Siapa yah yang manggil, Sayang ke Maxel? :( Dukung cerita ini dengan subscribe dan beri ulasan terbaikmu :* Love u full
"Sayaaaang!" Max langsung berbalik dan melihat partner sandiwaranya menghampirinya dengan ceria dan memeluknya, bahkan bergelantung di tubuh Max seperti Koala. Keempat orang di ruang sekretariat termasuk Lisa pun terkejut, mereka kaget ketika melihat pemandangan tak pnatas itu datang dari seorang pebisnis sekaligus influencer Indonesia. "Wait wait wait! Turun dulu!" ujar Max panik. Bagaimana tidak, ia ingat betul di sana ada Lisa yang pasyi shock melihat adegan itu. "Gak mau, aku kangen!" ujar Larissa semakin mengeratkan rangkulan kaki dan tangannya. Max benar-benar kesal, ia langsung melepaskan pelukan Larissa dengan paksa dan berbalik untuk melihat ekspresi Lisa. "Aw! Aku kan kangen, Yang!" rengek Larissa meeangkul lengan Max dengan manja. Lisa terlihat berwajah biasa, ia mencoba mengajak Marcia untuk membicarakan tugas mereka agar memutus kontak mata Max darinya. Max sendiri sudah tidak bisa fokus karena Larissa terus menariknya dan mengajaknya ke ruangan. 'Sial nih o
Pagi harinya, Lisa seperti biasa menyusui baby Axel terlebih dahulu sekitar jam 4 subuh, karena baby Axel bangun di jam itu. Setengah jam berlalu baby Axel sudah tidur lagi, waktunya Lisa salat subuh dan bersiap pergi ke kantor. Namun, biasanya ia akan makan sarapan, tapi kali ini ia pamit dan bernagkat jam 6 pada Bi Ijah. "Saya berangkat dulu ya, Bi," ujar Lisa menyalami Bi Ijah dengan hikmat. "Serius gak sarapan dulu?" tanya Bi Ijah prihatin. "Aku sarapan di kantor aja ...." "Lis," sebut Bi Ijah memotong ucapan Lisa. Bi Ijah juga menahan tangan Lisa membuatnya berhenti melangkah. "Kalau ada masalah hadapi orangnya langsung, jangan seperti ini. Tuan sampai gak bisa tidur karena kamu mrngabaikannya, bahkan secara gak langsung kamu mnegurangi hal baby Axel untuk minum susu karena kamu mneghindari Tuan." Lisa hanya diam, tetapi ia mendengarkan dengan raut wajah menyesal. Kemudian ia melepas genggaman Bi Ijah dan tersenyum tipis. "Akan aku coba Bi, hanya butuh waktu aja," ungka
Prabu Subagyo adalah Ayah dari Larissa Seorang pebisnis yang berfokus pada bidang agraris yang memiliki banyak tanah untuk dikelola kemudian hasilnya akan diimpor, sementara hasil yang tidak bagus akan dijual kepada masyarakat lokal. Itu adalah sebuah rahasia bisnis yang seharusnya sudah banyak orang ketahui, bahwa pada dasarnya rakyat lokal hanya akan menerima sisa dari para pebisnis yang menerima keuntungan sebanyak-banyaknya dan memberi seminim mungkin. Namun, begitulah keluarga Subagyo dibangun atas dasar keuntungan yang didapat dari kapitalisasi tanah yang harusya menjadi milik umum. Tak hanya itu, mereka juga memiliki usaha dalam bidang pengelolaan hasil pertanian seperti memproduksi pupuk-pupuk memproduksi alat pertanian dan berbagai hal yang berhubungan dengan pertanian. Prabu sendiri merupakan orang keturunan Cina yang lahir dan tumbuh di Jawa Tengah sehingga namanya sangat molokal. "Kalian dari mana?" tanya sang Nyonya Subagyo. "Dari kantor Maxell, Mi, dia sibuk banget, j
