Home / Romansa / Istri Keempat / 80. Kejelasan

Share

80. Kejelasan

Author: Asia July
last update Last Updated: 2021-07-18 09:40:34

Rumah itu dibangun di atas sebuah tanah yang sangat luas. Desainnya yang modern dan kekinian sangat berbeda dengan rumah yang Sakha miliki di desa. Rumah yang saat ini Airin pandang sangat menjelaskan karakter pemiliknya. Didominasi oleh warna gelap abu-abu dan putih serta kaca di mana-mana. 

Mereka menyusuri jalan yang diapit oleh bebatuan dan beberapa tumbuhan bunga sebagai pemanis yang diteringai oleh lampu taman redup. Bahkan setelah sampai di dalam, Airin tidak mengatakan apa pun atau mengungkapkan komentarnya mengenai seberapa berbedanya Sakha yang selama ini dia kenal di desa dengan yang sekarang berada di kota bersamanya.

Ini menyesakkan Airin bahwa ternyata hanya sedikit hal yang dia ketahui tentang suaminya. Tapi itu tidak akan lama, Airin tahu bahwa dia akan terbiasa dan dia juga memiliki banyak waktu untuk mengenal suaminya itu lebih dekat.

"Kamarku ada di atas. Ayo!" Sakha menggandeng tangan Airin dan melangkah menuju tangga spiral yang membawa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Tweet 1209
NGENTOT MAHAL AMAT
goodnovel comment avatar
Ossy Puji Rahayu
kapan up lagi kaaa huhuhuuu nungguin bgt
goodnovel comment avatar
Rafa Kamila
fixx pasti sakha udh punya rencana buat bikin airin the one and only wkwkw
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Keempat   81. Kepercayaan

    Bab 81 – Kepercayaan Saat Airin bangun di keesokan harinya, dia tidak bisa menemukan Sakha di manapun. Matanya menyipit oleh sinar matahari yang mengintip dari kerai. Sejenak tadi dia sempat tidak ingat di mana dirinya berada. Sampai nuansa gelap di kamar itu mengingatkannya pada suaminya sendiri. Tubuhnya terasa ringan karena tidur nyenyaknya semalam, yang sudah lama tidak dia dapatkan. Senyum membingkai bibirnya ketika menarik napas dalam dan mencium aroma pria itu yang familiar. Lalu Airin pun menurunkan kaki ke lantai dan langsung pergi ke kamar mandi. Saat keluar, tidak ditemukannya Sakha di mana pun. Airin mengenakan pakaian yang sudah Sakha siapkan untuknya, berupa kaos berlengan panjang hitam yang kebesaran dan celana pendek. Jam sudah menunjukkan angka sepuluh pagi. Hari menjelang siang dan panas. Airin lapar. Dia keluar dan menemui Sakha yang ternyata tengah berada di dapur. Laki-laki itu berbalik ketika Airin melangkah mendekat. Sak

    Last Updated : 2021-08-04
  • Istri Keempat   82. Kedatangan Nia

    Tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka ke depannya. Airin juga tidak tahu langkah apa yang harus dia ambil selanjutnya. Atau bagaimana cara dia memberi tahu Sakha tentang semua pengkhianatan yang dilakukan para istrinya yang lain. Airin ingin melupakan itu semua sejenak dan fokus pada apa yang terjadi sekarang.Berjalan-jalan di halaman rumah pada sore hari tidak pernah menjadi begitu menyenangkan bagi Airin selama ini, kecuali sore yang sejuk sehabis hujan bersama suaminya.Tangan pria itu yang hangat menggenggam tangan Airin. Saat Airin mendongak menatap wajahnya dari samping, dia mendapati Sakha tengah tersenyum dengan tatapan tertuju ke depan, dan sekali lagi Airin memuji ketampanan suaminya tersebut.Melihat kebahagiaan yang tersirat dengan jelas di wajah pria itu, membuat Airin berharap bahwa Sakha tidak pernah tahu mengenai pengkhianatan Ria Tia dan Nia. Airin tidak ingin Sakha terluka. Dia tidak ingin melihat wajah tampan ini dinodai dengan ekspres

