Beranda / Fantasi / ILMU TUJUH GERBANG DEWA / Bab 135. Biksu Agung Kuil Dewa

Share

Bab 135. Biksu Agung Kuil Dewa

last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-13 14:58:58

“Bagaimana? Apakah benar-benar pendekar Liong sudah tewas?”

Majikan Pulau Naga di dampingi Putrinya Lin Lian Xue nampak tidak sabaran. Di dermaga yang menjadi satu-satunya akses masuk ke pulau itu ia berdiri menantikan sebuah perahu kecil yang datang. Belum lagi perahu itu merapat ia sudah melontarkan sebuah pertanyaan.

“Salam hormat ketua!”

Seorang lelaki berpakaian serba hitam dengan sulaman gambar naga hitam memancar cahaya keemasan di dadanya melompat dari perahu langsung berlutut memberi penghormatan.

“Bagaimana, apakah kau mendapatkan informasi yang benar?” tanya Majikan Pulau Naga sekali lagi menegaskan.

“Kabar itu ternyata memang benar ketua. Pendekar Liong telah tewas!” jawab orang yang baru datang itu.

“Kakak Liong…!”

Lin Lian Xue tidak kuasa menanggung kesedihannya. Ia jatuh tersungkur dan pingsan. Beruntung Majikan Pulau Naga langsung menyambut tubuh Putrinya itu sehingga tidak sampai jatuh ke tanah.

Majikan pulau Naga sebenarnya cemas dengan keadaan putrinya, namun ia le
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
goodnovel comment avatar
Adipati Bms
dan akhirnya pun biksu agung gagal merebut jasad liong Yun..begitulah cerita kedpanya
goodnovel comment avatar
Yani Sagita
penulis lagi bingung jangan diganggu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 136. Bayangan Putih Di Markas Kaisar Naga Hitam

    Malam harinya biksu Tian Kong dan Majikan Pulau Naga meninggalkan pulau. Mereka menggunakan perahu kecil yang hanya muat berdua untuk tidak menarik perhatian.Mereka naik perahu kecil yang dibuat khusus untuk menyeberangi lautan yang penuh dengan badai dan ancaman bajak laut. Perahu mereka, meskipun kecil, dirancang dengan rapi dengan lambung yang kuat dan layar yang kokoh untuk menghadapi gelombang besar dan angin kencang.Tian Kong duduk dengan tenang di bagian depan perahu, sedangkan Pendekar Senior menjaga keseimbangan dan mengarahkan perahu dengan cekatan. Mereka berlayar melawan gelombang-gelombang yang mengancam, kadang-kadang terjebak dalam badai yang mengerikan. Namun, dengan keahlian dan kerjasama mereka, perahu tetap kokoh dan melaju maju.Di tengah samudera yang luas, dua pendekar legendaris, terus melintasi lautan dengan perahu kecil mereka. Keduanya dikenal sebagai ahli bela diri yang ulung, memiliki keahlian yang tidak tertandingi dalam seni pedang dan ilmu silat yang s

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 137. Pemuda Misterius Super Sakti

    Merasa ada orang lain yang juga mengincar jasad Liong Yun, keduanya pun mempercepat langkah mereka. Hingga tiba di sebuah bangunan besar yang dijaga ketat mereka berhenti pada jarak yang cukup jauh.“Aneh sekali!” gumam Biksu Tian Kong. “Bagaimana bisa orang itu tidak mendapat halangan oleh para penjaga. Padahal jelas-jelas ia melewati mereka dengan santai. Apakah mungkin orang itu merupakan anggota sekte Naga Hitam ini juga?” bisiknya kali ini kepada Majikan Pulau Naga. Yang ditanya pun sama dalam keadaan bingung. Keduanya dengan sangat jelas melihat orang berpakaian serba putih itu melewati para penjaga. Sementara para penjaga itu memiliki kemampuan yang jelas bukan kemampuan sembarangan, bahkan kemampuan mereka rata-rata di atas para ketua perguruan ternama di dunia persilatan,“Aku rasa orang itu bukan bagian dari sekte naga hitam ini. Orang itu tidak memiliki tenaga Naga Iblis, ilmu sesat dari ilmu naga langit. Sementara rata-rata orang sekte naga hitam memiliki ilmu tersebut b

