Home / Romansa / ISTRI SIRI TENTARA ALIM / Bab 341. Tamu tak terduga

Share

Bab 341. Tamu tak terduga

Author: HaniHadi_LTF
last update Huling Na-update: 2025-04-03 13:28:36
Pagi itu, setelah prosesi ijab kabul yang mengharukan, suasana di rumah Mira berubah semakin meriah. Janur kuning masih melengkung indah di depan gang, sementara dekorasi terop dengan hiasan rumbai-rumbai bunga dan lampu hias menyemarakkan halaman luas rumah Mira. Para tamu masih ramai membicarakan bagaimana Rey berhasil mengucapkan ijab kabul dalam bahasa Arab dengan lancar, membuat banyak orang kagum. Termasuk hafalan Ar rahman-nya.

Pak Warno, sang MC, berdiri di samping pelaminan, memegang mikrofon dengan penuh semangat.

"Bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara sekalian, saatnya kita menyaksikan prosesi adat Jawa! Nah, bagi yang belum pernah lihat, monggo disimak, jangan sampai terlewat, nanti pulang malah nanya-nanya lagi!" ucapnya dengan nada khas yang mengundang tawa.

Pak Warno segera memulai acara 'kirab diirngi gending Jawa Lagon Jiwa.

Prosesi adat Jawa dimulai dengan dua anak muda dan mudi yang belum menikah dengan menukar kembar mayang yang mereka bawa, rangkaian janur dengn h
HaniHadi_LTF

Khusus aku ngucapin makasih untuk MC Pak Warno yang pernah bersama membesarkan sanggar riasku. Kapan bisa bersama lagi, Pak. Lekas sembuh dari stroke ya. Terimakasih juga pada Bu Gita Andini di perum Pondok Chandra. Aku belajar dari Ibu.

| 5
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 342. Siapa anak itu?

    Dandi dan Hanum berdiri di halaman masjid, setelah membaur dengan orang-orang yang baru saja menyaksikan ijab kabul Rey dan Mira di dalam. Hanum yang tengah hamil tampak sedikit lelah, tangannya menggamit lengan Dandi erat. Ia mengedarkan pandangan ke arah pasangan pengantin yang masih berada di depan, lalu berbisik pelan pada suaminya."Akhirnya Rey nikah juga, ya?" katanya dengan senyum lelah.Dandi mengangguk, menatap sahabatnya yang masih sibuk menerima ucapan selamat. "Iya, siapa sangka? Aku pikir dia bakal terus jadi petualang cinta tanpa tujuan. Mencari cinta sejati."Tiba-tiba, Alzam dan Lani muncul dari dalam masjid. Wajah mereka berseri-seri saat melihat Dandi dan Hanum."Eh, kalian datang juga! Kukira kalian di resepsi di Surabaya saja!" sapa Alzam sambil menepuk bahu Dandi.Hanum tersenyum tipis. "Tadinya iya, unadangan kita kan di sana. Tapi kehamilan ini rewel banget. Kalau jauh, takutnya malah makin nggak nyaman. Lagian, Sendang Agung lebih dekat."Lani menatap Hanum p

    Huling Na-update : 2025-04-04
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 343. Cemberut

    Mira masih duduk dengan anggun di pelaminan, namun ada bayangan keraguan di matanya. Bibirnya mengerucut, dan sesekali tatapannya mengarah ke arah Rey yang masih menatap bocah kecil itu dengan penuh kasih. Bayangan tentang siapa anak itu berkelebat di benaknya, membuatnya ingin bertanya langsung, tetapi gengsi menahannya.Rey, yang dari tadi tersenyum lebar, merasakan tatapan Mira."Makan yang enak ya, biar nanti aku panggilkan orang yang siap melayani," ucap Rey pada anak lelaki itu yang memainkan kakinya yang tak sampai saat di kursi tamu, setelah mereka berfoto bersama.Alzam, Dandi , Lani juga Hanum sempat memperbincangkan anak itu."Kamu kenal dia, Zam?" tanya Dandi dan tengah duduk di meja yang kini sudah longgar karena tamu yang berangsur pergi satu-satu setelah berfoto bersama."Enggak, siapa dia?""Jangan bilang, itu anak Rey lho!" gurau Hanum."Aku ngggak yakin Rey bisa melakukan itu. Itu nggak mungkin.Mira masih cemberut. matanya sesekali melirik ke arah Rey yang masih ber

    Huling Na-update : 2025-04-04
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 344. Malam kita yang,..

