Anisa sangat terkejut melihat Mama Leo yang tiba-tiba masuk, selama ini dia meletakkan asinya di botol sehingga tidak ada yang tahu."Nyonya." Dia segera menarik putingnya dan mengabaikan Lean yang menangis.Mama Leo mendekat, dia menatap Anisa dengan tatapan marah. "Bagaimana bisa kamu menyusui Lean?" tanyanya dengan nada tinggi.Wanita paruh baya itu kini baru ingat jika asisten rumah tangga anaknya itu pernah hamil, "Aku baru ingat dulu kamu pernah hamil, kenapa bisa kamu malah bekerja sebagai baby sitter bukannya merawat anak kamu?"Anisa begitu memucat, dia tidak mungkin menceritakan semua pada ibu majikannya itu."Itu Nyonya, itu....Itu...." Anisa benar-benar gugup dan tak tau harus menjawab apa."Itu apa Anisa!" Bentaknya.Bentakkan Nyonya besarnya membuat Anisa semakin ketakutan, dia benar-benar bingung harus bagaimana."Diam dulu ya Nak," Anisa berusaha mengayun tubuh Lean."Anak saya sudah meninggal Nyonya."Akhirnya jawaban meninggal yang Anisa berikan kepada Sang Nyonya,
"Mama benar-benar nggak habis pikir sama kamu Le, bisa-bisanya mengijinkan Ana pergi berlibur." Mama Leo nampak marah dengan sang anak."Sudahlah Ma biarkan saja mungkin Ana butuh waktu untuk bersenang-senang bersama teman-temannya."Mama hanya menggelengkan kepala, menjadi seorang istri dan seorang ibu tentunya lebih mementingkan keluarga daripada liburan dan teman-teman.Anisa juga sangat menyayangkan sikap Leo yang membuat sang mama kecewa, minimal jika mengijinkan Ana paling tidak setelah mamanya pulang."Jika kamu terus memanjakannya dia akan ngelunjak dan nggak peduli sama kamu!"Leo hanya tersenyum, memang selama ini Ana sudah ngelunjak bahkan dia tidak peduli lagi sama dirinya maupun Lean, ini yang menyebabkan cinta Leo terhadapnya benar-benar hilang.Rasa kecewa yang sangat besar membuat mama ingin istirahat di kamar, dia benar-benar nggak habis pikir dengan rumah tangga anaknya yang tidak selayaknya rumah tangga orang lain.Anisa juga kembali ke dalam kamarnya, sedangkan Leo
Baru saja akan memulai aksinya, Anisa harus beranjak karena Lean menangis, hal ini membuat Leo sangat frustasi pasalnya sudah alang tanggung."Sayang, gimana ini?" "Lean jauh lebih penting Tuan," sahut Anisa.Hasrat Anisa segera menghilang sedangkan Leo harus tersiksa dengan hasratnya yang masih menggebu.Di dalam kamarnya, Lean sudah menangis Anisa sungguh iba melihat bayi itu sampai mengeluarkan air mata."Maafkan ibu Nak." Anisa segera menyusui Lean.Beberapa saat kemudian, Lean sudah tidur dan baru saja ingin menutup dadanya tangan Leo sudah menahannya."Tuan." Leo benar-benar menjadi gila, baru saja menyusui Lean kini Anisa harus menyusui ayahnya."Tuan asinya keluar." Sembari menarik rambut Leo.Hasrat Anisa kembali muncul, lidah Leo benar-benar membuatnya menggeliat bak cacing kepanasan.Malam panas penuh gairah terulang kembali, hingga tengah malam keduanya masih saja asik bergulat, Leo benar-benar perkasa sampai Anisa lemah dia masih saja kuat menggempur habis-habisan wanita
