Share

Bab 137

Author: Ainuncepenis
last update Last Updated: 2025-01-03 19:09:55

Ternyata pembicaraan Eyang dan Elang yang di dengarkan Greesel.

"Jadi Elang tidak memberitahu kepada Eyang tentang hubungan kami. Apa maksud dia tidak mengatakan seperti itu," gumam Greesel yang cukup bingung.

Greesel yang melihat Eyang yang bergerak membuat Greesel yang langsung buru-buru bersembunyi yang hampir saja ketahuan oleh Eyang yang keluar dari ruangan itu.

Greesel menghela nafas yang memegang dadanya yang merasa lega yang tidak ketahuannya.

"Untung saja Eyang tidak menyadari keberadaanku. Jika dia tahu, aku tidak tahu harus menjelaskan apa kepada Eyang dan mungkin saja Eyang akan salah paham," gumam Greesel yang masih mengatur nafas yang cukup lega.

Greesel yang melihat ke arah ruangan Eyang dengan tiba-tiba dia terkejut yang ternyata Elang sudah berdiri di depan ruangan itu dengan kedua tangan yang dilipat di dada dan satu alisnya yang terangkat.

"Kau seperti melihat hantu saja," ucap Elang.

"Ti--tidak. Aku tidak...."

"Kau sedang menguping!" tebak Elang.

Greesel dengan ce
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Episode 146

    Greesel yang langsung menyusul suaminya itu ke kamar. Adrian yang tampak begitu kesal dengan berdiri di depan jendela yang berkacak pinggang. "Adrian..." lirih Greesel dengan berdiri di belakang Adrian yang memegang tangan Adrian. Tetapi Greesel di kejutkan dengan Adrian menepis tangan itu."Adrian!" ucap Greesel."Kamu bicara apa dengan dia?" tanya Adrian dengan wajah serius dan mata yang terbuka lebar. Wajahnya terlihat begitu marah sampai memerah."Aku tidak bicara apa pun," jawab Greesel."Lalu kenapa mendekatinya. Aku menyuruh kamu untuk mengambil minum dan bukan bertemu dengannya!" tegas Adrian."Maafkan aku..." lirih Greesel dengan menunduk yang lebih baiknya minta maaf langsung daripada harus mencari pembelaan yang membuat Adrian semakin marah. "Maaf! maaf kamu akan menjadi kebiasaan dan seterusnya kamu akan terus mencari kesempatan untuk berbicara dengannya dan aku tidak tahu sebenarnya apa yang ingin kamu cari tahu dari dia," ucap Adrian dengan kesal."Kamu khawatir jika a

    Last Updated : 2025-01-04
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Episode 147

    Lelah menunggu sang suami yang akhirnya membuat Greesel memilih untuk tidur. Tetapi dia belum tidur sama sekali yang hanya berbaring saja dengan gelisah yang masih memikirkan suaminya entah di mana yang belum juga kembali.Sampai Greesel mendengarkan suara kenopi pintu. Greesel dengan buru-buru memiringkan tubuhnya dan meminjamkan matanya. Akhirnya Adrian kembali juga. Saat membuka pintu melihat istrinya yang tertidur. Adrian menghela nafas yang langsung memasuki kamar, menuju lemari yang mengambil pakaian ganti dan langsung menuju kamar mandi. Greesel membuka matanya yang bergerak sedikit yang menoleh ke arah kamar mandi."Dari mana sebenarnya dia? kenapa baru pulang sekarang," gumam Greesel.Tidak ingin ketahuan oleh Adrian membuat Greesel yang mengembalikan posisi seperti semula yang berpura-pura tidur dan tidak lama Adrian keluar dari kamar mandi yang sudah memakai pakaian ganti. Greesel memejamkan matanya yang benar-benar tidak ingin ketahuan sama sekali sampai Greesel merasak

    Last Updated : 2025-01-05
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 148

    Greesel yang tidak bicara lagi yang melanjutkan memebereskan pakaian itu. "Jika kamu ingin pulang tempat Ibu. Aku akan mengantar kamu," ucap Adrian. "Tidak perlu!" tolak Greesel. "Greesel ada apa? kenapa tidak perlu. Jika bukan aku yang mengantarkan kamu lalu siapa lagi hah?" tanya Adrian yang nada suaranya yang sudah mulai kesal. Greesel tidak menjawab dan Adrian yang sudah mulai terpancing langsung menghampiri Greesel. "Aku sedang bicara! kamu bisa menghentikan semuanya!" tegas Adrian mengambil apa yang di pegang Greesel. Tetapi Greesel menarik kembali. "Greesel dengarkan aku!" tegas Adrian dengan suara bentakan. "Kau yang berbuat kesalahan dan sekarang kau yang marah!" kesal Adrian yang benar-benar sangat kesal. "Lihat aku jika aku bicara!" tegas Adrian yang lagi-lagi suara itu sedikit membentak. Greesel yang menghentikan pekerjaannya dan menuruti apa yang dikatakan Adrian yang melihat Adrian. Tetapi tatapan mata Greesel yang begitu tajam yang seolah ingin menantang Adria

