Martin membawa Elena kembali ke Chicago, dia membaringkannya di kuburan yang sama di mana Emily berada. Dia tinggal di sana sebentar, menatap kosong ke makam Elena. Hati dan pikirannya hilang. Dia, tetap saja, tidak dapat menerima gagasan bahwa Elena telah pergi. Itu terlalu tiba-tiba dan dia merasa dia belum cukup melakukan sesuatu untuknya.
"Aku berjanji padamu untuk menjaganya, Emily! Tapi aku gagal…’
'Emily, maafkan aku'
'Jika aku bisa kembali ke masa lalu ... Aku akan memilih Elena daripada Stephanie. Dia mungkin masih ada di sini ….’
Martin sibuk dengan pikirannya sendiri, dan terus berdiri di samping makam Elena. Jacob yang menemani Martin dan berdiri di belakangnya mulai khawatir melihat Martin yang terus terdiam. Sekitar setengah jam ke
Martin hanya mampu bertahan sekitar setengah jam. Dia mencoba menahan diri dengan tidak memikirkan Stephanie dan Luke, tetapi dia gagal. Dia kemudian membuat alasan dan meminta Jacob untuk tinggal di meeting itu. Dia pergi ke konter check-in untuk menanyakan nomor kamar Stephanie.Martin berjalan ke suite 3510, ketika dia sampai di suite, melalui pintu yang sedikit terbuka, dia bisa melihat Luke dengan lembut menggosok tangan Stephanie saat mereka membicarakannya. Ekspresi Martin berubah dingin ketika dia melihat mereka berdua terlihat romantis seperti itu. Dia memasuki ruangan dan dengan cepat meminta Luke untuk pergi. Matanya tidak pernah lepas dari Stephanie dan segera setelah Luke pergi, dia angkat bicara."Kurasa kamu benar-benar tidak bisa menjauh dari Lucas Miller!" Martin mengejeknya"Bahkan setelah aku meni
Nathan menyewa seorang pengacara untuk segera memproses permintaan Stephanie keesokan harinya. Seminggu telah berlalu dan Stephanie dan Nathan sibuk mendiskusikan beberapa masalah perusahaan. Selain itu, dia juga berdiskusi dengannya tentang meninggalkan Amerika ke tempat yang lebih baik untuk membesarkan anaknya. Itu mengejutkan Nathan bahwa dia mempertimbangkan untuk membesarkan anaknya secara langsung dan ingin berhenti dari bisnis, meninggalkan tanggung jawab pada Nathan dan memintanya untuk menjadi direktur dan dia akan tetap sebagai CEO tidak aktif, yang akan membuatnya kurang terlibat dalam urusan penting perusahaan.“Aku berjanji padamu, aku akan mendukungmu! Hanya saja aku akan bekerja lebih sedikit, untuk pekerjaan yang penting, aku akan membantumu untuk menangani itu!” Stephanie meyakinkannyaNathan menghela nafas, “Hmm, baikl
Stephanie menghela napas saat melihat surat cerai berserakan di lantai."Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu menandatanganinya?" Stephanie akhirnya bertanya padanya saat matanya menatapnya dengan marah"Kamu benar-benar ingin berpisah dariku seburuk itu?" kata Martin dengan sinis"YA!" Dia menjawabnya dengan tegas“Bukankah kamu mengatakan kamu sangat mencintaiku dan tidak akan meninggalkanku? Dan sekarang….” Martin menambahkan komentar sarkastik lainnya“Martin, jangan salah paham, aku sangat mencintaimu! Aku ingin kamu sebagai satu-satunya suamiku selama sisa hidupku. Tetapi……." Dia menghela nafas berat dan melanjutkan, “Aku tidak ingin membiarkan anak-anakku tahu betapa b
Barbara mengumpulkan kekuatannya untuk pergi menemui Martin. Dia mengetuk pintu ruang belajar dan setelah mendengar suara Martin, dia masuk."Ada masalah apa?"“Sir….” Barbara ragu-ragu tetapi ketika Martin menatap matanya, dia akhirnya melanjutkan, “Saya mendengar dari madam, Anda dan dia akan bercerai.”"Dia yang menginginkannya, bukan aku!" kata Martin singkat“Sir, tolong lakukan sesuatu untuk membuat madam tetap tinggal! Dia berkata, dia berencana untuk pergi dari sini,” Barbara memberitahunya"Pergi? Dia bilang begitu?" Martin terkejut"Ya sir. Sekarang, dia pergi menemui Mr Xander, saya yakin madam merencanakan semua itu dengannya.
