Kota Xiangshou tidak terlalu jauh dari kota Shuangji. Kedua kota itu juga tidak terhalang hutan lebat nan berbahaya. Hanya ada gurun pasir biasa yang cukup ramai dilalui banyak orang.Meski begitu, ketika malam hari kedua orang itu menyusuri gurun, tetap saja situasinya agak sepi, dan mereka memilih jalur paling sepi agar bisa leluasa terbang cepat mencapai kota.Keadaan di dalam kota Xiangshou tidak jauh berbeda dengan kota Shuangji. Ada banyak bangunan megah dan tinggi, pasarnya pun sangat hidup dari pagi hingga pagi lagi.Selain itu, kota Xiangshou terkenal dengan hiburannya, sama seperti kota Shuangji, hanya tidak semegah di Shuangji.Kota Xiangshou lebih menitikberatkan pada kuliner. Ada banyak restoran dan berbagai tempat makan tersebar di penjuru kota sampai ke pinggiran. Kuliner di kota tersebut sangat ternama di kerajaan Yun karena enak.Jika di kota Shuangji, ada banyak rumah prostitusi berkedok restoran atau kedai teh, maka di kota Xiangshou tidak demikian.“Yulan, kota Xia
“Ayo aku tunjukkan saja!” Wang Qifeng bersemangat mengajak wanita kesayangan dia ke suatu tempat.Berdasarkan kelincahan Wang Qifeng menyusuri jalanan di kota yang padat dan ramai, Zhang Yulan semakin yakin bahwa pria Wang memang sudah terbiasa dengan kota tersebut.Namun, dia memilih untuk diam dan ikut saja ke mana Wang Qifeng membawanya pergi, hingga langkah mereka terhenti di depan sebuah bangunan yang cukup besar dengan ornamen serba hitam dan kelabu seakan melambangkan warna bebatuan.Beberapa batu berukuran cukup besar diletakkan di beberapa sudut ruangan ketika Zhang Yulan memasukinya. Mata indah besar dia menatap sekeliling. Ada banyak orang di sana dan masing-masing sibuk memilih batu.Kemudian, keduanya tiba di depan hamparan lantai yang di atasnya ada begitu banyak batu beraneka ragam ukuran dan bentuk.“Yulan, kita bisa memilih batu di bagian ini, membayarnya, dan kemudian bisa minta pelayan untuk membelahnya di tempat ini agar mengetahui apakah di dalamnya ada batu giok.
Zhang Yulan tidak mengira Wang Qifeng akan langsung setuju begitu saja saat ada yang menawarkan harga 500 batu roh untuk gioknya. Yah, itu memang merupakan uang yang sangat banyak, apalagi pria Wang berulang kali mengatakan dia masih miskin.Teringat keluhan pria Wang tentang miskin, membuat Zhang Yulan ingin menebas pria itu saja. Miskin? Dia jauh lebih miskin!Setelah terjadi persetujuan dengan penawar tadi, senyum Wang Qifeng terurai lebar setelah menerima batu roh yang dibayarkan padanya. Dia lekas masukkan itu ke cincin spasialnya dan hendak berjalan lagi ke arah kumpulan batu untuk memilih berikutnya.Zhang Yulan ikut saja. Namun, dia tak bisa membendung keheranannya dan bertanya, “Hei, apakah kau yakin kau tidak rugi menjual giok itu seharga 500 batu roh? Kudengar bisik-bisik orang di dekatku mengatakan itu bisa mencapai 700 batu roh kalau memang giok asli berkualitas tinggi.”Wang Qifeng memutar sedikit badannya agar bisa berhadapan dengan Zhang Yulan dan berkata, “Itu kalau a
