tidak perlu terburu-buru, Ken. Hari ini kau tidak masuk kantor, apa yang kau khawatirkan? Apa kau tidak sabar untuk menerimaku kembali setelah membereskan pecundang yang selalu menempel padamu? Tenang saja, aku bisa mengusirnya detik ini juga jika kau mau.
"Kenapa kau melakukan itu, Keily?" bentak Elena dengan mata membulat sempurna.Sementara Kenneth melangkah cepat mendekati wanita itu. Dia menarik rambutnya untuk berdiri. Air mata Keily berbaris, napasnya tersengal dalam ketakutan yang semakin menjadi. Dia tidak bisa memandang mata Kenneth dalam waktu lama atau mentalnya akan semakin hancur."Ternyata selama ini kau bersembunyi di balik kata rindu. Benar kata Chloe, kau pindah kamar dengan alasan tidak ingin larut memikirkan Ethan karena kau merasa ingin menyusulnya padahal memiliki maksud lain. Pantas saja kau tidak mengizinkan kamar itu dihuni oleh siapapun. Andai sejak dulu aku tahu masalah itu, kau sudah pasti kukirim ke neraka. Tujuh tahun kau hidup dalam kemewahan menikmati harta Ethan. Kalian bahkan tidak punya anak dan kau selalu ingin tinggal di sini? Dulu aku diam karena kasihan padamu, tetapi setelah tahu siapa pembunuh Ethan, aku tidak akan membiarkanmu lagi.""K-ken, tolong maafkan aku. Mungkin dulu aku khilaf karena sud
"Kau yakin?" Billy mulai tersenyum meremehkan pada Chloe. Sebenarnya kaki lelaki itu gemetaran, tetapi untuk terlihat berani, dia melangkah mendekati Chloe. "Tunjukkan bukti itu, Sialan, sebelum aku menghabisimu di sini!"Chloe menunjukkan secarik kertas yang sejak tadi dia simpan di bawah sepatunya. Kertas itu dibuka lebar-lebar, kemudian meminta Kenneth untuk membacanya. Dengan hati bergemuruh, Kenneth meraihnya, menatap semua orang lalu membaca, "Sayang, aku sudah tidak tahan ingin bersamamu. Kau sendiri tahu kalau Jennifer hanya boneka bagiku, bukan? Jadi, kenapa kau harus menolak? Ingat, aku tidak ingin mendengar alasan yang sama. Bukankah kau juga kesepian tanpa adanya Kenneth? Dua bersaudara itu seharusnya mengerti kalau mereka hanya mesin pencetak uang. Kukatakan padamu untuk mengikuti perintahku malam ini atau Kenneth akan kuhabisi. Aku tidak sedang bercanda dan jika kau tidak datang, aku akan menjemput paksa dirimu ketika mereka semua sudah tertidur! Tertanda, Billy Carl."N
"Kau tidak akan melakukannya. Nicholas selalu merindukan ibunya, betul? Jadi, aku rasa sebuah kesalahan apabila menghukumku. Ken, berpikir lah sebelum melakukan tindakan!" Chloe tersenyum mekar, kemudian menatap pada Claire. "Dan kau masih ingin tinggal di sini setelah kebohongan kita terungkap? Wanita bodoh yang hanya mencintai uang suamiku, lalu mencoba mencuri perhatian putraku. Tidak ada tempat untukmu di sini, pergi sebelum aku mengusirmu!""Mungkin kau memang dibutuhkan Nicholas, tetapi aku tidak tahu pasti. Hanya saja, semua tetap sama. Ada atau tidak kau di sini tetap tidak mengubah keadaan. Claire sudah dianggap ibu oleh Nicholas, bagaimana jika dia melihatmu? Apakah dia akan percaya? Tentu tidak. Dia sangat mencintai Claire.""Jika kau masih memiliki niat untuk menghukumku, maka lakukan juga pada Claire. Aku bisa menebak kau telah jatuh cinta padanya, lalu apa kau tahu kalau dia memiliki seorang kekasih di Michigan? Akan sangat disayangkan jika Claire menerima cintamu dan be