    Rey duduk bersandar, lengan terlipat di dada, menikmati hembusan angin yang tenang. Alzam yang baru menyeesaikan sholat sunnah ba'diyah, menjejerinya. Mereka duduk berdampingan, berbicara dengan suara rendah seperti takut mengganggu semesta."Enak ya, di sini," ujar Rey pelan sambil menatap langit."Makanya, tak usah balik ke kota. Tinggal ajukan mutasi, siapa tahu bisa ditempatkan dekat sini," sahut Alzam sambil mengedipkan mata. "Bude aja bingung masih bujuk MasBisbah agar mau diajak ke rumahnya."Rey tersenyum kecil. Wajahnya tampak lebih santai, seperti baru menemukan tempat untuk pulang."Ayo pulang, kamu ditunggui, tuh." celetuk Alzam disertai tawa ringan."Bukannya kamu yang nggak sabaran segera ketemu Lani?""Aku sih masih lama puasanya, Rey. Harus bisa nahan diri." Alzam terkekeh. "Kalau kamu kan, ini malam,..pertama." Alzam mengerling, menggoda Rey."Ya, siapa suruh kamu ngajak ngobrol soal malam pertama di serambi masjid. Nggak cocok tempatnya, Zam.""Lah, biar sekalian to

    Huling Na-update : 2025-04-05
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 345. Pernikahan kita

    Rey duduk bersandar di pinggiran tempat tidur, matanya menatap langit-langit kamar kayu yang hangat oleh aroma kayu jati dan kain bersih. Lampu tidur di sudut kamar menyala redup, memantulkan bayangan halus pada dinding. Di belakangnya, Mira berbaring membelakangi, tubuhnya meringkuk seperti menahan dingin yang tak kasat mata."Apa yang kamu rasakan sebenarnya?" tanya Rey pelan, nadanya tenang, tapi sorot matanya penuh tanya. "Kenapa kamu seolah takut padaku?"Tak ada jawaban. Mira tetap diam, matanya menatap dinding, bibirnya mengatup rapat. Tangannya mengepal di balik selimut.Rey menghela napas, lalu duduk lebih dekat, tangannya menyentuh pelan pundak istrinya."Pernikahan kita bukan cuma soal itu, Mira," suaranya hampir seperti bisikan. "Jangan pikir yang berat-berat kalau kamu belum siap.Aku bisa menunggu. Aku ngerti banget kalau kamu kecapekan habis acara yang menguras tenaga. Desamu ini, ribet juga sih urusan pernikahannya.""Bukan itu, Rey." Suara Mira lirih, hampir tak terden

    Huling Na-update : 2025-04-05
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 346. Kau tidak mencintaiku

    Matahari belum sempurna naik saat Rey menyelinap keluar dari rumah Marni. Udara pagi menusuk, membuatnya menggigil kecil. Langkahnya ringan menuju rumah Alzam. Ia tahu sahabatnya itu pasti sudah bangun lebih awal, apalagi sejak Excel lahir.Suara gumaman bayi terdengar sayup dari dalam rumah. Benar saja, Alzam duduk di atas karpet ruang tengah, memangku bayi mungil yang belum genap satu bulan. Wajahnya lelah tapi bahagia."Eh, Bapak baru, masih semangat nyusuin bayi ya?" sapa Rey, menjatuhkan tubuh ke sofa dan tertawa kecil.Alzam menoleh, senyumnya merekah. "Nyusuin apanya? Gue cuma jagain. Ini bocah dari tadi pagi anteng banget. Tapi bundanya belum tidur dari tadi malam. Semalaman dia terjaga minta mimik terus.""Wah, nggak bisa gantian dong ayahmu, Excel."Alzam memukul Rey dengan sapu kecil pengusir nyamuk di dekatnya. "Penganten baru, pikiran kamu ngeres saja. Mentang-mentang kamu sudah pagi-pagi keramas. Bikin aku ngiri saja. Pamer ya?"Rey terkekeh, menyembunyikan kesedihannya d