Mata tuan Yan melotot ganas ke Wang Qifeng, menganggap pemuda itu sungguh bernyali sudah kurang ajar padanya. Siapa yang berani meragukan dia yang merupakan penaksir batu paling terkenal di Xiangshou?Dikarenakan terlena oleh reputasinya, tuan Yan tentu saja tidak ingin dikalahkan orang lain, terlebih dari seorang junior dan yang paling utama, di bidang yang sudah puluhan tahun dia geluti.Namun, Wang Qifeng terlihat sangat santai dan tenang bagaikan dia sudah mengintip rahasia langit yang menuliskan bahwa dia akan memenangkan pertaruhan.Kemudian, batu mulai dipotong sedikit demi sedikit oleh petugas. Hingga kemudian, muncul warna samar kehijauan pada potongan yang semakin dalam.Orang-orang berteriak melihat itu.“Wah! Giok! Itu pasti warna giok! Pemuda itu kalah taruhan!”“Bukankah sudah aku bilang, tak ada yang bisa mengalahkan tuan Yan jika itu mengenai judi batu?”“Pemuda itu terlalu cepat seratus tahun untuk mengalahkan tuan Yan dalam urusan batu.”Ketika banyak orang mulai mer
Mata ganas tuan Yan menyorot tajam ke Wang Qifeng seakan ingin mencabik-cabik pemuda itu. “Kau, bocah kemarin sore, berani mempermalukan aku, seorang senior!”Ucapan tuan Yan ditanggapi kekehan tawa dari Wang Qifeng. Lalu, dia menyahut, “Ha ha, Tuan, Anda sungguh konyol. Apakah aku salah jika bertaruh denganmu? Memangnya kau ingin aku bagaimana? Mengakui aku kalah ketika di dalam batu memang tidak ada giok hanya karena kamu seorang senior?”Wajah tuan Yan merah padam menahan amarah ketika mendengar sindiran keras Wang Qifeng. Dia tidak bisa berkata-kata lebih banyak dan menggantinya dengan seruan, “Bunuh dia!” kepada anak buahnya.Belasan orang yang berada di alam Kondensasi Qi segera menerjang maju ke Wang Qifeng dan Zhang Yulan. Mereka tidak peduli melakukan penyerangan di tengah jalan di siang bolong seperti itu.Yah, pemandangan semacam itu sudah tidak asing ditemui di kota besar sebuah kerajaan karena akan ada banyak orang bertikai dengan berbagai permasalahan pelik masing-masing
Tidak butuh waktu lama bagi Zhang Yulan untuk menumpas empat orang yang tersisa dari anak buah tuan Yan. Setelah itu, dia cukup mengibaskan pedang Youzu dia ke tanah untuk meniadakan bercak darah yang ada di tubuh pedang sebelum dia menyimpan ke cincin spasialnya. Selalu seperti itu.Hei Tian bergerak riang di tangan Zhang Yulan seolah minta dielus sembari dipuji.Memahami manjanya ular itu padanya, Zhang Yulan menghela napas tak berdaya dan mengusap-usap kepala Hei Tian, atau mungkin dahinya, sambil berkata, “Hei Tian anak hebat, menakjubkan. Tapi, lain kali, jangan sembarangan keluar begitu, mengerti?”Hei Tian seperti paham akan ucapan Zhang Yulan dan terdiam sembari menunjukkan raut sedih. Dengan gerakan lunglai, ular kecil itu masuk ke lengan baju Zhang Yulan.Melihat itu, Wang Qifeng tidak menahan senyumnya dan mendekat ke wanita kesayangannya. “Ayo kita berbelanja sedikit di kota ini, Yulan!”“Jangan katakan kau ingin menghamburkan uang percuma lagi,” sinis Zhang Yulan disertai
Hati Zhang Yulan berdebar-debar ketika dia berjalan menuju ke formasi pengangkut yang dipilih Wang Qifeng. Ini pertama kali baginya menggunakan hal semacam itu.Di sektenya dulu, dia jarang keluar dan hanya fokus meningkatkan kultivasi saja sehingga dia tidak mengetahui seperti apa dunia luar yang hiruk-pikuk dan penuh warna-warni kehidupan. Dia hanya keluar beberapa bulan sekali saja, itu pun hanya ke pasar didampingi pelayan khususnya.Mengingat itu, perasaannya mengharu-biru ketika teringat akan pelayan setianya yang mati untuk melindungi dia, Yao Mingyi.Di hatinya, Zhang Yulan berujar, ‘Mingyi, tunggu aku lebih kuat dan akan aku balaskan semua orang yang sudah menyakitimu, terutama Yao … Xiu … Wen!’ Dia menekankan nama sang rival yang telah terpatri dengan aura hitam di kalbunya.Kaki jenjang ramping Zhang Yulan menapaki lingkaran yang memiliki aksara kuno di bagian tepinya. Ada Wang Qifeng berdiri di sampingnya. Saat ini, mereka hanya berdua saja ditemani seorang petugas di form