    Last Updated : 2021-08-05
  • Istri Keempat   83. Kebenaran Menyakitkan

    “Kamu benar-benar jahat, Rin. Kamu merebut Mas Sakha dari kita semua.” Itu adalah kalimat pertama yang Nia katakan setelah setengah jam mereka dalam keheningan di dalam mobil itu.Airin mengernyit. Apa maksud Nia mengucapkan itu secara tiba-tiba? “Aku tidak mengerti apa yang Kak Nia maksud. Bukankah selama ini hubungan kita semua baik-baik saja?”Nia tertawa, tapi suaranya terdengar marah ketika dia berkata, “Semuanya memang baik-baik saja sebelum kamu hadir di dalam rumah tangga aku dengan Mas Sakha!”Maka kini giliran Airin lah yang ingin terbahak. “Kak Nia salah,” kata Airin.“Maksud kamu?”Tanpa menatapnya, Airin menjawab, “Rumah tangga itu sudah hancur sejak awal.”Nia memberengut tidak suka. Dia membanting stir menyalip sebuah mobil dengan kecepatan semakin tinggi.Airin menahan diri untuk tidak menunjukkan rasa gugupnya. “Kita akan ke mana?” tan

    Last Updated : 2021-08-09
  • Istri Keempat   84. Hancur

    Beberapa meter sebelum mobil Sakha sampai di gerbang rumahnya, sebuah mobil lain tampak baru saja keluar dari sana. Dahi Sakha mengernyit. Menoleh ke arah spion, tapi tidak berhasil mengenali pemilik mobil itu atau siapa yang mengendarainya. Karena tidak pernah ada seorang tamu yang datang ke kediamannya yang satu ini.Billy berdiri di depan gerbang dengan ekspresi khawatir. Satpamnya itu terlonjak dan langsung diam di tempat saat lampu mobil Sakha menyorotnya. Dia memberhentikan mobilnya di samping Billy.“Siapa yang barusan datang ke sini?” tanya Sakha.Billy tampak ragu sesaat. Perasaannya tidak enak karena kepergian nyonya rumah tanpa sepengetahuan sang tuan. Billy takut menjadi orang yang disalahkan.“Billy.” Sakha memanggilnya lagi.Billy pun akhirnya memberi tahu Sakha semuanya, bahwa Airin dan seorang wanita bernama Henia dan yang dipanggil Airin sebagai Kak nia, datang dan membawa Airin pergi.Mesin mobil yan

    Last Updated : 2021-08-16
  • Istri Keempat   85. Harapan

    Bab 85 – HarapanIni adalah mimpi buruk yang menjadi kenyataan bagi Sakha.Tidak pernah terpikirkan olehnya sebelumnya, bahwa dalam waktu yang sangat singkat, dia akan duduk di sebuah kamar rumah sakit, menggenggam tangan seseorang yang sangat dia cintai, yang tengah terbaring tidak berdaya di sana.Sudah beberapa malam berlalu tanpa tidur yang nyenyak, tanpa istirahat dan berhenti cemas. Setiap kali Sakha menutup matanya untuk istirahat, yang terbayang di benaknya adalah rekaan ulang kecelakaan itu, diikuti dengan pengandaian yang nyaris membuatnya gila sendiri; bagaimana kalau dia telat?, bagaimana kalau dia bahkan tidak ada si sana?, atau bagaimana kalau saat itu hujan tidak turun?, apakah saat ini dia akan masih bisa menatap wajah perempuan yang dia cintai dengan napas yang masih berembus teratur dari hidung?Sakha mengelus punggung tangan yang pucat itu dengan lembut, menyatukan jemari mereka dan menangkupnya hangat dengan kedua tangan. Sakha m

    Last Updated : 2021-08-18
  • Istri Keempat   86. Bersama

    Airin tidak tahu sudah berapa lama dia tertidur, saat membuka mata, dia melihat Sakha tengah duduk di lantai dengan sebuah sajadah sebagai alasnya. Lalu pandangan Airin menatap ke arah langit-langit kamar, mengumpulkan kembali pikirannya yang terpecah belah.Jadi sepertinya sudah beberapa hari berlalu semenjak kecelakaan itu, yang Airin tidak terlalu ingat dengan jelas. Tapi dia ingat tentang rasa sakitnya, dan ketakutan yang melebihi rasa sakit itu sendiri.Samar, Airin ingat bahwa saat itu dia melihat wajah Sakha di sana, tepat sebelum dia menutup mata dan semuanya menjadi gelap.Apa yang terjadi setelahnya? Bagaimana Sakha bisa ada di sana? Dan bagaimana keadaan Henia sekarang?Semua pertanyaan itu memenuhi kepala Airin. Dan dia hanya tersadar saat Sakha memanggil namanya.“Airin.” Pria itu duduk di sofa di samping ranjang dan meraih tangan Airin.Airin menatap mata suaminya itu, mencoba mengenali setiap ekspresinya dan menyad