    Last Updated : 2025-01-07
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 149

    Hujan deras yang membasahi bumi. Greesel yang berada di kamar yang terlihat bersih-bersih. Mata Greesel melihat ke atas langkah yang terdapat bingkai kecil yang di mana foto dirinya bersama dengan Adrian yang mereka ambil sewaktu mereka berada di rumah itu. Foto itu terlihat manis.Greesel menghela nafas yang mengambil foto tersebut dengan tangannya mengusap bingkai foto itu "Apa tidak bisa semuanya dibicarakan baik-baik dan apa harus kita bertengkar seperti ini dan tidak ada penyelesaian? kamu selalu memintaku untuk percaya kepada kamu dan kamu saja tidak bisa mempercayaiku yang padahal aku sudah menjelaskan semuanya," ucap Greesel dengan tatapan mata yang sendu, dia masih saja kepikiran dengan Adrian dan mungkin jalan pulang ke rumah orang tuanya adalah jalan yang harus diambil Greesel.Dia dan Adrian harus sedikit berjarak untuk meredakan emosi mereka yang tidak kunjung reda."Padahal sudah berjanji untuk menyelesaikan semuanya dan nyatanya janji itu tidak ada. Kamu bahkan tidak p

    Last Updated : 2025-01-08
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 150

    Adrian mendekati Greesel dengan memegang kedua tangan Greesel."Aku tidak seharusnya bersikap seperti ini kepada kamu. Aku benar-benar minta maaf atas apa yang terjadi. Aku tahu ini semua kesalahanku dan aku terlalu berlebihan berpikir kepada kamu. Greesel aku seperti itu karena aku benar-benar takut kehilangan kamu. Aku tidak ingin kejadian yang pernah terjadi padaku terulang kembali," ucap Adrian yang mengakui semua kebodohannya."Jika kamu percaya padaku! maka kamu tidak takkan pernah ketakutan. Tetapi karena kamu tidak mempercayaiku dan karena itu membuat kamu takut," ucap Greesel."Kamu benar! aku selalu meminta kamu untuk mempercayaiku, tetapi aku sendiri tidak sadar bahwa aku belum menaruh sepenuhnya rasa kepercayaan kepada kamu. Aku seharusnya bisa berpikir lebih bijak dan dewasa lagi agar semua ini tidak terjadi dan kembali lagi semua ini benar-benar kesalahan ku," ucap Adrian dengan tertunduk.Greesel menghela nafas yang memegang kedua pipi suaminya itu dengan mengangkat kep

    Last Updated : 2025-01-09
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 151

    Pagi-pagi pasangan suami istri itu sudah bangun."Ibu mau ke mana?" tanya Adrian yang melihat asti tampak bersiap-siap."Ibu mau ke pasar. Kebetulan kalian berdua ada di sini dan ibu ingin memasak masakan yang banyak. Karena tadi malam tidak sempat makan," ucap Asti."Ya. Ampun Ibu kebiasaan deh kalau kita berdua datang pasti banyak sekali makanan disuguhkan. Kita sudah seperti tamu jauh saja yang diperlakukan seperti itu," sahut Adara."Memang tidak boleh melakukan seperti itu hah! Apa salahnya menyiapkan banyak menu makanan dan itu mau tamu jauh atau tamu dekat yang terpenting disuguhkan makanan," jawab Asti."Kalau begitu biar saya yang akan menemani Ibu ke pasar,"sahut Adrian tiba-tiba yang membuat Greesel langsung menoleh dengan cepat yang cukup kaget. "Kamu mengantarkan Ibu ke pasar?" tanya Greesel."Mengantarkan dan juga menemani," jawab Adrian. "Adrian. Ibu ke pasar yang ada di dekat sini, pasar yang banyak orang dan juga tempatnya tidak akan sesuai dengan ekspektasi kamu. I

    Last Updated : 2025-01-10
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 152

