"Alexa, pergilah ke kantor suamimu dan bawakan dia makan siang."Jemima menghampiri menantunya yang tengah memotong ranting pepohonan di kebun. Setelah kematian Philips Morgans, wanita itu yang setiap hari mengurus bunga dan pohon-pohon milik kakek mertuanya. Kegiatan ini menjadi salah satu cara Alexa mengisi waktu luangnya.Alexa menghentikan kegiatannya pada ranting bunga Lily. Perintah sang ibu mertua terdengar aneh di telinganya. Selama ini Jemima tak pernah menyuruhnya mengantar makan siang, apalagi ke kantor Alex. Alexa memang pernah beberapa kali mengunjungi kantor suaminya, itupun lagi-lagi hanya untuk konsumsi publik yang menobatkan pasangan itu sebagai pasangan termanis karena paras Alex dan Alexa yang tampan juga cantik di usia matang mereka. Publik juga menyebut keduanya sebagai 'Couple A' karena namanya yang mirip."Kau mengundang reporter ke kantor Alex, Mom?" tebak Alexa yang curiga dengan ibu mertuanya."Tidak. Aku hanya minta beberapa reporter menyebarkan fotomu saat
Cup..Alexa terkejut dengan kecupan singkat yang diberikan suaminya, namun karena kamera sedang 'on' ia langsung memberikan senyum manjanya pada pria itu."Trimakasih, kau membuatku ingin memakanmu, Sayang.."Ucapan frontal Alex sontak membuat para pemegang kamera tersenyum dan salah tingkah sendiri, begitupun dengan Alexa yang merasa Alex terlalu menghayati perannya."Kemarilah!""Alex!"Alex tak peduli dengan penolakan istrinya. Pria itu tetap memangku Alexa di atas pahanya dan memberi suapan pertama ke mulut wanita itu.Alex, aku--"Buka mulutmu, Sayang.."Alexa yang pada awalnya ragu terpaksa harus mengikuti keinginan suaminya. Ia merasa itu adalah salah satu adegan mesra yang harus dipertontonkan pada publik."Wah.. kalian memang pasangan yang sangat manis. Aku yakin setelah melihat video ini publik akan lupa pada berita pagi tadi, Tuan Morgans."Salah seorang yang merekam moment itu merasa jika Alex dan Alexa adalah pasangan yang memang saling mencintai. Akting keduanya sangat n
"Nyonya Alexa, boleh saya masuk?""Masuklah, Ara."Saat hanya berdua saja, Alexa terkadang tak ingin terlalu formal dengan asistennya. Perempuan itu membutuhkan seorang teman, dan Arabella lah orangnya. Di depan gadis berusia 30 tahun itu Alexa bisa lebih rileks dan tak canggung. Kadang dirinya merasa lelah dengan kekakuan hidupnya sebagai nyonya muda di keluarga Morgans."Maaf mengganggu Anda, Nyonya, saya hanya ingin memberi tahu kalau tim sudah mulai menyebar foto-foto Anda di beberapa fan base yang kita buat. Anda bisa melihatnya."Arabella menyerahkan ipad yang sejak tadi ia pegang pada Alexa."Ara.. duduklah.." Alexa menepuk ranjang di sampingnya."Oh, tidak, Nyonya. Saya tidak berani. Biar saya berdiri saja.""Ini kamarku, Ara, tak akan ada yang melihatnya. Aku tak suka kau berdiri disana saat kita berbicara, setidaknya jika kita hanya berdua."Suara lembut Alexa membuat kekakuan Arabella sedikit mencair. Ia tahu, nyonya mudanya hanya ingin bersikap akrab dan bersahabat. Meski
