Home / Romansa / Istri Kecil Om Dingin / Bab 36. Hasrat Liar Alfa

Share

Bab 36. Hasrat Liar Alfa

Author: Saraswati_5
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Di saat mereka sedang sibuk memilih baju, tiba-tiba ponsel Maxime bergetar. Maxime dengan segera mengambil ponsel yang dia taruh di saku jasnya.

"Tuan Muda?" gumam Maxime saat melihat siapa yang telah menelepon dirinya.

"Siapa?" tanya Chrisa yang beberapa langkah di depan Maxime.

"Tuan Muda Axel," jawab Maxime.

"Ya sudah diangkat," ucap Chrisa memerintahkan.

Maxime mengambil napas dalam-dalam, setelahnya dia mengembuskannya secara perlahan. Baru setelah itu, Maxime mengusap layar ponselnya. "Hallo, Tuan Mu—"

"Di mana saja kamu!" Belum selesai Maxime menyelesaikan kalimatnya, Axel sudah memotong kalimat Maxime lebih dulu.

Maxime menelan salivanya dengan susah. Sementara Chrisa yang melihat ekspresi Maxime bisa tahu, pasti saat ini Axel tengah membentak Maxime. "Saya sedang melakukan apa yang Tuan Muda perintahkan, Tuan Muda."

"Kamu beli baju apa ke neraka! Kenapa bisa lama sekali!" bentak Axel lagi.

"Maaf Tuan Muda. Sebentar lagi saya kembali." Hanya itu yang bisa Maxime katakan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mita Umaira Cantika
lanjuttt kkk .... bagus ceritanya..
goodnovel comment avatar
Rifatul Mahmuda
aihhh apa-apaan ini wkwkkw
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 37. Cemburu

    "Mau menyantap hidangan yang sudah ada di depan mata."Deg!Emily menelan salivanya dengan susah payah. Apalagi saat ini Axel menaruh kedua tangan Axel di kedua sisi tubuhnya. Hal itu berhasil membuat Emily tidak bisa berkutik. "Om, jangan mulai lagi deh!" ucap Emily sambil memundurkan tubuhnya, "kita baru selesai melakukan itu beberapa saat yang lalu."Axel tersenyum. "Memangnya kenapa, hem? Bukankah tadi kamu bilang kalau kamu bosan? Maka akan aku buat kamu tidak bosan lagi."Emily mengerjapkan kedua bola matanya ketika Axel mengatakan hal itu. Maksud Emily dia bosan berada di dalam ruangan Axel terus, bukan bosan karena tidak melakukan apa-apa. Namun, sepertinya Axel telah salah paham dan jika sudah seperti ini Emily harus bagaimana? Dia tidak bisa berkutik, apalagi tubuh Emily sudah dikunci oleh Axel. Axel menatap Emily dengan seksama. Dia begitu suka melihat ekspresi wajah Emily saat ini, menurut dia ekspresi wajah Emily saat ini terlihat sangat menggemaskan, membuat Axel ingin

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 38. Menyejukkan Hati

    Chelsea memasuki loby perusahaan milik Axel dengan wajah murung. Dia menyesal sudah setuju untuk menemui Alfa. Andai saja tadi dia tidak mau bertemu dengan Alfa, mungkin dia tidak akan terjebak di atas ranjang Alfa. Hingga membuat Alfa mengeluarkan benih di dalam rahimnya. Jika sudah seperti ini apa yang harus Chelsea lakukan? Bagaimana jika dia hamil? Sementara dia tidak ingin hamil anak Alfa karena dia masih mencintai Axel. "Kamu dari mana saja, Chels?" tanya Indah yang berhasil membuat Chelsea sadar dari lamunannya. "Ah, a-aku ... aku habis makan. Iya aku habis makan," jawab Chelsea gelagapan. Indah menautkan alisnya, dia merasa curiga pada Chelsea. "Kenapa nggak makan siang di kantin, Chels? Biasanya juga kamu makan siang di sana bareng aku dan yang lain."Chelsea mengedarkan pandangannya, mencari alasan yang masuk di akal. "I-iya, lagi pengen makan di luar aja," jawab Chelsea sambil tersenyum kikuk. Indah menganggukkan kepalanya sambil ber-oh ria menanggapi jawaban Chelsea ta

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 39. Alfa Gila!