"Mama mama mama mama!" sebut baby Axel sambil menepuk-nepuk bantal bergambar bola di depannya. Lisa dan Resti tertawa mendengar dan melihat bagaimana lucunya baby Axel yang membuat keduanya gemas. "Cie panggil Mama terus, udah dikonfirmasi tuh, Lis. Gaslah sama Tuan." "Terus aja gitu, Pak Max udah tunangan juga," bantah Lisa kesal. "Eh iya sih, bisa-bisanya Tuan secepet itu menentukan pasangan, padahal dia keliatan suka sama kau, tapi kok pengumumannya ssma Non Larissa ya?" Lisa mengedikkan bahu tak perduli, kemudian kembali menyodorkan biskuit bayi yang langsung dipegngnya dengan semangat. Bahkan baby Axel sampai tertawa dan menjerit sakit senangnya. Sentuhan Lisa dan apapun yang Lisa lakukan padanya, baby Axel menyukainya. Adanya Lisa juga bisa menghentikan tangisnya yang kadang tangrum tak terkendali, ini mungkin karena kerinduan sang bayi atas kasih sayang sang ibu "Aku yakin itu gak asli." "Aku mah bodo amat," ujar Lisa. Kemudian, Resti teringat dengan Max, ia tak melih
Selepas Max menceritakan semua kejadian itu pun bisa jadi paham tentang alur ceritanya apa Max dan lari tiba-tiba mengumumkan hubungan mereka sementara bisa sendiri tidak tahu mengenai keduanya pernah bertemu atau karena sekarang hanya bisa menghelan apa lagi tetapi sepertinya Max ketiduran dengan dengkuran kecil yang menandakan ia tidur nyenyak. "Malah tidur, jangan-jangan tadi dia ngomong begitu dalam keadaan gak sadar," gumam Lisa agak kesal. Melihat wajah damai Max dari atas membuat Lisa heran, wajah itu kalau bangun pasti akan menakuti orang. Mungkin kalau baby Axel jarang ketemu Max, bayi itu akan takut juga dengan keberadaannya. Akhirnya Lisa memindahkan kepala Max perlhan dari pangkunnya, menggantinya dengan bantal dan menjaga posisi Max tetap nyaman. Hal yang masih mengganggunya adalah kancing kemeja Max yang terbuka, menampakkan roti sobeknya yang terpahat indah. Lisa menampar pipinya sendiri, ia berusaha agar tidak terlena atau tergoda atas keindahan itu dan perlahan me
Dicintai Max membuat Lisa serba salah, apakah ia berhak mendapatkan itu semua, ataukah ia harusnya tak mempertimbangkan hal itu? Kini hujan membasahi kota Jakarta, ia yang akan berangkat ke kantor akhirnya batal karena Max memaksanya untuk tidak berangkat bahkan Max memanipulasi pekerjaan Lisa, dikatakan bahwa Lisa ikut dengan Max ke Bandung untuk perjalanan bisnis. Lisa sendiri hanya bisa menurut dan memiliki banyak waktu untuk bermain dengan baby Axel yang terus menempel padanya. Bahkan ketika Resti menawarkan untuk bergantian menggendong, baby Axel menolak dan menangis keras. "Hem, seneng banget ya Baby Mamanya gak berangkat kerja?" ujar Resti menggoda Lisa. Baby Axel malah semakin antusias, "Mama mama mama!" Lisa hanya bisa memutar bola matanya lelah, bagaimanapun ia tak bisa menyalahkan naluri si bayi yang masih merindukan sosok ibu. Hanya saja ia tak tau, apakah ia mampu meninggalkan baby Axel suatu hari nanti. "Kemarin pas Tuan malem-malem ke kamar baby Axel, baby Axel tib
Tengah malam sekitar jam 12.00 WIB ketika akan mengambil air di dapur yang ada di lantai dasar, Lisa melihat Max duduk di sana dan menunduk, tetapi Lisa jadi curiga karena Max tidak bergerak sama sekali. Kemudian Lisa berjalan menuju sang majikan dan terkejut ketika melihat Max tertidur."Pak!" panggilnya.Max terbangun dan terkejut melihat Lisa yang tengah menatapnya dengan wajah khawatir. Ia juga melihat sekeliling yang terang, tadi waktu ia ke dapur ia tak menyalakan lampu."Kenapa Bapak tidur di sini?" tanya Lisa penasaran.Mendengar pertanyaan itu, Max mengingat-ingat kejadian sebelum ia tidur."Tadinya saya mau buat kopi, tapi ketiduran. Kamu kenapa turun?" tanya Max.Ia baru sadar dan melihat Lisa yang membawa botol air minum."Saya mau ambil air, Pak, habis soalnya."Max mengangguk-anggu, kemudian membiarkan Lisa mengambil air putih di dispenser yang tersedia. Ia merindukan sosok Lisa itu, entah kenapa, padahal Ia sering melihat Lisa, tapi sudah hampir seminggu mereka tidak bi
