Home / Romansa / Istri Cerewet Tuan CEO / Tertarik di pertemuan pertama

Share

Tertarik di pertemuan pertama

Author: Vellichor_Ann
last update Last Updated: 2024-01-22 18:10:14

Di waktu yang bersamaan, keluarga Mirna dan suaminya juga sedang mengadakan rapat di rumah. Jika Kenneth sudah mengetahui perjodohan ini dari lama, Metta justru tidak mengetahuinya. Dia terkejut sekaligus kesal karena Aya adalah orang yang akan menjadi calon kakak iparnya.

"Jangan dong, pah. Perjodohannya batalin aja."

"Dari tadi kamu terus bilang jangan. Kenapa? Yang dijodohin itu kakak kamu," kata Papanya yang tak mengerti dengan perkataan sang anak.

"Iya. Kamu sama Aya itu kan temen. Mama juga seneng kalau Aya jadi mantu di rumah ini."

Metta berdecak kesal. "Aku sama Aya udah gak temenan lagi."

"Kenapa gitu? Padahal dulu kalian lengket banget."

"Mama kayak gak tau aja anak perempuan," kata Ken yang sejak tadi diam. Matanya kembali fokus pada ponsel.

"Ih, kakak pokoknya harus nolak perjodohan ini. Nanti aku kenalin sama temen cewek aku di kampus," bisik Metta.

"Gak, ah. Cantik-cantik, gak?"

"Cantik. Aku tau selera kak Ken kayak gimana. Yang body-nya bohay gitu, kan? Gak usah bohong udah. Aya itu bukan tipe kakak. Kalau kalian beneran nikah, masa kakak ipar aku harus Aya? Jangan, dong."

"Ekhem!" Papa mereka kini melontarkan tatapan tajamnya. "Metta, jangan mempengaruhi kakak kamu. Perjodohan ini udah dibuat sejak lama. Harusnya kamu sama Aya yang baikan."

"Tapi..."

"Gak ada tapi-tapian. Malam ini kita ke rumah Aya. Ken, papa gak mau denger kamu berubah pikiran. Kita juga gak mungkin jodohin kamu sama orang sembarangan."

Ken mengangguk cuek. "Dari tadi juga Ken gak nolak, kan?"

Pria tersebut berdiri dan naik ke lantai atas. Melihat hal tersebut Metta mengekori dari belakang. Bagaimana pun juga dia harus menggagalkan semuanya. Jangan sampai kakaknya itu malah suka pada Aya.

"Kak!"

"Apa lagi?"

"Gak ada niatan buat batalin?" tanya Metta sekali lagi.

"Kakak pusing sama kamu. Yang dijodohin itu kakak, tapi kenapa kamu yang ribet?"

"Aku cuma mau-"

"Stttt..." Ken meletakan jari telunjuknya di depan mulut sang adik. "Mending kamu masuk ke kamar terus ganti baju."

Setelah mengatakan hal tersebut Ken segera masuk ke dalam kamarnya, dan menutup pintu rapat. Metta kini menghentakan kakinya kesal.

'Emangnya gak ada cewek lain selain Aya?'

*****

15 tahun yang lalu Ayana, Metta, dan Kenneth adalah teman yang cukup dekat. Karena kedekatan kedua orang tuanya itu yang membuat anak-anaknya ikut berteman. Saat itu ada kejadian di mana Aya merasa marah dan kecewa pada Ken. Hari saat mereka bermain bola bersama, namun Aya justru menendang bolanya hingga membuat kaca tetangga pecah. Disitulah Ken secara tak sengaja mengeluarkan kekesalannya dengan umpatan.

Aya mungkin terlalu kecil untuk mendengar umpatan itu. Orang tuanya tidak pernah membentak apalagi berbicara kasar padanya. Ken memang terus meminta maaf, tapi Aya tidak menanggapi. Sampai satu minggu kemudian Ken harus pindah ke Amerika untuk tinggal dengan neneknya di sana. Mereka tidak lagi bertemu.