    Adrian dan Asti yang sekarang sedang membeli lontong sayur. Mereka berdua duduk menunggu penjual membuatkan makanan tersebut karena memang cukup banyak pembeli. "Greesel sangat menyukai makanan....""Lontong sayur," sampung Asti yang mana Adrian tidak dapat mengingat apa jenis makanan itu. "Iya. Benar itu namanya," jawab Adrian."Iya. Ini makanan kesukaan Greesel sejak kecil," jawab Asti."Berarti sayang sekali. Greesel semenjak menikah denganku tidak pernah memakan makanan seperti ini," sahut Adrian."Mungkin saja dan dia pasti sangat senang sekali jika Ibu membelikannya," sahut Asti."Kalau begitu harus beli yang banyak. Aku juga ingin mencoba makanan kesukaan istriku," sahut Adrian."Ini pasti enak sekali dan mudah-mudahan cocok di lidah kamu," sahut Asti. Adrian hanya menganggukkan kepala."Ini juga bukan hanya merupakan makanan kesukaan Greesel. Tetapi ini juga makanan kesukaan almarhum Ayah Greesel," sahut Asti dengan tiba-tiba. Adrian Mendengar hal itu menelan salivanya. "Sa

    Last Updated : 2025-01-11
  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 153

    Adrian yang menemani istrinya berada di dapur yang sekarang Greesel sedang membantu Asti memasak. "Adrian kamu sebaiknya istirahat aja. Biar ibu dan Greesel saja yang melakukan semua ini," sahut Asti. "Tauh. Nih dari tadi ngintilin aku mulu," sahut Greesel. "Kamu risih jika aku dekat-dekat dengan kamu?" tanya Adrian yang mulai menggoda istrinya. "Bukan risih. Tapi kamu juga harus istirahat dan aku tidak mau mengganggu kamu," sahut Greesel. "Tapi aku mau tetap berada di samping kamu menemani kamu dengan apapun yang kamu lakukan," sahut Adrian yang tiba-tiba saja sweet membuat Greesel mengerutkan dahi yang jelas jika mereka berdua ada tidak masalah mengatakan hal seperti itu dan ada ibunya. Greesel juga malu pastinya. "Isss kamu ada Ibu," tegur Greesel dengan pelan. Asti hanya geleng-geleng kepala saja."Greesel kamu lanjutkan saja memasaknya Ibu mau menyimpan ini sebentar," ucap Asti."Iya, Bu," jawab Greesel dan Asti yang langsung pergi."Isss kamu ini, benar-benar ya!" Greese

    Last Updated : 2025-01-12

Latest chapter

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 160

    Greesel yang mencoba untuk menenangkan diri dengan mengatur nafas yang menuruni anak tangga. Greesel melihat ruangan tamu yang luas itu yang sudah siap untuk acara besok. "Semuanya hanya sandiwara. Ini semua hanya topeng dan sama dengan dia yang penuh dengan topeng dan kepalsuan. Dia menipuku," ucap Greesel yang merasa begitu sakit hati."Aku benci semua ini," ucapnya."Nona Greesel!" tegur asisten rumah tangga yang muncul dari belakangnya hal itu membuat Greesel yang langsung mengusap air matanya."Ada apa?" tanya Greesel yang sudah berbalik badan. "Nyonya Ambar berpesan untuk Nona tidur lebih awal. Karena besok acaranya akan di adakan pagi-pagi sekali," ucap Bibi."Lalu Eyang di mana?" tanya Greesel."Nyonya Ambar mengunjungi temannya yang di dekat sini untuk mengundang agar datang ke acara besok," jawab Bibi."Baiklah Nona. Kalau begitu saya kembali bersih-bersih dulu. Saya hanya ingin menyampaikan itu saja," ucap Bibi."Iya," sahut Greesel.**Adrian yang keluar dari kamar mandi

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 159

    Greesel yang terdiam terpaku mendengar semua itu. Tubuhnya yang bergetar dengan semua kenyataan itu."Jangan ketakutan seperti ini Adrian. Aku sama sekali tidak memiliki urusan itu kepadamu!" tegas Elang yang langsung melepaskan tangan William dari leher William."Jangan bertingkah seperti ini lagi!" tegas Elang yang langsung pergi memasuki mobilnya.Adrian yang masih terlihat begitu kesal dengan wajahnya yang tampak marah. Adrian yang melihat ke arah pintu rumah yang merasa ada yang memperhatikannya dan ternyata tidak ada orang sama sekali di sana. Ternyata Greesel yang sudah bersembunyi di balik tembok dengan air matanya yang jatuh.Nafasnya naik turun yang tidak percaya dengan apa yang telah dia dengar dengan uraian air mata yang jatuh itu.Greesel memegang tangannya dan mata yang terpejam dengan perasaan yang tidak bisa di jelaskan dengan semua yang terjadi.'Kenapa aku merasa ada orang di sana?' batin William yang terus menatap ke arah tembok.**Krrekkk pintu kamar yang di buka