Ada banyak resiko yang akan Lisa tanggung ketika ia bersama Max, menyetujui lamarannya. Ini berkaitan dengan status Max yang sekarang sebsgai kekasih orang lain. Namun, ia juga tak bisa membohongi dirinya sendiri tentang rasa nyaman, rasa suka dan bibit-bibit cinta yang timbul pada pria dewasa itu. Kata Mia, ia terlalu polos untuk menanggapi perasaan para laki-laki. Sahabatnya itu juga takut kalau Lisa dibohongi oleh seorang pria saat ia sudah merasa nyaman dengannya. Namun, entah apa yang Max lakukan, ia seperti mengaplikasikan sihir padanya hingga ia mengatakan 'iya' saat Max menanyakan jawabannya saat mereka berangkat bersama. Pria itu langsung tertawa bahagia, bahkan hampir memeluknya. Sehingga sekarang, ia dan Max tengah duduk di depan nenek Lisa sebagai walinya. "Lisa, kamu yakin dengan ini?" tanya sang nenek. Lisa mengangguk yakin, "Aku gak akan sampai sini kalau gak yakin." "Kamu masih muda, tapi kamu yakin dengan Tuan Alexander?" tanya neneknya lagi. "Iya Nek, aku sudah
Suatu hari Axel yang sudah lulus S1 dan sedang melanjutkan kuliah S2-nya di Amerika menelpon ibu sambungnya dengan video call. "Ma, aku mau ngasih tau sesuatu," ujar Axel. "Iya Sayang, kasih tahu aja," ujar Lisa. "Aku, dapet bagian untuk bacain kesan dan pesan saat wisuda nanti," ujar Axel bahagia. "Wah, masyaa Allah, alhamdulillah. Emang hebat anak Mama." "Pokoknya besok Mama harus ikut di wisudaku, sama adik-adik ya," ujar Axel. "Iya tentu aja, Sayang. Coba kamu kasih tahu Papa kamu biar dia juga mengatur jadwalnya." "Iyap Mah," jawab Axel. "Oh ya, sambil tolong dibujukin Papamu dong. Dia suka lembur, Mama nggak suka ...." keluh Lisa. Axel pun tertawa mendengarnya, "Siap, Mah. Semoga aja aku lekas bisa bantu Papa supaya Papa bisa lebih banyak istirahat sama Mama." "Aamiin, Mama juga berharap gitu, tapi Mama juga nggak mau kalau kamu maksain diri kamu. Kamu masih muda Sayang, perlu menikmati hidup juga jangan langsung kerja kayak Papa kamu. Gak ada waktu buat quality time sa
"Oom Kevan mau nikah Sayang, jadi besok kita kondangan," ujar Lisa pada anak perempuannya. Axel kini bukanlah Baby lagi, ia tumbuh menjadi anak laki-laki yang membanggakan. Ia sudah tau atas rencana pernikahan itu, bahkan ia tau bagaimana Kevan sulit move on dari ibunya yang ia cintai. Agak mengherankan memang ketika saingan cinta Max malah akrab dengan anak-anaknya, tak bisa dipungkiri itu karena seringnya Kevan bertemu dengan Max sebagai rekan bisnis. Namun, seiring berjalanannya kesibukan Kevan sebagai pimpinan perusahaan membuatnya jadi mudahh menerima ketanyataan bahwa Lies milik suaminya. "Yey! Ketemu Oom Kevan!" ujar Zahra senang. "Iya, Zahra mau ngado apa?" tanya Lisa padanya. "Apa ya?" balasnya berpikir. "Gimana kalau bola basket? Oom Kevan kan suka sasket," ujarnya. "Janganlab Sayang, kan dia lagi nikah bukan bhat ulang tahun. Kadonya yah buat Oom sama Tante bukan hanya untuk Oom." Zahra mengangguk-angguk, "Siap. Terus apa Ma?" Kini Lisa yang berpikir, tetapi Axel ya