"Sayang, kenapa bengong?"

Gadis itu tersadar dari lamunan saat mamanya masuk ke dalam kamar. "Eh, gak apa-apa."

"Kamu cantik banget. Ken pasti langsung jatuh cinta liat kamu."

Aya justru berharap sebaliknya.

"Jadi beneran perjodohannya gak bisa dibatalin? Aya masih muda tau, Mah."

Wanita tersebut mengusap rambut putrinya dengan sayang. Dia tau kekhawatiran Ayana. "Sayang, kamu masih bisa lanjut kuliah, dan Mama yakin Ken gak masalah. Lagipula sebentar lagi kamu wisuda, kan? Cuma beberapa bulan lagi."

"Tapi Ken itu kasar."

"Kak Ken. Dia lebih tua dari kamu," tegurnya. Dia juga tau bagaimana Aya tidak suka dengan ini semua, tapi dirinya lebih yakin jika suatu saat nanti mereka akan benar-benar jatuh cinta.

Ini bukan hanya perjodohan biasa yang semata-mata memuaskan kedua keluarga. Tapi untuk membuat keputusan ini bahkan mereka memikirkannya lebih dulu. Kedua orang tua mereka sudah sama-sama setuju karena memang mereka yakin Ayana dan Kenneth cocok.

"Gak. Dia bukan kakak aku. Jangan-jangan sekarang juga dia masih suka bentak orang," kata Aya dengan kesekian kalinya menolak.

"Gini, deh. Kamu terima dulu perjodohan ini. Kalau suatu saat nanti Ken kasar sama kamu, kita batalin. Tapi mama yakin dia anak baik-baik. Dia sudah dewasa dan Mama udah ketemu sendiri sama Ken."

Tak berselang lama pintu kamarnya kembali terbuka dan menampilkan Papanya. "Ay, keluarganya Ken udah nunggu di bawah. Ayo turun."

Mau tak mau Aya harus menemuinya. Entah bagaimana rupa Ken selama ini. Apa dia sudah berubah jadi lelaki yang jelek? Ah, dia tidak bisa membayangkannya.

Saat menuruni tangga, Aya melihat kehadiran Metta juga. Dia baru ingat. Kalau begitu Metta adalah calon adik iparnya. Itu kabar buruk atau baik?

"Tuh, Ken ganteng, kan?" bisik mamanya yang membuat Aya menatap lelaki di samping Metta.

Tampan. Itu Kenneth? Dia pikir diusia yang sekarang Ken akan terlihat tua, tapi tidak sama sekali. Tubuhnya tegap dan wajah yang memiliki rahang tegas. Tatapan mata yang tajam hampir membuat Aya terpana.

Tidak-tidak, bagaimanapun juga Ken pernah membuatnya menangis berhari-hari. Aya harus membuat Ken membatalkan perjodohan ini. Itu adalah rencana awalnya.

Dengan cepat gadis itu menggeleng. 'Aku gak mau nikah sama dia,' batinnya.

****

"Silahkan duduk dulu. Aya lagi di kamar sama Mamanya."

Ken dan keluarganya duduk setelah dipersilahkan. Sudah lama Ken tidak melihat rumah ini. Semakin besar dan semakin bagus dari beberapa tahun yang lalu. Apa Aya juga banyak berubah?

"Tunggu dulu, ya. Biar aku panggilkan dulu anaknya."

Orang tua Ken mengangguk. Mereka juga sudah lama tidak melihat Aya. Terakhir kali itu saat Aya dan Metta masih berteman di bangku SMA. Mereka pikir Aya sedang sibuk sampai tidak pernah lagi main ke rumah, ternyata anaknya sendiri bilang kalau hubungan keduanya tidak berteman lagi.

"Kak, bener mau tolak perjodohannya, kan? Janji, deh, nanti aku kenalin sama cewe yang lebih cantik," bisik Metta masih tak tenang.

