Share

248. Giliran Sully

Penulis: juskelapa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-30 22:40:18

“Bap-pak ... mau ngomong apa?” Sully tergagap karena kedatangan Pak Gagah yang tiba-tiba. “Kenapa semuanya mau ngomong? Ngomongin apa?” Kali ini Sully yang melemparkan tatapan bergantian pada Wira dan Pak Gagah.

Wira tadinya membayangkan akan mengobrol bersama Sully di ranjang sambil menyentuh satu sama lain. Topik apa pun yang dibicarakan dengan sentuhan dan belaian tidak ada yang terasa berat. “Apa aku boleh mandi dulu, Pak? Gerah banget.” Wira mengibaskan kerah kemejanya. Karena tidak ada rapat penting, Wira berangkat ke pabrik mengenakan jeans hitam dan kemeja berwarna abu-abu yang bagian lengannya ia lipat sampai ke siku.

Jawaban Pak Gagah lain dari biasanya. Lebih tegas, lebih acuh tak acuh dan tentu saja lebih ketus. “Enggak perlu mandi. Telinga masih bisa mendengar meski belum mandi.”

Sully dan Wira bertukar pandang. Walaupun sedikit tidak mengerti dengan sikap Pak Gagah yang mendadak dingin pada mereka, Sully akhirnya mengikuti apa yang dilakukan Wira; mendekati kursi ruang t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (39)
goodnovel comment avatar
Neee I
waaahhhhh... Mbak Sulyss...... Thank you and stay healthy KK Njusss.........
goodnovel comment avatar
Wiwin Mamanya Razan
sehat sehat njuss
goodnovel comment avatar
Nunuk Naviya
Kapan up nyaa 🥲
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Nakal Mas Petani   249. Ungkapan Suara Hati

    Ruang tamu yang tadinya dipenuhi suara dua orang pria bicara bersahut-sahutan sempat hening beberapa saat. Sepertinya Pak Gagah dan Wira baru menyadari keberadaan Sully di ruangan itu. Keduanya lantas memandang Sully seakan menantikan perintah Sully selanjutnya.“Udah bisa diam, kan? Dari tadi enggak ada yang mau nanyain apa pendapat aku. Bapak dan Mas ngomong terus. Biasanya yang banyak ngomong itu aku, Mas. Jangan rebut predikat itu dari aku. Heran, deh.” Sully menujukan kalimat-kalimat terakhirnya pada Wira.“Kamu….”“Aku belum siap ngomong, Mas.” Sully kembali memotong ucapan Wira. “Sebelumnya aku mau nanya ke Bapak, memangnya Mas Wira ngomong apa ke Bapak? Aku enggak mau jadi tersangka di sini.” Sully melirik Wira sedetik.“Mas cuma ngomong….”“Aku nanya Bapak, Mas. Bukan Mas. Yang jawab biar Bapak aja.” Sully menepuk kaki Wira yang membuat pria itu seketika terdiam.“Ehem!” Pak Gagah menegakkan tubuh, kemudian meraih cangkir untuk meneguk tehnya beberapa saat. “Bapak cerita seka

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-09
  • Istri Nakal Mas Petani   250. Istri Kepala Desa

    Kentara sekali Wira menahan senyum malu karena pertanyaan Sully. Pengakuan yang ia berikan pada Pak Gagah bisa dibilang sebagai sebuah ketidaksengajaan. Wajahnya sedikit memanas membayangkan apa yang ia ucapkan. “Memangnya yang kamu dengar apa?” Wira masih berkilah. Ia berdiri lebih dulu sebelum mengulurkan tangan pada Sully.“Ya … itu tadi. Aku dengar Mas jual saham di perkebunan karena aku? Benar begitu? Berarti waktu berangkat ke Riau Mas udah mutusin kalau pernikahan kita bakal lanjut? Benar begitu, kan?” Sully belum ikut bangkit dari kursi meski tangannya sudah menggenggam tangan Wira. Mengingat insiden sebelum berangkat ke Riau, Sully menjadi sedikit besar kepala.Wira menoleh sekelilingnya. “Jangan sampai dengar Bapak …,” bisik Wira. “Ngobrolnya jangan sekarang. Mas mandi dulu.”Merasa perkataan Wira ada benarnya, Sully ikut bangkit dan mengikuti langkah pria itu ke kamar. Namun hatinya tak bisa menahan rasa penasaran itu cukup lama. Saat duduk di tepi ranjang memandangi punggun