"Apa selama ini kau bahagia, Mom?"Sebuah pertanyaan dari mulut Laura membuat Alexa terhenyak.Bahagia? Ya.. sepertinya sudah sangat lama Alexa tak mengenal kata itu. Selama 20 tahun terakhir apa dirinya pernah bahagia? Jawabannya mungkin pernah, hanya pada saat ia melahirkan putri kecilnya 19 tahun yang lalu. Laura adalah satu-satunya kebahagiaan yang Alexa rasakan setelah masuk ke dalam keluarga Morgans, selebihnya? Tak ada."Aku bahagia, Lolly. Aku bahagia sejak aku memiliki putri cantik seperti dirimu. Kau adalah kebahagiaanku, Dear..""Kalau begitu hidup saja berdua denganku. Kalau hanya aku sumber kebahagiaanmu, kita pergi dari rumah ini dan hidup berdua. Aku sudah dewasa, Mom. Kau jangan takut akan membuat hidupku kesulitan. Aku yakin kita bisa bahagia jika berdua saja."Alexa hanya bisa termangu tanpa kata. Gadis dihadapannya bukan lagi gadis kecil yang mudah ia bohongi. Laura sudah bisa melihat sendiri bagaimana ajaibnya hubungan ayah serta ibunya. "Apa kau sangat tersiksa t
"Mari kita bercerai.."Kata itu yang ditunggu Alex setelah mendengar Alexa meminta sebuah kompensasi. Pria itu sudah curiga dengan gelagat sang istri."Ooh.. ternyata benar dugaanku. Kau yakin ingin bercerai dariku, Alexa? Kau lupa jika saham yang kakek berikan otomatis akan kembali pada keluarga Morgans jika kita bercerai, hm?"Alex bicara hanya berjarak beberapa centimeter dari wajah Alexa. Wanita itu pun dapat menyidu aroma mint yang keluar dari mulut suaminya."Ya, aku ingat. Maka dari itu aku minta kompensasi darimu, Alex. Aku dan Laura butuh tempat tinggal jika kita bercerai. Aku tak akan menuntut lebih, silakan ambil saham yang kakek berikan padaku, aku tak membutuhkannya."Wajah Alex menguar rasa tak percaya, pasalnya ia tak pernah berpikir jika Alexa akan berani meminta perceraian. Perempuan itu tak memiliki siapapun di dunia ini, kecuali putrinya."Akan kupikirkan," cetus Alex kemudian hendak kembali ke kursi kebesarannya."Pikirkan sekarang. Aku tak mau ikut dalam acara tal
"Baik, aku akan menyerahkan villa itu untukmu, Alexa. Tapi dengan satu syarat..""Syarat?" Kening Alexa mengerut. "He em," sahut Alex."Syaratmu pasti sesuatu yang aneh. Aku tak mau. Kau pikirkan saja permintaanku, dan sebelum acara talk show dimulai kau harus sudah memberi jawabannya padaku, Alex."Alex mulai geram dengan tingkah sang istri yang mencoba menekannya. Pria itu berlari menuju pintu ruang kerjanya dan menarik tangan Alexa serta membenturkan tubuh perempuan itu ke tembok."Aku tak suka didikte, Alexa. Aku yang harus mengendalikanmu, bukan kau yang mengendalikanku, hm? Jadi jangan coba mengancamku," ucap Alex dengan seringai tajam dari bibirnya.Alexa tak bisa melepas tubuhnya yang dihimpit pria itu ke tembok, sekuat apapun ia memberontak tubuhnya tetap saja bergeming karena tenaga Alex sangat kuat. Semakin ia coba melawan tubuhnya justeru hanya merasakan perih karena Alex pun semakin kuat menghimpitnya."Terserah. Disini aku yang menawarkan negosiasi padamu, jadi kau tak
"Kau sudah siap?" Entah mengapa Alex merangsek masuk ke dalam kamar Alexa yang tengah bersiap-siap untuk datang ke acara talk show with miss Taylor, padahal dulu pria itu sangat anti masuk kesana. "Sebentar lagi," sahut pendek Alexa. Wanita itu masih memoles wajahnya di depan cermin dengan bantuan Arabella, namun sang asisten langsung keluar saat melihat Alex datang. "Kau bisa menungguku di bawah. Aku hanya butuh beberapa menit lagi, setelahnya aku akan langsung turun ke bawah." Alexa merasa risih dengan keberadaan suaminya disana. Biasanya Alex tak pernah peduli berapa lama sang istri berdandan. Ia hanya akan menunggunya di bawah atau malah menunggu di dalam mobil. Namun kali ini lelaki itu bertingkah aneh. Ia bahkan tak langsung keluar setelah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, Alex justeru mengelilingi kamar yang sangat jarang ia masuki sebelumnya. "Kenapa kau tak datang saja ke salon dari pada repot-repot berdandan sendiri." Pria itu tak mengindahkan permintaan Alexa u