Dua bulan terakhir ini Max terus mengganggu Lisa alias mengajaknya bercinta setiap malam, sehingga ia merasa cukup kewalahan dengannya. Namun, ia tidak bisa berkata kalau itu tidak menyenangkan, karena ia pun menikmatinya. Bagaimanapun, aktivitas itu adalah salah satu surga dunia yang Allah siapkan untuk pasangan halal. Tiba-tiba saat Lisa dan Max makan malam, Lisa merasa mual tak berkusuhadahan, sampai ia lemas karena kekurangan cairan. "Sayang, kamu gak papa?" tanyanya panik. Lisa sudah lelah dan tak kuasa untuk menjawab, sehingga Max langsung membawanya ke rumah sakit dengan tergopoh-gopoh. Sifa pun ikut panik melihat Nyonya-nya dibopong oleh sang Tuan, ia cemas. Ia sudah sembuh setelah istirahat dua bulan, mungkin awalnya trauma tetapi ia mulai kembali belajar mobil setelahnya. Meski bekerja dengan Nyonya yang merupakan istri konglomerat yang memiliki banyak musuh, Sifa masih tetap setia pada Lisa karena nominal gaji yang tinggi dan karena ia tidak yakin bisa menemukan bos se
Diana meminta maaf pada Lisa, ia minta maaf karena semua yang terjadi padanya adalah akibat dari ambisinya memisahkan mereka. "Aku minta maaf atas semua yang terjadi padamu, yah ... aku tau, maafku mungkin tidak berguna untuk sekarang tapi, aku berharap bahwa aku bisa menebusnya meski hanya sedikit." Lisa terdiam, kemudian kembali mengingat waktu-waktu ke belakang ketika Diana memperlakukannya. Diana bekerja sama dengan para wanita-wanita yang mencoba untuk mendekati suaminya. ia ingat ada luka yang ia terima dan semua hal tentang Diana. Hingga kemudian, ia mengangguk dan tersenyum pada ibu mertuanya. "Sejujurnya aku juga bukan orang yang baik, sehingga aku bisa mudah ikhlas dengan semua yang sudah terjadi, tapi aku sudah memaafkanmu, Mom. Aku kira kejadian-kejadian yang sudah berlalu biarlah menjadi masa lalu, aku harap kita bisa mulai akur dan membuka lembaran baru." ••• Lisa dan Diana berbelanja bersama di mall dengan bahagia, bahkan Diana membelanjakan banyak barang untuk men
Frans meminta maaf pada Max usai sadar dari mabuknya, Max pun memaafkannya menginat Frans masih berguna untuknya, hanya saja ia memanfaatkan momen itu untuk lebih mengikat Frans. Selain itu, Max juga meminta penjelasan dari sang ibu. Nafsunya untuk memisahkannya dengan Lisa ternyata membuatnya menarik beberapa bawahannya yang lemah untuk berkhianat. Diana pun minta maaf, ia juga menyesal karena Wina akhirnya bunuh diri karena keserakahannya. "Semua tak berguna sekarang Mom, aku tak tau kamu bertindak sejauh ini, lalu aku harus bagaimana?" Diana pun tak mengerti kenapa ia melakukan semua itu hanya karena keinginan terdalamnya yang tidak bisa dibujuk saat itu. Ia begitu mencintai anaknya sampai tak ingat apa-apa, mencintai tradisi dan darah biru yang ia sanjung-sanjung dalam hidup. Max masih sulit untuk memaafkan ibunya, semuanya jadi kacau karenanya. Alhasil Lorey menengahi anak dan istrinya lagi, meski sulit tetapi Max bisa memaafkan sang ibu. Apalagi saat itu Lisa bangun dan men
Di sebuah ruangan gelap, di mana Frans sedang hancur karena pujaan hatinya meninggal. Max menghampirinya bersama Edwin, si pemimpin pasukan keamanannya. Di sanalah Frans yang dalam keadaan mabuk pun jujur kalau ia tau Wina adalah seorang yang bekerja untuk Diana. Wina juga yang membuat kasus kejahatan Larissa lancar, Wina juga yang membuat ia kadang mencurangi informasi dan melambankan kinerja tim IT jika itu tentang Lisa, Wina juga yang membuat Baby lancar melakukan aksi pendekatan pada Max, semua di bawah perintah Diana. Frans juga tau kalau Wina menyukai Max alih-alih dirinya yang sudah bucin atau bulol padanya, tapi Frans tak perduli dan terus mencintainya. "Maafkan aku Bos, aku tahu Ini memalukan sebagai bawahanmu yang harusnya setia padamu, tapi karena cinta menggelapkan mataku dan membuat aku rela mencurangimu." Max masih diam mendengarkan penyesalan Frans yang mabuk itu. "Aku tau ini salah, tapi kalaupun aku diberi pilihan untuk memutar waktu, aku akan melakukan tindakan