    Malam harinya. Emily terbangun dari tidurnya ketika merasakan haus pada tenggorokannya. Dia mengerjapkan kedua bola matanya, menatap ke sekeliling ruangan di mana dia sekarang. Emily menautkan alisnya ketika menyadari jika dia saat ini sudah berada di kamarnya yang ada di mansion. "Kok aku udah di kamar? Perasaan tadi aku masih di kantor Om Axel," gumam Emily sambil menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. "Ah, mungkin Kak Chrisa yang sudah bawa aku pulang. Nggak mungkin 'kan kalau Om Axel yang bawa aku pulang."Setelah itu, Emily beranjak dari tempat tidurnya. Dia berjalan ke arah meja di mana ada botol minum yang biasa di siapkan oleh Chrisa, takut-takut jika Emily haus pada malam hari. Emily mengambil botol minuman itu, tetapi botol itu ternyata sangat ringan karena isi dalam botol itu sudah habis. Emily merutuki dirinya karena bisa-bisanya dia lupa tidak memberitahu Chrisa akan hal itu. Emily mengembuskan napasnya malas ketika harus turun ke dapur untuk mengambil air minum

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 40. Kekhawatiran Axel

    Axel berjalan dengan langkah lebar menuju kamarnya. Di belakangnya ada Chrisa yang baru saja keluar dari dalam kamar ketika mendengar suara ribut-ribut yang berasal dari arah dapur. Di saat Chrisa hendak berjalan ke arah dapur, langkahnya terhenti ketika melihat Emily yang ada di dalam gendongan Axel, dengan kondisi tidak sadarkan diri. Chrisa sangat terkejut, dia bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Namun, Chrisa tidak berani bertanya kepada tuan mudanya dan memilih untuk diam dan mengikuti tuan mudanya yang berjalan menaiki anak tangga menuju kamar. Sampai di depan kamar, Chrisa dengan cepat membuka pintu kamar tuan mudanya itu. Setelah itu, dengan segera Axel masuk dan membaringkan tubuh Emily di atas tempat tidur mereka. "Emily bangun, Emily," ucap Axel sambil menepuk-nepuk pipi Emily dengan lembut. Terlihat dengan jelas di mata Chrisa jika Axel begitu khawatir ketika Emily masih menutup matanya. Melihat kekhawatiran tuan mudanya, Chrusa yakin jika tuan mudanya itu sudah

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 41. Ada Apa Dengan Emily?

    "Emily kamu sudah sadar?" tanya Axel. Emily membuka matanya dengan perlahan. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali untuk menetralkan cahaya lampu yang masuk ke matanya. Dan ketika Emily mata Emily sudah terbiasa Emily menoleh ke senelahnya ketika mendengar suara Axel. Samar-samar, dapat Emily lihat jika di sebelahnya ada Axel. Melihat ada Axel di sana Emily dengan segera bangun dari tidurnya dan memeluk tubuh Axel dengan erat. Awalnya Axel hanya diam ketika secara tiba-tiba Emily memeluk dirinya. Namun, beberapa detik kemudian dia membalas pelukan Emily dengan erat. "Om tolong aku, Om. Tolong aku. Aku takut, Om," ucap Emily pelan saat di dalam pelukan Axel. Tubuhnya mulai bergetar ketika mengingat kejadian beberapa waktu lalu, ketika Alfa hampir melecehkannya. "Tolong aku, Om, tolong. Alfa jahat, Om. Dia mau jahatin aku. Aku nggak mau dekat-dekat sama dia, Om," ucap Emily semakin mengeratkan pelukannya. "Jangan tinggalin aku, Om. Aku takut, aku takut nanti Alfa bakal lak

