Dua orang biksu dengan tinggi sekitar 190cm bertubuh kekar berlari ke arah pintu Pagoda Emas. Setelah suara berderit terdengar keras, pintu pagoda dibuka. Segera, embusan angin menyapu Kuil Emas saat awan hitam mulai menyelimuti langit sekali lagi, membentuk pemandangan seperti sosok iblis. Dari dalam menara terdengar suara dentingan tajam dari dua buah rantai logam yang diputus dengan paksa. Kemudian, suara gemericik rantai logam diatas tanah bisa terdengar saat siluet tinggi dan berotot perlahan muncul dari pagoda. Bahkan sebelum pria itu muncul, hanya terdengar bunyi suara rantai yang merayap sudah cukup untuk membuat banyak biksu yang hadir disana menahan napasnya. Karena merasa takut, banyak dari mereka bahkan menolak untuk melihat pintu masuk dari menara. Akhirnya, seorang pria yang mirip dengan sesosok iblis keluar dari dalam pagoda. Bahkan jika dia telah dipenjara di dalam Pagoda Emas selama sepuluh tahun, tubuh pria itu tetap tinggi dan mencolok. Meskipun tidak melihat
"Apotek Blythe yang telah berusia seratus tahun di Kota Strego?" Sky Sullivan terkejut. "Tapi Ayah baptis, keluarga Blythe telah musnah sepuluh tahun yang lalu." "Betul sekali. Akulah yang telah menghancurkan mereka,” jawab Sachin Taylor. “Jadi, Golden Creation Elixir mereka adalah milikku.” Sky dengan cepat bertanya, “Di mana ramuan itu, Ayah baptis? Aku akan mengirim seseorang untuk mengambilnya sekarang juga.” "Tidak perlu seperti itu." Sachin melambaikan tangannya dengan acuh. “Ramuan itu ada pada orang buta itu. Kau tidak akan bisa mendapatkannya. Aku akan mencarinya sendiri.” Bersandar ke kursinya, Sachin memejamkan matanya untuk beristirahat. "Benar, mengapa Catherine Gibson tidak ada di sini?" Catherine Gibson adalah Lilia Gibson. Sachin dan Zeppelin Wayne memanggilnya sebagai Catherine, tetapi sejak dia menjadi salah satu dari Enam Direktur Great Sky Group, Catherine mengubah namanya menjadi Lilia. "Ayah baptis, apakah kau ingat bagaimana dia bertemu dengan seorang
Percikan api beterbangan dan bilah mulai berbenturan saat suara tembakan terdengar dari latar belakang pertempuran. Seorang pria berbadan tegap dengan sikap bertarung yang mirip dengan belalang sembah berlari melewati kerumunan petarung Great Sky, Land Rover yang tengah ditumpangi menabrak tubuh mereka sampai terpental. Berjalan di sampingnya adalah seorang pria lain dengan mengenakan jas hujan hitam sambil memegang parang. Dengan cepat dia mengayunkan pedangnya, dan bergerak menuju Land Rover Sachin. Kedua pria ini adalah Mantis dan Thomas Ziegler, yang namanya disebutkan sebelumnya di kapal Green Dragon. Yang berarti bahwa kedua pria itu juga pernah menjadi petarung yang terkenal di komunitas seni bela diri. Selain mereka, ternyata banyak sekali orang yang berdatangan kesini untuk mengambil nyawa Sachin semuanya memiliki kemampuan yang cukup kuat. Bahkan tentara bayaran turut mengambil bagian. Kerumunan yang sedang berkelahi di hutan kecil ini hampir berjumlah dua ratus orang
Pria ini adalah salah satu dari Tiga Aces Great Sky Grup, Jason Garcia. "Karena kalian telah berani mencoba membunuh Sachin Taylor, kalian harus siap mati," katanya. Aura membunuh yang kental terlihat jelas dalam ekspresi Jason. Dengan sedikit mengayunkan pedangnya, dia mengeluarkan serangkaian jurus keterampilan pedang, mengalahkan seorang pembunuh dalam sekejap mata. Pembunuh yang tersisa melebarkan mata mereka ketika melihat adegan ini. Dalam keputusasaan, mereka memutuskan untuk bersatu menyerang Jason. Namun, tidak ada efek yang berarti. Bagi Jason, mereka yang dijuluki sebagai pembunuh internasional ini hanya dianggap seperti anak-anak yang tak berdaya di hadapannya. Setiap tebasannya telah menjatuhkan seseorang. Dalam rentang waktu yang singkat, para pembunuh yang ada di sekitarnya terjatuh ke tanah di bawah tebasan pedang Jason. Sementara itu, di sisi lain, Lancelot Fyre dan Lucia Fyre telah mengalahkan beberapa petarung dari Great Sky Group. Mereka juga mengincar Land
