Share

Chapter 4

Penulis: Dinara L.A
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-30 01:10:24

MIB-4

Azkio memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah kontrakan. Dia begitu tergesa turun dan mengetuk salah satu pintu.

“Siapa?” tanya penghuni dalam kontrakan saat Azkio mengetuk pintunya.

“Ini Kakak, Dek.”

Daun pintu lekas terbuka. Andai tak ingat bukan mahram, tentu Lily sudah menghambur ke pelukan Azkio.

“Kak, aku takut.” Lily merengek.

“Ada apa, Dek?”

“Tadi ada orang yang mau masuk lewat jendela. Untung saja dipasangin tralis. Kalau nggak, aku nggak bisa bayangin.”

Lily menuturkan dengan mimik ketakutan. Dia juga cerita kalau orang tersebut terus saja mengetuk-ngetuk pintu. Padahal ini sudah larut malam. Sudah mencoba berteriak, tetapi tak ada yang mendengar. Mungkin tetangga kontrakan sudah terlelap tidur. Sedangkan yang mengontrak tepat di samping kontrakan Lily, orangnya sedang tidak ada. Jadi rumah sebelah kosong.

Saking panik, tanpa pikir panjang Lily menelepon sembarang. Kebetulan nomer yang terhubung adalah milik Azkio. Begitulah pengakuannya. Dua bulan terakhir ini, Lily memang sengaja mengontrak agar dekat dengan kampus. Pasalnya dia sedang sibuk menyelesaikan tugas akhir, skipsi. Karena jarak dari panti asuhan ke kampus lumayan memakan waktu. Sementara dia harus bolak-balik setiap hari bisa sampai beberapa kali.

“Sekarang orangnya kemana?” tanya Azkio. Sedari tadi dia mengedarkan pandangan, tetapi tak menemukan satu pun sosok yang mencurigakan.

“Aku juga tidak tahu, Kak. Mungkin sudah melarikan diri saat mendengar ada mobil datang.”

“Tapi kamu tidak apa-apa, kan?”

“Tidak, Kak.”

“Kalau begitu sekarang Kakak antar kamu ke Panti saja, ya!” tawar Azkio.

“Baik, Kak. Aku juga jadi takut kalau harus tetap si sini.”

Lily segera berkemas seperlunya. Kemudian mereka pun berangkat ke Panti asuhan. Selama perjalanan mereka saling terdiam. Padahal biasanya Lily juga sangat bawel. Namun, setelah Azkio berganti status jadi suami orang lain, rasanya jadi canggung. Bahkan saat akad nikah berlangsung, dia tidak ikut menghadiri dengan dalih ada urusan urgent di kampus.

Setelah hampir satu jam, barulah mereka sampai. Biasanya bisa memakan waktu lebih lama. Mungkin karena ini sudah dini hari, jadi kondisi jalanan lenggang. Sehingga mobil bebas hambatan.

Sampailah di sebuah gerbang bertuliskan ‘selamat datang di Panti Asuhan Kasih Ummi’. Keduanya gegas turun dan membangunkan security yang tertidur agar membukakan pagar. Dari gerbang, mereka harus berjalan sekitar 500 meter. Sebab, bagian depan adalah gedung utama panti. Sedangkan Lily akan diantar ke rumah uminya tepat di belakang gedung itu.

“Ya Allah, Kio, Lily!” seru Fatimah setelah membuka pintu rumah.

“Ummi.” Lily mencium tangan Fatimah.

“Ayo, cepat masuk dulu.”

Lily dan Azkio pun duduk di ruangan depan. Lalu menjelaskan sebenarnya apa yang terjadi. Fatimah hanya menanggapi datar dan terkesan tidak begitu khawatir.

“Kio, mana istrimu?” Fatimah malah menanyakan sang menantu.

“Astaghfirullah.” Alih-alih menjawab, Azkio malah beristighfar.

“Kenapa, Kio?” Dahi Fatimah mengerut.

“Saya lupa. Tadi soalnya panik, takut Adek kenapa-kenapa.”

“Ya, Allah, Kio. Kamu juga Ly, kenapa telepon Kio? Kan bisa telepon Kak Anwar.”

“Tadi Lily ketakutan, Ummi. Jadi asal tekan saja nomer. Mana tahu nyambungnya ke Kak Kio.”

“Tidak apa, yang penting Adek tidak kenapa-kenapa, saya lega.”