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 158

    "Kamu tidak mendengarkanku?" tanya Adrian yang menunggu respon istrinya itu."Greesel kamu jangan cemburu hanya karena Anatasya menelponku dan bukankah aku sudah menjelaskan alasannya," bujuk Adrian."Tidak! siapa juga yang cemburu. Siapa juga yang marah," sahut Greesel dengan wajah ketusnya."Lalu apa ini? ekspresi wajah apa ini hah! apa ini namanya tidak cemburu?" tanya Adrian yang memegang dagu istrinya. "Issss apaan sih," kesal Greesel yang menepis tangan suaminya itu. "Jadi benar ini tidak cemburu namanya?" tanya Adrian."Kamu sih, mengangkat telepon wanita lain di depan istri. Mana ada istri yang tidak marah dan kalau dia tidak marah itu baru namanya aneh!" tegas Greesel."Bukankah tadi kamu menyuruhku untuk mengangkatnya?""Kalau disuruh berarti tidak dan bukan malah melakukannya!" tegas Greesel."Jadi benar kata orang-orang, kalau wanita mengiyakan berarti itu tandanya larangan. Huhhhhh, sangat merepotkan sekali, Kenapa banyak sekali PR sebagai laki-laki yang harus memahami

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 157

    Dari kejauhan Adrian yang melihat Elang dan Greesel yang mengobrol dan terlihat begitu serius. "Apa lagi yang dia bicarakan dengan Greesel? kenapa dia selalu saja membuatku marah dan seolah ingin menantangku. Apa tidak bisa dia tidak mengganggu hubunganku dengan Greesel," batin Adrian dengan kesal.Greesel yang melihat ke arah pintu dan sudah melihat suaminya berdiri di sana dengan memperlihatkan ekspresi yang sangat datar. Greesel menelan salivanya melihat hal itu.Tanpa mengatakan apapun kepada Elang yang membuat Greesel langsung pergi dari hadapan Elang yang menghampiri Adrian. Elang juga melihat ke arah tersebut. Elang menghela nafas melihat ekspresi Adrian yang sudah dapat dipastikan salah paham padanya. Elang yang tidak mengatakan apapun langsung pergi yang tidak ingin mencari gara-gara lebih lagi dengan Adrian.Greesel menghampiri suaminya itu."Kamu sudah pulang?" tanya Greesel tersenyum yang menutupi rasa panik di wajahnya, dia tahu Adrian begitu sangat cemburu jika dia be

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 157

    Hari ini Greesel dan Adrian yang akhirnya pulang juga. Sebelum itu mereka berpamitan pada Asti dengan Greesel yang seperti biasa memeluk Asti."Ibu jangan lupa datang ke acara 7 bulanan Greesel yang sudah dipersiapkan Eyang," ucap Greesel mengingatkan."Iya. Greesel Ibu dan Vano pasti datang," jawab Asti."Ya. Sudah kalau begitu kami pergi dulu," ucap Adrian berpamitan. "Iya. Adrian, kamu terus jaga Dan semoga saja semua masalahnya selesai. Ibu pasti akan terus mendoakan kamu," ucap Asti. Adrian yang sangat senang mendapatkan support yang besar dari Asti. Memang suatu keberhasilan karena Asti sudah mengetahui semuanya dan memberikan semangat untuknya.Greesel dan Adrian tidak mengatakan apa-apa lagi yang langsung memasuki mobil. 'Aku benar-benar sangat berharap semuanya baik-baik saja. Semoga saja Greesel bisa menerima semua keadaan ini,' batin Asti dengan penuh harapan.***Adrian yang menyetir dengan menatap lurus ke depan. Greesel yang duduk di sampingnya sembari mengusap-usap pe