Zhang Yulan dan Wang Qifeng keluar dari kios itu untuk ke kios lainnya yang juga menjual peralatan ajaib semacam artefak penyimpanan.Lantai itu memang terkhususkan menjual barang-barang ajaib semacam artefak, ini dijelaskan oleh Wang Qifeng sambil berjalan santai.“Yulan, sekedar informasi saja untukmu, gedung ini memiliki 8 lantai. Lantai kesatu untuk penjualan kitab kultivasi, lantai kedua menjual pil alkimia dan ramuan sejenisnya, lantai ketiga menjual kertas mantra dan formasi, lantai keempat menjual senjata, lantai kelima menjual artefak penyimpanan, lantai keenam menjual armor dan pakaian pertahanan. Semua barang tadi hanya di level rendah, karena level tinggi biasanya dijadikan aset untuk acara pelelangan.” Wang Qifeng menjelaskan dengan santai seolah dia sedang melagukan kalimatnya.Zhang Yulan di sisinya menoleh singkat, cukup kagum dengan wawasan pria Wang meski tidak akan mungkin dia ungkapkan agar pria itu tidak menjadi besar kepala.Ketika wanita Zhang hendak mengatakan
Demi bertahan hidup, Yao Xiren bersedia membunuh istrinya sendiri dengan cara bengis meskipun sudah tidak memiliki basis kultivasi, bahkan dia mengabaikan putranya.Belum lagi dia mendapatkan cemoohan pedas dari Zhang Yulan. Ini sungguh membakar emosi Yao Xiren.“Kau! Kau yang memaksa! Kau dan suami sialanmu itu yang memprovokasi aku sehingga aku harus kehilangan Wen’er!” Tubuh Yao Xiren bergetar akibat marah.“Huh! Kau yang lemah tapi menyalahkan orang lain?” hina Zhang Yulan. Sama sekali tidak ada belas kasihan untuk lelaki yang pernah menjadi suaminya di masa lalu. Yang diingat dia mengenai Yao Xiren hanyalah kepahitan dan pengkhianatan. Semua cinta sudah terkikis oleh dendam.“Kau jalang bedebah! Serahkan anakku! Kau sudah mendapatkan apa maumu! Enyah saja sana kau dan suami sialanmu ke neraka! Kalian berdua iblis! Kalian—akkhhh! Haakkhh!” Ucapan Yao Xiren terhenti akibat lidahnya jatuh usai ditebas tangan Wang Qifeng.“Kau dan istrimu sama-sama bermulut busuk! Sungguh sia-sia mem
Zhang Yulan menatap tajam ke suaminya yang sedang menghampiri mantan suaminya. Meski begitu, dia tetap waspada dan mengarahkan ujung Youzu ke Yao Xiuwen.Mata Wang Qifeng berkilat tajam saat menatap Yao Xiren yang ketakutan di tempatnya.Namun, Yao Xiren tak mampu bergerak meski dia ingin melawan. Seakan tatapan dari Wang Qifeng mampu melumpuhkan semua saraf di tubuhnya. Dia membeku di tempatnya dengan tubuh gemetar.Putra Yao Xiren justru yang pertama kali bereaksi ke Wang Qifeng. “Jangan sakiti ayahku!” Dia hendak memukul pria Wang menggunakan kekuatan di ranah Pengumpulan Qi tingkat awal.Wang Qifeng cukup memukul ringan bahu bocah itu dan si bocah langsung pingsan dan dililit oleh lengannya.“Zhan’er!” Yao Xiren membara penuh amarah melihat anaknya dipukul meski tidak sampai terluka, hanya pingsan. Terlebih, putranya seakan sedang disandera oleh pria Wang. Dia mengerahkan keberaniannya menyerang Wang Qifeng meski kultivasinya terpaut 4 tingkatan mayor.Energi besar yang Yao Xiren