“Gih, cepat pulang! Kasihan istrimu ditinggal begitu saja.”

“Baik, Ummi. Kalau begitu saya pamit.”

Seperti kebiasaan Azkio, kalau hendak pisah dengan Lily, dia suka memberinya uang saku. Namun, baru sadar kalau dompetnya tidak ada di saku celana. Azkio berubah panik lagi. Kali ini dia takut Zivanka membuka isi dompetnya yang tergeletak di atas meja.

“Ada apa lagi, Kio?”

“Dompet saya ketinggalan.”

“Kio, mulai sekarang kamu tidak usah kasih Lily uang. Ingat kamu itu sudah punya istri.”

Azkio hanya terdiam tidak menyetujui. Bagaimana bisa dia berhenti peduli kepada wanita yang selalu dikhawatirkannya. Sebelum beranjak pergi, netranya sempat melirik Lily sejenak. Andai tak ada Fatimah, mungkin masih bisa menatap lebih lama. Beberapa hari tidak bertemu membuat satu ruang hati hampa.

“Ly,” panggil Fatimah kepada putrinya yang tergesa masuk kamar.

“Iya, Mi. Aku sudah ngantuk.” Lily berusaha mengelak. Dia tahu kalau Fatimah pasti akan mencecarnya.

“Duduk!”

Lily yang tidak terbiasa membantah langsung duduk. Wajahnya menunduk tak berani menatap kedua mata sang ummi.

“Iya, Ummi,” cicit Lily.

“Kamu keterlauan. Malam ini adalah malam penting bagi kakakmu. Bisa-bisanya kamu kepikiran untuk mengganggunya.”

“Maksud, Ummi?”

“Kamu pikir, Ummi tidak tahu. Tadi hanya akal-akalan kamu saja, kan? Kamu masih belum rela kalau kakakmu bersama wanita lain.”

“Dia bukan kakakku, sentak Lily membuat Fatimah terkesiap, “Ummi, aku harus bagaimana? Rasanya sakit,” lanjutnya sudah berurai air mata.

Bagi Lily semuanya tidak akan mudah. Dia tahu kakak angkatnya itu juga menyimpan rasa. Azkio selama ini selalu memerhatikannya lebih dari sekedar Saudara. Azkio-lah yang melindungi dan selalu menjaga jika ada orang lain yang melukainya. Masih terekam jelas bagaimana Azkio kecil sering berantem demi membelanya dari anak yang nakal.

Membagi makanannya jika Lily masih lapar. Membagi payungnya jika Lily kehujanan. Melakukan hal kocak jika Lily bersedih. Azkio terlalu sempurna untuk diserahkan begitu saja kepada wanita lain.

“Istighfar, Ly. Kalian ditakdirkan hanya untuk jadi saudara. Ikhlaskanlah!”

“Tidak, Ummi. Apa Ummi tahu? Kalau diam-diam aku dan kak Kio punya mimpi yang sama bertahun-tahun. Mimpi itu hampir terwujud. Lalu tiba-tiba wanita itu datang menghancurkan segalanya. Padahal tinggal selangkah lagi. Hanya menunggu sampai aku lulus.” Lily sungguh tidak terima.

“Maafkan, Ummi, maafkan Ummi, Ly.” Fatimah memeluk putrinya penuh penyesalan.

Bukannya dia tidak tahu bagaimana perasaan Lily dan Azkio. Namun, jika Azkio tidak menikahi Zivanka, lalu bagaimana nasib anak-anak panti. Kadang Fatimah menyesali diri yang begitu lemah dan merasa tak berguna.

Setelah melakukan sholat istikharah, Allah seolah menunjukkan bahwa Azkio-lah pemuda yang tepat untuk Zivanka. Di panti ada tiga pemuda yang seumuran Azkio dan sama-sama berakhlak baik. Bahkan salah satunya pendakwah aktif, baik onlen maupun offlen. Tidak seperti Azkio yang hanya sebatas di sosial media.

Allah lah yang Maha Tahu segalanya. Allah memberikan jodoh sesuai yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Azkio adalah jawaban untuk Zivanka. Fatimah yakin, mereka memang berjodoh. Terlepas dari caranya bagaimana mereka bersatu di pelaminan.

**

Zivanka mondar mandir kayak setrikaan di dalam kamar hotel. Cukup lama juga suaminya pergi. Bukannya mengantuk, matanya malah semakin lebar menatap pintu. Berharap di detik kemudian Azkio datang meminta maaf.