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 156

    Jantung Adrian berdetak begitu kencang seperti bendera mau perang kala mendengar perkataan dari Asti."I-Ibu mengetahuinya?" tanya Adrian dengan terbata."Saya tahu apa yang sebenarnya ingin kamu katakan dan apa selama ini yang menjadi keresahan kamu dan juga kamu mencoba untuk berkata jujur tentang apa yang terjadi di masa lalu," ucap Asti.Adrian yang terlihat sulit menelan salivanya. Entah apa yang harus dia katakan lagi."Saat pertama kali saya bertemu dengan kamu di rumah sakit. Kamu ingat itu?" tanya Asti.William menggelengkan kepala yang berusaha untuk mengingat. "Saya menatap kamu begitu lama yang mencoba untuk mengingat kamu siapa. Saat itu saya tidak mengetahui bahwa kamu adalah suami anak saya. Tapi pada saat pertama pertemuan kita pertama kali memberikan kesan yang baik untuk saya," ucap Asti."Saya mengalami yang membuat saya lupa pada kejadian hitam dan pada akhirnya mengingat kembali. Kamu ingat saat pertama kali kamu datang ke rumah ini dan saya mempertanyakan jika s

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 156

    Karena hujan turun membuat Adrian, Greesel, Asti dan Vano pulang. Adrian yang menyetir dengan ekspresi wajahnya yang tetap saja terlihat resah. 'Kenapa aku tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak mungkin menikmati semua ini dan tidak memberitahu kebenaran yang ada. Aku tidak ingin hubunganku menjadi rusak hanya karena semua ini,' "Kenapa begitu sulit sekali untuk jujur,' batinnya yang tidak akan tenang sebelum membicarakan semua kepada keluarga istrinya. Greesel yang menoleh ke arah antrian dan melihat suaminya itu sangat jelas sekali memikirkan sesuatu. Tanpa ingin bertanya apapun yang membuat Greesel tiba-tiba memeluk lengan Adrian dan menyandarkan kepalanya di bahu Adrian. Adrian memberikan tanggapan dengan ekspresi senyum datar. Mungkin sebenarnya Greesel pasti ingin bertanya. Tetapi karena ada orang tuanya yang membuat Greesel lebih baik menunggu waktu yang tepat saja. "Ibu lain kali kita akan pergi ke makam Papa bersama-sama. Tadi

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 154

    Untuk pertama kali yang akhirnya Adrian berziarah ke makam Ayah mertuanya. Asti, Greesel dan Vano yang pasti juga ikut. Greesel, Vano dan Asti yang terlihat menabur bunga di atas pusara makam tersebut. "Ini sudah lama sekali kami tidak mengunjungi Papa Vano begitu sangat merindukan Papa. Bukannya Vano sombong atau melupakan Papa sehingga tidak mampir ke makam Papa. Tetapi memang baru ada kesempatan sekarang," ucap Vano."Benar apa kata Vano, pa. Baru ada kesempatan sekarang dan meski kami tidak mengunjungi makam Papa secara personal. Tetapi kami terus mendoakan Papa agar mendapatkan tempat yang terbaik di atas sana dan kami semua sudah yakin jika Papa sudah bahagia dengan tempat terindah di sana," tambah Greesel."Mas! saya telah menjaga anak-anak dengan baik. Saya sangat berharap, mas di atas sana tidak mengkhawatirkan anak-anak. Vano tumbuh semakin dewasa dan dia bertambah tinggi dan Greesel juga sekarang sudah menikah. Sebentar lagi kita juga akan memiliki cucu. Mas ikut mendoaka

  • Istri 3 Miliar Sang Pewaris   Bab 153

    Adrian yang menemani istrinya berada di dapur yang sekarang Greesel sedang membantu Asti memasak. "Adrian kamu sebaiknya istirahat aja. Biar ibu dan Greesel saja yang melakukan semua ini," sahut Asti. "Tauh. Nih dari tadi ngintilin aku mulu," sahut Greesel. "Kamu risih jika aku dekat-dekat dengan kamu?" tanya Adrian yang mulai menggoda istrinya. "Bukan risih. Tapi kamu juga harus istirahat dan aku tidak mau mengganggu kamu," sahut Greesel. "Tapi aku mau tetap berada di samping kamu menemani kamu dengan apapun yang kamu lakukan," sahut Adrian yang tiba-tiba saja sweet membuat Greesel mengerutkan dahi yang jelas jika mereka berdua ada tidak masalah mengatakan hal seperti itu dan ada ibunya. Greesel juga malu pastinya. "Isss kamu ada Ibu," tegur Greesel dengan pelan. Asti hanya geleng-geleng kepala saja."Greesel kamu lanjutkan saja memasaknya Ibu mau menyimpan ini sebentar," ucap Asti."Iya, Bu," jawab Greesel dan Asti yang langsung pergi."Isss kamu ini, benar-benar ya!" Greese

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status