Kenneth dipanggil oleh Wilson, sehingga dia tidak bisa menemani Claire untuk membujuk putranya. Gadis itu melangkah dengan kedua kaki yang gemetaran sambil menyusun kalimat yang akan disampaikan. Dia tidak boleh salah mengambil alasan atau anak itu akan membencinya seumur hidup.Begitu tiba di depan pintu, Claire membuang napas kasar. Setelah cukup tenang, dia meraih handel pintu. Baru saja dia ingin membukanya, tiba-tiba dia ditarik oleh seseorang. Dia adalah Jennifer dengan mata merah menyala. Mereka duduk saling berhadapan di ujung sana."Kenapa kau menarik tanganku?"Jennifer tertawa kecil. "Hei, kau bukan siapa-siapa dan masih bisa mengatakan itu padaku? Jika dulu aku tidak ingin melawan karena mengira kau adalah ibu Nicholas, sekarang tidak lagi. Kau adalah orang asing yang tidak pantas tinggal di sini. Sekarang kau mau mengusik Nicholas lagi?""Aku bukan orang asing. Aku memang bukan ibu kandung Nicholas, tetapi aku sudah menganggapnya putra sendiri. Ingat, aku tidak pernah men
"Aku tidak pernah melihat Kenneth dan gadis itu di sini. Ke mana mereka?" Wilson bertanya pada Elena dengan raut wajah tidak bersahabat. Pasalnya, Kenneth harus menemui beberapa klien, tetapi dia malah menghilang tanpa kabar.Sebenarnya Wilson tidak peduli jika Claire harus pergi dari sana atau tidak pernah kembali lagi, yang dia khawatirkan adalah jangan sampau gadis itu menghasut Kenneth untuk kabur bersamanya."Aku juga tidak tahu. Aku sudah menanyai semua pelayan, tetapi tidak ada yang melihat mereka. Aku yakin, Kenneth pergi bersama gadis itu karena mereka menghilang di saat yang sama. Hanya saja, ada satu keanehan di rumah ini, Suamiku.""Keanehan? Apa yang kau bicarakan, Elena?""Saat Claire menghilang beberapa waktu lalu, Nicholas sangat mengkhawatirkan gadis yang selalu dia anggap ibu itu. Sekarang dia terlihat tenang, seolah tidak terjadi apa-apa. Ini sudah satu minggu, Nicholas bahkan belum pernah menanyakan kabar salah satu dari mereka. Apa mungkin cucumu tahu keberadaan m
Claire yang sedang merebahkan diri di sebuah kamar hotel menatap resah pada langit-langit kamar. Dia memikirkan ancaman dari Wilson yang sekarang menjadi ayah mertuanya. Bagaimana jika Jonathan benar-benar meninggal sementara dirinya berada jauh dari Michigan?Seorang gadis yang dekat dengan ayahnya tentu akan berpikir seperti Claire, tepatnya ingin segera pulang ke Michigan dan berpisah dengan Kenneth. Pernikahan yang baru seumur jagung itu apakah harus berakhir karena tidak mendapat restu dari keluarga pihak laki-laki."Aku tahu kau sangat mengkhawatirkan ancaman itu, tetapi percayalah kalau ayah tidak akan melakukannya. Dia seseorang yang memiliki prinsip teguh bukan berarti tidak menggunakan perasaannya. Ayah akan memberi kita waktu untuk berpikir, sementara kita di sini, harus ada pengawal yang menjaga ayah di Michigan. Tenang saja, aku sudah mengirim pesan ada orang-orangku.""Bagaimana aku bisa–""Tenangkan hatimu, Claire. Percayalah, semua akan baik-baik saja. Tidak akan ada m