“Sial! Ini tidak bisa dibiarkan. Sudah jadi suamiku, masa di dompetnya ada foto cewek lain?” Sebagai seorang istri Zivanka merasa harga dirinya terinjak.

Dia kembali menghitung jumlah kancing piyama untuk memutuskan apakah nanti akan marah atau tidak sama Azkio.

“Marah-enggak, marah-enggak. Kok, enggak, sih? Ah, balik saja. Enggak-marah, enggak-marah. Tuh, kan aku harus marah.”

Tak lama bel kamar berbunyi. Bila diterawang itu pasti Azkio. Benar saja, dia muncul dengan wajah rasa bersalah. Zivanka yang sudah berniat marah, tiba-tiba berubah pikiran. Tak tega rasanya.

“Ziv, maaf membangunkan tidurnya,” sesal Azkio.

Duh, nggak mikir nih, laki. Dia pikir aku bisa ngorok gitu, sedangkan lakinya lagi menemui cewek lain. Jahat banget guys. Zivanka komat-kamit sendiri.

Azkio lekas ke kamar mandi untuk cuci muka, cuci kaki dan berganti celana.

“Woy, ganti celananya di sini emang nggak bisa?” tanya Zivanka yang hanya direspon datar oleh Azkio.

“Sudah larut malam, yuk kita istirahat.”

“Udah mau pagi kali,” sindir Zivanka sambil menoleh jam dingding yang menunjukan hampir pukul 3 dini hari.

Seharusnya di jam ini Azkio sholat malam dan bermunajat kepada Allah. Meminta petunjuk terkait istrinya yang Absurb. Akan tetapi, rasa kantuk benar-benar tak dapat ditunda. Azkio segera menarik selimut.

Dalam hitungan detik, dengkur halus sudah terdengar. Zivanka mendumbel betapa pelornya sang suami. Nempel, langsung molor. Mana tidurnya mepet ke pinggir bed lagi. Padahal ini ukuran bed bisa muat satu RT. Kayaknya takut banget disergap dirinya.

Apa boleh buat, Zivanka pun ikut terlelap. Karena sedikit jual mahal, dia pun memilih tidur di sisi bed satunya lagi. Jadi tidur mereka berjarak selapangan bola.

Semenit.

Dua menit.

Tiga menit.

Jangan harap Zivanka masih bisa tidur elegan. Kalau hanya luas lapangan bola, selama tidur semua kejelajah olehnya. Kaki di kepala, kepala di kaki, jungkir balik, koprol sambil ngayang dengan mata terpejam. Mungkin di mimpinya dia sedang berebut bola di lapangan. Tak segan apapun di depannya di tendang. Tahu-tahu Azkio terguling ke lantai.

“Astaghfirullah.” Azkio terperanjat sambil memegang bokongnya yang terjun lebih dulu.

Dia bangkit dan seketika mata yang mengantuk terbuka lebar.

Dari mulut Zivanka yang menganga, mengalir ences yang membentuk pulau-pulau. Wajahnya tertutup rambut sebahu yang acak-acakan dan disempurnakan oleh kedua kaki yang merenggang lebar.

Merasa ngeri, Azkio memutuskan untuk tidur di sofa saja. Meski sebetulnya tidur di sofa itu kurang nyaman. Karena ukuran sofa yang tidak sepanjang badannya. Terpaksa kedua kaki pun harus ditekuk.

Kurang lebih 2 jam sudah pasangan suami-istri ini terlelap. Adzan shubuh dari ponsel Azkio membangunkan. Apa Zivanka ikut terbangun? Tentu tidak. Gentongan dipukul sekampung juga, dia tidak akan terbangun jika sudah tertidur pulas. Mira saja dulu sampai suka cek ujung hidungnya untuk memastikan masih bernapas atau tidak.

Niat Azkio membangunkan urung. Dia baru lagi mengingat dompetnya. Semalam begitu sampai entah kenapa bisa lupa. Dilihat ke atas meja, dompet yang dimaksud sudah tidak di tempat. Artinya Zivanka sudah memindahkan. Kemungkinan besar dia juga pasti sudah melihat isian dompet.

Azkio mengusap wajah kasar. Sungguh dia tidak bermaksud untuk melukai hati istrinya di malam pertama. Prinsip lelaki sholeh itu, jika tidak mencintai, maka tidak juga menyakiti. Hanya saja dalam soal ini, justru Azkio lupa. Lupa cara melupakan Lily Anisyah. Wanita yang sudah lama bersemayam di hati dan hampir dihalalkan.