    Huling Na-update : 2025-04-06
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 347. Permintaan

    "Mira,..!" Marni mengetuk.Mira membuka pintu.Marni menatap Mira dan Rey dengan bingung. Walau saat Marni sudah masuk, Rey beranjak dari jendela."Lho, kenapa hanya makan pakai rawon? Ibu telah menyiapkan makanan khusus Rey di sebelah laci."Marni masih menatap mereka dengan bingung. "Kemarin bapak kamu dibawakan temannya udang besar-besar, katanya habis panen. Itu yang tadi Ibu sudah siapkan buat Rey. Kalau rawon sih sudah biasa di tempat Rey. Ikan Sombronya juga aku goreng kering sama sambal dan lalapan. Besar, Mira, ikannya.""Nggak usah repot-repot, Bu. Kalau saya makan apa saja nggak masalah.""Nggak bisa gitu. Ayo, Mira, ambil!" Marni segera meninggalkan tempat itu dengan perasaan aneh. Dia merasa ada yang sedang terjadi diantara mereka.Mira menatap Rey sebelum beranjak pergi, Namun tangan kokoh Rey menahannya."Kamu tak perlu mengambilnya. Makanan selezat apapun, tak mungkin bisa kutelan dengan kedaan kita seperti ini."Mira menatapnya penuh luka."Kenapa kamu sekarang beda,

    Huling Na-update : 2025-04-06
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 348. Resepsi Mira dan Rey

    Rombongan keluarga Lani ramai-ramai naik satu bis menuju rumah Rey. Mereka membawa banyak oleh-oleh khas desa: jenang yang manisnya legit, gemblong yang lengket tapi bikin nagih, ketan salak yang juga manis, pisang raja yang dihias dengan daun pisang, dan buah-buahan segar dari kebun sendiri. Yang paling mencolok, tumpukan jeruk kualitas terbaik yang harum segar memenuhi sudut-sudut kardus. Semua tampak semangat, mengenakan baju terbaik mereka.Wagimin menepuk bahu Towirah. "Kita jaga rumah saja ya, banyak tamu, nanti malah kosong semua."Towirah mengangguk. "Betul itu. Biar anak-anak yang muda-muda aja ke kota.""La, kamu kalau di rumah, kan seragam gedungnya nggak kepakai, Ra?""Nggak apa, Yuk. Nanti kalau masih ada tamu gimana.""Kalau gitu makasih, ta, Ra," timpal Tukiran."Sama-sama, Cak."Sementara itu, Alzam menyetir mobil bersama Lani dan Senja. IKut juga Kinan, Atik dan Nalam. Mereka memilih naik mobil sendiri karena setelah resepsi, mereka berencana menginap di rumah orang t

    Huling Na-update : 2025-04-06
  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 349. Maaf!

    "Mira, kamu kenapa?" tanya Rey menunduk, menyamakan tinggi tubuhnya dengan Mira.Mira masih menatap sekeliling, seolah mencari sesuatu. Namun dia tak lagi menemukan apapun. "Enggak apa-apa, Rey."Rey menggenggam tangannya. Genggaman itu seolah meluluhkan ketakutan yang baru saja Mira alami."Kamu cantik sekali, Mira. Kamu itu hadiah terbesar dalam hidupku," bisik Rey yang membuat Mira makin melupakan apa yang tadi membuatnya resah.Selesai prosesi pedang pora.Tamu mulai berdatangan. Teman-teman semarkas Rey berebut menyalami. Ada yang menggoda, ada pula yang terlihat kagum."Wah, Rey akhirnya takluk juga!" celetuk Johan, sambil menepuk bahu Rey."Yang kemarin di desa itu istrimu? ""Bukan, istri orang aku gandeng," sengol Rey."Ih, segitunya.""Habisnya, udah tau aku nikahi dia masih tanya begitu."Johan terkekeh. "Habisnya,..Ya ampun, cantik banget. Ngak nyangka, kamu bisa dapetin bidadari.""Bidadari surga!" tambah Rey."Sekarang berhijab malah makin anggun," tambah Luki dengan ma

