"Jangan berani-beraninya kamu melakukan itu! Terutama dengan Dritan, kalian tidak memiliki pertalian darah, aku melarangnya!"
"Dan atas dasar apa kamu melarangku? Seorang kakak? Mereka semua juga adalah kakak dan sepupuku! Kalau kamu saja bisa dengan seenaknya menc1umku kenapa mereka tidak?" "Aku tidak memiliki niat apapun selain menyayangimu dengan tulus, kamu adikku!" "Apa kamu pikir mereka tidak menyayangiku dengan tulus? Apa hanya kamu saja yang tulus menyayangi aku?" tanya Leia sambil memicingkan kedua matanya, Melihat Leuis yang tidak dapat menyangkalnya Leia kembali menambahkan, "Entah kamu itu sebenarnya tulus atau hanya sekedar modus!!" "Apa kamu meragukan niatku?" "Ya! Kalau kamu saja bisa tidak mempercayai cintaku, apa salahnya kalau aku juga tidak mempercayai ketulusanmu?" "Aku bukan tanpa alasan meragukan cintamu itu, Leia ... " Leia kembali menghentikan langkahnya"Apa kamu yakin kalau kamu sudah tidak mencintai Leuis lagi?" tanya mommy Aliana saat mereka berdua saja di kamar Leia.Mommy Aliana membelai lembut rambut panjang Leia, yang tengah berbaring miring dengan menyandarkan kepalanya di pangkuan mommy Aliana. Sementara daddy Elrick masih berada di ruang tamu bersama dengan Leuis."Aku mengatakan itu hanya demi menyelamatkan harga diriku saja di depan Leuis, Mom ... Tentu saja sampai saat ini aku masih mencintainya, tapi Leuis selalu saja tidak mempercayai cintaku itu, Leuis masih mengira aku akan dengan mudah berpaling darinya seperti dari mantan pacarku dulu," jawab Leia lirih."Memangnya kali ini kamu yakin kalau kamu benar-benar jatuh cinta padanya, dalam artian cinta yang sebenarnya. Apa yang menyebabkanmu seyakin itu?"Leia menggeser posisinya dengan tidur terlentang, kedua matanya yang sembab menatap sendu wajah mommynya,"Rasanya berbeda, Mom. Aku sulit untuk menjelaskannya tapi rasanya
"Jadi apa rencanamu pada mereka, My Luv?" tanya daddy Elrick saat mereka telah sampai di hotel tempat mereka bermalam, yang berada tidak jauh dari Apartment anak dan keponakan mereka."Aku tidak mau Leia menikah saat Leuis belum mau mengakui perasaannya itu pada anak kita, Honey. Rumah tangga mereka akan rapuh nantinya karena Leuis akan selalu merasa takut kalau Leia akan meninggalkannya, dan Leia akan meragukan ketulusan cinta Leuis karena tidak mempercayainya ... Sementara kita tidak akan bisa memaksa Leuis untuk mengakuinya, karena dia akan tetap menyangkalnya, kecuali ... ""Kecuali apa? Tolong jangan membuatku penasaran, My Luv ... Kamu selalu ahli dalam melakukan hal itu," kekeh daddy Elrick."Ummm, kecuali kita terus membiarkan Leia bekerja di perusahaan Leuis, biar putri kita itu dapat membuktikan cintanya pada Leuis kita. Tidak ada satupun pria yang dapat menjaga putri kita sebaik Leuis, Honey ... Aku akan merasa tenang kalau Leia berada di tangan
"Aku mau cuti kuliah selama dua semester, bolehkah Mom, Dad?" tanya Leia.Mereka tengah makan malam di sebuah restoran mewah yang menghadap langsung ke arah Chiesa di Santa Maria della Salute yang terlihat di kejauhan dan juga Venice Grand Canal, dengan desain ruang makan yang rumit bergaya khas Venesia.Sengaja mereka makan malam bersama alih-alih makan siang, karena menunggu Leuis dan Guzmân kembali dari lokasi proyek mereka."Kenapa tiba-tiba kamu mau cuti?" Daddy Elrick balik nanya."Aku kangen sama Lizzie, sudah lama kami tidak bertemu," jawab Leia. Ia sengaja memakai adiknya itu sebagai alibinya, padahal kenyataannya ia hanya ingin menjauh dari Leuis sambil meyakinkan hatinya bisa atau tidaknya ia jauh dari pria itu.Lebih bagus lagi kalau ternyata cintanya untuk Leuis hanyalah cinta sesaat saja, seperti yang pria itu takutkan selama ini.Bukannya ia tidak mengindahkan nasehat mommy Aliana kemarin, hanya saja ia t