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 42. Anak Haram

    "Kamu benar-benar tidak ingat kejadian semalam?" tanya Axel. "Memangnya apa yang terjadi semalam sih, Om?" Emily mulai penasaran apa yang terjadi, pasalnya Emily sama sekali tidak ingat. "Jangan bilang Om berbuat hal yang aneh-aneh ya sama aku?!" tuduh Emily sambil menunjuk wajah Axel dengan jari telunjuknya. "Kalaupun aku berbuat hal aneh sama kamu, itu bukan hal aneh. Kamu itu istriku, jadi terserah aku mau berbuat apa sama kamu," jawab Axel sambil menatap tajam Emily. Dia juga menurunkan jari telunjuk Emily yang sudah menunjuk dirinya. Axel tidak ingin memberitahu apa yang terjadi semalam, jika Emily tidak ingat maka Axel akan membiarkan seperti itu. Emily mencebikkan bibirnya kesal. Hal itu membuat Axel tersenyum tipis, lalu mengecup bibir itu sekilas. "Sudah sana mandi, kamu bau tau." Axel berdiri dari tempat dia duduk, dia berjalan meninggalkan Emily dengan wajah merah pada karena kesal pada Axel. "Kalau bau jangan dicium!" Emily menyingkapkan selimut yang menutupi tubuhnya,

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 43. Syarat

    Vera mengepalkan kedua telapak tangannya. Sejak dulu, Vera memang tidak suka dengan Axel. Apalagi dengan semua yang Axel ketahuilah. Vera bingung bagaimana Axel bisa tahu semua masalah yang menimpa dirinya, padahal dulu ketika Vera melakukan semua itu Axel masih kecil, umurnya baru lima tahun. Bukan tanpa alasan Vera melakukan hubungan terlarang. Namun, dia melakukan semua itu karena dia bertemu dengan mantan kekasihnya yang sedang galau karena tidak kunjung diberi keturunan padahal usia pernikahannya sudah tiga tahun. Hingga akhirnya hubungan mereka semakin dekat akibat sering bertemu dan pada suatu hari mereka malah melakukan hubungan terlarang itu hingga membuahkan seorang anak laki-laki yang bernama Alfa. Axel tersenyum senang melihat ekspresi Vera. Namun, beberapa saat kemidian. Hingga dia tiba-tiba menggeser kursi yang dia duduki dan hendak pergi dari meja makan tetapi tiba-tiba lengannya di tahan.Axel berbalik dan menatap tangan yang sudah menahan lengannya. "Om mau ke mana?"

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 44. Setuju

    "Syarat? Syaratnya apa, Opa?"Tuan Del Piero menatap Alfa dengan tatapan serius. "Satu. Berhenti bermain-main dengan para wanita murahan itu.""Tapi, Opa ... untuk masalah wanita itu sulit, aku sudah biasa melakukannya kalau harus berhenti yang ada aku bakalan pusing."Opa tidak peduli. Kalau kamu setuju Opa akan membantu kamu, tapi kalau tidak maka lupakan bisa keluar dari sini," ucap Tuan Del Piero sambil beranjak dari duduknya. Melihat opa-nya beranjak dengan segera Alfa menahan opa-nya itu. "Ok, Opa, aku setuju. Aku akan berusaha untuk berhenti bermain-main dengan para wanita," ucap Alfa pada akhirnya, "yang penting aku bisa keluar dari sini dulu, urusan itu liat nanti saja," lanjut Alfa di dalam hati. "Janji?""Janji, Opa."Tuan Del Piero mengangguk. "Kedua. Urus perusahaan Opa yang ada di Belanda."Mendengar kata Belanda membuat Alfa terdiam. Dia menjadi ingat jika pria yang mencampakkan dirinya dan mamanya ada di Belanda. Tanpa pikir panjang, Alfa menyetujui hal itu. "Aku setu