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • Istri Nakal Mas Petani   251. Rencana Menjelang Pelantikan

    Bagi penduduk Desa Girilayang pemilihan pemimpin mereka kali itu memang lain dari biasanya. Enam tahun yang lalu warga desa seperti tidak punya pilihan. Tampuk kepemimpinan diwariskan turun-temurun bak raja ke putra mahkota. Keluarga yang mewarisi kepemimpinan itu pun bukan keluarga sembarangan. Biasanya mereka memiliki hubungan baik dengan para tengkulak ataupun orang paling mampu di desa yang memiliki kepentingan tertentu seperti memajukan usaha pribadinya. Persis seperti Pak Effendi yang selama belasan tahun berjaya memonopoli hasil panen petani aren di desa itu.Pak Gagah berdiri di pagar menatap mobil yang baru menderukan mesinnya di tepi jalan. Hari itu adalah hari pelantikan putranya; Bagus Prawira sebagai Kepala Desa terpilih Girilayang.“Semuanya hampir terwujudkan,” ucap Pak Gagah pelan.“Enggak lama lagi semuanya bakal terwujudkan, Pak. Semuanya,” balas Ajeng dari sebelah bapaknya.“Ngomong-ngomong … kalau Bagus pakai pakaian begitu, apa enggak lebih pantas jadi Camat? Atau

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Istri Nakal Mas Petani   252. Kepala Desa Muda

    Untuk pertama kalinya dalam hidup Sully merasa sangat keren dengan obsesinya. Yaitu; mendampingi seorang pria mengabdi pada desa kelahirannya. Sully bahagia sekaligus bangga bisa menjadi bagian dari perjalanan penting seorang Bagus Prawira.Hati Sully tengah mengembang karena sikap sederhana Wira mencium telapak tangannya barusan. Itu pertama kali Wira bersikap manis saat pria itu tahu mereka tak hanya berdua saja. Mustahil Wira tidak sadar kalau sejak mereka menuju mobil tadi Saptono tak lepas memandang mereka. Bahkan sejak dari Balai Desa tadi pun sahabat suaminya itu menatapnya tak berkedip.“Mas tahu kalau Pak Saptono lihatin aku terus? Sampai kita masuk mobil tadi Pak Saptono masih lihat kita. Mas enggak cemburu?” Sully berbisik dengan mata yang tak lepas mengawasi Saptono di depan mereka.Wira menggeleng dengan tangan menggandeng Sully seperti seorang bapak menggandeng anaknya. “Mas enggak cemburu,” jawab Wira seiring dengan langkahnya yang dipercepat.Sully menghentikan langkah

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Istri Nakal Mas Petani   253. Usai Pelantikan, Kini Peresmian

    Sully harus menjadi penonton dari tiga orang pria di depannya. Meski betisnya sudah terasa pegal, namun ia tidak tega menjadi perusak suasana reuni itu. Tinggal menunggu kepekaan Wira terhadap kehadirannya.“Kelihatannya kamu masih muda sekali. Usianya berapa?” Pak Bupati bertanya pada Wira.“Saat anak saya lahir nanti, saya genap berusia dua puluh sembilan, Pak." Wira mundur selangkah dan kembali meletakkan tangannya di bahu Sully.“Seperti dugaan saya. Memang masih muda.” Pak Bupati mengangguk-angguk dengan pandangan berpindah cepat antara Wira dan Sully.“Pasangan muda harusnya memang produktif, kan?” Pak Martin mengedip pada Wira lalu kembali memandang Bupati dengan raut serius. “Pokoknya saya jamin kalau Pak Bupati bisa mengandalkan Kepala Desa kita yang satu ini.” Pak Martin kembali menepuk lengan Wira.“Selesai jadi Kepala Desa bisa mencalonkan diri jadi Bupati,” kata Pak Syaiful. “Saya yakin dalam enam tahun, Pak Bagus ini sudah bisa mengambil hati para warganya.”Mencalonkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Istri Nakal Mas Petani   254. Obrolan Penuh Cinta