"Kamu harus meminta maaf padanya, Kak!" seru Leia sambil duduk santai di barstool dengan menggoyangkan sebelah kakinya, kedua matanya menatap punggung Leuis yang tengah asik menyiapkan makan malam untuk mereka. "Tidak ada Mom and Dad di sini, panggil saja Leuis, aku risih mendengar kamu terus memanggilku kakak," sungut Leuis sambil terus mengocok lepas telur untuk membuat omelette kesukaan adik angkatnya itu. Terbiasa tinggal sendiri setelah lulus high school, membuat Leuis jadi mahir masak, baik menu Asian maupun Western. Tapi tetap saja, mau Leuis masak makanan apapun, Omelette ini harus tersedia untuk Leia. "Memangnya harus ada Mommy dan Daddy baru aku bisa bersikap sopan padamu?" tanya Leia dengan nada mengejek. "Terserah lah ... " "Kamu harus meminta maaf pada Felix!" seru Leia lagi. Sambil mendesah pelan, Leuis meletakkan telurnya sebelum balik badan dan melangkah mendekati Leia, ia menekan
Selesai makan malam, saat para orang tua telah kembali ke hotel mereka, Leia beserta Aletta, kakak dan sepupunya memilih menghabiskan malam terakhir mereka di Venice dengan wisata malam di salah satu kafe yang berada di pinggir kanal, hanya Axel saja yang tidak bisa ikut karena harus segera kembali ke Seoul malam ini juga.Mereka memilih duduk di bagian outdoor sambil menikmati semilir angin malam yang telah mulai terasa dingin.Meski Leuis masih harus mengurus proyek barunya di kota air ini, entah kenapa pria itu menyerahkan sepenuhnya proyek itu pada Guzmân, jadi besok hanya Guzmân sajalah yang tidak kembali ke Paris, dan Aurora. Ya, Aurora tetap tinggal di kota ini bersama dengan daddy Keanu dan mommy Cornelia, untuk melihat Venice International Film Festival yang biasanya diadakan tiap awal bulan September."Apa kita hanya minum-minum saja di sini? Atau kita buat permainan saja biar seru, bagaimana?" saran Leon."Mau main apa?" tanya
Dengan asal Leia memutar botol kosong itu yang kembali mengarah ke Leuis, ia pun menyeringai lebar, Leia ingin mengulang pertanyaan pria itu, ia baru akan bertanya sudah berapa banyak wanita yang Leuis c1um? Tapi yang keluar dari mulutnya hanyalah, "Cium aku ... " Suasana di antara mereka seketika menjadi hening saat menunggu apa yang akan menjadi pilihan Leuis. Dan saat pria itu hendak meraih gelas minumnya, Leia naik ke atas meja itu, ia merangkak mendekati Leuis lalu menarik kerah kemejanya. "Kenapa tidhak maauu? jijik?" tanyanya dengan suara pelo. Kejadiannya begitu cepat hingga tidak ada satupun dari mereka yang dapat mencegahnya. Atau karena mereka terlalu syok hingga hanya dapat melihat kelakuan tidak biasa Leia itu. "Leia turunah! Kamu menjadi tontonan pengunjung lainnya!" seru Leuis sambil memberikan tatapan mengeritiknya pada wanita itu. "Kamu terlalu banyak bicara, ayo
