“Nggak apa-apa, maksudku … kamu mau cari Kak Yuna?”Chermiko berpikir Bella mengkawatirkan Yuna, dia pun tersenyum dan berkata, “Nggak, aku nggak tahu sekarang dia ada di mana. Tapi dia punya urusannya sendiri, dan aku juga punya tugasku sendiri di sini. Bicara soal ilmu kedokteran aku memang masih jauh di bawah dia, masih banyak hal yang perlu aku pelajari.”“Jadi … sekarang kamu mau pergi ke mana?”“Aku mau pulang ke tempat kakekku dulu untuk beres-beres, mungkin habis itu aku pergi ke Argana.”“Argana? Jauh banget.”“Iya, jaraknya dari sini memang lumayan jauh, tapi masih lebih dekat daripada harus ke luar negeri. Obat-obatan dan serangga beracun di sana lebih banyak, seharusnya aku bisa belajar banyak hal berguna di sana.”“Serangga beracun? Aku tahu di sana memang ada banyak serangga beracun, tapi apa nggak terlalu berbahaya?! kayaknya lebih baik jangan pergi ke sana, deh,” ucap Bella dengan nada khawatir.Andaikan percakapan ini terjadi di masa lalu, Chermiko pasti sudah kesal da
“Tapi sekarang kamu sudah nggak begitu lagi. Sekarang kamu jadi lebih percaya sama diri sendiri dan lebih bersemangat menjalani hidup. Kalaupun kau terkena virus, kamu masih tetap kuat. Itu sudah jauh lebih hebat dari kebanyakan orang!” ujar Chermiko memuji.“Serius?” Bella tersipu malu dan menutupi wajah dengan tangannya. Ini pertama kalinya dia mendapatkan pujian seperti itu. “Yang kamu bilang itu benar maksudnya aku?”“Ya jelaslah! Siapa lagi! Kamu sudah banyak banget berubah. Kamu yang sekarang benar-benar kelihatan percaya diri.”“Tapi aku kan jelek!” balas Bella sembari mengusap wajahnya yang masih terisi dengan lemak. “Kalaupun aku rajin kurusin badan, aku masih belum kurus-kurus banget. Aku masih nggak jauh beda dari yang dulu secara penampilan!”“Siapa bilang jelek!” sela Chermiko. “Lihat, tuh. Baru saja tadi aku puji kamu percaya diri, sekarang malah langsung minder lagi! Kamu nggak jelek, kok. Kamu cantik!”“Kamu lagi menghiburku, ya?”“Nggak, aku cuma … merasa kamu nggak pe
“Iya, aku ngerti. Oh ya, ada kabar … tentang Kak Yuna?”Chermiko tersentak dan menggelengkan kepala. Melihat adanya tatapan kecewa dari sorot mata Bella, dia berkata, “Tapi Yuna cerdas, aku yakin dia pasti baik-baik saja! Kalau aku dapat kabar tentang dia, aku pasti akan langsung mengabari kamu.”“Oke, aku juga yakin Kak Yuna baik-baik saja!” tutur Bella tersenyum. Melihatnya tersenyum juga membuat Chermiko ikut tersenyum.Setelah percakapan mereka berakhir, Chermiko langsung pergi. Yang menghubungi tadi adalah Brandon, yang meminta dia untuk segera kembali ke rumahnya tanpa memberikan detail yang jelas. Brandon hanya berpesan kepada Chermiko untuk pergi secepatnya.Brandon sangat jarang menghubungi Chermiko secara langsung. Biasanya dia lebih sering melakukan kontak dengan Juan. Ada sekali Brandon menghubungi Chermiko langsung untuk bicara soal keadaan Bella. Lantas, apa kali ini lagi-lagi karena virus? Chermiko tidak banyak berpikir tentang itu karena tidak ada gunanya juga. Dia lang
Tempat itu tidak ada bedanya dengan neraka, bahkan lebih mengerikan lagi! Penyiksaan yang dia alami selama berhari-hari karena dijadikan bahan eksperimen, dan penderitaan tak hanya dari segi fisik tapi juga mental membuat Chermiko tak berani mengenang masa lalu yang kelam itu.“... lanjutkan saja!”“Lab itu pindah tempat dan sekarang berada di pusat penelitian vaksin. Aku yakin kamu juga pasti sudah tahu.”“Iya, terus kenapa? Kamu mau aku pergi ke sana? … nggak masalah.”“Tapi kamu harus tahu di sana sangat berbahaya. Kemungkinan masih ada banyak virus lain yang belum kita ketahui. Di luar itu … ada risiko terjadi infeksi akibat kebocoran virus.”Brandon sekali lagi menekankan betapa bahayanya tempat itu meskipun Chermiko juga sudah tahu akan hal tersebut.“Iya, aku tahu,” jawab Chermiko mengangguk.“Selain virus, mereka mungkin masih punya beberapa penjaga di sana yang militan. Aku pasti akan mengirimkan bala bantuan untukmu di sana, tapi tetap ada risikonya ….”“Aku harus ngapain di