    Huling Na-update : 2025-04-07

Pinakabagong kabanata

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 383. Perjalanan

    Menjelang pagi, suasana rumah Lani dan Alzam perlahan kembali hening setelah malam penuh kebahagiaan. Namun pagi itu juga menjadi momen yang berat bagi Mira. Ia harus berpamitan."Lani...," suara Mira lirih, menahan air mata. "Aku pamit ya. Seperti yang kita rencanakan, aku resign. Lagian, kehamilanku udah masuk tujuh bulan. Kayaknya waktunya istirahat dan fokus siapin semuanya."Lani memeluk Mira erat. "Kamu yakin? Aku belum siap kehilangan kamu, Mir. Excel juga pasti cari-cari."Alzam menghampiri dengan senyum hangat. "Tenang aja, Lani. Kita bisa sering main ke sana. Lagi pula rumah Rey juga kan deket, cuma dua jam lebih dikit. Rey juga bisa mancing di sini."Mbok Sarem menenteng tas kecil sambil mengelus perut Mira. " Mbok doakan lancar sampai lahiran. Tapi ya itu, nanti kalau kamu lahiran, Mbok boleh ke sana, kan?"Mira tertawa kecil. "Wajib, Mbok. Nggak lengkap rasanya tanpa kehadiran Mbok."Excel yang baru bisa merangkak cepat, tiba-tiba menghampiri Mira sambil menyodorkan botol

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 382. Akhirnya

    Sore mengendap di antara sela-sela pepohonan di halaman belakang rumah Arhand yang dipenuhi harum rempah dan suara tawa. Tapi tak ada yang bisa menyaingi keharuan yang hadir hari itu.Di bawah naungan tenda sederhana berhiaskan lampu-lampu kecil, Arhand dan Agna duduk bersisian. Seorang kyai sepuh dari pesantren dekat rumah memimpin akad nikah yang syahdu, hanya dihadiri oleh keluarga, Evran, Arman, Manda, Thoriq, Salma, Elmi, Aksa, Alzam dan Lani. Tak ketinggalan, Arya dan istrinya yang kini telah berdamai dengan masa lalu.Mereka memang menggelar acara itu di halaman belakang rumah yang luas namun tertata rapi, para tamu keluarga duduk di atas tikar pandan, menyaksikan prosesi kecil yang begitu sakral. Tak ada gaun mewah, tak ada undangan bertumpuk, hanya kehadiran orang-orang terkasih yang telah menemani perjalanan panjang Arhand dan Agna.Evran duduk di sisi depan, menggenggam tangan Arman erat. Di sebelah mereka, Manda tak mampu menahan air mata saat melihat putranya berdiri teg

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 381. Selamat

    Menjelang maghrib, sebuah mobil boks putih bertuliskan nama catering ternama berhenti tepat di depan rumah Alzam. Beberapa pekerja turun dengan sigap, membongkar kotak-kotak makanan, mengangkat panci besar, dan menurunkan nampan berisi hidangan lengkap. Tak lama kemudian, satu per satu terop berdiri di halaman rumah. Warga mulai berdatangan, heran dan penasaran dengan suasana yang tiba-tiba ramai ini.Lani, yang sedang menidurkan Excel, langsung keluar begitu mendengar suara gaduh. "Mas, ini semua apa?" tanyanya dengan nada bingung.Alzam hanya mengangkat bahu sambil tersenyum, pura-pura tak tahu. "Aku juga baru lihat ini, Lani. Mungkin ada orang yang salah alamat?""Mas... jangan bercanda. Ini rumah kita. Lihat itu, teropnya sudah hampir jadi."Mbok Sarem yang baru saja selesai menyiapkan camilan untuk semua orang, ikut keluar dan berdiri di samping Lani. "Masya Allah, ini ada acara apa, to, Mas Zam? Kok kayak mau mantenan aja."Lani memutar-mutar ponselnya, mencoba menghubungi Mira.