Kenneth menatap adiknya dan tersenyum menggoda. "Gimana, ya?"

"Ih... pokoknya aku gak suka kak Ken deket-deket sama Aya. Kayak gak ada cewe lain aja."

Kenneth tertawa pelan mendengar ucapan adiknya. Tak lama kemudian dari arah tangga terlihat seorang gadis cantik turun bersama kedua orang tuanya. Begitu anggun menggunakan dress di atas lutut dan rambut yang tergerai indah.

Gadis itu tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kenneth merasakan debaran di dadanya. Ia menatap dari atas hingga bawah. Terkesan manis dan juga... Eum, sexy. Ya, keduanya dalam waktu yang bersamaan.

Ken tidak bisa mengalihkan tatapannya dari gadis tersebut. Terlihat Ayana melirik ke arah Metta, kemudian menatap dirinya. Mereka sempat saling beradu tatap namun Ayana lebih dulu memutus kontak mata. Ketika Aya menggelengkan kepala, Ken bahkan tidak bisa menahan rasa gemasnya. Sesaat ia membasahi bibirnya yang terasa kering.

"Kayaknya aku gak akan batalin perjodohan ini," gumamnya dengan senyum yang belum pudar.

Related chapters

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Pria pemaksa

    "Ya ampun sayang, kamu cantik banget." Aya membalas pelukan tante Mirna padanya. "Makasih. Tante juga cantik banget.""Sini, duduk di samping tante." Melihat mamanya yang dekat dengan Aya membuat Metta semakin dibalur rasa cemburu."Kita langsung aja, ya. Aya masih inget sama Ken? Malam ini kita datang buat jodohin kalian berdua," kata papanya Ken dan Metta."Kamu mau, kan?" lanjutnya.Aya melirik kedua orang tuanya serta tante Mirna dan suami secara bergantian. Kalau menolak di depan banyak orang seperti ini Aya juga merasa tidak enak. Mama dan papanya juga pasti akan malu. Jadi, Aya memutuskan untuk mengangguk."Kalau begitu kita langsung tentuin tanggal tunangannya.""Eh? Tunangan?" Ayana menatap terkejut. Ini pertemuan pertama tapi sudah membahas pertunangan."Iya. Lebih cepat lebih bagus, kan?""Gimana kalau minggu depan?"Kini semua mata menatap Kenneth. Tak terkecuali dengan Aya dan Metta yang melayangkan tatapan tajam. Sepertinya kali ini dua gadis itu memiliki pemikiran yang

    Last Updated : 2024-01-22
  • Istri Cerewet Tuan CEO    Good kisser

    Siang ini Ken sedang dipusingkan dengan tugas kantornya. Setelah perjodohan ini tentu saja Ken akan menetap di Indonesia. Dia harus meneruskan perusahaan keluarga dan usaha miliknya sendiri. Karena ini hal baru, Ken harus kembali beradaptasi dengan semuanya."Mama?" Ken berdiri dari duduknya saat mamanya masuk ke dalam ruangan."Ken, kamu lagi sibuk?""Lumayan. Emangnya ada apa?"Wanita paruh baya tersebut tersenyum simpul dan mendekati sang anak. "Hari ini kamu beli cincin sama Aya buat tunangan nanti. Gedung sama dekorasi udah mama siapin. Terus jangan lupa ke butik buat ambil baju.""Iya. Aku juga mau jemput Aya sama Metta ke kampusnya.""Mama jadi gak sabar nunggu kalian menikah.""Mama tenang aja. Aya akan jadi menantu mama." Lelaki itu melirik jam tangannya sekikas. "Kayaknya aku harus jemput mereka sekarang. Mama mau aku antar pulang dulu?""Gak usah. Mama ke sini sama supir. Sekarang mau ke kantor papa dulu.""Yaudah, hati-hati.""Kamu juga."****Metta tersenyum cerah saat me