    “Entah kenapa Mas agak menyesal memberi kamu pekerjaan buat acara peresmian pabrik. Kamu jadi terlalu sibuk. Hampir setiap malam kaki kamu kram.” Wira duduk di tepi ranjang dengan sebotol minyak zaitun untuk memijat. “Luruskan kakinya.” Ia mengangkat satu kaki Sully dan meletakkannya ke pangkuan.“Serius aku memang enggak capek. Mas jangan gitu, dong. Udah lama banget aku enggak ngerasa seproduktif ini. Cuma duduk diam di rumah nungguin suami pulang kerja itu enggak enak. Kalau ada kerjaan gini aku makin semangat. Ayo dilanjut lagi pijatnya. Tangan Mas ini enak banget.” Sully menepuk tangan Wira agar pria itu melanjutkan pijatannya. “Katanya mau ngobrol … bukannya tiap malam kita memang ngobrol.”Wira menggeser duduknya sebelum kembali melanjutkan. “Mas serius, Lis. Jangan terlalu capek. Mas enggak mau ada apa-apa sama kamu dan si kembar ini.” Tangannya mengusap perut Sully. “Nggak sampai enam minggu lagi waktunya kamu lahiran. Urusan rumah sakit sudah beres. Sekarang kamu tinggal jag

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Istri Nakal Mas Petani   255. Halaman Belakang

    Untuk beberapa saat lamanya Sully melupakan tentang Oky yang belakangan semakin jarang makan malam di rumah. Beberapa saat melupakan rencana jangka panjang dan jangka pendeknya terhadap Desa Girilayang yang tersimpan rapi dan siap untuk ia presentasikan pada Wira. Untuk beberapa saat lamanya Sully juga lupa bahwa ia menunggu jawaban dari ayah ibunya untuk datang ke Girilayang menjelang hari kelahiran putra kembarnya. Sully lupa. Ia tengah mendesah lirih menikmati ritme sempurna yang diciptakan Wira untuknya.Sully menganggap malam itu mereka kembali pergi berpiknik setelah beberapa waktu sibuk dengan berbagai macam rencana. Sully membiarkan Wira mengeksplorasi tiap sudut tubuh yang berulang kali ia sebut gemuk membengkak tapi disebut seksi oleh suaminya. Sully memperhatikan bahwa Wira berkali-kali menggeram halus setiap mengecup satu titik bagian yang ia sukai. Yang dilakukan Wira membuat gairahnya menggila. Sampai sepuluh jari kakinya menegang ketika gulungan kenikmatan untuk ketiga

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • Istri Nakal Mas Petani   256. Peresmian Itu

    “Ayah darah tinggi? Kenapa? Marah-marah sama siapa?”“Tak ada marah sama siapa-siapa. Memangnya kalau orang terserang penyakit darah tinggi sudah pasti orangnya suka marah-marah? Mungkin Ayah terlalu capek. Mengurus kebun kelapa, menjadi pengurus perkumpulan rukun warga, ditambah meladeni ibumu yang cerewet dan suka mengomel.”“Ibu suka ngomel? Cerewet? Nggak mungkin Ibu lebih cerewet dari Ayah. Lagian kenapa kebun kelapa dari Mas Wira dijadikan alasan Ayah sakit? Kalau gitu aku minta ke Mas Wira buat jual aja kebun kelapanya.”“Jangan…jangan. Jangan dijual. Sebenarnya bukan kebun kelapa itu yang menjadi alasan Ayah capek. Pokoknya Sulis tenang aja. Ayah dan Ibu bakal datang sebelum anak Sulis lahir. Kedatangan kami sedikit terlambat, tapi kami pasti datang.”“Mas Wira udah bangun rumah buat Lis dan si kembar. Ayah dan Ibu harus lihat gimana kehidupan Lis di sini. Lis enggak suka kalau Ayah sampai sakit karena ngurus kebun kelapa.”“Jangan menangis. Sudah…sudah. Ini ibumu mau bicara.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22