Celakanya, Azkio juga ikut lupa membuang foto wanita itu. Bukan dibuang, minimal dipindahkan ke tempat lain yang tak diketahui siapapun. Dia menggigit jari sambil terus mencari. Tak sulit juga, akhirnya mata Azkio menemukan dompet tersebut.

Tergesa Azkio mengambil dan segera mengecek isiannya. Foto seorang wanita sedang memanyunkan bibir menyapa. Sebelah matanya dikedipkan dengan pose dua jari. Apakah ini foto Lily Anisyah? Tentu bukan. Lily difoto tidak se-alay atau secentil itu.

“Haha.” Spontan Azkio tertawa.

Namun, detik kemudian matanya melotot saat menyadari pakaian yang dikenakan si wanita di foto.

Glek. Azkio menelan saliva.

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Ga suka sama Lily mau sealim dan se sholeha apapun dia...tetap saja caranya salah menelpon Azkio disaat malam pertamanya,situ waras
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 5 A

    MIB-5Rupanya Zivanka mengganti foto Lily dengan fotonya yang memakai hot pants. Atasannya hanya t-shirt berlengan pendek yang ngepas di badan. Sehingga lekuk tubuhnya terbentuk jelas.“Astaghfirullah.”Azkio sepertinya akan terus lebih sering beristighfar mulai saat ini.Bayangan istrinya yang sempat menggoda kembali terbayang. Aneh memang, ia malah merasa berdosa padahal sudah halal. Mungkin karena belum terbiasa dengan bayangan baru.“Ziv, ayo bangun!” Azkio menepuk-nepuk pipinya.Tidak kunjung bangun, ia lebih mengeraskan suara. Tak sampai di situ, lengan Zivanka juga dicubit. Menyerah! Azkio menyerah membangunkan kebo, eh istri.Takut waktu sholat segera berakhir, Azkio memutuskan sholat duluan. Biarkan saja nanti Zivanka menyusul. Usai sholat, dia tenggelam dalam dzikir dan doa. Lagi-lagi meminta petunjuk kepada Allah Sang Maha pemilik hati. Agar Allah menetapkan satu wanita di hati dan pikiran. Wanita yang tentu saja berhak dan halal atas dirinya.“Ikhlaskan hati ini, lapangkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 5 B

    Zivanka membelalak tak percaya.“Bukan.” Azkio kembali menjitak.“Ish,” desis Zivanka. Kali ini jitakan suaminya sedikit keras.Azkio meminta ia agar meninggalkan kebiasaannya selama ini. Seperti ke klub malam, nongkrong tidak jelas, bergaul dengan lawan jenis dan gaya hidup lainnya yang unfaedah. Azkio juga meminta mulai sekarang ia harus benar-benar belajar sholat, ngaji serta berpakian menutup aurat. Untuk saat ini, segitu saja dulu. Takutnya kepala Zivanka meledak tiba-tiba.Busyet, kalau begini aturannya, aku jadi tobat beneran, nih.“Ziv, kamu siap?”“Hmm … siap.” Akhirnya ia jawab siap saja dulu.Nanti kalau misi tuing-tuing sudah tercapai, badung kembali kan bisa. Ditalak juga rasanya tak masalah. Mana mau Zivanka hidup terikat penuh aturan.“Baiklah, sekarang kita berkemas.”“Kok, berkemas?”“Karena kita akan ke panti asuhan.”“Lah, kenapa?”“Ziva, saya belum memiliki

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08
  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 6

    MIB-6"Aduh Umm, aku kebelet pipis." "Ya sudah, cepat ke kamar mandi. Nanti Ummi dan Lily tunggu di mushola, ya!""Baik, Umm."Zivanka merasa lega. Karena akhirnya terbebas dari wudhu yang dia lupa urutannya. Nanti sepertinya harus belajar lagi wudhu dengan benar. Karena mau sampai kapan harus pura-pura melakukannya.Sekarang Zivanka sudah berada di mushola, tepat di depan rumah Fatimah. Mushola khusus sholat perempuan. Sedangkan laki-laki melaksanakannya di masjid dekat aula Panti.Wah, mayan banyak juga ya, pasukan Ummi Fatimah.Zivanka mengedarkan pandangan kepada yang sudah berbaris rapi. Jumlah yang akan sholat berjamaah sekitar 25 orang. Terdiri dari anak-anak usia SD hingga SMA dan ada 3 orang sudah kuliah. "Ziv, sini!" panggil Fatimah.OMG, jangan bilang suruh jadi imam.Seketika Zivanka pucat pasi. Salah besar sudah mau diajak Azkio tinggal di panti. Belum sehari jantungnya sudah terus dag dig dug tak menentu. Semacam sedang diuji nyali saja."Ayo, Kak Ziva. Kita mau mulai,

