"Uhm ...."Nathan melepaskan bibirnya dari bibir Alicia. Keduanya saling menatap satu sama lain. "Alicia, look at me now!" seru Nathan. Kedua tangan Nathan menyentuh kedua pipi Alicia. Dia mendongakkan wajah istrinya agar kedua bola mata indah Alicia menatapnya. Beberapa detik lamanya, keduanya terdiam. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari Nathan.Alicia hanya bisa diam. Dia menatap Nathan seperti permintaan pria itu. 'Apa maksudnya? Dia bahkan hanya menatapku tanpa berbicara satu kata pun,' pikir Alicia keheranan. Masih dengan tatapan yang sama, Nathan memandangi wajah Alicia tanpa senyum juga tanpa berkedip. 'Apakah dia ingin menciumku lagi? Oh, tidak! Mengapa dia selalu mengambil kesempatan untuk menciumku, huh?!' batin Alicia. "Bersiaplah! Karena kau akan ikut aku ke kantor!"Dugaan Alicia meleset. Nathan bersikap tidak seperti dugaannya. "Hah?! Kantor?!"Nathan berdiri di depan cermin merapikan pakaiannya. "Ya," balasnya tanpa menoleh. "Tapi, Nath ... bukankah sekara
'Bukankah ini ada ruang pertemuan anggota dewan direksi? Untuk apa Nathan mengajakku ke sini?'Langkah kaki Alicia terhenti tepat di depan ruangan megah yang bernuansa modern. Nathan dan Lucky pun menghentikan langkah. "Ayo masuk! Semua orang sudah menunggu," ajak Nathan yang dibalas dengan tatapan kebingungan Alicia."Nath, mengapa kau mengajakku ke sini? Bukankah ini adalah ruangan....""Kau akan mengerti jika ikut masuk bersamaku, Cia! Trust me!"Genggaman tangan Nathan semakin erat. Pria itu mengangguk."Silakan, Tuan dan Nona Muda Czarford!"Lucky membuka pintu ruang pertemuan lebar-lebar. Dia juga menundukkan kepala mempersilakan kedua majikannya masuk ke sana."Jangan takut! Kau bersamaku sekarang, Cia," bisik Nathan di telinga sang istri. Alicia mencoba memantapkan hati. Dia menatap Nathan sambil mengatur deru napasnya. 'Apa maksudnya? Aku tidak ingin bertemu dengan Mom dan Harry,' tolak hati Alicia. 'Namun, aku pun penasaran dibuatnya,' lanjutnya. Nathan dan Alicia melangk
"Oh, jelas! Saya sangat terkejut. Karena Anda mengumumkan hal penting ini secara mendadak, Tuan Nathan," balas Rowland tidak mau kalah. Rowland berdiri. Dia berjalan menuju bagian depan ruang pertemuan. Alicia menatap pria yang sejak tadi berbicara dengan Nathan. Dia berpikir, 'Wajah Paman Rowland merah padam. Sebagai kaki tangan Harry, dia pasti sangat marah.' 'Sepertinya, Tuan Rowland ingin menjadi seorang tokoh protagonis di sini,' pikir Nathan. "Nath, tidak bisakah kau hentikan semua ini sekarang?" Alicia berjinjit. Dia membisikkan kalimat tanya dan Nathan meresponnya dengan menggeleng. "Lihatlah Pamanmu, Cia!" seru Nathan dengan cara yang sama. "Dia ingin mencari perhatian sekaligus mencari empati dari semua dewan direksi perusahaan." Nathan mengarahkan matanya kepada Rowland. "Dia bukan Pamanku!" elak Alicia, dia mengikuti arah pandangan suaminya. "Aku tidak mengenalnya dengan baik. Namun, dia adalah kaki tangan Harry," lanjut Alicia cepat-cepat sebelum Rowland sampai di h
"Uhmm ...."Nathan membungkam mulut Alicia dengan ciuman bergairah. Pria itu membawa kedua tangan Alicia ke atas kepala istrinya, lalu menggenggamnya erat. 'Aku tidak pernah menyangka, kau yang dingin dan menyebalkan berubah menjadi hangat seperti ini, Nath,' batin Alicia. Alicia memejamkan mata merasakan sensasi sentuhan bibir Nathan yang bergairah.'Kau tidak pernah membalas ciumanku, Alicia. Mengapa?! Apakah kau tidak menikmatinya? Apakah kau tidak ingin aku cium?'Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepala Nathan. Dia menatap wajah manis istrinya sebentar."Ughhhh ...."Nathan melepaskan bibirnya dari bibir Alicia. Dia membiarkan Alicia menghirup udara sebentar. Nathan melihat Alicia membuka matanya dan bertanya, "Apa?!""Ahh, tiー""Apakah kau tidak menikmatinya?"Alicia salah tingkah. Dia menoleh ke sisi kiri guna menghindari tatapan Nathan yang intens. Nathan meraih dagu Alicia, lalu membawa wajah istrinya ke depan wajahnya. "Alicia, jawab saja pertanyaan aku!" seru Nathan