Latest chapter

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 144. Terima Kasih

    Bab 144. Terima Kasih—oOo—Emily merasa seperti sedang berada di dalam mimpi saat melihat Raihan berdiri di tengah-tengah pesta yang diadakan oleh Axel. Pria itu tampak begitu tampan dengan jas yang dipakainya, menunjukkan postur tubuh yang atletis.Selama lima tahun ini, Raihan telah menjadi teman yang setia bagi Emily, selalu ada di sisinya baik dalam suka maupun duka. Walaupun sering kali Emily menolak perasaan Raihan karena Emily hanya menganggap Raihan sebagai seorang sahabat, tetapi pria itu tidak marah dan pergi meninggalkannya. Emily teringat saat mereka berdua merawat Devan, anaknya bersama Axel. Ketika dia sedih dan hampir putus asa karena menduga Axel berselingkuh dengan Chelsea. Raihan selalu ada untuk menghiburnya dan mendukungnya, membuatnya merasa tidak sendirian. "Raihan ...," gumam Emily pelan, tak mampu menyembunyikan perasaan terharu dan takjubnya. Emily menatap Raihan dengan mata yang mulai berkaca-kaca.Perlahan, Emily turun dari panggung dan berjalan menuju Rai

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 143. Emily Valerie, Istri Saya.

    Bab 143. Emily Valerie, Istri Saya. —oOo—Emily menatap gedung megah di depannya, tempat acara pesta yang akan mereka datangi bersama Axel. Hatinya tiba-tiba tidak karuan, dia merasa akan ada sesuatu yang terjadi di dalam pesta tersebut. Namun, dia juga tidak tahu apa itu. "Ayo," ajak Axel sambil tersenyum. Dia mengulurkan tangannya untuk digandeng oleh Emily. Emily menghela napas. Dia kemudian melingkarkan tangannya di lengan kiri Axel, sementara tangan kanan Axel, dia gunakan untuk menggendong DevanSedangkan Devan yang berada di gendongan Axel terlihat begitu bahagia bisa diajak Axel ke acara ini.Begitu memasuki gedung, seketika semua mata tertuju pada Axel yang tampil gagah bersama Emily dan Devan. Para tamu yang hadir, terutama para wanita, tidak bisa menahan rasa penasaran mereka. Mereka saling bertanya-tanya di antara bisikan, "Siapa gerangan wanita bercadar yang bersama Axel? Dan siapa anak kecil yang digendongnya?" tanya salah satu tamu undangan. "Entahlah, aku juga baru p

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 142. Kembali Ke Mansion

    Bab 142. Kembali Ke Mansion—oOo—Sudah dua hari Emily dan Axel berada di villa. Mereka semua menikmati kebersamaan mereka. Seperti saat ini, Emily dan Chrisa tengah menatap Devan yang tengah membakar ikan yang mereka pancing bersama Axel dan Maxime. Kebetulan kesehatan Tuan Del Piero sudah lebih baik, jadi mereka bisa di villa hingga beberapa hari. Senyum terpancar di bibir Emily kala melihat Devan yang terlihat bahagia bersama Axel. Devan terlihat sangat menikmati kebersamaannya dengan Papanya. "Mama!" Devan melambaikan tangannya pada Emily. Emily tersenyum lalu membalas lambaian tangan putranya. "Devan terlihat sangat bahagia ya?" ucap Chrisa yang terus menatap ke arah Devan. "Iya.""Setelah ini rencana kamu apa? Apa kamu dan Devan akan kembali ke Singapura?" tanya Chrisa menoleh dan menatap Emily. Emily mengembuskan napas berat. "Aku juga tidak tahu, Kak."Chrisa yang melihat Emily mengembuskan napas mengusap baju Emily. "Aku tahu lima tahun lalu kamu kecewa dengan Tuan Muda.