“Kau bisa tenang bertarung, Yulan, aku akan menjadi wasit untukmu.” Wang Qifeng berkata sambil berdiri mengawasi keadaan meski terlihat santai.Baru saja dia berkata demikian ke istrinya, tak selang berapa lama, muncul beberapa orang berjubah merah mendekat dan melewati formasi dengan santainya.Kening Zhang Yulan berkerut. Dia membatin, ‘Bukankah itu seragam dari orang-orang dari Paviliun Giok utama? Kenapa mereka ada di sini?’“Pangeran!” Salah satu dari mereka menyapa dan diikuti lainnya sambil bersoja.“Bagus kalian datang.” Wang Qifeng mengangguk. “Tangkap dan eksekusi anggota sekte ini yang masih tersisa agar tidak menjadi gangguan untuk mataku.”“Baik, Pangeran!” Mereka segera melaksanakan perintah Wang Qifeng. Tak berapa lama, terdengar suara jeritan dari murid sekte yang tersisa.“Itu … itu bukankah itu seragam dari Paviliun Giok Utama?” Yao Xiren tak bisa menahan keheranannya.“Kenapa? Apakah kau heran?” tanya Wang Qifeng dengan wajah mencemooh ke Yao Xiren.“Kenapa mereka a
Tetua Pertama yang hubungannya dekat dengan Yao Ming, dia kerap diajak pergi ke Dunia Tengah, bertemu dengan banyak tokoh sekte iblis lainnya, kini mengingat suatu hal yang sama seperti ketua sektenya. “Be—benar! Kau! Kau ternyata Pangeran Sekte Iblis Dunia Atas! Ouyang Qifeng! Ya, itu namamu! Aku pernah melihatmu mewakili ayahmu pergi ke Dunia Tengah untuk menghadiri konferensi sekte iblis kala itu!” Suara Tetua Pertama bergetar mengatakannya. Wang Qifeng menghela napas panjang karena identitasnya kini sudah terungkap. Bahkan nama aslinya! Mau bagaimana lagi, dia beberapa kali harus mewakili ayahnya di beberapa pertemuan meski enggan. “Kau bahkan dicalonkan sebagai Putra Suci Sekte Iblis Surgawi Dunia Atas, Sekte Iblis Diyu Gongdian (Istana Neraka)!” Yao Ming mengatur energi qi yang terus mengamuk di tubuhnya sembari teringat aka nasal-usul sekte iblis Diyu Gongdian milik ayah Wang Qifeng. Sekte iblis di Dunia Atas, seperti apa eksistensinya? Tentu sangat tinggi dan mampu menginja
Zhang Yulan menggenggam Youzu erat-erat, meskipun ini terakhir dia bernapas, tapi dia tidak ingin menyerah begitu saja. Tetap harus berjuang hingga akhir!‘Mungkin di kehidupan mendatang, aku bisa benar-benar membalas dendam pada mereka,” batin Zhang Yulan sambil melirik Yao Xiren dan Yao Xiuwen, pasangan yang paling membuat dia sakit hati begitu mendalam.“Kau sebaiknya patuh dan menjadi persembahan untukku!” seru Yao Ming.Zhang Yulan sudah bersiap untuk apapun yang terjadi.“Kau pikir kau siapa berhak bicara seperti itu?” Mendadak ada suara bergema masuk ke pendengaran semua orang di sana.Zhang Yulan rasanya ingin menangis karena sangat mengenal suara tersebut.Sesosok berjubah merah dan putih, senada dengan warna gaun Zhang Yulan, terbang dan menjejakkan kaki di sebelah wanita Zhang. Dengan satu kibasan tangan saja sudah mampu mementalkan Yao Ming ke belakang.Yao Ming segera menstabilkan tubuhnya ketika mendarat. Energi vitalnya bergolak usai mendapatkan hempasan energi dari sos
Melihat ayahnya terluka parah oleh mantan istrinya, mana mungkin Yao Xiren memiliki nyali? Dia sadar dia sendiri bukan tandingan ayahnya dan kini Zhang Yulan bisa mengalahkan sang ayah?Tetua Pertama berbaring di tanah, dia sekarat dan mencoba menolong dirinya menggunakan berbagai macam pil penyembuh yang dia punya.Sementara itu, Zhang Yulan kembali memakan buah Qishu yang bisa mengembalikan vitalitas dan energinya.Sebelum Zhang Yulan benar-benar pulih, mendadak saja Yao Xiren yang sudah ketakutan, berteriak agar mereka semua lekas melarikan diri dari area tersebut. Dia juga bergegas hendak membawa anak dan istrinya keluar dari sana.Tapi, Zhang Yulan tertawa keras mendengar seruan mantan suaminya. “Ha ha ha! Kau menyuruh mereka pergi? Tak perlu repot! Kalian bisa menemaniku di sini sampai aku puas membasmi kalian!”“Apa maksudmu, wanita keji?” teriak Yao Xiren penuh kecaman menatap mantan istrinya.Wajah meremehkan ditampilkan Zhang Yulan ketika dia menjawab, “Percuma saja kalian i