Raut wajah Anisa seketika berubah, dia tidak bermaksud membuat Leo marah karena memang sedari tadi Lukas lah yang mengetuk pintu. "Maafkan saya Tuan, tadi Tuan Lukas yang selalu mengetuk pintu jadi saya kira anda dia." Leo berjalan mendekat, "Jangan macam-macam Anisa, kamu milikku hanya milikku." Ucapan Leo membuat Anisa merinding, raut wajah dingin dan menyeramkan dari majikannya dia lihat kembali setelah beberapa lama pria itu selalu dalam mode hangat dan menyenangkan. "Iya Tuan." Dari arah luar terdengar langkah kaki mendekat, Anisa sangat gugup dia sungguh takut apalagi Leo ada di dalam bersamanya. "Apa yang kamu lakukan disini Mas?" Ana datang mencari suaminya. "Tadi aku dengar Lean menangis jadi aku melihatnya," jawab Leo masih dengan wajah kesalnya. "Ya sudah ayo kembali, kamu dicari keluarga kamu." Ana berjalan mendekat lalu menggendeng tangan Leo dengan mesra, memang dia sengaja melakukan hal itu untuk membuat Anisa tau statusnya yang merupakan Nyonya di rumah itu s
Leo berusaha menahan rasa cemburunya, dan selepas Ana berangkat barulah dia mendatangi Anisa di kamar sang anak."Kamu terlihat senang sekali!" Sindir Leo."Senang bagaimana Tuan?"Anisa merasa ambigu dengan pernyataan Leo, pasalnya dia biasa saja."Sudahlah jangan bohong, kamu senang kan bisa bersama kak Lukas." Mendapati tuduhan dari Leo membuat Anisa sedih, dia tak menyangka jika Leo berpikiran sekeji itu terhadapnya."Saya tidak seperti itu Tuan." Air mata Anisa menetes, dia benar-benar sakit hati dengan ucapan Leo, dia paham dirinya kini adalah wanita rendah yang mau digagahi suami orang tapi bukan bearti dengan setiap lelaki dia welcome."Alah, jangan mengelak." Leo masih saja tidak percaya, rasa cemburunya membuat ucapannya tidak terkontrol sehingga menyakiti Anisa."Terserah anda Tuan." Anisa pun pasrah.Melihat sikap Anisa semakin membuat Leo kesal, ekspektasinya sungguh berbeda.Tanpa aba-aba pria itu membawa Anisa di atas tempat tidur dan segera menindihnya."Apa yang and
"Sepuluh miliar!" Bayu melotot.Leo berusaha menenangkan Bayu yang ada di sampingnya."Aku tidak bisa memberi kamu sepuluh miliar Raka, karena itu terlalu banyak." Leo berusaha menawar."Anisa adalah istriku, kamu memintanya dan setelah aku ucapkan nominalnya kamu malah keberatan," protes Raka.Hidup bergelimang harta sudah menari-nari di pikiran Raka, dia sudah masa bodoh dengan Anisa yang terpenting sekarang dia hidup enak bersama kekasihnya."Nominal itu terlalu banyak," sahut Leo."Katanya orang kaya, punya perusahaan besar tapi uang sepuluh miliar saja jadi masalah."Leo tersenyum santai, dia sudah menemui banyak orang seperti Raka jadi dia tidak terpancing oleh ucapannya."Aku hanya berbaik hati padamu, memberikan kamu kompensasi atas Anisa tapi kalau kamu menentukan nominal yang tinggi aku angkat tangan.""Kalau angkat tangan jangan meminta istriku!" Raka mulai geram.Bayu ingin sekali memberi pelajaran kepada Raka tapi Leo menahannya, dia sudah punya solusi atas masalah ini."