    Last Updated : 2024-01-22
  • Istri Cerewet Tuan CEO    Persiapan pertunangan

    "Kamu suka yang mana?" tanya Ken dengan menunjukan beberapa cincin yang berjejer di etalase.Setelah kejadian di dalam mobil itu, mereka benar-benar bersikap seperti biasa. Seolah tidak terjadi apapun sebelumnya. Walaupun Aya rasanya ingin mengomel, tapi dia lebih takut melihat Ken marah. Ayana menatap jejeran perhiasan di depannya dengan tak minat. "Terserah.""Kok terserah? Yang pakai cincin-nya bukan cuma saya. Kamu juga.""Lagian aku bingung milihnya. Semuanya keliatan sama aja. Emangnya harus banget aku yang pilih?""Harus kamu yang pilih."Ribet! Aya mendengus pelan. Apa susahnya pilih sendiri? Liat saja, dia akan memilih cincin paling mahal agar lelaki di sampingnya ini menyesal. Bukankah ini kesempatan Ayana agar pria itu berpikir dia memang matre dan tidak menyukainya?"Cincin yang paling bagus mana, mbak? Yang sepasang," ucap Aya dengan melihat beberapa cincin yang dihiasi berlian. Ia mengibaskan kecil rambutnya ke belakang."Sebentar." Wanita itu mengambil salah satu cinci

    Last Updated : 2024-01-23
  • Istri Cerewet Tuan CEO    Kerja kelompok berakhir cemburu

    Saat ini Metta dan Ayana sedang berada di kelas bersama beberapa orang lainnya. Mereka mendapat tugas presentase dengan setiap kelompok berisi 5 orang. Karena itulah keduanya disatukan dalam satu kelompok yang sama. Ada Metta, Ayana, Putri, Deon dan Rendi. Sedangkan teman Metta yang kemana-mana bersama sudah mendapatkan kelompoknya sendiri."Mau ngerjain tugasnya di mana?" "Gimana kalau di rumah gue aja? Kebetulan lagi sepi juga," usul Rendi."Aku ngikut yang lain aja," kata Ayana dan diangguki yang lain. Sepertinya mereka sudah setuju. Kecuali satu orang, Metta. Gadis itu tak menanggapi ucapan orang-orang di sekitarnya.Merasa ditatap, Metta mengangkat kedua alisnya. "Kenapa?""Lo setuju gak kalau kerja kelompok di rumah Rendi?" Kini Deon bertanya."Gue maunya di rumah gue aja," jawabnya acuh.Ayana mendelik. "Ribet banget. Ngikut yang lain aja kali.""Pokoknya harus di rumah gue."Dua perempuan itu saling lempar tatapan tajam. Entah sampai kapan mereka akan terus seperti ini tanpa

    Last Updated : 2024-02-06
  • Istri Cerewet Tuan CEO    Perasaan Rendi

    "Kayaknya mending cari bahan di buku juga. Soalnya kalau di internet cuma itu-itu aja." Ayana menggeser laptopnya ke hadapan Putri dan mulai mengambil tumpukan buku di depannya."Itu udah gue baca, dan masih kurang. Besok beli ke toko buku buat nambahin.""Ribet banget, ya," ucap Deon menyandarkan tubuhnya.Metta memutar bola matanya. "Kita masih mending udah dapet setengah. Kelompok lain masih pada bingung mau nulis apa.""Jadi ini gimana?" "Lanjut nanti lagi. Sekarang tulis dulu yang ada.""Emang buat kapan tugasnya?" tanya Kenneth yang tiba-tiba ikut bergabung. Duduk di sofa dengan membawa beberapa buku tebal di tangannya."Lusa.""Ambil, nih. Itu buku terjemahan, tapi banyak materinya." Kebetulan Jevran memang memiliki rak buku khusus yang dimiliki saat menjadi mahasiswa. semuanya masih tertata rapih. Dia juga berkuliah di jurursan bisnis."Makasih ya, kak.""Sama-sama."Ayana melirik Kenneth sekilas. Saat pria itu balik menatapnya, ia langsung mengalihkan pandangan ke arah lain.