'Saat itu, aku memang tidak senang melihat kedekatan Alicia dengan pria lain!' gerutu Nathan dalam hati. Dia menghela napas memperhatikan wajah Alicia yang tanpa senyum. 'Entah apa yang merasuki ku sehingga terlihat bodoh di acara pesta ulang tahun perusahaan Czarford Holdings Company!'Nathan berjalan hendak meninggalkan kedua wanita yang bersamanya. Dia berkata, "Saya hanya mencoba menjaga citra baik keluarga Czarford dan bukan hal lain."Nathan melepaskan jasnya, dia hampir mencapai ruang ganti. Namun, kata-kata Ainsley berhasil membuat langkahnya terhenti."Mama akan mengajak Alicia ke St. Petersburg," ujar Ainsley. Dia tersenyum ketika Alicia menatapnya dengan terkejut."Aーapa, Ma? Saーsaya ... saya ....""Tidak!" teriak Nathan memenuhi ruang tidur. "Saya tidak menyetujuinya."Alicia dan Ainsley menatap Nathan. Keduanya sama-sama terkejut.Raut wajah Nathan mendadak tegang. Dia menyoroti Alicia dengan tajam. "Apa masalahnya, Nath?"Nathan tersenyum sinis. "Dia adalah Istri saya. B
"Nenek!" Nathan sedikit berteriak ketika tongkat si wanita menepuk-nepuk pundak kirinya seolah memintanya untuk menjauhi Alicia. Mendapatkan teriakan seperti itu, tentu saja tidak membuat si wanita tua menghentikan tindakannya. "Alicia, Kau begitu murah hati karena telah bersedia menikah dengan pria aneh ini! Ha! Ha! Ha!""Ellena, jangan meledek Nathan di depan Istrinya! Karena dia akan menjadi sangat malu," tegur pria tua yang tidak lain adalah suaminya. "Oh, Pavel! Kau tahu, kan? Saya sangat senang menggodanya!"'Apa maksudnya Nenek dengan kata murah hati?' tanya Alicia mencoba menemukan jawaban. "Selamat siang, Nyonya Ellena! Apa kabar?"Lucky datang menyapa wanita tua yang sedang berbahagia. Kemudian, dia juga menyapa sang tuan besar keluarga Volkov. "Halo, Tuan Besar!"Lucky menetralkan suasana hati Nathan yang semula memanas. Kemudian, dia membungkuk.***"Wow! Ruang tidur ini sungguh sangat luas dan indah!"Alicia sedang berada di sebuah ruangan yang diketahui sebagai ruan
"Nath, kau menyakiti aku!" teriak Alicia hingga membuat kedua pipinya memerah. "Lepaskan tanganku, please!""Tuan, tidakkah Anda merasa melakukan tindakan berlebihan?" tanya Lucky yang merasa kasihan terhadap Alicia. Nathan berhenti di depan pintu ruang tidurnya. Dia tidak langsung membuka pintunya, melainkan menoleh ke arah Lucky. Nathan menghela napas. "Hei, asisten bodoh!" tegur Nathan geram. Dia menggerakkan gigi-giginya. "Jangan ikut campur urusan pribadi Bosmu! Paham?!"Nathan mendelik. Kemudian, dia membuka pintu dengan kasar. Brak!Setelah menarik tangan Alicia untuk masuk bersamanya ke ruang tidur, Nathan lekas membanting pintu. "Ahhhhh!" Betapa terkejutnya Alicia dengan sikap Nathan. 'Apa dia benar-benar marah? Memangnya kesalahan apa yang sudah ku perbuat? Sungguh pria aneh yang kejam!'Ya, itulah julukan baru yang disematkan untuk Nathan dari Alicia. "Apa kau merasa cantik mengenakan pakaian terbuka seperti ini?! Huh?! Di mana harga dirimu, Cia?!"Alicia mengerutkan
"Lucky, apa kau sudah bosan bekerja dengan saya?!" tegur Nathan. Nada ketus itu mulai terdengar lagi sejak dia dan Alicia ke luar dari kamar tadi. Lucky memperlambat langkahnya. Di berseru dari belakang, "Omo! Omo! Omo! Ketampanan Anda akan berkurang 5 poin, Tuan Muda!""Diam dan tutup mulutmu, asisten kurang ajar!"Lagi, Nathan melontarkan kata-kata makian untuk sang asisten. Alicia menghentikan langkah di koridor lantai 2. Dia bertolak pinggang. "Kau yang membuatnya tertawa, Nath! Tidakkah kau menyadarinya? Semua ini karena ulahmu!""Maaf, Nyonya Czarford yang terhormat!" sela Nathan, dia memutar kedua bola mata dengan jengah. "Suami mana yang rela melihat tubuh Istrinya dipertontonkan oleh banyak orang?! Uh?!"'Astaga! Jadi ... itulah alasan Nathan!' pikir Alicia terheran-heran."Omo! Omo! Omo!" Lucky kembali mempercepat langkahnya. "Tuan Muda, Anda benar-benar seorang Suami sejati! Saya bangga dengan Anda!"Lucky menepuk-nepuk bahu kanan Nathan dan tentu saja membuat sang bos na