“Pak Liman? Siapa itu?” tanya Chermiko.Mereka berdua hanya saling tatap-tatapan, tidak ada seorang pun yang berinisiatif mengulurkan tangan dan hanya menatap satu sama lain.“Pak Liman, seperti yang sudah kubilang. Sekarang kita lagi masa kritis. Chermiko ini bukan orang biasa, dia juga cucunya ….”Sebelum Brandon selesai berbicara, Liman mengangkat tangannya sebagai tanda kepada Brandon untuk berhenti. Kemudian, dia mengulurkan tangannya kepada Chermiko dengan hangat dan memperkenalkan diri, “Salam kenal. Namaku Liman, kepala Departemen X.”Chermiko yang semula waspada, mau menjabat tangan Liman setelah dia memperkenalkan dirinya. Setelah itu dia langsung menanyakan pertanyaan yang sudah pasti akan ditanyakan oleh setiap orang. “Departemen X?”“Betul, kami divisi rahasia pemerintahan yang nggak diketahui oleh orang awam, terkecuali situasi mendesak.”“Jadi, aku termasuk orang yang spesial?” tanya Chermiko seraya menunjuk diri sendiri. Dia baru pertama kalinya mendengar tentang depart
Tidak heran. Dengan kehebatan yang Juan punya, jelas saja dia dilirik oleh divisi khusus pemerintahan, tetapi Juan jelas tidak akan mengatakan kepada Chermiko tentang adanya departemen rahasia ini. Chermiko bisa memaklumi hal itu.“Iya, dia kakekku. Aku belajar banyak dari dia, tapi aku nggak dianggap sebagai muridnya secara resmi,” ujarnya. Chermiko harus menekankan hal itu karena apabila terjadi kesalahan, kakeknya tidak akan ikut terlibat.“Aku tahu soal itu,” jawab Liman tersenyum. “Tapi kamu juga cukup hebat, aku sudah melihat langsung.”Chermiko yang dulu pasti langsung merasa dirinya yang paling hebat jika mendapat pujian dari departemen rahasia pemerintah sekelas mereka, tetapi sekarang sudah tidak lagi. Kini Chermiko sadar bahwa ilmu yang dia miliki sekarang masih tidak seberapa.“Pak Liman jangan memujiku begitu. Masih banyak yang perlu aku pelajari, mungkin aku bisa belajar hal baru dari kalian dalam kasus ini.”Brandon sendiri merasa cukup puas melihat perubahan yang begitu
“Pak Liman nggak perlu khawatir. Aku tahu betapa seriusnya masalah ini walaupun aku khawatir dengan keselamatan istriku. Lagi pula tujuanku adalah menolong orang lain, bukan cari ribut dengan mereka,” ucap Brandon separuh bercanda.“Aku tahu kamu kamu nggak akan bertindak ceroboh, tapi … teman kamu itu ….”“Dia memang agak gegabah, tapi dia juga tahu betapa seriusnya masalah ini. Aku jamin kalau nggak berhasil … nggak, entah itu berhasil atau nggak, semuanya akan tetap berjalan sesuai rencana awal kita!”Brandon dapat memahami kekhawatiran Liman karena apa yang akan mereka hadapi adalah petugas resmi dari kedutaan. Tidak mudah bagi Brandon meminta bantuan dari Liman kali ini untuk mengerahkan anak buahnya, maka sudah pasti dia tidak akan membuat Liman merasa direpotkan. Tentu ini sudah bukan masalah siapa yang merepotkan siapa lagi, karena ini sudah menyangkut hubungan antar kedua negara. Harus diingat juga bahwa mereka masih belum mempunyai bukti yang cukup kuat. Kalaupun ada, mereka
“Aku tahu kamu khawatir sama anakmu, tapi kamu juga sudah tahu kalau Nathan nggak ada di sana. Mau kamu marah-marah dan ngomong apa pun ke mereka, itu nggak akan ada gunanya!”“Kalau begitu aku mau berangkat ke Yuraria!” Shane menghardik.“Boleh saja, kalau beli tiket sekarang mungkin penerbangan hari ini masih keburu. Tapi begitu kamu sampai di sana mau ngapain? Memangnya kamu bisa masuk ke istana mereka?”“.…”Brandon membalas Shane dengan pertanyaan retoris yang seketika membuat Shane terdiam. Shane tidak bisa melakukan apa-apa lagi di saat seperti ini dan sadar bahwa dia hanya terpancing oleh emosi sesaat, tetapi apa boleh buat.“Justru di saat-saat genting begini kita harus tetap tenang,” kata Brandon. “Kali ini ada orang pemerintah yang membawa kami masuk dengan modus melakukan disinfeksi. Makanya kami nggak bisa terlalu lama di sana apalagi kalau harus mencari-cari. Aku nggak ngajak kamu ke sana bukannya menyuruh kamu untuk diam saja. Kamu masih tetap bisa melakukan sesuatu.”Ke