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 141. Bikin Anak

    Bab 141. Bikin Anak—oOo—"Bagaimana?" tanya Axel pada bodyguard yang membukakan pintu mobil untuknya. "Semuanya aman, Tuan Muda.""Bagus." Axel kemudian memberi kode pada bodyguard itu untuk pergi dari sana. Sementara Emily yang melihat Axel dengan bodyguard tadi menautkan alisnya dan betanya di dalam hati. "Apa yang Om Axel bicarakan pada bodyguard tadi? Kenapa bisik-bisik," gumam Emily pelan. Axel berbalik, menatap Emily. Dengan segera Axel bejalan mendekat ke arah istri kecilnya. "Ayo," ajak Axel sambil menggandeng tangan Annisa. "Tadi Om bicara apa sama dia?" Emily memberanikan diri untuk bertanya. Ya, lebih baik dia bertanya bukan? Daripada dia penasaran. "Bukan hal penting, sebaiknya sekarang kita ke sana.""Jika itu bukan hal penting, kenapa Mas bicara dengan dia. Bukannya bisa bicara sama Kak Maxime saja, ya?" Emily tidak mau kalah. Axel mengembuskan napa panjang. "Karena itu—""MAMA!!" Axel bernapas lega saat mendengar teriakan Devan. Karena teriakan itu, dia tidak per

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 140. Menyusul Devan

    Bab 140. Menyusul Devan —oOo— "Jadi gimana?" tanya Axel sambil menatap istri kecilnya. "Om denger sendiri tadi," jawab Emily membuat Axel memicingkan matanya. "Kamu bilang apa tadi?" Emily menutup mulutnya, menyadari akan kesalahannya tadi. Dia kemudian langsung mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya ke atas dan membentuk dua jarinya itu menyerupai huruf 'v'. "Maaf, Mas." Axel mendengkus. Ingin marah, tetapi dia tidak tega dan pada akhirnya membuat Axel memalingkan wajahnya ke arah lain. "Jadi sekarang kita mau makan di mana?" tanya Axel. "Terserah Mas aja, aku udah nggak berselera," ucap Emily sedih, pasalnya dia tidak bisa makan siang bersama Devan. Bukan karena Devan tidak ingin makan siang bersama dia, tetapi Emily yang tidak tega jika harus membuat Devan menunggu sekitar dua jam agar mereka bisa makan bersama, mengingat saat ini Devan berada di Villa yang berada di Puncak Bogor. Alhasil Emily menyuruh Devan untuk makan siang bersama Chrissa dan Maxime saja. Axel m

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 139. Kegilaan Axel

    Bab 139. Kegilaan Axel —oOo— Emily menatap Axel yang kini tengah mengemudikan mobilnya. Dia menatap Axel tidak percaya, tidak percaya dengan apa yang telah Axel lakukan. Dia mengingat kejadian beberapa saat yang lalu, di mana dia tengah menatap Marcel yang berada di taman. "Kenapa Om lakukan itu sama Kak Marcel?" tanya Emily saat sudah duduk di dalam mobil. Axel berbalik, memposisikan dirinya untuk berhadapan dengan Emily. Detik selanjutnya dia menatap manik mata Emily dengan lekat. "Karena ...." "Karena apa?" "Karena dia sudah berani ingin menyentuh sesuatu yang sudah menjadi milikku." Emily mengerutkan dahinya, dia merasa tidak paham dengan apa yang baru saja Axel katakan. Maksudnya apa coba? Menyentuh sesuatu yang sudah menjadi miliknya? "Maksud, Om, apa?" Axel menyentuh pipi Emily yang terhalang niqab dan mengusap lembut pipi istri kecilnya. "Dia sudah berani menyentuh kamu satu hari sebelum kamu ke mansion." Emily melebarkan kedua matanya, dia tidak menyangka jika Axel