    Last Updated : 2021-08-19
  • Istri Keempat   87. Yang Tersisa Setelahnya

    Bab 87 – Yang Terjadi SetelahnyaTiga minggu berlalu dengan sangat lambat. Airin masih dirawat di rumah sakit. Sakha masih menemaninya dan terkadang pergi untuk bekerja, tapi sekalipun pulang pada tengah malam Sakha selalu ada dan menemaninya di sana.Seperti malam ini. Dia duduk di sofa ditemani secangkir kopi. Pikiran Sakha yang akhir-akhir ini kacau kerap kali membuatnya terjaga semalaman. Bahkan sekalipun dia mengantuk, dia lebih memilih untuk tidak tidur, tapi biasanya dia tidak sadar akan jatuh tertidur dalam posisi duduk di sofa itu.Sakha tampak benar-benar kacau dan orang yang melihat juga pasti akan langsung menyadarinya.Tadinya, Sakha hendak menyerahkan semua masalah pekerjaannya ke asisten dan orang-orang kepercayaannya, sementara Sakha ingin berfokus menjaga Airin sampai istrinya ini sembuh. Namun ada beberapa hal di kantornya yang harus Sakha kerjakan sendiri yang tidak bisa diwakilkan oleh siapa pun.Sakha mungkin akan merasa

    Last Updated : 2021-08-20
  • Istri Keempat   88. Cerai

    Bab 88 – CeraiAirin akhirnya diizinkan dokter untuk pulang. Dia belum sembuh sepenuhnya, masih harus melakukan pemeriksaan beberapa kali ke rumah sakit. Itulah kenapa Sakha tidak langsung mengajaknya pulang ke desa, melainkan ke rumah pribadinya sendiri di kota.“Kamu tidak masalah ‘kan tinggal di sini dulu?” tanya Sakha sembari membukakan pintu kamar untuk Airin.Airin, yang berjalan bagai mayat hidup itu hanya mengangguk dengan gerakan kaku.Sakha tidak mengatakan apa pun. Bahkan sekalipun dia ingin berucap, dia menelan kembali kata-katanya, takut Airin akan semakin mengabaikannya.“Mau makan lagi?” tawar Sakha.Airin menggeleng. Saat dia berbalik dan melihat wajah lelah suaminya, Airin merasa semakin bersalah. “Aku sudah kenyang,” jawabnya kemudian.“Baiklah. Kalau begitu istirahat saja dulu.” Sakha melangkah ke pintu, berniat untuk pergi.Menyadari itu, Airin refl

    Last Updated : 2021-08-26

Latest chapter

  • Istri Keempat   EXTRA PART 15 - Keluarga

    Beberapa bulan kemudian.Satu per satu impian Airin selama ini akhirnya tercapai. Tidak lama setelah dia lulus dari kuliah, dia berhasil membuka sebuah brand dan toko parfum hasil buatan dan racikannya sendiri, yang selama ini selalu dia idam-idamkan untuk lakukan. Bisnisnya masih bertaraf bisnis kecil, tapi dia melakukan semuanya dengan sukacita.“Semua adalah hasil jerih payah kamu,” kata Sakha ketika di hari pembukaan toko Airin yang ramai dikunjungi oleh orang-orang, berkat promosi dan iklan yang dia lakukan di mana-mana.“Tuan juga sudah membantu banyak,” sahut Airin, menggoda suaminya itu.Airin tidak ingin bersikap naif dengan melupakan bahwa tanpa Sakha dia tidak mungkin sampai di titik ini. Tapi Sakha bersikukuh bahwa dia tidak melakukan apa pun selain menginvestasikan uangnya ke bisnis Airin. Pria itu ingin sang istri bangga sepenuhnya kepada dirinya sendiri, yang mana sudah cukup Airin lakukan.“Aku benar-benar bangga padamu,” bisik Sakha di telinga Airin saat orang-orang t

  • Istri Keempat   EXTRA PART 03 - Henia Maulida

    EXTRA PART 03 – Henia MaulidaSuara pintu berderit terbuka terdengar menggema di rumah besar yang sepi itu. Henia melangkah masuk ke dalam, sepatunya dia lepas dan kakinya berjinjit di lantai. Sebisa mungkin dia tidak menimbulkan suara apa pun supaya tidak membangunkan orang rumah.Namun, saat langkah kakinya baru saja menginjak satu anak tangga terbawah, sebuah suara terdengar di atasnya.“Habis ke mana kamu jam segini baru pulang?”Itu suara ibunya. Henia menghela napas kasar lalu menapakkan kakinya lagi ke lantai. Lampu menyala dan raut muak di wajah Henia tampak semakin jelas.Dia melanjutkan lagi langkahnya menaiki tangga, memutuskan untuk tidak memedulikan ocehan ibunya.“Wanita tidak bersuami seperti kamu seharusnya nggak keluyuran malam-malam dan pulang pagi seperti ini.”Henia mengepalkan tangannya kuat dan menatap bayangan ibunya di atas tangga dengan tatapan tajam.“Aku bukan anak kecil lagi yang jam pulang aja harus diatur-atur,” balas Henia.“Henia! Kamu nggak dengar apa