    Last Updated : 2024-02-06
  • Istri Cerewet Tuan CEO    Benci atau Rindu?

    "Kenapa dari tadi diem terus, hm?" tanya Ken yang melirik sekilas ke arah gadis di sampingnya."Terus harus gimana?""Kamu cemburu kalau saya deket sama temennya Metta?" Hanya memastikan saja. Ken tidak merasa jika Aya cemburu. Apa memang dia tidak memiliki perasaan untuknya?"Engga. Aku bukan kamu. Sama Rendi, temen aku aja kamu cemburu. Aku itu gak suka sama kamu! Cuma karena aku gak bisa nolak semua ini bukan berarti aku suka sama kamu."Ayana menatap jalanan sambil memegang sabuk pengaman erat. Sebenarnya untuk mengatakan itu saja dia punya ketakutan. Dia takut Ken akan marah atas perkataannya. Karena bagaimanapun Ayana belum terbiasa dengan pria ini.Kenneth sendiri tidak menghiraukan ucapan Ayana. Dia hanya mencoba agar gadis ini tidak semakin membencinya. Biar saja Naura berpikir seperti itu sekarang yang jelas Ken akan memastikan Ayana akan tetap menjadi miliknya.Tak lama dari itu mobil berhenti tepat di depan rumah Aya. Gadis itu hendak turun, namun Ken lebih dulu menahannya

    Last Updated : 2024-02-06
  • Istri Cerewet Tuan CEO    Gara-gara Metta

    "Ayana! Ya ampun, ini anak gadis masih tidur. Udah siang ini."Wanita paruh baya itu menarik selimut yang menggulung tubuh putrinya. Tertidur nyenyak tanpa merasa terganggu sedikitpun. Ini pasti karena habis bergadang nonton film. Kebiasaan!"Bangun!""Sebentar lagi, ya. Sekarang Aya gak ke kampus," jawab Ayana melenguh."Itu temen kamu udah nunggu di bawah. Kasian kalau harus nunggu lama.""Siapa?""Putri."Ayana sontak mengubah posisinya menjadi duduk. Dia lupa sudah janjian untuk bertemu. Gadis itu melihat Mamanya berjalan ke arah jendela untuk membuka gorden. Saat cahaya matahari itu menerpa wajahnya, ia menyeringit silau."Tadi juga Kenneth ke sini. Mama mau bangunin kamu, tapi dia bilang jangan. Terus pulang lagi, deh.""Ken? Ngapain dia ke sini?""Gak tau. Mungkin ngajak kamu jalan," jawab Mamanya yang kembali menghampiri Ayana. Ia menarik selmut untuk dilipat. "Biar Aya aja yang beresin nanti," cegatnya."Yaudah. Mandi dulu sana. Putri disuruh masuk ke kamar aja apa gimana?"

    Last Updated : 2024-02-06
  • Istri Cerewet Tuan CEO    Antara Ayana dan Kenneth

    "Makasih udah nganterin sampe rumah," ucap Ayana membuka sabuk pengamannya."Sama-sama. Lo gak apa-apa, kan?""Kenapa?"Rendi mengusap tengkuknya sesaat. "Gak cemburu liat yang tadi?"Ayana terkekeh pelan dan menggeleng. Tidak, dia tidak cemburu. Hanya saja Aya ingin membuat Ken merasa panas. Entah kenapa menyenangkan saja jika membuat kesal. Aya seperti membalaskan dendamnya."Kenapa harus cemburu juga? Udah, ya, aku mau masuk. Kamu hati-hati pulangnya. Kalau barangnya udah selesai jangan lupa kasih tau aku, ya," jawabnya."iya, nanti gue yang anterin."Ayana turun dari dalam mobil dan melihat Rendi yang berlalu pergi dengan mobilnya. Setelah memastikan Rendi benar-benar pergi, Ayana masuk ke rumahnya. Dia merasa lapar dan ingin makan sesuatu sekarang. Mungkin makan mie terasa nikmat saat tubuhnya merasa dingin seperti sekarang.Saat masuk ke dalam rumah Ayana melihat Ibunya tengah berada di dapur, menyiapkan sesuatu. Dengan cepat ia menghampirinya dan melihat apa yang dilakukan Ibun

