Rasanya bukan hanya tubuh Alea yang sakit, perih, dan sesak ketika terus di dera oleh pria yang sedang marah, karena Justru hati Alea lah yang ternyata jauh lebih sakit, perih, dan sesak. Tubuhnya benar-benar hanya sedang digunakan seperti benda sex dan hal itu terus berlangsung sampai beberapa hari. Hampir dua minggu Alea terus disetubuhi suaminya tanpa pernah dipeluk atau pun dicium.
Tapi Alea akan selalu mengingat pesan bi Warni untuk tetap menjadi istri yang baik untuk suaminya meskipun sedang diabaikan. Ketika tuan Anmar masih mandi Alea segera menyiapkan pakaiannya, menemani sarapan di sampingnya dan membuat makan utuk suaminya ketika nanti dia pulang. Walau akhir-akhir ini tuan Anmar sering pulang terlambat dan tidak pernah memberi kabar atau memberi tahu Alea jika hendak pergi ke mana pun.
"Rapikan lagi saja mejanya Bi, sepert
yuk jangan lupa vote untuk mendukung cerita ini biar dapat promo ^.^
Setelah memuntahkan semua isi perutnya, Alea kembali terduduk di lantai bersandar pada dinding marmer yang dingin meresap di punggungnya. Alea lemas, takut, dan cemas karena jika dia hitung-hitung ternyata dirinya sudah terlambat sekitar tiga minggu. Karena terlalu banyak pikiran Alea sampai luput memikirkan hal itu. Alea segera bangkit untuk mengambil alat tes kehamilan yang selalu disediakan tuan Anmar di laci kamar mandi. Alea menunggu beberapa saat dengan pikiran cemas tidak karuan, walaupun dia sudah lama menanti kehamilan tapi dalam kondisinya sekarang ternyata hal itu justru membuatnya was-was. Perlahan samar-samar dua garis merah mulai timbul menjadi lebih jelas dan Alea benar-benar lemas hingga kembali terduduk ke lantai. Rasanya sangat luar biasa karena setelah penantiannya begitu lama akhirnya sekarang dia bisa kembali hami. Alea sempat melupakan kecemasannya sejenak ketika kemudian meraba perutnya sendiri dan memeluknya sebentar. Itu adalah benih dari sua
Alea masih terus mengingat semua nasehat bi Warni yang kemarin hanya terdengar seperti kalimat yang begitu panjang dan kali ini Alea baru sadar jika pengurus rumahnya itu sedang membekalinya dengan sebuah pegangan yang luar biasa. Karena bi Warni pasti paham Alea masih sangat muda, bisa sangat mudah salah jalan dan tersesat. 'Apapun masalah kalian jangan pernah balas kemarahan suamimu dengan kemarahan, jangan pernah balas sakit hatimu dangan balas menyakitinya' Alea jadi ingin mencium bibir suaminya lagi. 'Jangan pernah biarkan dirimu jadi seperti itu meskipun bujukan utuk saling membalas lebih sering menggoda.' Kali ini Alea mencium kelopak mata tuan Anmar yang masih terpejam dan menyapu alis tebalnya dengan bibir serta napasnya yang hangat. 'Tetap ingat jika suami istri bersama ut
Alea ikut melingkarkan lengannya untuk balas memeluk tubuh suaminya yang besar keras dan hangat. Alea masih sangat rindu dan ingin dipeluk terus seperti itu tanpa ingin ke mana-mana."Apa tidak apa-apa jika aku ingin begini dulu.""Ya." Tuan Anmar juga sedang luar biasa bahagia jika Alea benar-benar hamil, sesuatu yang tak terbayangkan. Tuan Anmar memeluk Alea lebih erat hingga tubuhnya meringkuk seperti anak kecil dan menciumi puncak kepalanya tanpa henti.*****Ternyata usia kehamilan Alea sudah memasuki minggu ke delapan, masih sangat riskan apa lagi dengan riwayat keguguran sebelumnya jadi harus ekstra dijaga. Dokter sudah menyarankan Alea
Alea benar-benar sedang dimanja oleh tuan Anmar karena kehamilannya. Bahkan semisal istri mudanya bisa dibungkus dengan plastik wrapping pasti tuan Anmar sudah membungkusnya agar tidak terkena angin. Kadang peraturan tuan Anmar agak menggelikan tapi Alea tidak keberatan karena kehamilannya ini juga sudah lama dia nanti-nanti. Alea harus menjaganya baik-baik. Selama kehamilan Alea belum cukup aman, Alea sama sekali tidak boleh turun ke lantai bawah, jadi setiap hari bi Warni akan mengantar makanan ke kamarnya. Mengeringkan lantai kamar mandi agar Alea tidak terpeleset dan menyiapkan semua menu makanan sehat dengan kualitas bahan makanan terbaik yang semua harus organik. Kedengarannya merepotkan tapi bi Warni juga tidak keberatan melakukanya dengan senang hati karena dia juga sudah tidak sabar menunggu kehadiran buah hati tuanya yang sudah lama di tunggu-tunggu.
