“Kalian mau ngapain?!” tanya Valerie dengan terkejut. Dia terlihat gusar ketika melihat polisi di hadapannya.Masalah penculikan Yuna tentu saja sudah didengar olehnya. Akan tetapi kepolisian tidak membocorkan siapa pelakunya. Valerie mencoba mencari tahu seluruh berita dan media dan hanya menemukan tiga orang penjahat yang menculik Yuna. Namun alamatnya tidak tertulis dengan jelas.Valerie hanya merasa sayang karena sudah ditangkap kenapa nggak di bunuh? Setidaknya kalau tidak dibunuh minimal sampai perlombaan selesai baru dibebaskan.Akan tetapi nasib Yuna sangat baik. Dia tidak hanya berhasil diselamatkan, tetapi juga dalam keadaan tanpa luka. Sungguh menyebalkan sekali!Ditambah lagi Lawson tidak bisa dihubungi dan membuatnya semakin tidak tenang. Entah kenapa dia merasa Lawson tidak bisa diandalkan dalam perlombaan terakhir ini. Tidak ada gunanya lagi baginya.Dulu dia masih berpikir bisa memanfaatkan lelaki itu untuk masuk dalam ranah dunia peracik aroma dan menjadi peracik terke
Valerie ingin berkata sesuatu lagi, tetapi di hadapan polisi dia tidak bisa menolak sama sekali. Oleh karena itu dia langsung dibawa ketika sebelum lomba.***Perlombaan dimulai dan sampai saat ini soal perlombaannya masih belum diberikan. Bahkan di tempat perlombaan banyak perempuan yang membawa hadiah masuk. Setiap orang membawa nampan dan memasang senyum yang sangat lebar.Semua orang merasa aneh dengan barang-barang tersebut. Melihat para perempuan tersebut meletakkan nampan di hadapan diri mereka sendiri lalu penutup nampan di buka. Di atasnya terdapat dua botol parfum yang bentuknya sama persis. Di bagian botolnya tertempel kertas sebagai tanda.Pembawa acara membuka mulut dan berkata, “Mohon semuanya tenang, pertama-tama selamat buat semua peserta yang sampai di tahap akhir. Kalian semua hebat! Hanya saja di negara kita kalau mau menjadi peracik nomor satu, masih ada satu hal kecil lagi.”“Babak final kali ini diharapkan semua peserta bisa dengan serius dan mengerahkan semua kem
Waktu yang dihabiskan tidak banyak, hanya sekitar setengah jam saja. Sudah ada orang yang memberikan kertas analisanya sehingga membuat tempat perlombaan itu semakin lama semakin sepi. Sedangkan Yuna masih belum meletakkan pulpennya kembali.Komposisinya sebenarnya sangat mudah dibedakan, tidak butuh waktu lama untuk menulisnya. Akan tetapi kedua botol parfum itu memiliki wangi yang cukup mirip. Warna cairan juga mirip dan aromanya juga mirip. Kelebihan dan kekurangannya juga sudah ditulis dengan jelas.Melihat orang-orang lain menjawabnya dengan cepat meski ada beberapa yang masih ragu-ragu, semuanya menyelesaikan jawabannya dengan lancar. Hingga akhirnya hanya tersisa beberapa orang saja.“Masih ada sepuluh menit lagi, yang nggak kasih jawaban akan dinyatakan gagal,” ujar penguji tersebut sambil melihat waktu.Ucapan penguji tersebut membuat orang-orang yang ragu juga ikut menjatuhkan pulpennya. Yuna memanfaatkan kesempatan terakhir untuk menghirup aroma parfum. Sudut bibirnya terang
“Nggak kelihatan di mukamu, tapi kelihatan di matamu. Matamu memancarkan kecerdasan.” Pria itu menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi dengan Yuna. Bahasa Indonesianya sangat lancar.“Bahasa Indonesiamu bagus sekali,” ujar Yuna, memuji tanpa menjawab kata-kata pria itu.“Terima kasih atas pujiannya.” Pria itu dengan senang hati menerima pujiannya, lalu memperkenalkan dirinya dengan ramah, “Halo, namaku Louis.”Setelah mengatakan itu, Louis mengulurkan satu tangan ke arah Luna dengan senyuman di wajahnya.Yuna menegakkan tubuhnya, tidak tertarik untuk berjabat tangan dengan pria itu. “Sudah mau berakhir.”Orang-orang dari pihak penyelenggara sudah keluar, dan mereka diminta untuk kembali masuk ke dalam. Kebisingan itu sudah berhenti, membuat telinga Yuna terasa lebih nyaman.Yuna kembali ke kursinya dan melihat pria itu ternyata duduk di belakangnya tapi posisi garis diagonal dari tempatnya. Pantas saja dia tidak mengingat pria itu.Melihat Yuna memandanginya, pria itu melambai