    Last Updated : 2024-02-06

Latest chapter

  • Istri Cerewet Tuan CEO    ribut

    Ayana terus menunduk dan memegang sabuk pengamannya sejak tadi. Dia berada di mobil bersama Kenneth dalam keadaan sama-sama diam. Tidak ada yang berbicara hanya suasana hening yang membuat Ayana semakin canggung. Pria di sampingnya ini benar-benar sedang marah sekarang. Terlihat wajahnya yang memerah dan tangan yang memegang setir dengan kuat.Gadis itu menoleh sekilas dan dia mendengus sebal karena sampai saat ini tidak tau kenapa Ken marah padanya. Kenneth menambah kecepatan mobilnya, seakan dia ingin segera sampai ke apartemen. "Ken," panggil Ayana namun tetap menatap lurus ke depan. "Saya minta kamu diam sampai kita di apartemen. Jangan bicara apapun."Kenneth mencoba mencari jalan tercepat. Yang dikhawatirkan Ayana adalah karena mobil yang dibawanya cukup cepat sedangkan malam seperti ini keadaan jalanan tidak terlalu terang.Setelah cukup lama akhirnya mereka sampai di depan apartemen. Kenneth keluar lebih dulu dan membukakan pintu untuk sang istri. Dia benar-benar sangat kece

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Salah paham

    Metta menikmati makanannya sambil menatap langit malam di luar sana. Mereka semua sedang makan di luar, di tempat terbuka sambil menikmati keindahan pantai. Beberapa orang terlihat bernyanyi dan memainkan ukulele. Ada juga yang membuat video untuk dokumentasi. "Aduh, ini hp kenapa sih?!"Metta yang sedang mengunyah makanan langsung menoleh menatap salah satu temannya yang memukul-mukul ponsel. "Kenapa?""Gue mau telepon Nyokap tapi ga ada jaringan. Gue boleh pinjem ponsel Lo gak, Ta?""Boleh. Ambil aja tuh di dalam tas. Password-nya masih ingat kan?""Masih kalau belum diganti," ucapnya sambil mengambil ponsel Metta.Perempuan tersebut pergi ke belakang untuk menelpon Ibunya sedangkan Metta kembali melanjutkan makan. Setelah lelah memikirkan kuliah ternyata menyenangkan untuk pergi ke tempat seperti ini. Rasanya masalah langsung menghilang terbawa deburan ombak dan angin pantai.Meski terlihat begitu menikmati makanannya namun Metta sesekali memperhatikan Ayana yang duduk di samping

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Rencana tersembunyi

    "Lo kenapa keliatan gak tenang gitu, sih?" tanya Tio melihat bos sekaligus temannya mondar-mandir."Gue lagi nunggu kabar dari Ayana. Dia gak bisa dihubungi. Ditelepon gak diangkat, pesan gak dibaca. Metta juga teleponnya gak aktif.""Yaelah, ditinggal belum sehari aja udah galau. Lagian udah pasti istri Lo lagi sibuk sama acaranya di sana. Udah jangan overthinking gini, yang ada Lo ribet sendiri."Pria itu duduk setelah cukup lama berdiri. Dia menatap ponselnya dan masih berharap balasan notifikasi dari Ayana segera muncul. Dia mengkhawatirkan gadis itu dan mungkin cemburu karena ada Rendi juga di sana. Tentu Ken tau jika Rendi masih menginginkan istrinya.Dia tidak masalah membebaskan Ayana berlibur ke pantai bersama teman kampusnya agar dia juga bisa menikmati waktu. Hanya saja jika gadis itu dekat dengan lelaki lain Ken merasa tidak terima. "Tenang aja, sih. Ada adek Lo juga, pasti dijagain. Wajar aja kalau mereka sibuk sekarang. Lo masih bisa hubungi nanti.""Tetep aja gue gak t