Memasuki bulan ke empat kondisi Alea sudah jauh lebih baik, rasa mualnya juga sudah berkurang dan yang paling membahagiakan tuan Anmar dan Alea baru mengetahui jika jenis kelamin bayi mereka adalah laki-laki sama seperti yang Alea harapkan selama ini. "Jadi benar calon bayinya laki-laki?" bi Warni juga jadi tidak sabaran dan tuan Anmar yang mengangguk. Alea baru kembali dari pergi memeriksakan kandungannya ke dokter dengan ditemani tuan Anmar tentunya. Pipi Alea terus merona karena bahagia mengetahui anaknya cukup sehat dan akan menjadi pria hebat seperti ayahnya. Alea balas menggenggam tangan tuan Anmar yang juga terus melingkari pinggangnya. Benar-benar kebahagian yang sulit untuk diungkapkan dengan kata-kata, karena apapun yang sedang mereka pikirkan jadi terasa begitu indah, penuh limpahan cinta, kebahagiaan, dan sebuah harapan.
Setelah mencengkram amplop coklat di tangannya hingga buku-buku jarinya memucat, akhirnya Troy tetap tidak tahan juga. Pemuda itu segera melompat berdiri dan meninju permukaan meja, kepalan tangannya seperti hancur dan otot lengannya meregang bergetar. Rahang Troy yang mengeras kaku kembali berdesis menghisap udara dengan keras dari sela gigi depannya yang merapat. Troy masih tidak menyangka bagaimana papanya bisa menyembunyikan rahasia sebesar ini dari mereka semua. Pemuda itu kembali mencengkram rambut di kepalanya dan mulai mondar-mandir seperti orang sinting. Troy sedang tidak bisa berpikir, otaknya buntu dan papanya belum juga kembali. Troy memperhatikan kunci mobil papanya yang masih ada di atas meja dan segera menyambar benda itu tanpa berpikir. Troy memang sudah berjanji utuk tidak akan menemui Alea lagi, tapi kali ini dia benar-benar tidak perduli. Troy harus mencari Alea ia su
'Tuhan, beri aku waktu, tidak perlu terlalu panjang, cukup sampai Alea bisa merelakanku,' cuma itu doa yang terus terucap di hati tuan Anmar selama ia hanya bisa memeluk Alea untuk meminta maaf bahkan hingga larut tengah malam dan Alea masih belum mau tidur. "Siapa yang akan kupeluk jika Mas tidak ada? Siapa yang akan mendengarkanku jika Mas tidak ada ...?" Alea hanya terus menggumam. "Kemana aku harus mencarimu jika sedang rindu? siapa yang akan memelukku di tengah malam?" "Seharusnya aku tidak membuatmu seperti ini." Alea masih meringkuk di dalam pelukan tuan Anmar tidak ingin kemana-mana. Alea tidak sanggup memikirkan suaminya, Alea tidak sanggup jika harus kehilangan pria seperti tuan Anmar. Bahkan Alea takut untuk sekedar memikirkan besok pagi. Alea takut terbangun di pagi hari dan sadar jika semua ini bukan mimpi. Suaminya akan segera pergi, pergi ketempat yang tidak bisa dia cari, pergi yang tidak bisa dia h
Troy pilih berenang sejak pagi karena dia tidak mau ada yang melihat jejak air matanya. Walaupun dia anak laki-laki tapi kehilangan satu-satunya orang tua, dan panutan yang dia miliki tetu rasanya tidak akan pernah mudah. Troy sudah seperti anak laki-laki yang hilang tanpa pegangan dan sedang tersesat. Pagi itu suasana di rumah sangat sunyi walaupun semua penghuninya ada di rumah dan sedang berkumpul di meja makan. Tuan Anmar berusaha bersikap normal seolah tidak terjadi apa-apa, dia memenuhi makanan ke piring Alea yang sedang tidak sanggup menelan apapun sejak kemarin. "Makan lah, jaga kesehatanmu." Lagi-lagi tuan Anmar menyentuh perut Alea untuk memberi gadis muda itu semangat, karena nasehat apapun rasanya juga sedang tidak bisa diserap oleh otaknya Alea memang harus bertahan demi calon buah hati mereka karena itu Alea tetap harus menelan makanan meskipun tidak ingin. Bahkan Troy yang sedang tidak hamil pun jadi ikut mual dan tidak memiliki nafsu makan, da