"Brengsek!"Gillbert melempar ponselnya begitu saja di atas meja. Pria yang berprofesi sebagai dokter ortopedi itu nampak murka melihat foto-foto dan video Alexa bersama suaminya. Meski kecemburuan selalu mengintai setelah melihat keintiman pasangan suami isteri itu, Gill tetap saja selalu ingin melihat keseharian kekasih hatinya."Maaf, Dokter.. apa.. nona Alexa dan suaminya sudah mulai--"Tidak mungkin, Carlos! Mereka hanya bersandiwara demi simpati publik. Pria brengsek itu memanfaatkan kekasihku untuk kepentingan dirinya dan keluarganya. Aku tahu dari mimik wajah Alley.. dia sangat tersiksa karena harus selalu berpura-pura."Gill mengepalkan kedua tangannya di atas meja. Sorot tajam dari manik coklatnya membuat Carlos tak berani menatap pria itu. Gill selalu saja diselimuti rasa cemburu saat melihat kebersamaan Alex dan Alexa, meski dia sendiri tahu kalau itu hanya sebuah sandiwara.**Foto-foto dan video kebersamaan Alex dan Alexa saat makan siang sudah tersebar di beberapa akun
"Aku masih tak percaya bisa melihat kemesraan nyonya dan tuan Morgans disini. Kalian tahu? Para gen Z menobatkan kalian sebagai pasangan termanis."Miss Taylor membuka acaranya dengan terus memuji pasangan yang menjadi bintang tamu. Mengundang Alex dan Alexa bukanlah perkara mudah, mereka kerap kali menolak acara-acara yang dirasa tak penting, terutama Alex. Jika acara itu dirasa tak bisa memberikan manfaat untuk pencalonannya sebagai Gubernur, pria itu akan menolaknya."Anda terlalu berlebihan, Miss Taylor. Masih banyak pasangan muda yang lebih manis dari kami, benarkan, Darl?"Alexa menoleh pada suaminya dengan mengulum senyuman, dan seperti gayung bersambut Alex pun langsung mengembangkan kepiawaian aktingnya dengan mencium kening sang isteri."He em.." sahutnya dengan suara lembut."Waaaw.. kalian benar-benar membuatku cemburu. Oh, tidak! Di usia yang sudah tak muda lagi kalian masih terlihat saling mencintai. Ngomong-ngomong, kalian sudah berapa tahun bersama, Nyonya Morgans?""E
"Lolly, hari ini acara miss Taylor menayangkan orang tuamu, kan? Ayo kita lihat! Kelas baru dimulai dua jam lagi."Jaqueen kini bisa dengan leluasa memanggil Laura dengan sebutan Lolly. Keduanya berada di lorong kampus setelah selesai dengan mata kuliah pertamanya."Kau salah satu fans orang tuaku, Jaq? Kuberi tahu, mereka itu pemain sandiwara yang handal, jadi jangan mau tertipu.""Aku tak peduli, anggap saja aku sedang menonton sebuah drama. Bukankah sebuah drama juga hanya bersandiwara? Aku hanya senang melihat wajah ibumu yang selalu terlihat cantik. Wajahnya sangat keibuan tapi tetap mempesona sebagai perempuan. Kau sangat beruntung punya ibu seperti mommy-mu.."Suara Jaqueen terdengar getir pada kalimat terakhir. Ya, Laura sudah sering mendengar nada kegetiran jika sahabatnya itu membicarakan tentang seorang ibu. Meski Laura tak tahu apa yang dialami Jaqueen, tapi gadis itu sangat yakin, ada trauma yang mendalam dirasakan gadis bertubuh tinggi kurus itu."Ibuku memang satu-satuny