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Jaga hati

    Hari ini Ayana akan melakukan pemberangkatan liburan bersama teman sekelasnya yang lain. Tempat tujuan mereka adalah pantai, dan mereka akan menginap di hotel untuk beberapa hari. Akan ada beberapa acara juga yang diadakan di sana nantinya."Bener gak mau saya antar?" tanya Ken kesekian kalinya pada Ayana. Gadis itu memutuskan pergi berdua dengan Metta naik mobil. "Aku sama Metta berdua aja. Lagian kamu mau kerja juga, kan? Nanti aku kabarin kalau sampai sana.""Tapi seenggaknya saya liat kalian aman sampai tujuan."Metta menghampiri sepasang suami yang tengah berdebat di depan mobil. "Kak, tenang aja gak usah khawatir. Lagian sekarang ada aku yang jagain Ayana."Ken masih belum tenang. Dia ingin mengantar mereka sampai ke pantai namun Ayana tidak mau. Jika dia memaksa gadis itu pasti akan marah, padahal mereka baru saja akur. Tapi sepertinya benar kata Metta, sekarang dua gadis itu sudah kembali berteman jadi dia bisa menitipkan Ayana pada sang adik dan begitu sebaliknya. "Tapi kal

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Menjadi cemburu

    "Keluar!" ucap Ayana dengan penekanan.Gadis itu bersedekap dada sambil bersandar di dekat pintu. Ia memperhatikan Amel yang berjalan pergi dari sana dengan menunduk. Saat melewatinya Aya berbisik dengan pelan namun hanya mereka yang berdua yang tau. Ken tidak mendengar apapun."Ay, kamu kenapa gak bilang mau ke sini?" tanya Ken berjalan menghampiri istrinya sambil mengulurkan tangan, menyambut."Gak boleh aku datang ke sini?""Boleh, dong. Kamu bebas kapanpun datang ke sini sesuka hati selama saya ada di kantor. Tapi penasaran aja kenapa kamu datang ke sini."Ayana mengambil sesuatu di kantongnya dan menunjukan. "Ponsel kamu ketinggalan di kamar. Takut penting jadi aku bawain ke sini.""Ah, iya saya lupa bawa ponsel. Makasih, ya, maaf jadi repotin kamu." Ken menarik Ayana ke pelukannya dan mengecup keningnya lembut. Sementara gadis itu tersenyum dan menepuk bahu suaminya pelan.Setelah menikah Ayana mulai terbiasa dengan Ken yang suka memeluknya. Kalau boleh jujur sepertinya gadis in

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Sekretaris genit

    "Ay, kamu sama Metta udah baikan?" tanya Ken saat mereka sampai di apartemen.Ayana tak menjawab namun dia hanya tersenyum dan berlalu pergi menuju dapur. Rasanya senang karena sekarang mereka sudah kembali berteman lagi. Mungkin sebenarnya ini yang diinginkannya oleh Aya sejak dulu. Bukan bertengkar dengan Metta untuk sebuah kemenangan, namun dia merindukan masa pertemanan mereka.Melihat Ayana yang tak menjawab pertanyaannya, Ken kembali bertanya. "Kenapa kalian bisa baikan secepat itu? Maksudnya, saya suka liat kalian akur. Tapi tiba-tiba?""Aku sama Metta udah sama-sama capek. Lagian gak ada yang mau diributin lagi."Mendengar itu Ken ikut tersenyum. Syukurlah jika memang sekarang adik dan istrinya sudah akur. Tidak ada kendala lagi dan justru itu semakin bagus. Hubungannya dengan Ayana akan menjadi baik, karena Metta sudah menerima gadis ini sebagai kakak iparnya. "Yaudah, sekarang kamu duduk. Biar saya masak buat kamu, ya." Ken menarik kursi agar Ayana duduk di sana. Gadis itu