"Aku tidak percaya akan melihat hari seperti ini," tuntut Mike ketika harus menelan kekecewaan pada wanita yang ingin dia genggam hatinya. "Kau pilih menikah dengannya pria yang bahkan baru kau kenal setelah lima tahun kita menjalani komitmen." "Ini bukan pilihan tapi keputusanku." "Kau membuat keputusanmu sendiri, kau sangat tidak masuk akal Alea!" tegas Mike "Aku hampir sinting mencarimu, aku tidak menemukanmu di partemen atau di rumah sakit, tidak ada yang memberitahuku dan ponselmu juga tidak pernah bisa dihubungi. Kemudian lihat apa yang kutemukan sekarang!" Mike mulai mengeraskan suaranya dan Troy sudah tidak tahan untuk berdiri menghampiri mereka. "Biarkan Alea meny
Keluarga Alea di panti asuhan benar-benar sangat luar biasa hingga Tuan Herlambang juga tidak bisa berhenti untuk terus bersyukur karena tahu putrinya dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya. Berulang kali manusian tidak akan pernah tahu bagaimana cara Tuhan akan membalas amal dan dosa. Mungkin karena kebaikan nyonya serta tuan Herlambang yang juga sangat dermawan maka di manapun putrinya berada dia tetap terjaga dengan baik, dikelilingi orang-orang baik yang selalu menolongnya, dan dipertemukan dengan jodoh yang baik. Kadang buah dari keikhlasan yang ditabur orang tua juga bisa mengalir sebagai rizki untuk anak-anaknya kelak, karena mereka juga termasuk kebahagiaan dan ladang amal orang tuanya yang tidak akan terputus. Bagi Tuan Herlambang menyaksikan dua anak perempuannya yang tiba-tiba sudah tumbuh dewasa dan saling menyayangi adalah berkah yang luar biasa. Mereka juga a
Anmar menarik Alea lebih merapat untuk dia cium dengan intens dan dia raba perutnya. Dunianya sedang sangat bahagia, Anmar sudah tidak sabar untuk menunggu kehadiran buah cinta mereka. Miliknya yang sedang tumbuh di dalam tubuh Alea, wanita yang rasanya memang sudah dia tunggu untuk kembali menjadi miliknya. Wanita yang selalu ada dalam setiap doa-doanya dan wanita yang telah berjuang menjaga diri untuknya. Kadang rasanya memang seperti ujung dari perjuangan dan perjalanan panjang, perjuangan dari kesabaran dan doa. "Sungguh aku tidak pernah berpikir jika akan ada hari seperti ini." "Jangan gugup, aku yakin mereka juga akan sangat menyukaimu sepertiku." Anmar kembali menciumi Alea, walaupun alasannya untuk menenangkan Alea tapi sebenarnya Anmar memang suka melakukannya, dia suka menciumi Alea seperti itu jika sedang tidak
Kondisi Nyonya Camila sudah jauh membaik dan mulai beraktifitas normal paska serangan terakhirnya kemarin tapi kali ini nyonya Camila mulai rewel untuk makan. Nyonya Camila masih ingat seperti apa rasanya ketika mengira dirinya telah kehilangan seorang putra. Meski sekarang Nyonya Camila menyesal dengan semua sikapnya kemarin tapi sepertinya tidak akan mudah untuk membuat anak-anak kembali terutama Anmar dan keteguhannya. Hidup kesepian di hari tua sepertinya memang akan menjadi hukuman yang layak baginya. Celina akan datang setiap siang untuk mengontrol obatnya yang harus diminum rutin dan membujuk Nyonya Camila agar mau makan. Memiliki dua anak laki-laki ternyata membuatnya kesepian, Troy yang suka bepergian sesuka hati dan Anmar yang pilih menjaga jarak membuatnya semakin sedih sebagai seorang ibu. Walaupun sudah terlalu tua untuk merajuk dan mencari perhatian dari putra-putranya tap