Bab terbaru

  • Istri Nakal Mas Petani   KABAR GIVEAWAY DARI MAS WIRA & SULIS

    Halo ....Selamat pagi Boeboo tersayang pembaca juskelapa. Semoga semuanya dalam keadaan sehat dan baik-baik saja.Di sini saya mau menginformasikan bahwa novel ISTRI NAKAL MAS PETANI sudah tamat di Bab 280. Apabila kemarin ada penulisan TO BE CONTINUED di akhir bab 280 itu adalah kesalahan penulisan dan error revisi yang terlalu lama. Jangan lupa aplikasinya di-update agar mendapat tampilan terbaru dari GOODNOVEL yang semakin kece ya. Nantinya ISTRI NAKAL MAS PETANI akan diberi bonus chapter di saat kita semua sudah rindu.Kabar gembira giveaway-nya adalah MAS WIRA & SULIS akan memberikan merchandise sederhana untuk 50 orang pertama di peringkat GEMS 1-50. Bagi yang namanya tertera di peringkat tersebut bisa mengirimkan alamat ke :ADMIN JUSKELAPA melalui pesan singkat dengan nomor 0 8 2 2 -5 7 8 5-1 2 3 8 dengan menyertakan tangkapan layar peringkat GEMS (vote).AtauBisa kirim pesan melalui sosial media inssstagram ketik : juskelapa_ di pencarian. Buat yang belum beruntung bisa men

  • Istri Nakal Mas Petani   280. Kenangan Manis Untuk Dikenang (TAMAT)

    Pak Gagah ikut mengangkat gelas teh dan meneguk isinya hampir setengah. Baru menyadari nikmat bertukar cerita yang selama ini diamatinya pada kaum perempuan ternyata juga bisa ia rasakan. Sungguh Pak Gagah ataupun Pak Mangun tidak pernah menyangka bahwa hal yang mereka anggap sebagai tindakan tercela bisa mereka ubah menjadi sesuatu yang membawa masa depan baik untuk desa. “Kamu memang tidak berniat menjodohkan Bagus dan Ratna, kan, Gah?” Pak Mangun meletakkan cangklong di sudut bibirnya. Pak Gagah menggeleng-geleng. “Tidak…tidak. Aku tahu maksud Effendi menekan Ajeng soal hutang dan sertifikat kebun pasti berkaitan dengan Bagus. Ratna itu mondar-mandir terus di dekat rumah sini. Setiap berpapasan jalan yang ditanya Bagus. Tapi Bagus, kan, di Riau.” Pak Mangun tergelak. “Oh, sekarang aku ingat. Karena Ratna sering ke sini kamu jadi kepikiran ide buat ngomong kalau Bagus dijodohkan dengan Ratna.” “Alasan perjodohan itu ditambah dengan banyaknya petani yang terjerat hutang di Effend

  • Istri Nakal Mas Petani   279. Impian Yang Terwujud

    Desa Girilayang itu terletak di kaki Merapi. Awalnya desa itu hanya berisi 12 kepala keluarga dengan 34 jiwa. Kakek buyut Pak Mangun dan Pak Gagah disebut-sebut sebagai orang pertama yang tinggal di desa itu untuk pertama kalinya. Secara geografis Desa Girilayang merupakan sebuah punggung bukit yang diisolasi oleh dua jurang di sisi sebelah barat dan timur. Itu sebabnya sebelum pembangunan jembatan seluruh warga desa harus berjalan memutari bukit dan cukup lama berada di jalan untuk bisa sampai ke kota.Pada sebuah peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia Wira pernah menyampaikan pidatonya yang mengatakan bahwa Desa Girilayang adalah tempat di mana semua warganya menjaga adat istiadat yang merupakan warisan leluhur. Juga melestarikan tempat-tempat wisata sejarah berikut pemandangan alam cantiknya untuk mendongkrak kemajuan desa dalam bidang pariwisata.Semua orang setuju dengan apa yang disampaikan Wira dan setuju dengan apa yang dilakukan Kepala Desa Girilayang terpilih itu u