Jacob tinggal di rumah sakit untuk sementara waktu. Ketika dia akan pergi, dia melihat tanda bahwa tangan Martin telah bergerak. Dia segera memanggil dokter dan tidak butuh waktu lama ketika dokter masuk, Martin perlahan membuka matanya. Dokter memeriksa Martin dan dia memberi tahu Jacob tentang kondisinya. Martin masih lemah dan dia tidak mengatakan apa-apa. Jacob dengan cepat menghubungi nomor Stephanie tetapi dia tidak mendapat jawaban darinya. Dia pikir mungkin Stephanie sudah pergi tidur, jadi dia menelepon Barbara untuk memperbarui kondisi Martin.Barbara pergi ke dapur setelah mandi, dia cukup lapar. Dia makan malam sederhana dan kemudian dia ingat bahwa Stephanie tampak lelah, jadi dia membuatkan susu almond hangat untuknya. Barbara hendak pergi ke kamar Stephanie ketika telepon berdering. Dia bertanya-tanya siapa yang menelepon selarut ini. Ketika dia menerima telepon itu, dia sangat gembira mende
Setahun kemudianStephanie dan Nathan tiba di New York untuk meeting konsorsium. Mereka akan menghabiskan 2 hari di sana dan dia meninggalkan Mia dan Sophia di San Francisco bersama Martin. Sejak memiliki anak, Martin telah sepakat dengan Stephanie untuk membatasi perjalanan bisnis mereka untuk melakukan parenting bersama setelah Stephanie mengambil cuti setahun untuk merawat si kembar.Meeting dimulai sekitar jam 9 pagi di ruang meeting hotel. Mereka ingin membahas pembaruan proyek konsorsium. Proyek ini telah mencapai 50% penyelesaian dan mereka memiliki 3 tahun lagi untuk menyelesaikannya.Stephanie masuk dengan Nathan dan dia tersenyum ketika dia melihat Luke di meeting itu. Mereka menghabiskan sepanjang hari di ruang meeting dan sekitar jam 4 sore, meeting akhirnya berakhir.
Halo pembaca yang setia,Thank you ya sudah meluangkan waktu untuk membaca kisah cinta Luke-Stephanie-Martin. Chapter 44 adalah chapter terakhir dari Novel I. Sekarang kita memasukan Novel II, semoga kamu suka cerita di Part II ini......Setelah Stephanie memutuskan untuk memilih menjadi Stephanie Clark, bukan Rei Miller, dia move on dari Lucas Miller dan membangun keluarga bahagia dengan Martin Clark, meninggalkan Luke patah hati. Cleo Stewart datang ke kehidupan Luke dan ketika Luke siap membangun keluarga baru dengan Cleo, Luke mendapat satu kesempatan untuk bersama Stephanie lagi. Mana yang akan dipilih Luke?Apa yang terjadi dengan Martin?Kecemburuan, balas dendam, kebohongan menguji kisah cinta Luke……..
Stephanie berjalan ke ruang meeting dan segera memulai meeting. Dia ingin mengakhirinya di sore hari sebelum dia dan si kembar pergi ke Islandia, bertemu Martin di sana. Martin ada jadwal meeting selama seminggu di London, sementara dia ada jadwal meeting di New York. Si kembar, Mia dan Sophia, mereka sangat merindukan ayah mereka dan Stephanie datang dengan ide liburan singkat, yang disetujui Martin dan memutuskan untuk pergi ke Islandia. Dia pikir itu baik untuk membawa mereka lebih dekat ke alam dan Islandia terletak di tempat yang tepat antara London dan New York. Dalam 2 setengah jam, mereka berhenti untuk makan siang. Liam hendak meminta Luke makan siang bersama, tetapi mata Luke menatapnya, memberi tahu dia memiliki hal lain. Liam melirik Stephanie dan dia tiba-tiba mengerti. Luke tersenyum dan begitu sahabatnya pergi, dia berjalan menuju Stephanie, yang baru saja selesai berbicara dengan Nathan. S