  • Istri Keempat   EXTRA PART 02 - Amira Agistia

    “Bunda!”Tia mengangkat pandangannya dari majalah yang tengah ia baca, lalu menatap putranya yang berlari ke arahnya dengan seragam SMP berwarna putih dan biru tua. Senyum Tia mengembang, merentangkan tangan dan merangkul remaja itu dengan kasih sayang keibuan.“Bagaimana sekolah kamu?”Dean melepas ranselnya lalu mengambil sebuah kue dari atas meja. “Aku ada tugas kelompok. Rencananya, aku mau ngerjainnya di rumah temenku hari sabtu nanti,” jawabnya sembari mengunyah.Tia mengangguk. “Kamu boleh pergi.”Pandangan Dean langsung tertuju ke arah ibunya itu. “Benar?” tanyanya hati-hati.“Ya. Memang kenapa? Selama ini Bunda nggak pernah ngelarang, kan?”Kedua bahu Dean lantas tampak lesu. “Apa akhir pekan nanti Bunda bakal ada di sini sama aku?”Pertanyaan itu menyentil Tia dan membuatnya merasa sedih. “Dean, mulai sekarang Bunda bakal selalu ada sama kamu.”Dean menatap ibunya itu dan terdiam. Dia mencari kejujuran di kedua mata sang bunda, namun masih juga belum yakin atas ucapannya. Ap

  • Istri Keempat   EXTRA PART 01 - Fitria Ferdinan Putri

    Setelah bercerai dengan mantan suaminya, Ria memutuskan untuk pindah tempat tinggal ke negara tetangga, di mana di sana dia memulai kehidupan baru dengan seorang pria yang mencintainya. Ria teringat ucapan Sakha di malam saat pria itu menceraikannya, bahwa hati Ria tidak pernah berlabuh sepenuhnya kepada pria itu. Ria tidak pernah bisa mencintai Sakha. Mungkin memiliki sedikit perasaan padanya memang benar, tapi tidak pernah sampai tahap dia mencintai pria itu. Namun, ada satu pria, yang tidak pernah bisa Ria lupakan dan hilangkan dari hatinya semenjak remaja. Gani Akbar Hartono. Ria tidak pernah bilang bahwa dia mencintai Gani, tapi cinta yang diberikan Gani padanya terpampang dengan begitu jelas sehingga Ria luluh tanpa dia sadari. Sakha terlalu dingin. Gani hangat seperti matahari. Bahkan sampai sekarang, Ria kesusahan untuk berhenti membeda-bedakan dua orang itu. Dia telah hidup bahagia dengan Gani, pria yang kini telah menjadi suaminya, tapi dalam beberapa waktu pikiran Ria a

  • Istri Keempat   DEAR PEMBACA

    Halo, teman-teman pembaca semua. Kenalkan, saya Asia July, penulis kisah si istri keempat. (Sebenarnya saya dan Sakha sudah menikah siri, saya jadi istri kelimanya. :) Kisah Istri Keempat saya akhiri di bab 95. Itu karena saya sebagai istri kelima sudah saatnya bereaksi di balik layar merebut Sakha dari Airin. Jangan marah yaaa ;) Tapi, tenang saja, semuanya belum benar-benar berakhir. Akan ada EXTRA PART yang lumayan banyak! >,< Menceritakan tentang kisah Airin dan Sakha selanjutnya. Ada 1 konflik yang saya lempar, semoga nanti pembaca suka. Juga di extra part nanti, akan ada kisahnya Ria, Tia, dan Nia. Dan diakhiri dengan kisah Airin dan Sakha menanti kehamilan anak kedua. Lalu, di HIDDEN PART akan ada kisah saya sebagai istri kelima. (Ck! Sudah dibilang jangan iri!-_-) *ini becanda, gak ada hidden part!* Ucapan terima kasih saya sampaikan dengan tulus kepada teman-teman pembaca semua yang sudah membaca karya saya yang sangat penuh kekurangan

  • Istri Keempat   95. Akhir Istri Keempat [TAMAT]