Suara tawa kencang dari sekumpulan pemuda yang tengah berdiri di sisi jembatan membuat Leia tersentak kaget, kepalanya masih terasa pusing dan tubuhnya seperti melayang.Melayang?Leia segera membuka kedua matanya, dan mendapati dirinya yang tengah dibopong Leuis, pria itu menatap was-was pada sekumpulan pria itu,"Turunkan aku ... " pintanya dengan suara serak, entah berapa persen kandungan alkohol tadi hingga ia merasa tenggorokannya kering sekali."Dikit lagi kita sampai," ujar Leuis sambil terus melangkah, ia mendesah pelan saat berhasil melewati jembatan tanpa gangguan pria tadi."Aku bisa jalan sendiri, Leuis, turunkan aku!""Kepalamu pasti pusing, kamu akan membuat dirimu sendiri tercebur ke kanal itu."Leuis benar, saat ini kepala Leia terasa mau pecah. Jadi alih-alih kembali meminta turun, Leia malah melesakkan wajahnya ke leher Leuis, menghirup aroma pria itu yang sangat ia sukai."Aku haus ... " renge
"Setelah malam ini, kamu harus melupakan apapun perasaanmu itu padaku, ok?'Setelah terdiam beberapa saat, Leia pun menganggukkan kepalanya, di susul dengan gerakan bibir Leuis yang mengulum lembut bibir Leia. Jemari pria itu menelusup masuk ke rambut Leia, menahan kepala Leia untuk tidak bergerak selama mulut mereka saling berpangutan.Sementara jemari Leia mulai membuka satu persatu kancing kemeja Leuis, ia tidak dapat menahan dirinya dari rasa ingin menyentuh pria itu.Dan saat telapak tangannya yang dingin menyentuh dada Leuis, pria itu melepas c1umannya dan menahan tangan Leia,"Jangan ... Kamu tidak tahu betapa tipisnya kendali diriku saat ini," cegah Leuis dengan suara parau."Kalau begitu lepaskan saja, untuk apa kamu menahannya? Aku menginginkannya, Leuis.""Jangan gila kamu, Leia ... Daddy bisa membunuhku!""Selama ini kamu selalu menuruti apa mauku ... Kenapa kamu tidak mau menuruti permintaan terakhirku? Aku tidak aka
Leia dan yang lainnya telah kembali ke Paris dan mulai beraktifitas lagi seperti biasanya. Meski kini tinggal di Apartment yang berbeda, Leuis selalu mengunjungi Leia setiap pagi hanya untuk membuatkannya omelette kesukaan kekasihnya itu, yang telah mulai masuk kuliah lagi. Setelahnya Leuis akan mengantar Leia ke kampusnya terlebih dulu sebelum ke kantor, itupun kalau Leia ada kelas pagi, kalau tidak, Leia akan ikut dulu ke kantor dan baru akan ke kampus satu jam sebelum kelasnya dimulai. Dan lagi-lagi Leus bersikeras mengantarnya. Seperti hari ini, satu jam lagi kelasnya akan dimulai, Leia mendekati meja Aletta yang sejak kepulangannya dari Venice lebih sering termenung tanpa sebab itu, "Melamun lagi ... Apa sih yang selalu kamu lamunkan itu?" tanyanya. "Oh, tidak ada apa-apa. Hanya memikirkan panti saja, kamu sudah mau ke kampus?" "Ya, Leuis sudah menungguku di parkiran. Aku berangkat sekarang ya, kalau Leo
"Setelah malam ini, kamu harus melupakan apapun perasaanmu itu padaku, ok?'Setelah terdiam beberapa saat, Leia pun menganggukkan kepalanya, di susul dengan gerakan bibir Leuis yang mengulum lembut bibir Leia. Jemari pria itu menelusup masuk ke rambut Leia, menahan kepala Leia untuk tidak bergerak selama mulut mereka saling berpangutan.Sementara jemari Leia mulai membuka satu persatu kancing kemeja Leuis, ia tidak dapat menahan dirinya dari rasa ingin menyentuh pria itu.Dan saat telapak tangannya yang dingin menyentuh dada Leuis, pria itu melepas c1umannya dan menahan tangan Leia,"Jangan ... Kamu tidak tahu betapa tipisnya kendali diriku saat ini," cegah Leuis dengan suara parau."Kalau begitu lepaskan saja, untuk apa kamu menahannya? Aku menginginkannya, Leuis.""Jangan gila kamu, Leia ... Daddy bisa membunuhku!""Selama ini kamu selalu menuruti apa mauku ... Kenapa kamu tidak mau menuruti permintaan terakhirku? Aku tidak aka