"Den Lean memang anak saya Nyonya." Tanpa sengaja Anisa mengtakan hal yang tak seharusnya dia katakan."Anakmu???"Tanda tanya besar muncul di kepala wanita tua itu, bagaimana tidak si baby sitter mengklaim kalau cucunya adalah anaknya.Anisa yang baru sadar segera mengklarifikasi ucapannya, "Kan saya yang merawatnya Nyonya jadi sudah saya anggap sebagai anak saya sendiri," ujar Anisa."Ooo," sahut Sang Mama.Lukas yang tidak ingin Anisa dalam situasi yang sulit mencoba untuk menyelamatkannya, "Bukankah bagus Ma, daripada Mamanya yang nggak jelas itu.""Benar, anaknya sakit seperti ini apa dia merasa," sahut Mama kesal.Kini mobil sudah memasuki kawasan rumah sakit, Lukas segera menurunkan Anisa di lobi bersama sang Mama, "Kamu masuk dulu Anisa."Ditemani sang Mama Anisa masuk ke dalam rumah sakit, dia segera meminta Dokter untuk mengecek keadaan sang bayi.Kebetulan dokter yang Anisa temui di lobi adalah dokter anak jadi dia menggiring Anisa ke ruang prakteknya poli anak.Serangkaia
Senyuman Leo benar-benar licik, dia sungguh puas bisa memiliki Anisa saat ini meski caranya tergolong keterlaluan dan tidak fair.Tak berselang lama Bayu datang dengan membawa uang seratus juta, dia segera memberikan uang itu pada Leo, "Kenapa lama sekali Bay," tanya Leo. "Macet Pak," jawab Bayu. "Brangkas kantor apa kosong?" Semua uang telah disetor ke bank oleh manager keuangan, jadi hanya tersisa beberapa saja, lagipula sekarang jaman modern transaksi uang tak harus wujud cash." Sembari melirik Raka. Ada sedikit rasa kesal untuk Raka pasalnya masalah uang bisa selesai melalui transfer tanpa dia harus susah payah menarik ke bank.Leo segera memberikan uangnya kepada Raka, karena pria itu terlihat sudah tidak sabar. "Ku harap ke depannya tidak ada kendala Raka." Sambil menjabat tangan rivalnya tersebut. "Semoga," sahut Raka. "Terima kasih telah merelakan istrimu padaku." Tanpa berkata apa-apa Raka meninggalkan ruangan Leo, entah mengapa ada rasa kesal dan rasa tak nyaman tapi
"Asal kamu tau Leo, aku menculik Anisa juga karena perintah dari istrimu, dia sama seperti kamu yang mengiming-iming uang yang banyak." Leo yang kesal melayangkan pukulan kembali, bahkan dia meminta pihak kepolisian untuk mengeksekusi Raka saja."Biar pengadilan yang memutuskan Pak Leo." Raka tertawa melihat ekspresi Leo, "Kamu pasti tidak percaya kan kalau istri kamu itu serigala berbulu domba." Petugas yang tidak ingin ada pertengkaran, segera membawa Raka masuk ke dalam, sedangkan Leo masih terduduk lemas tak percaya.Selama ini dia menganggap Ana sudah berubah namun kenyataannya selama ini Ana hanya pura-pura."Dia telah menipu aku dan Anisa Bay," ujarnya lirih.Leo mengambil ponselnya lalu menghubungi Ana, tapi ponsel Ana berada diluar jangkauan.Kesal, Leo pun mengusap rambutnya kasar lalu dia mengajak Bayu untuk kembali lagi ke ibukota.Beberapa jam berlalu, kini dia telah tiba di rumahnya, dia berteriak memanggil Ana.Anisa yang kebetulan ada di dapur segera mengejar Leo ya
Arrrggggg Ana mengusap rambutnya dengan kasar, dia benar-benar takut jika kebusukannya terbengkar. "Ini semua gara-gara kamu Anisa!" Di sisi lain, Raka terus saja berpindah-pindah tempat, keberadaannya benar-benar tidak aman karena Leo memperketat penjagaan kepolisian beserta anak buahnya disetiap tempat terlebih pemberhentian transportasi. "Sial!" umpatnya. Agar tidak dikenali Raka selalu menggunakan masker, dia juga menyewa tempat di gang sempit agar sulit ditemukan. Untuk menghindarkan diri dari bahaya, Raka sengaja tidak keluar, kebutuhan sehari-harinya dia pesan melalui online. Suatu ketika, Raka harus membeli beberapa keperluan di mini market, kala itu atas anjuran pihak kepolisian setiap warga yang menggunakan masker harus membukanya. Raka yang sudah terlanjur masuk minimarket mau nggak mau membuka maskernya, dia pikir akan aman tapi salah satu dari customer nampak mengenali Raka dari foto yang disebar. Dia segera menghubungi pihak kepolisian, dan tak perlu waktu lam