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Berbaikan

    Metta bergegas membantu Ayana dengan mengulurkan tangannya. Meski masih terkejut dia harus segera pergi dari sana karena kendaraan lain akan melintas. Ayana memegangi bahunya yang terbentur aspal. Untungnya tak ada luka parah."Kenapa Lo bisa ada di sini?" tanya Metta menatap dari atas sampai bawah."Aku gak sengaja liat kamu dari sebrang. Terus hampir ketabrak mobil, jadi aku refleks lari tadi.""Makasih."Ayana meringis pelan dan mengangkat wajahnya. Dia tidak salah dengar, kan? Maksudnya Metta berterimakasih padanya? Terdengar berlebihan namun bagi Aya gadis itu tidak pernah mengatakan terima kasih setelah permusuhan terjadi.Dia terkekeh pelan. "Tumben.""Karena Lo udah tolongin gue. Bukan berarti gue gak mau minta maaf sama Lo karena kita musuh.""Bagus, deh. Makanya lain kali kalau jalan itu hati-hati. Liat kanan kiri baru nyebrang jalan."Seakan kembali teringat Metta langsung menatap ke sekitar. Dia hampir lupa jika dirinya sedang diawasi dua orang tak dikenal. Saat dirinya me

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Penyelamat

    Pagi ini Metta sudah siap dengan pakaian rapih. Dia akan pergi dengan Kakaknya seperti janji Kakaknya semalam. Gadis itu menunggu di depan teras sambil memainkan ponselnya. Seharusnya sudah datang sekarang.Tin... Tin...Terdengar suara klakson mobil di dari arah gerbang. Metta berlari kecil dan membuka sedikit gerbangnya. Namun justru bukan mobil milik Elkan yang terparkir di sana. "Siapa ini?""Pagi cantik." Seorang pria keluar dari bangku kemudi sambil melepas kaca matanya."Sean?"Metta menatap ke sekitar. Kenapa pria ini bisa datang ke rumahnya? Seakan tau isi pikiran gadis di depannya, Sean langsung berniat menjelaskan. "Kenneth bilang katanya Lo mau pergi. Dia gak bisa sekarang karena lagi banyak kerjaan di kantor. Jadi gue aja yang nganterin Lo.""Gak mau!" "Kalau gak percaya telepon aja orangnya."Metta memicingkan matanya sekilas. Ia langsung mengeluarkan ponsel dan berniat menelpon Kakaknya. Namun dia justru melihat pesan masuk dari Ken paling atas muncul. Baru saja terk

  • Istri Cerewet Tuan CEO    Ditinggal tidur

    "Aku beneran boleh minum?" tanya Ayana setelah mereka sampai di apartemen. Selesai dari acara mereka pulang malam. Kenneth menepati janjinya dan dia menyempatkan membeli minum sebelum pulang. Lagipula sesekali itu tidak apa-apa, dan mereka juga sudah menjadi suami istri jadi selama Ayana minum berdua dengannya dia tidak masalah."Jangan banyak-banyak tapi."Gadis itu memperhatikan Kenneth meletakan dua botol kaca di atas meja. Ia menyalakan TV dan menampilkan sebuah film yang sedang berputar. Sengaja dia ingin membuat malam romantis untuk mereka berdua."Ayo duduk." Ken menarik lembut Ayana agar duduk di sofa bersamanya. Ayana terkekeh pelan dan mengikutinya. Kini mereka duduk berdekatan. Ken menuangkan sedikit alkohol ke dalam gelas kecil untuk istri cantiknya. "Sedikit aja. Dan ini cuma berlaku malam ini, ke depannya jangan coba-coba minum lagi." "Jadi ini cuma cobain aja?""Hmm." Ken memberikan gelas tersebut ke arah Ayana dan diterima gadis itu. "Cheers?"Mereka bersulang. Ayan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status