"Kau berani menyentakku, Chloe?" Kenneth menyipitkan mata, dia kembali menarik tangan wanita itu kasar."Rupanya kau masih mengingat Chloe dan aku memang tidak pantas untukmu." Claire menarik diri sekuat tenaga sampai dia barus tersungkur ke belakang. "Aku tahu, aku ini miskin dan tidak pantas untuk dicintai. Keluargamu berhak menolak gadis tidak berkelas sepertiku, Ken. Aku memahami itu, jadi tolong biarkan aku kembali ke Michigan dan kau hidup bersama Chloe dan putramu yang tampan itu."Kenneth tidak ingin tertipu, dia memutar tubuh Claire, lalu melihat ke punggungnya. Tidak ada tato di sana. Ah, dia lupa jika membedakan keduanya bisa dengan melihat pada warna bola mata saja. Kenneth menyesal, dia menyadari kalau wanita yang bersamanya memanglah Claire.Sekarang dia melihat pada gadis itu dengan tatapan sendu. "Aku tidak bermaksud menyakitimu. Aku hanya khawatir jika ternyata Chloe mengambil posisimu sementara kau dibuang jauh entah ke mana. Jangan harap aku akan mengizinkan hal itu
Kenneth menyusul istrinya di taman yang selalu indah itu. Sebuah tempat di mana Claire pernah dihukum oleh Elena dan Keily dengan mengerumuninya dengan semut. Akan tetapi, semua kini berbeda karena dia tengah berbincang hangat dengan Nicholas.Apa yang mereka bicarakan? Kenneth terlalu penasaran, dia pun mendekat dengan langkah yang sangat pelan agar tidak ketahuan. Dia berhenti, berdiri di balik pohon kecil."Aku tahu, Ibu. Pertama melihatmu, aku berusaha untuk membenci karena ayah menyuruhku, tetapi aku tidak bisa. Setiap hari aku marah karena sulit untuk benci padamu. Apalagi kau sangat lembut dan penyayang dan itu meluluhkan hatiku. Kurasa, ayah pun memiliki perasaan yang sama sehingga tidak langsung menghukummu?""Benarkah?"Nicholas mengangguk. "Kau tahu, ayah selalu marah pada siapa saja yang mencoba untuk mengenalkannya dengan wanita lain. Ketika mereka menyebut nama Chloe, aku pasti bersembunyi dalam kamar untuk menghindari amukannya. Ayah adalah orang yang paling membenci ib
"Kau bukan tidak percaya, tetapi tidak menduga, Ken." Elena tersenyum tipis pada putranya. "Tentu saja, karena dia ada dalam hatimu. Kau memberikan cinta yang tulus, tetapi kemudian berkhianat. Sebenarnya, aku memang pernah memergoki mereka sedang bercumbu dalam kamar kosong, tetapi hanya diam karena tidak ingin mendapat masalah. Aku tahu, mengusik Claire akan membuatmu marah. Akan tetapi, ketika masalah ini sudah kita bahas, mustahil untuk tetap diam, bukan?"Dada Claire naik turun, dia sedang tersulut emosi dan mencoba menebak dalang dari masalah itu. Dia mengamati tingkah semua orang yang berdiri di sana dan mendapati si pelayan gemuk selalu mencuri pandang pada Elena.Dugaan yang bagus. Claire tahu kalau mereka berdua bersekutu untuk melawannya. Baiklah, jika itu yang Elena inginkan, maka Claire pasti memberi bukti kalau dia memang pantas untuk tetap hidup sebagai menantu keluarga Wilson.Apa yang harus dia takutkan? Kenneth percaya padanya dan Elena adalah orang yang sangat dia b
Ini kali pertama Claire memasuki kamar Jennifer. Dia sengaja memboyong gadis itu karena penasaran dengan sesuatu. Ternyata jawabannya sudah ada, Jennifer memang sangat mencintai Billy. Kamar mereka penuh dengan foto lelaki sialan itu.Apakah romantis? Tidak, Claire tidak melihat cinta di raut wajah Billy. Dia terlihat seperti menganggap Jennifer adik sendiri. Kenapa gadis itu tidak bisa melihatnya? Mungkinkah dia baru belajar mengenal cinta?Dalam foto itu, Jennifer lah yang selalu tertawa lepas, memeluk