Mendengar suara Anisa Leo sangat senang, akhirnya istri keduanya sendiri yang berhasil menghubunginya. Setelah menjelaskan semua di sambungan telpon, dia sampai menangis karena sangat rindu dengan anak serta suaminya itu. "Aku akan segera menjemput kamu sayang." Setelah panggilan terputus, Leo segera mengajak Bayu untuk ke daerah yang diinfokan oleh Anisa, untuk menghemat waktu, mereka menggunakan heli pribadi miliknya. Setelah beberapa jam mengudara, akhirnya mereka telah tiba di daerah tempat Anisa berada, melihat istrinya Leo segera berlari, rasa rindu di dadanya benar-benar tak tertahankan. "Sayang," katanya dengan air mata yang terjatuh. "Aku kangen Mas," sahut Anisa dengan menangis pula. Pasangan suami istri yang menolong Anisa mempersilahkan tamunya masuk, mereka tidak menyangka jika Anisa adalah seorang istri orang kaya. "Saya sangat berterima kasih karena kalian sudah menyelamatkan istri saya." Pasangan suami istri itu yang mendengar cerita Anisa tentu menyayangkan
Mendapatkan perlakuan manis dari Leo membuat Lean menurut, bayi itu perlahan menghisap puting sintesis dan minum cukup lahap susu formula yang diberikan Leo padanya.Nyaman digendong sang Papa membuat bayi itu terlelap dalam rasa lelah karena seharian menangis."Kasian kamu Nak," kata Leo dengan mata membasah.Bayi sekecil itu paham ucapannya, betapa merindukannya dia dengan sesosok ibu penggantinya."Kasian dia Ana." "Iya Mas, dia sangat menyayangi Anisa." Ana sungguh kesal dan muak dengan anaknya yang lebih menyayangi perempuan yang bukan ibu kandungnya.Setelah susu habis, Leo meletakkan Lean di kamarnya, dia meminta Ana untuk menunggui putranya tidur."Baik Mas." Dia masih melakoni drama yang diperankannya, meski rasanya dia tak sanggup lagi dengan semua ini."Kesal sekali aku, bayi ini menyusahkan. Kenapa sih lahir nggak langsung besar saja." Dia berkacak pinggang sembari menatap sang anak.Keesokan harinya, Leo mendatangi kantor polisi lagi, untuk kasus ini Leo diminta untuk
"Mas kamu jangan macam-macam Mas, ini untuk anakku bukan untuk yang lain," Anisa segera menjauh dari Raka.Raka tertawa mendengar ucapan Anisa, "Alah pasti Leo juga menyusu," sahutnya."Mas Leo adalah suamiku Mas, sedangkan kamu orang lain!" Raka menarik tangan Anisa, dia sangat kesal jika teringat Leo yang meminta Anisa."Tapi Leo yang membuat aku menceraikan kamu!" "Kalau kamu tidak mau kenapa kamu menerima uangnya!" Raka kembali tertawa, siapa yang tidak tergiur dengan uang ratusan juta."Lagipula bukankah kamu memiliki wanita lain Mas," imbuh Anisa."Jadi kamu cemburu Anisa." Anisa menggeleng, dia yang sudah tidak tahan dengan sakit di dadanya meminta ijin Raka untuk ke kamar mandi, dia ingin mengeluarkan Asinya agar tidak sakit.Raka yang takut Anisa kabur, mengikuti mantan istrinya dan menunggu di depan kamar mandi.Di dalam kamar mandi, Anisa membuang asinya hal ini membuatnya mengingat sang anak. Biasanya Lean lah yang menghabiskan persedian asinya bahkan sampai kurang."M