Suara tawa kencang dari sekumpulan pemuda yang tengah berdiri di sisi jembatan membuat Leia tersentak kaget, kepalanya masih terasa pusing dan tubuhnya seperti melayang.Melayang?Leia segera membuka kedua matanya, dan mendapati dirinya yang tengah dibopong Leuis, pria itu menatap was-was pada sekumpulan pria itu,"Turunkan aku ... " pintanya dengan suara serak, entah berapa persen kandungan alkohol tadi hingga ia merasa tenggorokannya kering sekali."Dikit lagi kita sampai," ujar Leuis sambil terus melangkah, ia mendesah pelan saat berhasil melewati jembatan tanpa gangguan pria tadi."Aku bisa jalan sendiri, Leuis, turunkan aku!""Kepalamu pasti pusing, kamu akan membuat dirimu sendiri tercebur ke kanal itu."Leuis benar, saat ini kepala Leia terasa mau pecah. Jadi alih-alih kembali meminta turun, Leia malah melesakkan wajahnya ke leher Leuis, menghirup aroma pria itu yang sangat ia sukai."Aku haus ... " renge
Dengan asal Leia memutar botol kosong itu yang kembali mengarah ke Leuis, ia pun menyeringai lebar, Leia ingin mengulang pertanyaan pria itu, ia baru akan bertanya sudah berapa banyak wanita yang Leuis c1um? Tapi yang keluar dari mulutnya hanyalah, "Cium aku ... " Suasana di antara mereka seketika menjadi hening saat menunggu apa yang akan menjadi pilihan Leuis. Dan saat pria itu hendak meraih gelas minumnya, Leia naik ke atas meja itu, ia merangkak mendekati Leuis lalu menarik kerah kemejanya. "Kenapa tidhak maauu? jijik?" tanyanya dengan suara pelo. Kejadiannya begitu cepat hingga tidak ada satupun dari mereka yang dapat mencegahnya. Atau karena mereka terlalu syok hingga hanya dapat melihat kelakuan tidak biasa Leia itu. "Leia turunah! Kamu menjadi tontonan pengunjung lainnya!" seru Leuis sambil memberikan tatapan mengeritiknya pada wanita itu. "Kamu terlalu banyak bicara, ayo
Selesai makan malam, saat para orang tua telah kembali ke hotel mereka, Leia beserta Aletta, kakak dan sepupunya memilih menghabiskan malam terakhir mereka di Venice dengan wisata malam di salah satu kafe yang berada di pinggir kanal, hanya Axel saja yang tidak bisa ikut karena harus segera kembali ke Seoul malam ini juga.Mereka memilih duduk di bagian outdoor sambil menikmati semilir angin malam yang telah mulai terasa dingin.Meski Leuis masih harus mengurus proyek barunya di kota air ini, entah kenapa pria itu menyerahkan sepenuhnya proyek itu pada Guzmân, jadi besok hanya Guzmân sajalah yang tidak kembali ke Paris, dan Aurora. Ya, Aurora tetap tinggal di kota ini bersama dengan daddy Keanu dan mommy Cornelia, untuk melihat Venice International Film Festival yang biasanya diadakan tiap awal bulan September."Apa kita hanya minum-minum saja di sini? Atau kita buat permainan saja biar seru, bagaimana?" saran Leon."Mau main apa?" tanya