bahkan bersandar di bahu Billy. Sementara Billy tersenyum samar, bahkan tidak menyentuh pundak kekasihnya sama sekali seakan foto itu tidak pernah dia inginkan."Menyedihkan!" umpat Claire tidak sengaja.Elena menoleh. Jennifer memang bukan anak kandungnya, tetapi apakah pantas dia mendengar umpatan tadi? Gadis itu terlalu lugu, Elena sangat tahu. Antara mereka berdua, Elena lebih memilih Jennifer."Apa maksudmu? Kau mengatakan Jennifer menyedihkan karena dia hamil sementara Billy tel
Kenneth dan Claire sudah tiba di depan rumah. Sepanjang jalan tadi, wanita itu memikirkan nasib saudaranya. Meskipun dia terkenal licik dan kejam, tetap saja tidak dapat menutup kemungkinan kalau mereka lahir di rahim yang sama.Ketika rindu itu tiba, haruskah Claire mematung di depan cermin? Kenapa Chloe bisa sejahat itu padahal ayahnya kerapkali mengingatkan untuk baik kepada siapapun? Pada tahun itu, Claire terlalu banyak merasakan kesedihan.Berawal dari dirinya yang dipaksa pergi ke Phoenix, mendapat hukuman berat, menyusul kematian ayah dan saudaranya. Claire tidak menduga kalau kejadian itu akan terjadi di tahun yang sama bahkan hanya dalam beberapa bulan terakhir. Bagaimana jika ternyata Kenneth marah begitu melihat Claire yang memiliki wajah mirip dengan saudaranya? Apakah itu akan membangkitkan dendamnya?"Ada apa denganmu, Claire? Kau terlihat memikirkan sesuatu." Kenneth menegur karena sejak tadi wanita itu hanya diam tanpa berani melangkahkan kakinya.Di mansion itu dia m
"Chloe telah mati."Claire tersentak. Otot di wajahnya menegang mendengar kalimat Kenneth. Mereka baru saja bertemu, Claire masih bisa melihat bagaimana saudaranya begitu tangguh bahkan ketika mendapat siksaan. Benarkah dia telah mati? Apakah berendam di air es memang sangat bahaya?Dia tidak berkutik, air mata pun enggan menjadi bukti kesedihannya. Hati Claire seperti mati dan hal yang paling diingat sekarang adalah dia benar-benar hidup sebatang kara. Mungkinkah seandainya dia juga berkhianat, maka berakhir seperti Chloe?"Tidak, itu tidak mungkin.""Kau menyesal?""Maksudku ...." Claire tidak tahu mencari alasan padahal yang dia maksud adalah mustahil untuk mendua. "Em, mereka bagaimana?" tanya Claire kemudian menatap Keily dan Billy yang babak belur.Mereka kurus seperti mayat hidup, bawah mata hitam dan banyak luka di wajahnya. Tidak ada lagi aura kecantikan yang selalu Claire lihat ketika berhadapan dengan Keily. Dia sudah berubah menjadi wanita super jelek. Apalagi Billy, wanit
"Lalu bagaimana denganku?" Oscar kembali mengajukan pertanyaan begitu melihat Nicholas memasuki kamarnya. Dia tahu mereka menjaga rahasia dari anak lelaki itu. Ah, entahlah, Oscar tidak peduli pada siapapun saat ini."Lebih baik kau bergegas kembali ke Michigan sebelum aku berubah pikiran!""Pulanglah, jangan memikirkan apa pun lagi," tambah Claire lembut.Oscar tidak bisa tersenyum, Claire menduga lelaki itu memang sulit berpisah dengannya. Wanita itu bingung harus sedih atau tidak karena takut ekspresinya terbaca oleh Kenneth. Sepasang kekasih itu saling menatap tanpa ada ruang untuk menetap.Mereka seperti berbicara dari hati, menyampaikan segala rindu yang semakin mustahil berujung temu. Pada akhirnya, cinta tidak selalu berbuah manis sekalipun berjuang sepanjang siang dan malam untuk bersama. Oscar mengepalkan kedua tangan, lalu melangkah pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Lelaki yang malang, dia bertekad untuk melupakan Claire dengan caranya sendiri. Kembali ke Michigan h