  • Istri Nakal Mas Petani   278. Menyambut Yang Keempat

    Morning sickness yang dialami Sully berlangsung sampai kehamilannya menginjak usia delapan bulan. Sully mulai kuat terhadap bau-bauan dan bisa makan dalam porsi yang lebih banyak. Jika sebelumnya ia sulit menelan air dingin, masuk bulan kedelapan Sully sudah bisa memanjakan lidahnya dengan es teh manis. Seluruh keluarga besar Pak Gagah ikut senang dengan perubahan baik itu. Sully yang ceria sudah kembali. Pagi hari Sully ikut mendampingi anak-anaknya mandi dan makan. Kerjanya tak hanya bergulung di ranjang saja. Sully sudah mulai rajin seperti biasa. Ia juga mulai menggoda Wira dengan meremas bokongnya atau menggaruk perut pria itu. Wira menyambut bahagia godaan-godaan Sully. Sudah cukup lama pemenuhan kebutuhan batinnya berdasar mood istrinya itu. Menunggu belas kasihan Sully yang mau memberikan dengan sukarela tanpa mulut mengerucut. Memasuki bulan kedelapan mereka sudah kembali bercinta dengan hangat. Kehamilan yang terbebas dari morning sickness, tiga anak laki-lakinya sehat, pa

  • Istri Nakal Mas Petani   277. Dalam Sebuah Pesta

    Kedatangan keluarga Pak Gagah yang hanya berjarak seminggu sebelum pesta pernikahan Oky membuat Pak Anwar menyusun agenda sepadat mungkin untuk mengajak besan berkeliling kampunghalamannya.Hal pertama yang dilakukan Pak Anwar adalah mengajak Pak Gagah melihat kebun kelapa Sully yang dibelikan Wira. Dalam perjalanan menuju kebun itu tak lupa Pak Anwar menunjukkan jalan hasil pengaspalan yang didanai oleh Wira.“Lihat seberapa panjangnya jalan menuju ke kebun kelapa ini, kan? Nah, ini semua Bagus yang mengaspal. Warga yang sudah lama mengharapkan perbaikan jalan bisa ikut menikmati yang dilakukan Bagus. Apa yang dilakukannya ini membawa banyak kebaikan. Bahkan warga yang tidak kenal Bagus secara pribadi malah mengenal namanya. Pernah sekali waktu saya ke kebun kelapa, ada seorang pria yang baru pulang merantau menanyakan soal jalan yang bagus. Orang tuanya langsung mengatakan jalan ini diaspal menantunya Pak Anwar. Namanya Bagus.” Pak Anwar terkekeh-kekeh senang saat menceritakan kisah

  • Istri Nakal Mas Petani   276. Resepsi dan Silaturahmi

    Rombongan itu benar-benar ramai. Tiga generasi melalui perjalanan panjang berpindah-pindah moda transportasi. Pak Gagah yang sudah lama tidak melancong jauh bangun paling pagi dibanding yang lain. Pria tua itu mengecek semua bawaan mereka untuk kesekian kalinya.Perjalanan hari itu dimulai dengan Asmari dan seorang supir dari pabrik yang diminta mengantar ke bandara.“Asmari ikut juga, kan, Gus? Masa Hendro resepsi Asmari enggak ikut?” Belum apa-apa Pak Gagah sudah protes karena Asmari yang belakangan dekat dengan Hendro tidak terlihat memiliki tentengan.“Asmari ikut, Pak. Nanti setelah mengantar kita ke terminal keberangkatan dia titip mobil di parkir inap bandara. Asmari berangkatnya satu pesawat bersama Pretty dan ibunya.” Wira baru saja melepas Asmari untuk meletakkan mobil di parkir inap. Pak Gagah yang sedang menggendong Bima pun sepertinya masih punya banyak waktu untuk memperhatikan orang sekitar.“Bapak capek? Bima bisa diletak dulu di stroller. Gantian sama Tika. Dari tadi