"Kamu harus meminta maaf padanya, Kak!" seru Leia sambil duduk santai di barstool dengan menggoyangkan sebelah kakinya, kedua matanya menatap punggung Leuis yang tengah asik menyiapkan makan malam untuk mereka. "Tidak ada Mom and Dad di sini, panggil saja Leuis, aku risih mendengar kamu terus memanggilku kakak," sungut Leuis sambil terus mengocok lepas telur untuk membuat omelette kesukaan adik angkatnya itu. Terbiasa tinggal sendiri setelah lulus high school, membuat Leuis jadi mahir masak, baik menu Asian maupun Western. Tapi tetap saja, mau Leuis masak makanan apapun, Omelette ini harus tersedia untuk Leia. "Memangnya harus ada Mommy dan Daddy baru aku bisa bersikap sopan padamu?" tanya Leia dengan nada mengejek. "Terserah lah ... " "Kamu harus meminta maaf pada Felix!" seru Leia lagi. Sambil mendesah pelan, Leuis meletakkan telurnya sebelum balik badan dan melangkah mendekati Leia, ia menekan
"Aku mau cuti kuliah selama dua semester, bolehkah Mom, Dad?" tanya Leia.Mereka tengah makan malam di sebuah restoran mewah yang menghadap langsung ke arah Chiesa di Santa Maria della Salute yang terlihat di kejauhan dan juga Venice Grand Canal, dengan desain ruang makan yang rumit bergaya khas Venesia.Sengaja mereka makan malam bersama alih-alih makan siang, karena menunggu Leuis dan Guzmân kembali dari lokasi proyek mereka."Kenapa tiba-tiba kamu mau cuti?" Daddy Elrick balik nanya."Aku kangen sama Lizzie, sudah lama kami tidak bertemu," jawab Leia. Ia sengaja memakai adiknya itu sebagai alibinya, padahal kenyataannya ia hanya ingin menjauh dari Leuis sambil meyakinkan hatinya bisa atau tidaknya ia jauh dari pria itu.Lebih bagus lagi kalau ternyata cintanya untuk Leuis hanyalah cinta sesaat saja, seperti yang pria itu takutkan selama ini.Bukannya ia tidak mengindahkan nasehat mommy Aliana kemarin, hanya saja ia t
"Jadi apa rencanamu pada mereka, My Luv?" tanya daddy Elrick saat mereka telah sampai di hotel tempat mereka bermalam, yang berada tidak jauh dari Apartment anak dan keponakan mereka."Aku tidak mau Leia menikah saat Leuis belum mau mengakui perasaannya itu pada anak kita, Honey. Rumah tangga mereka akan rapuh nantinya karena Leuis akan selalu merasa takut kalau Leia akan meninggalkannya, dan Leia akan meragukan ketulusan cinta Leuis karena tidak mempercayainya ... Sementara kita tidak akan bisa memaksa Leuis untuk mengakuinya, karena dia akan tetap menyangkalnya, kecuali ... ""Kecuali apa? Tolong jangan membuatku penasaran, My Luv ... Kamu selalu ahli dalam melakukan hal itu," kekeh daddy Elrick."Ummm, kecuali kita terus membiarkan Leia bekerja di perusahaan Leuis, biar putri kita itu dapat membuktikan cintanya pada Leuis kita. Tidak ada satupun pria yang dapat menjaga putri kita sebaik Leuis, Honey ... Aku akan merasa tenang kalau Leia berada di tangan
"Apa kamu yakin kalau kamu sudah tidak mencintai Leuis lagi?" tanya mommy Aliana saat mereka berdua saja di kamar Leia.Mommy Aliana membelai lembut rambut panjang Leia, yang tengah berbaring miring dengan menyandarkan kepalanya di pangkuan mommy Aliana. Sementara daddy Elrick masih berada di ruang tamu bersama dengan Leuis."Aku mengatakan itu hanya demi menyelamatkan harga diriku saja di depan Leuis, Mom ... Tentu saja sampai saat ini aku masih mencintainya, tapi Leuis selalu saja tidak mempercayai cintaku itu, Leuis masih mengira aku akan dengan mudah berpaling darinya seperti dari mantan pacarku dulu," jawab Leia lirih."Memangnya kali ini kamu yakin kalau kamu benar-benar jatuh cinta padanya, dalam artian cinta yang sebenarnya. Apa yang menyebabkanmu seyakin itu?"Leia menggeser posisinya dengan tidur terlentang, kedua matanya yang sembab menatap sendu wajah mommynya,"Rasanya berbeda, Mom. Aku sulit untuk menjelaskannya tapi rasanya