    “Sekarang?” Sakha menjauhkan tubuh mereka dan menatap istrinya itu tepat di mata. “Tentu saja semuanya sudah berubah. Kamu merubah banyak hal dalam diriku dan duniaku.”Airin menangis. Dan Sakha mengusap pelan air matanya yang mengalir di pipi.“Airin?”“Hm?”“Apa kamu … mencintaiku?”“ …!”“Karena aku sangat mencintaimu.”Sontak tangisan Airin langsung terhenti. Dia menatap mata yang berwarna karamel itu, yang memantulkan cahaya lembut dari lampu di atas mereka. Airin mencari-cari, tapi dia tidak menemukan kebohongan.“Tidak masalah lagi dengan anak. Aku tidak pernah marah padamu saat tahu bahwa kita kehilangan bayi kita, harapanku saat itu hanya satu; mengambil semua rasa sakit yang kamu rasakan dan melimpahkannya padaku.“Dan tidak, Airin. Kalau kamu berpikir bahwa aku akan berpaling, maka kamu salah. Satu-sat

  • Istri Keempat   94. Karenamu

    Gelengan kepala diberikan Sakha. Kepalanya mendadak terasa berat sehingga dia pun memajukan tubuhnya, dan menjatuhkan kepalanya ke bahu Airin. Lalu berbisik, “Hanya kamu sekarang, Airin.”Tanda tanya besar menggantung dalam benak Airin. “Hanya aku? Maksud Mas, Kak Ria sudah ….”“Ya, dia bukan istriku lagi.”“Ba-bagaimana? Bukankah Mas dengan orang tua Kak Ria ….”Sakha terkekeh, ternyata Airin juga sudah tahu sejauh itu. “Aku pergi ke rumahnya. Dan berbicara dengan orang tuanya.”“Tapi bagaimana dengan perusahaan Mas?”Sakha mendesah lelah lagi. Dia menarik Airin dekat dan memeluk tubuhnya. “Aku benar-benar merindukanmu, Airin.”Dorongan adalah yang diberikan Airin sebagai jawaban dari ungkapan rindu itu. Ini bukan saatnya untuk mereka bermesra-mesraan. Ada banyak hal yang belum Sakha jelaskan padanya.Sakha menepis tangan Airin ya

  • Istri Keempat   93. Pelukan Rindu

    Seperti malam sebelumnya. Sakha masuk ke kamar dan mendapati Airin telah tertidur pulas.Sekali lagi, dia menyesal karena pulang terlalu larut malam. Dia merindukan mata indah berwarna hitam kelam itu menatapnya. Dia rindu pada suara wanita itu berbicara padanya.Sekarang semuanya sudah baik-baik saja bagi mereka. Dan Airin bertahan sampai akhir tanpa banyak protes. Mereka bisa memulai semuanya lagi dari awal, pikir Sakha.Perasaan bahagia menbuncah di dalam dadanya, membuat dia tidak bisa menahan diri untuk bergabung bersama Airin di atas ranjang dan memeluk istrinya itu erat.Sakha menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Airin, dan menghidu aromanya dalam-dalam lalu mengeluarkan suara seperti lirihan.Mustahil Airin tidak terbangun dibuatnya.Saat wanita itu membuka mata, dia terkejut, tapi tidak mengatakan apa pun. Bahkan bernapas pun dia takut, takut kalau itu akan membuat Sakha menjauh darinya. Tapi dorongan untuk membalas pelukan itu be

  • Istri Keempat   92. Rasa Bersalah

    Airin menunggu, lagi. Tapi sudah hampir tengah malam, Sakha tidak kunjung pulang. Dia memang berkata ingin pergi dari sisi pria itu, tapi nanti setelah mereka berdua berbicara. Segalanya harus diluruskan. Airin tidak ingin pergi membawa penyesalan karena kebodohannya sendiri. Namun, sampai kantuk membawa kesadarannya pergi—seperti malam sebelumnya—Sakha belum juga pulang. *** Lagi-lagi pada makan malam. Sakha tidak tahu kenapa waktu malam dan makanan menjadi waktu yang tepat baginya. Atau mungkin kali ini tidak tepat? Kemarin di makan malam bersama Tia. Sekarang di acara yang sama bersama keluarga besar Ferdinan. Ayah mertuanya yang begitu bersemangat terus menerus membahas tentang bisnis sedari tadi, seberapa tidak sabarnya dia mengutarakan ide untuk bisnis barunya di meja makan itu, sampai Sakha bahkan tidak memiliki waktu untuk menyela dan mengutarakan maksud kedatangannya malam ini. Ria duduk di samping Sak

DMCA.com Protection Status