Pada saat itu, Lucia Fyre telah tewas karena kehabisan darah. Lancelot Fyre memeluk adiknya erat-erat. Dia tidak bisa menangis, tetapi dari ekspresi wajahnya, jelas bahwa dia merasa kesakitan.“Anak yang keras kepala,” gumam Dean Young.Dia merasakan kekaguman terhadap Tarzan, dan bahkan tergoda untuk melepaskannya. Namun, masing-masing dari mereka telah memiliki perintah dari tuannya sendiri dan itu semua harus dilaksanakan. Dean tidak bisa berbelas kasih. Mengangkat bilah gandanya, pria itu tengah mempersiapkan diri untuk mengakhiri hidup Tarzan.Saat itu, sesosok bayangan tiba-tiba melintas. Sesuatu yang berkilau dan kuat menebas di depan Dean, membuatnya terpaksa mundur.Dean menghentikan gerakannya sambil mengerutkan keningnya. "Siapa disana?""Lama tidak bertemu, Dean Young." Tersenyum, Zeppelin mengangkat Pedang Naganya dan mengarahkannya ke arah Dean. "Apakah kau masih mengingatku?"Ada sedikit kebingungan di wajah Dean. Tidak sampai Zeppelin merobek bajunya untuk mengung
Itulah sebabnya, saat Zeppelin dan Dean bertarung, mereka bergerak ke arah Sachin.Saat itu, pria yang tengah memegang pisau terbang itu mulai mengirim sederet pisau yang berterbangan ke arah Sachin, sementara petani itu bergegas menuju Sachin dengan membawa sabit di tangannya.“Sudah lama sekali aku tidak membunuh seseorang. Sepuluh tahun… itu benar-benar waktu yang cukup lama.”Karena itu, Sachin dengan mudah meraih pisau terbang yang menuju ke arahnya, dan dengan cepat menghindari serangan sabit itu. Seperti yang dikatakan rumor, dia bergerak dengan kecepatan yang dapat melebihi dari kecepatan cahaya. Dalam sekejap, dia muncul di depan pria yang melemparkan pisau.Sebelum pria itu bahkan bisa bereaksi, dia menyadari bahwa lehernya telah ditusuk oleh pisau terbang."Ini…"Mata pria itu melebar. Mereka tetap melancarkan serangannya bahkan jika mereka harus berada dekat dengan kematian, menandakan bagaimana perasaannya ketika teringat Sachin telah membunuh para anggota keluargany
"Haha, kau datang untuk membunuhku hari ini?" tanya Sachin.“Itu benar,” jawab Tyr, tersenyum sambil mengangguk. Tanpa ragu, dia kembali melanjutkan, "Au ingin memimpin wilayah selatan, jadi kau harus mati malam ini."“Haha, anak muda zaman sekarang memang memiliki keberanian dan kepercayaan diri yang cukup tinggi. Aku suka itu. Namun, Kau tidak dapat membunuhku hari ini. Aku sangat senang, Kau adalah hadiah terbaik yang diberikan para dewa kepadaku sejak aku dibebaskan dari kuil. Tyr, aku berharap bisa bertemu denganmu lain kali.”Karena itu, Sachin kemudian mengabaikan Tyr. Dia berbalik dan dengan tenang berjalan ke belakang, seolah-olah Tyr tidak berarti apa-apa baginya.Sambil mengerutkan keningnya, Tyr hendak mengejar Sachin ketika sesosok tubuh tiba-tiba melintas di depan Tyr dan menghalanginya.Sosok ini tampak seperti seorang pemuda berusia sekitar dua puluh delapan atau dua puluh sembilan tahun. Dia mengenakan pakaian hitam, memiliki rambut pendek, wajah tampan, dan meman
"Mengejar…"Mata Matthew dan yang lainnya memerah. Mereka tidak puas karena Auster, Sachin, dan yang lainnya telah melarikan diri, dan ketika hendak mengejar mereka. Namun, Tyr telah menghentikan langkah mereka."Berhenti," perintah Tyr.Tidak ada yang berani membantah dan mereka semua berhenti.“Tuan, apakah kita akan membiarkan mereka melarikan diri? Ini akan menjadi awan di cakrawala bagi kita,” ucap Matthew.Tyr menatapnya dengan sedikit terkejut. "Sejak kapan kau belajar bahasa?"Ketika Matthew tidak menjawab, Tyr hanya melambaikan tangannya, “Tidak perlu mengejar mereka, toh itu sudah terlambat untuk melakukannya. Ayo kita kembali."Tyr kemudian berbalik dan meninggalkan medan perang.Saat ini, beberapa anak buah Great Sky Group masih bertarung melawan para pengejar Sachin. Namun, karena Sachin sudah pergi, orang-orang ini tidak perlu tinggal lebih lama lagi di sini. Sebenarnya, pertempuran ini sudah mencapai titik tertentu. Banyak para pejuang telah dibunuh oleh pasukan