  • Istri Nakal Mas Petani   275. Rencana Perjalanan Jauh

    Dan bukan Sully namanya kalau segala yang ia lakukan tidak menimbulkan kehebohan orang sekeliling. Malam itu setelah mengutarakan keinginannya dengan cara merajuk, Wira menyanggupi semua hal yang akan dilakukan oleh istrinya itu agar mereka mendapatkan seorang bayi perempuan.Pertama-tama mereka berdua mendatangi praktek Dokter Masayu untuk berkonsultasi. Sully santai saja saat mengutarakan keinginannya. Raut dan gesture-nya sangat percaya diri seperti biasa. Terutama saat Dokter Masayu bertanya, “Sulis sudah mau program bayi perempuan? Awang belum dua bulan.” Dokter Masayu mengingatkan.Wira yang masih mengenakan seragam cokelat mengangguk yakin. “Katanya mau sekarang aja, Dok. Biar sekalian aja.”“Kalau bisa sekarang kenapa harus nanti gitu, Dok. Kemarin hamilnya Awang juga bisa secepat itu. Saya mau tahu tips-tips khusus buat hamil anak perempuan.” Sully bicara dengan kedua tangannya yang melingkari lengan Wira. Ia sudah tidak peduli lagi dengan komentar ketiga kakaknya. Karena jik

  • Istri Nakal Mas Petani   274. Sebuah Impian Sully

    Bisa dibilang Sully memasuki masa sedang repot-repotnya. Ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi Wira hadir sendirian. Ulang tahun pabrik yang harusnya bersamaan dengan ulang tahun si kembar ternyata perayaannya harus dilewatkan karena Sully baru melahirkan putra ketiganya.Putra ketiga Sully dan Wira lahir di bulan yang sama dengan kelahiran Bima dan Sakti. Dan keluarga Sully kembali datang dengan formasi yang sama. Sari; kakak Sully adalah orang yang pertama kali tertawa terbahak-bahak setelah mengetahui kehamilan adiknya.Dan hari itu, satu bulan setelah Sully melahirkan Sari kembali datang dengan anak bungsunya yang mulai belajar jalan. Dari ketiga kakak Sully, Sari pulalah yang menggendong putra ketiga adiknya itu sambil mengatakan, “Selamat datang putra ketiga adikku yang dulunya setiap hari ngomong jangan banyak anak.”Karena itu Sully mengerucutkan bibir memandang kakaknya.Keramaian ulang tahun pertama pabrik pengolahan aren PT. Putra Pertiwi memang senga

  • Istri Nakal Mas Petani   273. Bukan Kelalaian

    Sully sudah melupakan tentang percintaan sore yang dilakukannya dengan penuh semangat dan keringat. Fokusnya sementara hanya tertuju merawat putra kembarnya dan mengerjakan dua tawaran endorsement yang sudah ia sanggupi. Ada dua iklan yang videonya sedang mereka garap. Pil pelancar ASI dan produk korset pelangsing perut. Kedua endorsement itu diterima Sully dengan penuh suka cita. Terlebih tenaga ‘babysitter’ si kembar masih melimpah ruah.Semua orang di rumah sedang berlomba-lomba menjadi sosok yang paling bisa menaklukkan hati si kembar. Semua ingin mendapat sebutan orang yang paling bisa membuat si kembar langsung tenang saat menangis. Termasuk Pak Anwar dan Bu Dahlia yang biasanya sering berdebat kecil. Suami istri itu kini terlihat kompak menjaga cucu laki-laki dari anak bungsu mereka.“Kita harus sering-sering bikin konsep video begini. Biaya produksinya kecil, mengedukasi, juga anti ribet-ribet klub.” Sully sedang membereskan kotak make-upnya.“Konsepnya emang bagus, tapi nggak

DMCA.com Protection Status