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 7 A

    MIB-7Azkio bergedik ngeri saat melihat istrinya begitu bern4fsu menusuk-nusuk sosis dengan garpu. Tenang, tenang! Tidak boleh terlihat kalah depan cewek so’ alim itu, batin Zivanka.“Ekhm," dehamnya.Setelah menghela napas sepanjang jalan kenangan, akhirnya gejolak amarah di dada bisa dikendalikan. Sungguh ini adalah sebuah prestasi luar biasa karena jarang-jarang bisa meredam emosi.“Kak Ziva nggak marah kan?” tanya Lily.“Oh, nggak. Santai saja. Lagian wajar kok, jika kakak antar adiknya. Cuma lain kali harus izin kepada pemilik sahnya.” Akhir kata penuh penekanan.“Maksud, kak Ziva?” Lily berlaga polos.“Kamu nanya? Kamu bertanya-tanya?” Zivanka mengejek.“Kalau begitu, aku ke kamar dulu, ya,” pamit Lily dengan nada lemas.“Ly,” jangan lupa nanti diminum lagi obatnya,” pesan Azkio.“Baik, Kak.” Lily berlalu dengan senyum menyungging.Sebetulnya Lily adalah gadis yang baik

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10
  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 7 B

    Zivanka masih keliling panti tanpa tujuan. Dia melihat anak laki-laki seumuran SMA sedang duduk di bawah pohon."Dek, lagi pain sendirian di sini?""Eh, kak Ziva. Lagi santai aja, kak.""Kamu nggak ikutan hapalan surat?"Kebetulan pas lewat tadi, Zivanka melihat anak laki-laki sedang pada hapalan surat di masjid."Saya non muslim, Kak.""What?! Kok, bisa ada di sini?""Emang kenapa, Kak? Kan ini panti asuhan, bukan pesantren.""Iya, sih. Tapi ....""Ummi Fatimah itu orang baik. Dia tidak pilih kasih, walau saya bukan muslim. Beliau juga tidak memaksa saya untuk ikut agamanya."Hanya saja anak-anak beragama Islam, Fatimah memang ketat dalam mendidik agamanya. Apalagi mereka semua kan sekolah di Negeri bukan sekolah islam, swasta. Karena keterbatasan biaya. Jadi untuk menjaga mereka dari kontaminasi pergaulan luar yang tidak baik, Fatimah menanamkan pondasi kuat dengan sholat dan mengaji.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10
  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 8 A

    MIB-8“Yang pasti doa setelah sholat.” Zivanka mencoba percaya diri.Azkio menggeleng, “bukan. Itu doa sesudah makan.”Seketika Zivanka pengen ngilang gitu saja. Dia merutuki Nia yang sudah mengiriminya doa. Bagaimana bisa sepasang bestie ini sama-sama bloonnya. Hadeuh.Setelah berpikir sedari tadi, akhirnya Azkio memutuskan untuk memanfaatkan misi istrinya. Dia akan mengimingi Zivanka dengan nafkah batin jika patuh dan mau belajar agama. Meski artinya dia juga harus menahan diri untuk tidak dulu menyentuh. Walau bagaimanapun sebagai pria normal keinginan lebih dari melihat itu selalu terlintas. Terlebih sudah dihalalkan.Namun, istri model Zivanka tidak akan benar-benar tunduk kalau keinginan dan rasa penasarannya terwujud dengan mudah. Tipe dia senang akan tantangan dan sesuatu yang baru. Semoga meski awalnya mungkin perubahan bukan karena Allah, setidaknya setelah mengenal diharapkan hidayah benar-benar turun. “Ya ampun, dili

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10
  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 8 B