Will memandang pria itu dan bertanya balik tanpa menjawab pertanyaan, “Bagaimana menurutmu?”“....” Pria itu terdiam sesaat.Apa maksudnya menurutnya? Dia memang berpikir begitu, makanya dia bertanya.“Jadi, kamu yakin memang begitu? Atau itu tebakanmu? Kata Will lagi. Kata-katanya membingungkan banyak orang, membuat semua bingung apa sebenarnya maksudnya.“Jelas sekali, kalau dilihat dari lembar jawaban kalian, ada banyak dari kalian yang juga berpikiran yang sama dengan Bapak ini, bukan?” tanya Will lagi.Tidak ada jawaban dari bawah panggung. Namun, meskipun tidak melihat isi lembar jawaban orang-orang, kalau dilihat dari pertengkaran mereka barusan, sepertinya memang banyak orang yang setuju.“Bagaimana dengan yang lain?” Will melihat sekeliling untuk terakhir kali, lalu berkata, “Mari kita umumkan hasilnya.”Pengawas di sampingnya mengangguk dengan hormat, lalu melangkah maju untuk mengumumkan hasilnya. Total ada sepuluh orang yang terpilih, diumumkan mulai dari peringkat sepuluh
Ekspresi di wajah Yuna tidak berubah, meskipun dicurigai semua orang. Dia masih terlihat acuh tak acuh, seolah-olah apa yang dibicarakan orang-orang tidak ada hubungannya dengan dirinya. Dia sama sekali tidak peduli.Pengawas itu melirik Pak Will, kemudian berkata, “Semuanya, tolong diam terlebih dahulu. Kalian ingin bertanya mengapa Bu Yuna bisa mendapatkan peringkat pertama dalam lomba ini, ‘kan? Kembali ke pertanyaan tadi, yaitu pertanyaan terakhir dalam babak final. Apa kalian semua yakin, jawaban kalian pasti benar?”“Apa jangan-jangan, kedua botol itu sama-sama karya Pak Will?” ujar seseorang tiba-tiba.Tadi waktu ada yang mengatakan bahwa tidak ada satu pun yang merupakan karya Pak Will, Pak Will tidak mengiyakannya. Itu artinya, itu salah. Kalau itu salah, maka sebaliknya, itu artinya kedua botol tadi adalah karya Pak Will.Pengawas itu tersenyum, lalu mengambil setumpuk kertas, yang merupakan kertas ujian yang baru saja mereka semua isi dan berkata, “Ini adalah kertas ujian ka
Yuna menatap orang itu dan menjawab dengan serius, “Siapa pembuat produk itu nggak berarti besar untuk jawaban kali ini. Apa yang ingin diuji dari soal ini adalah, analisis komposisi dan kualitas produk, bukannya menanyakan siapa pembuatnya.”“Jadi, kalau labelnya dilepas dan fokus pada dua karya itu sendiri, apa jawaban kalian akan sama seperti sekarang?” tanya Yuna, tidak mengharapkan jawaban.Pertanyaan ini benar-benar membuat banyak orang terdiam.Padahal, kalau dipikir baik-baik, kalau tidak ada dua label itu, bisa jadi jawabannya memang akan beda. Saat menjawab pertanyaan, mereka memang mengira salah satu pertanyaannya adalah apa kedua karya itu karyanya Pak Will.Mereka membuang banyak waktu dan pikiran untuk memikirkan hal itu, tapi tak disangka, hal itu sudah menyimpang dari inti lomba ini.Sekarang, kata-kata Yuna sudah membuat banyak orang menerima kekalahan mereka.Namun, masih ada yang tidak terima. “Maaf kalau aku lancang menanyakan ini, apa yang Bu Yuna katakana memang b
“Terima kasih,” jawab Yuna dengan sopan.“Tapi, aku masih ragu dengan apa yang kamu katakan tadi.” Topik pembicaraannya langsung berubah.Pria itu melanjutkan, “Kamu bilang kamu nggak terpengaruh dengan label. Kamu memang berpikir demikian, atau hanya mengatakannya saja untuk berdebat dengan orang itu?”Tanpa menunggu Yuna menjawab, pria itu melanjutkan lagi, “Tentu saja, bagaimanapun juga, jawabanmu memang sedikit lebih akurat dari yang lainnya. Mau dilihat dari sudut mana pun, kamu memang nggak perlu diragukan lagi untuk menjadi peringkat pertama. Itu sudah pasti.”Karena itulah, dia memanggil Yuna datang ke sini sendirian dan tidak mengatakan semua ini tadi.Yuna tidak marah mendengar perkataan pria itu, malahan berkata dengan tenang, “Sebenarnya, pemikiranku sama dengan Bapak dalam hal ini. Aku nggak begitu setuju dengan soal yang Bapak keluarkan. Pertanyaan itu sendiri sebenarnya adalah sebuah paradoks.” “Oh?” Will menaikkan alis, terdengar sedikit tidak setuju.Kelihatan sekali,