"Brengsek!"Gillbert melempar ponselnya begitu saja di atas meja. Pria yang berprofesi sebagai dokter ortopedi itu nampak murka melihat foto-foto dan video Alexa bersama suaminya. Meski kecemburuan selalu mengintai setelah melihat keintiman pasangan suami isteri itu, Gill tetap saja selalu ingin melihat keseharian kekasih hatinya."Maaf, Dokter.. apa.. nona Alexa dan suaminya sudah mulai--"Tidak mungkin, Carlos! Mereka hanya bersandiwara demi simpati publik. Pria brengsek itu memanfaatkan kekasihku untuk kepentingan dirinya dan keluarganya. Aku tahu dari mimik wajah Alley.. dia sangat tersiksa karena harus selalu berpura-pura."Gill mengepalkan kedua tangannya di atas meja. Sorot tajam dari manik coklatnya membuat Carlos tak berani menatap pria itu. Gill selalu saja diselimuti rasa cemburu saat melihat kebersamaan Alex dan Alexa, meski dia sendiri tahu kalau itu hanya sebuah sandiwara.**Foto-foto dan video kebersamaan Alex dan Alexa saat makan siang sudah tersebar di beberapa akun
"Kau sudah siap?" Entah mengapa Alex merangsek masuk ke dalam kamar Alexa yang tengah bersiap-siap untuk datang ke acara talk show with miss Taylor, padahal dulu pria itu sangat anti masuk kesana. "Sebentar lagi," sahut pendek Alexa. Wanita itu masih memoles wajahnya di depan cermin dengan bantuan Arabella, namun sang asisten langsung keluar saat melihat Alex datang. "Kau bisa menungguku di bawah. Aku hanya butuh beberapa menit lagi, setelahnya aku akan langsung turun ke bawah." Alexa merasa risih dengan keberadaan suaminya disana. Biasanya Alex tak pernah peduli berapa lama sang istri berdandan. Ia hanya akan menunggunya di bawah atau malah menunggu di dalam mobil. Namun kali ini lelaki itu bertingkah aneh. Ia bahkan tak langsung keluar setelah mendapatkan jawaban atas pertanyaannya, Alex justeru mengelilingi kamar yang sangat jarang ia masuki sebelumnya. "Kenapa kau tak datang saja ke salon dari pada repot-repot berdandan sendiri." Pria itu tak mengindahkan permintaan Alexa u
"Baik, aku akan menyerahkan villa itu untukmu, Alexa. Tapi dengan satu syarat..""Syarat?" Kening Alexa mengerut. "He em," sahut Alex."Syaratmu pasti sesuatu yang aneh. Aku tak mau. Kau pikirkan saja permintaanku, dan sebelum acara talk show dimulai kau harus sudah memberi jawabannya padaku, Alex."Alex mulai geram dengan tingkah sang istri yang mencoba menekannya. Pria itu berlari menuju pintu ruang kerjanya dan menarik tangan Alexa serta membenturkan tubuh perempuan itu ke tembok."Aku tak suka didikte, Alexa. Aku yang harus mengendalikanmu, bukan kau yang mengendalikanku, hm? Jadi jangan coba mengancamku," ucap Alex dengan seringai tajam dari bibirnya.Alexa tak bisa melepas tubuhnya yang dihimpit pria itu ke tembok, sekuat apapun ia memberontak tubuhnya tetap saja bergeming karena tenaga Alex sangat kuat. Semakin ia coba melawan tubuhnya justeru hanya merasakan perih karena Alex pun semakin kuat menghimpitnya."Terserah. Disini aku yang menawarkan negosiasi padamu, jadi kau tak
"Mari kita bercerai.."Kata itu yang ditunggu Alex setelah mendengar Alexa meminta sebuah kompensasi. Pria itu sudah curiga dengan gelagat sang istri."Ooh.. ternyata benar dugaanku. Kau yakin ingin bercerai dariku, Alexa? Kau lupa jika saham yang kakek berikan otomatis akan kembali pada keluarga Morgans jika kita bercerai, hm?"Alex bicara hanya berjarak beberapa centimeter dari wajah Alexa. Wanita itu pun dapat menyidu aroma mint yang keluar dari mulut suaminya."Ya, aku ingat. Maka dari itu aku minta kompensasi darimu, Alex. Aku dan Laura butuh tempat tinggal jika kita bercerai. Aku tak akan menuntut lebih, silakan ambil saham yang kakek berikan padaku, aku tak membutuhkannya."Wajah Alex menguar rasa tak percaya, pasalnya ia tak pernah berpikir jika Alexa akan berani meminta perceraian. Perempuan itu tak memiliki siapapun di dunia ini, kecuali putrinya."Akan kupikirkan," cetus Alex kemudian hendak kembali ke kursi kebesarannya."Pikirkan sekarang. Aku tak mau ikut dalam acara tal