"Ya, aku tahu segalanya. Oscar berkata jujur tentangmu yang selalu mengingatku dan Nicholas. Kau menghabiskan waktu sepanjang siang dan malam menungguku menemukanmu. Betul?""I-iya, ta-tapi kenapa kau tidak datang dan membiarkanku tinggal di sana?""Chloe harus melakukan tugasnya di sini. Aku tidak boleh menghukum seseorang tanpa alasan, maka kubiarkan dia melakukan banyak kesalahan. Sementara itu, aku juga menguji kesetiaan dan ketulusanmu, apakah bertahan untuk tetap bersamaku meskipun berada di bawah tekanan mantan kekasihmu. Aku tahu jawabannya meski kau berusaha untuk mengelak.""Apa jawabannya?" kejar Claire semakin penasaran."Selama ini aku berpura-pura bodoh bahkan ketika sendirian agar rencana ini berhasil sepenuhnya. Betul bahwa kau tidak meminta Chloe untuk mengganti posisimu dan dia memang patut disalahkan. Semua yang dikatakan Oscar itu jujur termasuk semua hal yang terjadi di Michigan. Kalian sendiri tahu aku adalah CEO dengan pengaruh paling besar di sini juga memiliki
"Kau memang pantas untuk dihukum. Setelah membawa kabur kekasihmu, kalian datang dan menyebar fitnah padaku. Ya, aku akui sudah salah karena menuruti keinginan Claire, itu semua agar Kenneth bisa mendapatkan kebahagiaan meskipun hanya sandiwara. Aku yang bodoh sudah terjebak dalam permainan kalian!""Chloe!" bentak Wilson tidak tahan melihat raut wajah wanita itu. "Semua penghuni mansion, dari pelayan rendahan sampai kepala pelayan, seluruh bodyguard bahkan aku sendiri tahu kalau kau tidak semudah itu untuk ikut dalam permainan seseorang terutama jika kau membencinya. Claire yang lemah itu sukses menjebakmu? Mustahil dan jangan katakan itu lagi.""Ayah, dulu aku memang selicik itu, tetapi tidak pada adik sendiri.""Ya, karena kau tidak licik pada adik sendiri sehingga mengirimnya ke sini untuk menyamar menjadi dirimu." Tanpa mengalihkan pandangan, Wilson melanjutkan, "urus mantan istrimu ini, Ken. Aku harus ke luar bersama ibumu. Di sini terlalu banyak masalah dan itu akan menambah pe
Dengan berat hati Oscar membawa Claire kembali pulang ke mansion. Sepanjang perjalanan tadi, mereka hanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Satu yang lelaki itu patut syukuri yakni kekasihnya mau memberi kenangan dengan berfoto bersama.Kini, mereka sudah tiba. Beberapa pelayan hanya melirik sebentar, tetapi kemudian melanjutkan pekerjaannya karena tidak mengenali Claire yang sengaja memakai kacamata dan masker dengan penampilan seperti biasa saat masih tinggal di Michigan."Kau sudah siap?" tanya Oscar, padahal sia sendiri tidak tahu kenapa menanyakan hal itu.Jika ditanya tentang perpisahan, maka dia lah yang paling menolak untuk berpisah. Akan tetapi, siap atau tidak, Claire telah menentukan pilihannya. Mereka memang belum berjodoh."Ayo!" ajak Oscar berani.Lelaki itu sudah tahu konsekuensi menculik Claire dan hukuman apa saja yang mungkin dia terima nanti. Hari ini, pekerja kantoran libur, tentu saja Kenneth dan Wilson ada di sana.Mereka melangkah beriringan melewati pintu