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 138. Dewa Obat

    Duarrrr!Suara menggelegar terdengar saat sebuah halilintar menghantam air laut. Hampir saja mengenai sesosok berpakaian putih yang berjalan melayang ke arah sebuah pulau yang diliputi kabut hitam tebal.Tidak sekali dua. Ternyata hantaman halilintar itu seperti sengaja mengincar lelaki berpakaian serba putih yang sedang menggendong sesosok tubuh.Jedarrrr!Kali ini halilintar itu tepat mengenai lelaki berpakaian serba putih. Anehnya halilintar itu seperti mengenai pembatas tak nampak. Sosok serba putih itu terus berjalan di atas air tanpa sedikitpun terganggu.“Sungguh hebat perisai alam yang sudah dibuat oleh orang ini, sayang ia berada dalam kesesatan sehingga kelebihan yang dipunyainya sama sekali tidak bermanfaat,” sosok serba putih itu menggumam.Tak lama kemudian sosok berpakaian serba putih itu tiba di sebuah pulau. Pulau yang bertuliskan ‘Pulau Kematian’. Pulau yang menjadi tempat menyelamatkan diri dari orang yang mengincar nyawanya di waktu kecil.Sesaat sosok baru pakaia

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27
  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 139. Perjalanan Menuju Kekaisaran Selatan

    “Apa maksudmu pendeta busuk?” tanya Dewa Obat dengan suara membentak.Biksu Tian Kong tersenyum. Ia tidak sedikitpun tersinggung oleh celaan Dewa Obat. Ia bahkan menaruh hormat kepada orang yang dipercaya mampu menyembuhkan segala macam penyakit itu.“Mungkin pemuda itu akan hidup lagi!” jawab Biksu Tian Kong."Apa maksudmu? mana mungkin ada kejadian seperti itu. Di dunia ini hanya aku yang bisa menghidupkan orang yang sudah mati selama masih kurang dari 100 hari itupun bila jantungnya masih terjaga tidak membusuk.”Sekali lagi Dewa obat menunjukkan rasa tidak percayanya. ia bahkan menunjukkan rasa gusar menganggap biksu Tian Kong mempermainkannya. ia sendiri tidak percaya ada orang lain yang bisa menghidupkan orang sudah mati kecuali dirinya. “Aku tidak mengada-ada tetua.”Kemudian, Biksu Tian Kong menceritakan bagaimana pertemuannya dengan pemuda misterius yang membawa jasad Liong Yun ketika ia hendak merebutnya di markas sekte Naga Hitam. “Hmmm… Aneh sekali, siapa pemuda itu. Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03
  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 140. Misteri Sosok Bias Putih

    “Salam tetua, Raja Harimau Putih Selatan! maafkan kami bila tanpa sengaja memasuki wilayah tuan. Kami hanya pelancong yang sekedar ingin menikmati alam, tanpa gangguan orang lain.”Yun Gak mencoba berdamai dan memberanikan diri menjawab pertanyaan Raja Harimau Putih Dari Selatan yang nampak kurang senang dengan kemunculan mereka. Namun tentu saja Raja Harimau Putih tidak percaya begitu saja.“Hmmm.. sudah banyak aku mendengar jawaban seperti itu. Bukankah kalian hendak menyelidiki daerah selatan ini? Kalian pasti utusan tua bangka yang menamakan diri sebagai Kaisar Naga Hitam itu!”Yun Gak dan Lian Xue saling pandang. Mereka terlihat sedikit lega. Walau dicurigai sebagai pihak Kaisar Naga Hitam, tapi dengan begitu mereka menyimpulkan bahwa orang yang berada di hadapan mereka bukan musuh.“Tetua, sebelumnya kami mohon maaf karena menyembunyikan identitas kami, semua memang karena kami menghindari orang-orangnya Kaisar Naga Iblis. Kami penghuni Pulau Naga yang ingin menyambangi Kaisar

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 141. Penyembuhan Di Luar Nalar