Ucapan Bayu membuat Leo mematung, apa mungkin yang membawa Anisa pergi adalah orang lain?Dia segera mengambil ponsel, dengan sekali pencet kini panggilannya sudah tersambung dengan sopir sebenarnya. "Kamu dimana!" Segera Leo bertanya, dan sopirnya segera menjawab kalau dirinya di rumah.Tubuh Leo melemas, ternyata benar Anisa telah diculik.Dia meminta pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan di rumahnya, selain mencari mobil Ana.Leo, Bayu dan Ana pulang ke rumah yang diikuti oleh pihak kepolisian. Dia juga memerintahkan semua pelayan di rumahnya berkumpul untuk dimintai keterangan.Rencana epic Ana benar-benar membuat semua tidak tahu apa-apa, bahkan sopir yang selalu standby juga tidak tahu jika ada seorang penyusup. "Kami tidak tahu apa-apa Tuan, saya kira tadi Nyonya Ana keluar dengan Anisa tanpa sopir." Keterangan sopir membuat Leo marah, bagaimana bisa mereka semua seceroboh ini, bahkan ada penyusup masuk satu pun tak ada yang tahu."Aku kira tadi itu kamu Pak, aku d
Sudah genap satu bulan, Ana berpura-pura menjadi malaikat, sikap baiknya benar-benar dapat meyakinkan Leo kalau dia sudah berubah."Terima kasih kamu mau menerima Anisa dan jauh lebih baik Ana," kata Leo."Iya Mas, anggap saja aku tengah menebus kesalahan, aku berterima kasih karena kamu tidak menceraikan aku setelah apa yang aku lakukan selama ini." Air mata buaya Ana keluarkan untuk mendapatkan simpati Leo, dan benar saja pria itu akhirnya mau memeluknya setelah sekian lama dia tidak pernah kontak fisik dengan sang istri."Aku juga minta maaf, mari kita perbaiki semua Ana," sahutnya.Satu kecupan Leo tumbangkan ke kening Ana, dan ini membuat wanita itu tak sabar untuk segera menyingkirkan Anisa, dia ingin Leo seperti dulu lagi yang begitu tergila-gila padanya.Setelah Leo berangkat ke kantor, Ana kembali ke kamarnya, dia ingin menghubungi Raka agar segera bersiap.Entah bagaimana persiapan mereka, setelah tiga jam Raka sudah berada di rumahnya, menyamar sebagai sopir.Tentu apa yang
"Tapi bagaimana caranya, suami kamu bisa memenjarakan aku lagi." "Kamu pura-pura jadi sopir dan aku akan menyuruh Anisa membeli susu, setelah itu bawa dia pergi." Raka tertawa mendengar rencana epik Ana, lagipula dia memerlukan Anisa untuk menghasilkan uang lagi seperti dulu. "Bawa dia pergi jauh dari kota ini, nikahi dia lagi," sambung Ana. "Baiklah, akan aku bawa dia pergi jauh, asal bayaran untukku juga setimpal," sahutnya dengan terkekeh. Bagi Raka tentu hal ini sangat menguntungkan, selain dapat uang dari Ana, dia juga mendapatkan Anisa kembali. Ana tak jadi kumpul dengan geng sosialitanya, dia ingin melakukan sedikit drama dengan Anisa, agar jika Anisa menghilang Leo tidak curiga padanya. Setibanya di rumah, Ana pergi ke kamar anaknya, dia ingin mengajak Lean. "Dia tidur sudah daritadi apa baru saja Anisa?" tanya Ana dengan halus. "Baru saja Nyonya," jawab Anisa. Ana tersenyum manis sembari menepuk pundak Anisa. "Kamu pasti lelah, setelah dia bangun biar Lean bersamak
Sekeras apapun Ana membujuk Arthur pria bule itu tetap kukuh dengan keputusannya, kerjasama dengan Leo baru saja terealisasi, dia tidak ingin karena masalah ini hubungan mereka akan menjadi canggung meski Leo juga tidak bereaksi apa-apa setelah mengetahui semuanya."Arthur jangan lakukan ini." Pinta Ana."Kembalilah pada suami kamu."Lelah merayu dan membujuk akhirnya Ana pergi ke kantor Leo untuk mengklarifikasi, dia tentu tidak mau ditinggalkan Leo setelah Arthur meninggalkannya."Mas!" Ana langsung saja masuk ke dalam ruangan Leo.Bayu yang kebetulan ada disana pamit keluar, karena pasti atasannya akan membahas masalah tadi.Dengan santai Leo meminta Ana duduk di sofa, kemudian dia mengambil air untuk istrinya tersebut, "Minum dulu kamu pasti lelah," ujarnya."Mas, aku tahu aku salah, tapi ini semua juga karena kamu yang menduakan aku dengan Anisa." Wanita itu mulai mengklarifikasi.Leo tersenyum mendengar klarifikasi dari Ana, "Andaikan kamu bisa mengerti aku dan tidak mementingka