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 381. Kepercayaan

    Arhand dan Agna saling berpandangan ketika suara dari ponsel membuat mereka terdiam. Arhand mengernyit, mencoba mengenali nada bicara itu—terdengar lelah, namun juga penuh tekanan."Maaf, apa benar ini nomornya Mas Arhand?""Iya. Ini saya sendiri. Maaf, ini siapa ya?"Dari seberang sana, terdengar helaan napas berat sebelum suara lain, jauh lebih familiar namun dibalut amarah dan kekhawatiran, mengambil alih sambungan."Arhand! Astaghfirullah, kamu ke mana aja? Kami tunggu dari kemarin sore di Munding Wangi. Kamu ke mana? Omahmu ini udah nyaris sesak karena semua nanya kamu di mana!""Oma?" Arhand langsung berdiri, panik. Ia memutar langkah ke arah jendela, mencoba menjauh dari Agna agar percakapan lebih tenang. "Oma, maaf... aku—aku...""Apa kamu sama perempuan itu, hah? Oma bisa terima kamu memang sudah sah menurut negara, tapi menginap, satu apartemen? Ya Allah, Arhand... jangan cemari darah keluarga kita dengan aib!" Suara Oma Evran meninggi, dan di latar belakang terdengar suara M

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 379. Cobaan

    Arhand merapatkan pelukannya. Hawa malam yang sejuk dari jendela balkon tetap terasa hangat di antara mereka. Agna merebahkan kepalanya di bahu Arhand, mencoba menenangkan debaran jantungnya sendiri. Aroma parfum lembut yang ia kenali sejak dulu masih melekat di kemeja pria itu."Aku nggak nyangka... kita bisa begini," lirih Agna."Kenapa? Kamu nggak suka?" tanya Arhand pelan, hampir seperti berbisik di telinga."Suka... Tapi takut," jawab Agna jujur."Takut kenapa?""Takut kita kelewatan. Kita bawa diri ke tempat yang terlalu nyaman, lalu kita kehilangan kendali."Arhand menarik napas panjang, tapi tak menjauh. Sebaliknya, ia justru menyentuh pipi Agna dengan lembut, menatap wajah perempuan itu dengan serius."Aku bawa kamu ke sini bukan buat itu, Agna. Aku cuma pengen kita bisa bicara dari hati ke hati, jauh dari ributnya dunia luar. Tapi aku juga manusia, aku... aku nggak bisa bohong, rasa untuk itu ada. Aku lelaki normal, di dekatmu aku seperti hilang kendali. Agna, aku,.."Agna m

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 378. Keajaiban

    "Mir, kamu kenapa?"Mira makin mengeratkan pelukannya, bahkan mencium Rey dengan begitu saayangnya. Binar ceria nampak tergambar di matanya."Mira, jangan bikin aku takut kayak gini, dong."Mira makin terkekeh dan mengajak Rey bercanda dan bermanja.Malam semakin larut ketika aroma embun mulai merambat dari sela jendela kamar yang terbuka sedikit. Lampu redup menemani keheningan malam di rumah Alzam yang kini kembali tenang setelah membahas soal keramaian resepsi siang tadi. Kamar yang biasanya hanya ditempati Mira kini terasa lebih hangat—bukan hanya karena Rey yang kini hanya di kamar, tapi juga karena kehadiran cinta yang tak terbendung di antara mereka.Rey duduk di tepi ranjang, sementara Mira bersandar di bahunya. Tangannya yang besar membelai pelan rambut istrinya, seperti mencoba menghapus kelelahan yang masih menggantung di wajah cantik itu."Kamu ngapain mandangin aku terus?" Mira melirik."Lagi jatuh cinta, Mir. Sama istri orang."Mira mencubit lengan Rey pelan. "Istrimu se

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 378. Kita sudah sah,..