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 138. Rumah Sakit Jiwa

    Ban 138. Rumah Sakit Jiwa—oOo—Emily melihat gedung di mana Axel menghentikan mobilnya. Dia kemudian beralih menatap Axel. "Kenapa kita ke sini, Om?" tanya Emily bingung. Axel balas menatap Emily. "Nanti kamu juga akan tahu." Axel kemudian keluar dari dalam mobil disusul dengan Emily. Axel berjalan mendekat ke arah Emily. "Ayo," ajak Axel sambil menggandeng tangan istri kecilnya. Emily berjalan mengikuti langkah kaki Axel. Sesekali pandangannya menatap ke arah sekeliling dan melihat begitu banyak orang-orang yang berada di sana dengan kondisi tidak normal. Di dalam hati Emily, dia bertanya-tanya kenapa Axel membawanya ke rumah sakit jiwa ini. Padahal Emily meminta Axel untuk mempertemukannya dengan Alice dan Marcel, tetapi kenapa Axel malah membawa dia ke sini? Siapa yang sakit jiwa? Langkah kaki Emily terhenti saat tiba-tiba seorang wanita dengan pakaian serba putih mendekat ke arahnya dan Axel. "Selamat siang, Tuan Axel?" sapa wanita itu saat sudah berada di hadapan Axel. Axel

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 137. Menagih Janji

    Bab 137. Menagih Janji —oOo— Emily mengerjapkan matanya saat merasa tenggorokannya kering. Dengan perlahan Emily membuka matanya dan merasa terkejut saat sudah di suguhi pemandangan yang membuat wajahnya merah. "Selamat pagi," sapa Axel dengan senyum di bibirnya. Emily dengan segera memalingkan wajahnya ke arah lain saat melihat Axel yang tengah duduk di tepi tempat tidur dengan penampilan yang membuat siapa saja wanita yang melihatnya akan tergoda dan malu. Bagaimana tidak? Saat ini penampilan Axel sangat menggoda, dengan rambut dan tubuh bagian atas yang masih basah tengah duduk di samping Emily dengan senyum menawannya. Apalagi tetesan air yang jatuh dari rambut ke roti sobek milik Axel, membuat kesan seksi semakin keluar dari tubuh Axel. "Kak Maxime sudah ngasih kabar belum, Om?" tanya Emily tanpa menatap Axel. "Dalam islam, tidak baik jika bicara dengan suami tanpa menatap suami." Emily mendengkus kesal. Dia bertanya-tanya kenapa Axel sekarang jadi paham tentang hal seperti

  • Istri Kecil Om Dingin   Bab 136. Penyatuan Setelah Lima Tahun

    Bab 136. Penyatuan Setelah Lima Tahun —oOo— Emily memejamkan matanya, merasakan setiap lumatan yang Axel lakukan. Sesekali dia mendesah saat lidah Axel berusaha masuk ke dalam mulutnya, menjelajah setiap rongga mulutnya. Hingga tanpa sadar saat ini dirinya dan Axel sudah berada di atas tempat tidur dengan posisi di mana Emily di bawah tubuh Axel. Axel melepas pagutannya saat merasakan Emily mulai kehabisan napas. Dia kemudian menatap manik mata Emily yang mulai berkabut. Dia mengusap lembut pipi Emily dan bibir Emily yang sudah berubah merah akibat ulahnya. "Bolehkan?" tanya Axel dengan suara berat saat sudah tidak bisa menahan rasa yang sudah lama dia pendam. Mendengar satu kata yang keluar dari bibir Axel, Emily perlahan membuka matanya. Dapat Emily lihat ada kabut gairah di mata Axel, kabut yang selama lima tahun ini tidak Emily lihat. Emily bingung harus menjawab bagaimana. Melihat tidak ada jawaban dari Emily membuat Axel berpikir jika Emily menyetujui apa yang akan dia la

DMCA.com Protection Status