Max tak akan sudi memaafkan Ten, ia sudah ingin sekali membunuhnya sejak awal. Namun, Ten dikasih hati malah ngelunjak. Akhirnya ia tak bisa menahan diri lagi untuk tidak melenyapkannya. "Apa yang ingin kamu lakukan padanya?" tanya Lorey pada putranya. "Aku tidak bisa menahan lagi, Dad," ungkap Max dengan suaranya yang penuh emosi. "Max, tolong jangan lakukan itu...." "Tapi sayangnya, aku sudah melakukannya," potong Max, membuat Lorey yang tidak paham pun bertanya. "Maksudmu apa, kamu sudah melakukan apa?" Namun, detik berikutnya Ten muntah darah dan terjatuh ke lantai, Ia terus memegangi perutnya dan dadanya yang terasa sakit. Hal itu menjelaskan pada Lorey, kalau Ten sudah diracuni oleh Max. Melihat hal itu, Lorey langsung berusaha untuk menolong Ten dengan pertolongan pertama. "Apa yang kau lakukan, Max! Astagah!" Namun, semuanya sia-sia karena Ten sudah meninggal, membawa rasa sakit yang ia alami. Tak habis pikir dengan itu, ia langsung menghampiri Max lagi dan mencengkera
Lorey langsung memeluk anaknya dengan erat agar emosinya mereda, ia tau bagaimana perasaan kehilangan orang yang dicintainya. Bayi yang ada di dalam kandungan Lisa meninggal, dan saat ini istrinya koma. Manusia mana yang tahan dengan keadaan itu? Jika saja Frans tidak menemukan titik keberadaan Ten saat itu, pasti Lisa sudah tak bernyawa karena keterlambatan penanganan. Frans mengungkapkan bahwa Ten ada di daerah di mana ia menuju tepat di tempat Lisa berada saat ingin berangkat ke kampus. Pada saat itu pula Max memerintahkan bodyguard yang mengikuti Lisa untuk mencegahnya, tapi gagal. Ten sudah melakukan aksinya dengan menyetir truk dan menabrak mobil yang ditumpangi Lisa. Sayangnya Lisa ada di bagian yang parah, kakinya patah dan tangannya juga patah karena menahan perutnya. Namun, posisi benturannya ada di sebelah kiri dan Lisa terguling sampai terjatuh dengan keadaan tengkurap, sehingga bayinya tidak tertolong lagi. Sifa mengalami patah kaki kiri karena terjepit, lalu tulang
Siapa yang tidak kenal dengan Maxellio D. Alexander? Seorang pebisnis asal Spanyol yang memulai bisnisnya di Indonesia dengan kerja kerasnya. Namun, siapa yang tahu sekarang dirinya terlihat sangat hancur, ketika seseorang yang sangat ia cintai terbaring lemah di ranjang Rumah Sakit dengan alat bantu medis. Pemberitaan di media sosial dan TV di penuhi oleh kecelakaan istri pengusaha terkaya di Indonesia. Banyak yang nimbrung berspekulasi macam-macam. Wajah hancur Max tertangkap kamera, membuat banyak netizen ikut sedih melihat sosoknya yang hancur. Sementara Baby Axel juga terus menanyakan keberadaan Lisa, bahkan ia ikut sakit karena merasakan Ibu susunya yang sakit. Setiap hari ia menanyakan Lisa di mana, Lisa kapan bisa pulang, sedang apa Lisa, dan semua yang ia ingin tahu tentang ibu susunya itu. Seolah-olah jiwa raga mereka sudah menyatu, sehingga ketika Lisa sakit maka Baby Axel ikut sakit. Baby Axel selalu ikut merasakan kondisi tubuh Liea, ikatan batin mereka terlalu kuat j