    “Woy, itu si Ziva!” teriak Juno.“Kirain, lu nggak jadi datang,” timpal Nia."Kan udah gue bilang, pasti telat dikit."Zivanka langsung bergabung ke kerumunan gang motor yang hobbi balapan liar di tengah malam. Tempat yang mereka pilih bukan sembarang jalan. Terlebih dahulu dipastikan kalau jalanan yang akan jadi rute balap lumayan sepi dan jauh dari warga. Meski kadang tetap saja terciduk polisi yang sedang patroli.Mereka yang baru menyadari penampilan Zivanka langsung ngakak. Pasalnya dia masih mengenakan rok dan dengan santuynya mau ikut balapan.“Eh, lu salah minum obat?” ejek teman-temannya.“Bacot, lu! Buruan, kita taruhan berapa malam ini?" Zivanka tidak menggubris ejekan mereka.“Lima juta.”“Ok. Ambil uangnya nanti di si Juno! Kalau gue kalah.""Loh, kok, jadi di gue, sih?" protes Juno."Tenang aja, gue pasti menang, Juno!""Serah lu, deh."Zivanka dan temannya yang

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10
  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 9 A

    MIB-9“Astaghfirullah.” Azkio terkejut sudah tak mendapati Zivanka di dalam kamar. Ponselnya pun tidak ada.Dia sudah bisa menebak kalau istrinya kabur untuk ikuti balapan. Segera berganti pakaian dan langsung menuju rumah mertua. Karena tempat pertama yang didatangi Zivanka pasti kediaman orang tuanya untuk ambil motor.Walau tidak enak hati, Azkio terpaksa membangunkan Baskara malam-malam lewat telepon. Tak lama mertuanya keluar menemui di teras.“Ada apa Ustaz mantu, malam-malam ke sini?” tanyanya sambil mengucek mata."Ziva … kabur, Pi.""Apa? Duh, kenapa nggak dirantai saja tuh anak." Baskara garuk-garuk kepala.Azkio menceritakan bahwa istrinya itu pasti ikut balap liar. Segera dicek motor di garasi, benar saja, milik Zivanka tidak ada.“Pasti Zivanka yang bawa kan, Pi?”“Iya, siapa lagi. Tuh, anak bener-bener, ya! Padahal baru kemarin ini gembok garasi diperbaiki, eh, udah dibobol lagi,” keluh Baskara.Sebelum akad digelar, malam sebelumnya, Zivanka juga sempat ikut balap liar.

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11

Bab terbaru

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 43 Ziko Zayan Ibadillah

    Coming soon kisah yang tak kalah menarik dari putranya dengan judul MENOLAK WARISAN.PROLOGAngin berembus kencang menerjang jendela kaca kamar hingga bergetar. Beberapa furniture pun ikut bergeser dari tempatnya. Terdengar suara auman yang sukses membuat Zivanka, wanita berusia 30 tahun itu terjaga.“Honey, bangun!” Ia mengguncang bahu suaminya.Azkio, si suami mengerjap. Kemudian mengucek mata yang masih terasa berat untuk terbuka.“Ada apa, Sayang?”“Suara itu lagi.” Berbisik seolah takut ada yang mendengar.Seketika kesadaran Azkio dikumpul paksa. Meski ia sendiri tak pernah mendengar suara yang dimaksudkan istri, tapi tetap hal ini tak boleh diabaikan. Lalu bergegas untuk memeriksa sang buah hati di kamar sebelah. Setibanya, saklar lampu segera ditekan untuk menerangi ruang yang temaram. Akan tetapi, Ziko--anak mereka justru sudah tidak ada.“Ziko!” Zivanka histeris.Kejadian ini memang bukan kali pertama, tapi tetap saja rasa takut menyergapnya. Tanpa bicara pasangan su

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 42 C

    Awalnya Azkio tak yakin akan menjalankan dua bisnis sekaligus. Waralaba papi mertua dan lanjutkan bisnis fashion muslim. Namun, berkat dukungan orang-orang terdekat, terutama istri, ia memutuskan untuk mengurus keduanya. Zivanka dan baby Zi tak pernah absen untuk terus berada di balik kerja keras Azkio. Melangitkan doa menjadi salah satu kekutan Zivanka dalam mendukung suami.Sesungguhnya doa yang segera dikabulkan adalah doa seorang istri kepada suaminya yang tidak berada di tempat yang sama atau saling berjauhan. (HR. Tirmidzi). "Sayang, nanti pulang agak telat, ya!""Oh iya, sekarang hari Jumat."Setiap hari Jumat sore, Azkio ada jadwal mengisi pengajian. Mereka menyebutnya 'Liko'. Jadi sebuah pengajian dengan lingkup kecil. Terdiri dari beberapa kelompok. Kebetulan, ia jadi salah satu murobbinya. Murobbi itu adalah guru, tapi lebih spesifik. Mendidik orang sedemikian rupa agar lebih berakhlak dan berilmu. Tentu dalam kajiannya, sebagai besar ilmu agama yang disampaikan."Eh, lupa