Zhang Yulan menatap tajam Tetua Keempat yang sudah terluka berat. Salah satu lengannya dia tebas sebelum ini, lalu sekarang dia juga menebas dadanya dan meninggalkan luka menganga yang lebar di sana.Dia puas. Hampir semua tetua Sekte Mogui Yao berhasil dia bunuh. Tetua Ketiga dibutakan Hei Tian dan dipenggal kepalanya oleh ketua sekte untuk mengurangi penderitaan, sedangkan Tetua Kedua dan Tetua Kelima berhasil dibunuh oleh tangannya sendiri.Kini hanya tersisa Tetua Keempat yang sekarat dan Tetua Pertama yang masih baik-baik saja.Melihat kondisi tak berdaya Tetua Keempat yang sekarat, Yao Ming sebagai ketua sekte pun mengayunkan tangan dan mengirim energinya untuk menebas kepala Tetua Keempat. Kelambu yang menutupi singgasana, sempat menyibak singkat saat energi kuat itu menerjang keluar sebelum kepala Tetua Keempat menggelinding jatuh. “Tak berguna!” sungutnya tanpa perlu beranjak dari duduk.Tetua Pertama tak berani berkata apa-apa mengenai tindakan brutal ketua sekte. Dia bisa m
Selain para tetua yang ingin melawan Zhang Yulan, ternyata puluhan murid lainnya juga mulai membentuk sebuah formasi hidup untuk membantu menyerang dia.“Tian!” teriak Zhang Yulan sambil terus bergerak maju tanpa gentar.Si ular hitam mendesis keras ketika dia bergerak melesat lincah dan seperti kilat kecepatannya saat menebarkan asam korosif dia ke puluhan murid yang hendak membentuk formasi.Sementara Hei Tian sibuk memusnahkan murid-murid sekte, Zhang Yulan mulai melawan empat tetua sekte menggunakan Youzu dan bantuan qi pedang spiritual.Ketangguhan dan keuletan wanita Zhang benar-benar diuji karena dia harus dalam posisi bertahan sekaligus menyerang ke empat tetua yang merangsek melawannya.Youzu menari agresif, bilahnya meliuk ganas, beradu dengan senjata dan tubuh kuat keempat tetua.Hanya Tetua Ketiga yang tidak ikut menyerang karena sedang memblokir serangan sakit luar biasa di matanya yang seakan cairan asam dari Hei Tian terus saja bergerak mencoba menuju ke tenggorokan.Me
Bunyi drum klasik yang ditabuh bertalu-talu menandakan dimulainya acara. Semua anggota sekte iblis Mogui Yao segera berkumpul memadati lahan khusus di puncak bukit yang sudah dipersiapkan untuk perayaan tahunan mereka sekaligus pelantikan Yao Xiren sebagai Putra Suci sekte.Namun, belum usai drum itu dipukul penuh semangat oleh beberapa murid, mendadak saja salah satu dari mereka berhenti dan memegangi lehernya yang telah tertebas energi pedang, lalu jatuh ke tanah tanpa memiliki nyawa lagi.Segera saja semua orang di lahan khusus itu terkejut dan mencari siapa pelakunya.Tak perlu berlama-lama mereka mempertanyakan siapa pelakunya, sosok gemulai bercadar dengan gaun merah terang melambai indah yang berpadu dengan kain putih di bagian dalamnya, terbang anggun, lalu kakinya menjejak di atas drum besar itu.“Siapa kau?” tanya Tetua Ketiga ketika melihat sosok perempuan yang berdiri tenang di atas drum klasik. “Berani sekali mengganggu acara istimewa kami!”“Oh? Kalian tidak ingin mengun