"Apa selama ini kau bahagia, Mom?"Sebuah pertanyaan dari mulut Laura membuat Alexa terhenyak.Bahagia? Ya.. sepertinya sudah sangat lama Alexa tak mengenal kata itu. Selama 20 tahun terakhir apa dirinya pernah bahagia? Jawabannya mungkin pernah, hanya pada saat ia melahirkan putri kecilnya 19 tahun yang lalu. Laura adalah satu-satunya kebahagiaan yang Alexa rasakan setelah masuk ke dalam keluarga Morgans, selebihnya? Tak ada."Aku bahagia, Lolly. Aku bahagia sejak aku memiliki putri cantik seperti dirimu. Kau adalah kebahagiaanku, Dear..""Kalau begitu hidup saja berdua denganku. Kalau hanya aku sumber kebahagiaanmu, kita pergi dari rumah ini dan hidup berdua. Aku sudah dewasa, Mom. Kau jangan takut akan membuat hidupku kesulitan. Aku yakin kita bisa bahagia jika berdua saja."Alexa hanya bisa termangu tanpa kata. Gadis dihadapannya bukan lagi gadis kecil yang mudah ia bohongi. Laura sudah bisa melihat sendiri bagaimana ajaibnya hubungan ayah serta ibunya. "Apa kau sangat tersiksa t
"Nyonya Alexa, boleh saya masuk?""Masuklah, Ara."Saat hanya berdua saja, Alexa terkadang tak ingin terlalu formal dengan asistennya. Perempuan itu membutuhkan seorang teman, dan Arabella lah orangnya. Di depan gadis berusia 30 tahun itu Alexa bisa lebih rileks dan tak canggung. Kadang dirinya merasa lelah dengan kekakuan hidupnya sebagai nyonya muda di keluarga Morgans."Maaf mengganggu Anda, Nyonya, saya hanya ingin memberi tahu kalau tim sudah mulai menyebar foto-foto Anda di beberapa fan base yang kita buat. Anda bisa melihatnya."Arabella menyerahkan ipad yang sejak tadi ia pegang pada Alexa."Ara.. duduklah.." Alexa menepuk ranjang di sampingnya."Oh, tidak, Nyonya. Saya tidak berani. Biar saya berdiri saja.""Ini kamarku, Ara, tak akan ada yang melihatnya. Aku tak suka kau berdiri disana saat kita berbicara, setidaknya jika kita hanya berdua."Suara lembut Alexa membuat kekakuan Arabella sedikit mencair. Ia tahu, nyonya mudanya hanya ingin bersikap akrab dan bersahabat. Meski
Cup..Alexa terkejut dengan kecupan singkat yang diberikan suaminya, namun karena kamera sedang 'on' ia langsung memberikan senyum manjanya pada pria itu."Trimakasih, kau membuatku ingin memakanmu, Sayang.."Ucapan frontal Alex sontak membuat para pemegang kamera tersenyum dan salah tingkah sendiri, begitupun dengan Alexa yang merasa Alex terlalu menghayati perannya."Kemarilah!""Alex!"Alex tak peduli dengan penolakan istrinya. Pria itu tetap memangku Alexa di atas pahanya dan memberi suapan pertama ke mulut wanita itu.Alex, aku--"Buka mulutmu, Sayang.."Alexa yang pada awalnya ragu terpaksa harus mengikuti keinginan suaminya. Ia merasa itu adalah salah satu adegan mesra yang harus dipertontonkan pada publik."Wah.. kalian memang pasangan yang sangat manis. Aku yakin setelah melihat video ini publik akan lupa pada berita pagi tadi, Tuan Morgans."Salah seorang yang merekam moment itu merasa jika Alex dan Alexa adalah pasangan yang memang saling mencintai. Akting keduanya sangat n