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 42 B

    Seminggu pasca kepergian Mala, Zivanka janjian dengan Nia. Mau ikut membantu membereskan barang-barang almarhumah di kontrakannya. Baby Zi tak dibawa, sengaja dititipkan kepada Mira."Masya Allah, ini beneran kamu?" Zivanka mengerjapkan bola mata."Iya, ini gue. Gimana cantik nggak?""Masya Allah, Alhamdulillah, Nia!" Zivanka berseru, lalu memeluk teman yang kini jadi sefrekuensi, berhijab."Doakan ya, moga gue Istiqomah.""Amin."Dalam hati Zivanka berdoa panjang sekali buat Nia. Ia berharap Allah menerima taubat juga mempermudah jalan hijrahnya."Ya udah, kita masuk, yuk!"Mereka lekas melangkah ke dalam kontrakan Mala."Ya ampun, ini berantakan banget." Komentar Zivanka."Iya. Padahal si Mala biasanya rapi banget.""Ini kek bekas orang berantem. Bener nggak, sih?""Hu uh, bener. Pasti pacar si Mala marah-marah saat diminta pertanggungjawaban.""Huh, dasar l*knat!"

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 42 A

    MIB-42Hari ini dikejutkan dengan pemberitaan viral tentang pasangan Azkio dan Zivanka. Zivanka tentu panik. Sungguh sangat menyesal jika suami kena imbas lagi akibat kehidupan di masa lalunya."Honey, apa netizen menyalahkan kamu? Kasus apa, hah? Kejelekan ku yang mana?" Zivanka mencecar."Tenang, Sayang.""Gimana aku bisa tenang, jika kamu kenapa-kenapa gegara aku." Air mata sudah merebak mendesak ingin keluar.Azkio lekas memerlihatkan pemberitaan yang viral tersebut. Ia mengulas senyum seraya mencubit gemas pipi istri.Zivanka menyeka air mata cepat. Matanya kian melebar tatkala menonton video demi video di sebuah situs.Ternyata teman yang bertabrakan tak sengaja di Mall tempo hari menjadi awal sumber pemberitaan."Gue salut banget sama ratu joget kita yang kini sudah hijrah. Gue lebih salut lagi sama sosok suaminya karena sudah menerima apa adanya. Terlihat suami Ziva sangat menjaga dan sayang. Gue jadi ir

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 41 B

    Azkio kemudian berlalu ke kamar mandi untuk mengguyur diri. Berharap suhu panas akibat gejolak tak tuntas bisa mereda. Sebab, sejatinya bukan hanya Zivanka yang sudah sangat terpancing.Zivanka sendiri memberenggut. Ia mencoba mengingat-ingat apa kesalahannya hari ini? Teringatlah saat tadi terciduk sedang mengintip Arfan. "Honey ...," panggil Zivanka begitu Azkio selesai mandi."Apa?" sahutnya ketus."Maafkan aku," sesalnya yang hendak memeluk."Stop! Saya sudah berwudhu." Azkio gegas mengambil pakaian dari lemari.Zivanka pun urung, tetapi masih tetap mengekor."Honey, dimaafkan nggak?""Saya mau sholat dulu. Kamu nggak sholat?""Ya udah, tunggu dulu! Aku mau wudhu."Sepasang suami istri melaksanakan sholat malam bersama. Sekarang, sudah tak pernah lagi ada drama ketiduran saat menunaikannya. Karena Zivanka sudah terbiasa terbangun sendiri di jam-jam sepertiga malam.Usai sholat hat