Dokter Alea langsung menunjukkan foto yang kemarin dia ambil bersama saudarinya. "Sepertinya Papa dan Mama memiliki putri yang lain." "Apa maksudmu?" tanya Tuan Herlambang masih bingung ketika memperhatikan foto di layar ponsel putrinya. "Sepertinya ada yang menukar kami saat masih bayi itulah kenapa aku dan Lisa tidak pernah mirip dan justru ada Alea yang lain di luar sana." "Alea!" kutip Nyonya Herlambang dengan manik mata membulat. "Ya, nama panjang kami juga sama persis." "Mustahil." Kali ini kedua orang tua Dokter Alea sama-sama terkejut. "Dia istri dari kakak laki-laki
"Seorang kekasih?" tanya Troy. "Ya, kami sudah bersama selama lima tahun." "Aku bisa melamarmu dan memberi cincin yang lebih pas untuk jari manismu." Dokter Alea langsung berjengit mendengar ucapan Troy yang bisa begitu enteng membicarakan lamaran seperti lelucon. "Kau tidak bia seperti itu." "Aku bisa, aku bisa menikahimu!" "Aku sudah lima tahun menjalin hubungan yang stabil." Dokter Alea ingin Troy berhenti mengajaknya bercanda. "Masih ada banyak tahun lagi ke depan, lima tahun tidak akan ada apa-apanya!" keras Troy. "Aku tidak bisa seperti itu!" tegas Dokter Alea begitu s
"Mustahil!" Anmar juga terkejut ketika mengetahui Alea benar-benar ada dua. Walaupun Anmar langsung bisa membedakan yang mana istrinya tapi memang tetap sangat aneh bisa ada dua orang yang sangat mirip bukan hanya fisiknya tapi juga namanya. "Sepertinya kita memang harus menemui bunda Yuli!" Anmar menoleh pada Alea. "Semoga mereka punya jawaban masuk akal untuk semua ini, karena mustahil jika kalian tidak memiliki kekerabatan sama sekali." Apa lagi Anmar juga ingat jika istrinya sedang mengandung anak kembar. Anmar juga sepakat dengan Troy jika kedua Alea yang ada di hadapan mereka kali ini adalah saudara meskipun tanpa harus melakukan tes DNA sekalipun. Sudah sejak lama Alea ingin mengetahui siapa orang tuanya, sesuatu yang selama ini Alea pikir mustahil dan seperti jalan buntu. Ta
"Sumpah aku baik-baik saja, kau boleh menanyakan tanggal lahirku dan aku bisa menjawab dengan benar!" Troy terus berusaha meyakinkan jika tidak ada masalah di kepalanya. "Keluargaku kenal baik dengan ibumu, ayahku bisa ikut malu jika aku sampai salah diagnosa menanganimu." "Kau masih Dokter muda?" tebak Troy. "Ya." "Tapi kau putri dari pemilik rumah sakit ini?" "Ya, kau pati langsung tahu dari nama belakangku." Dokter Alea terlihat pasrah saat identitasnya bisa begitu mudah untuk ditebak oleh pemuda itu padahal dia sengaja tidak pernah memakai nama panjang di jasnya selama ikut program kerja di rumah sakit milik keluarganya sendiri agar tidak ketahuan.
Jika melihat kondisi mobil yang dikendarai Troy nampaknya memang mustahil siapapun bisa selamat. Nyonya Camila langsung jatuh pingsan begitu mendengar berita kecelakaan yang menimpa putra keduanya. Tadi Troy sudah dia peringatkan agar tidak pergi tapi anak itu tetap bersikeras dan mengabaikan semua peringatan ibunya. Nyonya Camila juga sempat sangat sedih karena kedua putranya jadi tidak ada yang mau perduli mendengarkannya hanya karena seorang wanita. Tidak ada yang bisa dia salahkan selain Alea untuk semua bencana ini. Ketakutan seorang ibu ketika hanya memiliki anak laki-laki adalah saat kelak anak laki-lakinya akan pergi meninggalkannya demi seorang wanita. Walaupun tidak selalu seperti itu tapi nyatanya Anak perempuan tetap lebih dianggap mampu untuk mengurus dan menjaga ibunya. Semuanya sangat kacau karena kondisi nyonya Camila