    Kota Makassar malam itu gelap tanpa bintang. Awan menggantung rendah, seolah tahu ada yang sedang gundah turun dari pesawat malam. Arhand menapakkan kakinya di bandara dengan langkah berat, membawa koper kecil dan tas selempang yang lebih berisi kegelisahan daripada barang-barang.Baru beberapa langkah keluar dari pintu kedatangan, sebuah tangan menarik pergelangan tangannya. Lembut, tapi membuat jantungnya berdegup."Bukan aku ingin menghianati janjiku, Arhand," suara Agna lirih namun tegas. Matanya menatap Arhand, dengan kelopak yang lelah, seperti habis menangis.Arhand berhenti, menatap perempuan yang kini berdiri di hadapannya. Ada syal panjang membalut kepala Agna. Tidak seperti biasanya. Bukan hijab penuh, tapi semacam penyesuaian. Agna mencoba, meski belum yakin."Tapi setelah aku bertemu ibumu tadi... aku takut, Hand. Takut aku tak akan bisa menjadi menantu yang baik untuk beliau. Dia membenciku. Tatap matanya seolah tak sudi padaku."Arhand tidak langsung menjawab. Ia hanya

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 376. Terkabulnya permintaan

    Keluarga besar Arhand sudah lebih dulu tiba di Munding Wangi, membiarkan Arhand bicara dengan mertuanya. Mereka sejak belum selesai acara sudah ingin pulang. Bukan hanya Thoriq dan Salma yang mendengar perbincangan tak enak di kalangan orang besar itu, khususnya di kalangan partai yang dinaungi Agna. Walau mereka berusaha bungkam dengan seolah tak terjadi apa-apa, sampai waktu mereka dipakai untuk menimang cucu mereka, Excel, mereka tak bisa menutup telinga."Ternyata dengan menggelar pesta pun takkan membuat orang lain kagum, justru makin mengumpulkan orang untuk membicarakan aib pengantin," ucap Lani berbisik pada suaminya."Bener, Lani. Mereka kan nggak kenal aku sama Rey, hinggah mereka enak aja ngobrol soal yang kini berdiri di pelaminan dengan tak melihat kami yang makan sambil memperhatikan mereka. Bener kan, Rey?""Apa?""Rey, kamu ini gimana sih, dari tadi kita ngomong banyak hal, kamu cuma merhatiin Mira saja," timpuk Alzam yang merasakan beban yang ditanggung nenek juga tan

  • ISTRI SIRI TENTARA ALIM   Bab 375. Desas desus di resepsi

    Pesta pernikahan Agna dan Arhand digelar megah di ballroom hotel bintang lima. Bunga mawar dan lili putih mendominasi dekorasi, sementara lampu-lampu gantung kristal menciptakan kilauan mewah di setiap sudut ruangan. Musik alunan saxophone dari panggung utama melantun lembut, menyambut para tamu undangan yang datang berbusana formal nan elegan.Agna duduk di pelaminan, mengenakan gaun rosegold berpotongan longgar berhias renda halus dan mutiara kecil yang dijahit tangan. Hijab satin senada melingkupi rambutnya, sementara riasan wajahnya natural dan lembut. Namun, sorot matanya tak sepenuhnya bahagia. Ia mencoba tersenyum pada setiap tamu yang menyalami, meski jauh di dalam dadanya, ada sesak yang tertahan. Sejak bertemu dengannya, keluarga Arhand tak menampakkan keramahannya. Manda bahkan sering berpaling saat dia menatapnya. "Baru juga di sini mereka seperti ini. Bagaimana jika aku nanti jadi ikut ke sana? Bahan aku seolah tak membawa apa-apa. Apa yang bisa aku lakukan untuk menghad

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status