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 41 A

    MIB 41Meski tak melotot, nyatanya tatapan tajam Azkio selalu berhasil membuat Zivanka tak berkutik. Tidak mau terlibat perang dingin rumah tangga, ketiga anak panti lekas pergi.Tanpa bicara, Azkio menyeret Zivanka masuk ke ruang tamu. Wajah kesalnya diseting seramah mungkin."Assalamualaikum " Azkio mengucapkan salam dengan senyum mengembang sebagai tanda menyambut teman lama."Waalaikumsalam. Ya, Allah ... Kio!" Si tamu berseru. Kemudian mereka saling salaman dan pelukan. "Oya, kenalan ini istri saya.""Arfan." Si tamu mengulurkan tangan."Yuki Kato," balas Zivanka hendak menyambut uluran tangan tersebut, tetapi, Azkio lebih dulu menepisnya."Bukan mahram." "Eh, iya." "Istri kamu ternyata senang bercanda, ya?""Iya, Zivanka emang seperti itu.""Oh, namanya Zivanka. Nama yang bagus," puji Arfan basa-basi.Zivanka sendiri malah tersipu dan kecentilan."Iya, ka

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 40 B

    Hari ini hari kelahiran Fatimah. Ia tidak pernah mengadakan perayaan karena memang bukan budaya Islam. Namun, sebagai bentuk cinta dan perhatian, anak panti selalu mengadakan syukuran kecil-kecilan. Mereka akan bekerja sama membuat nasi kuning serta siapkan sebuah kado. Kado kali ini khusus disponsori oleh Azkio dan Zivanka.Maka dari itu, Zivanka hari ini diantarkan ke panti asuhan. Sementara Azkio tetap masuk kerja walau katanya hanya akan sampai dzuhur.Fatimah senang sekali dengan kedatangan baby Zi. Bayi gemoy nan menggemaskan tersebut terus digendongnya. Karena anak sangat anteng juga nyaman bersama sang nenek, Zivanka memutuskan untuk bergabung saja dengan anak panti. Kini semua anak panti sudah akrab dengannya. Terlebih setelah mengetahui perbuatan Lily yang sampai kerjasama dengan Putra. Sejak kejadian itu, mereka kecewa berat dan berhenti mengagumi. Kebaikan Lily sekian lama lenypap oleh keburukan yang beberapa saat. Begitulah manusia. Nila seti

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 40 A

    MIB-40Otomatis langkah Azkio dan Zivanka terhenti. Mau tidak mau menoleh juga."Nggak salah, lu emang Zivanka!" seru si pria girang.Zivanka cengar-cengir tak tahu harus menanggapi bagaimana. Sementara dalam hati tak berhenti merutuki."Anda kenal dengan istri saya?" "Oh, kenal banget malah."Azkio sampai mengerutkan kedua ujung alis seraya penuh praduga serta selidik. Kira-kira kenal sejauh mana pria di depannya."Honey, udahlah, yuk kita pergi," ajak Zivanka menarik lengan suaminya.Si pria cukup mengerti kenapa wanita yang diidolakannya selama ini sampai berusaha menghindar. Mungkin takut suami mengira yang tidak-tidak. Akan tetapi, karena sudah terlanjur bertemu, ia tetap tak ingin lewatkan kesempatan untuk menyapa. Bertanya kabar juga termasuk yang paling ingin ditanyakan."Wah, keren lu! Nggak nyangka banget gue bisa ketemu. Pangling sumpah! Cakep." Si pria geleng-geleng kepala saking takjub mel

  • ISTRI BADUNG DITAKLUKKAN USTAZ RUPAWAN   Chapter 39 B

    Dari hari ke hari rutinitas masih sama. Selama 24 jam tidak ada kisah baru. Sebagai ibu rumah tangga yang full di rumah, kadang Zivanka berada di titik jenuh. Azkio tidak pernah melarang ia untuk main keluar, jalan-jalan atau berbelanja. Kebetulan keadaan mereka secara finansial sudah jauh lebih baik. Terlebih Baskara membayar gaji lebih dari seharusnya. Zivanka seolah jadi tergantung kepada suami.Kemanapun selalu ingin ditemani. Jika tidak bisa pergi bersama lebih baik ia membatalkan.Semua kebosanan Zivanka pun dibayar lunas oleh kepulangan suami dari kerjanya. Sapaan hangat, belaian mesra, serta perhatian intens tak pernah absen. Meski bukan berarti mereka tidak pernah bertengkar. Sering malahan. Hal-hal sepele yang selalu jadi pencetusnya. Akan tetapi, pertengkaran mereka hanya sebatas Azkio mendiamkan dan Zivanka mengomel.Selang beberapa menit, keadaan akan kembali mencair. Saling memaafkan juga merindu.Seperti pagi ini, aktifitas dimulai oleh Azkio

DMCA.com Protection Status