    Yun Gak pun menceritakan bahwa tak lama ketika Raja Harimau Putih menghentikan serangan, rombongan para pendekar bawahan Kaisar Selatan muncul. Raja Harimau Putih sendiri langsung menghilang meninggalkan tempat tanpa meninggalkan sepatah katapun.“Lalu orang di balik kabut itu apakah paman melihatnya?” tanya Lian Xue dengan penuh harap.Yun Gak terdiam sejenak. Ia seperti sedang berpikir keras.“Nona Lin, aku tidak melihat siapapun di tempat itu kecuali Raja Harimau Putih Dari Selatan. Memang ada sebuah bias cahaya putih yang muncul di tempat itu, namun tidak ada seorang pun yang muncul sesudahnya kecuali mereka dari Kekaisaran Selatan.”Lian Xue nampak kecewa dengan jawaban itu. Ia terjebak perdebatan dalam pikirannya. Apakah benar hanya perasaannya saja ada orang yang datang kala itu atau memang benar itu kenyataannya.Pembicaraan pun terhenti. Tabib kekaisaran muncul membawakan obat dan memeriksa keadaan Lian Xue. “Sungguh ajaib sekali. Baru pertama kali aku melihat langsung keada

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-12
  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 142. Bertemu Petinggi Sekte Naga Hitam

    Dua hari setelah siuman dari pingsannya, Lian Xue dan Yun Gak meninggalkan markas besar pergerakan Kaisar Selatan. Mereka akan menyampaikan semua hasil pertemuan dengan satu-satunya kaisar yang masih hidup itu.“Paman Yun, aku rasa perjalanan kita kali ini tidak mudah.”“Apa maksudmu, nona Lin?” Yun Gak mengerutkan keningnya.Lin Lian Xue menyampaikan bahwa pesan dari Kaisar Selatan terus terngiang di benaknya: "Pergerakan kita sudah dicium oleh pihak Sekte Naga Hitam. Siapapun yang berhubungan denganku akan diawasi." ia berkesimpulan kemungkinan besar mereka pun sudah jadi incaran.Hanya harapan putri majikan Pulau Naga itu identitas mereka sebagai para penghuni pulau naga tidak diketahui. Yun Gak, yang sudah banyak makan asam garam dunia persilatan, mengiyakan kekhawatiran Lian Xue. "Benar, Nona Lin. Kita harus sangat berhati-hati. Sekte Naga Hitam memiliki mata-mata di mana-mana. Di depan sana adalah desa Yezi, ada satu keluarga merupakan penghuni pulau naga ditempatkan. Mungkin k

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-14
  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 143. Cahaya Putih Penyelamat

    Lian Xue dan Yun Gak benar-benar dibuat terkejut. Mereka tidak menyangka ternyata penyamaran mereka sudah diketahui lawan. Keduanya pun meningkatkan kewaspadaan.“Tuan Zhen Tian, aku rasa kemanapun kami bukan urusan dan tak ada sangkut pautnya dengan tuan. Entah ada hal apa sehingga tuan menghadang kami?”Yun Gak masih berusaha bersikap tenang. Ia menjawab ucapan Zhen Tian tanpa menunjukkan rasa takut. Walaupun dalam hatinya benar-benar dilanda kegentaran.Ketika Zhen Tian mendekati mereka dengan langkah mantap, Yun Gak dan Lian Xue semakin meningkatkan kewaspadaan. Mereka mengatur napas dan mengerahkan tenaga dalam masing-masing. Kedua belah pihak saling menatap dengan tatapan tajam, atmosfer menjadi tegang.Zhen Tian tersenyum sinis, "Kalian pikir kalian bisa membodohi ku? Kalian pastilah antek-antek tua bangka Kaisar Selatan itu!"Lian Xue dengan tenang menjawab, "Itu juga bukan urusanmu!" wajah gadis itu menunjukkan ketenangan luar biasa.Dengan ketenangan yang ditunjukkan keduany

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25

Bab terbaru

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 174. Pertarungan Terakhir Liong Yun dan Kaisar Naga Hitam (TAMAT)

    Mereka adalah Dewa Tangan Sakti, Dewa Pedang Kilat, Dan Raja Harimau Putih. Tanpa ragu ketiganya langsung bergabung di samping Lin Lian Xue, menghadapi keempat Naga Pelindung. Dengan kehadiran mereka, serangan yang awalnya mengancam nyawa kini berhasil dilawan dengan serangan balasan yang sama ganasnya.Pertarungan pun mulai berbalik. Dalam sekejap, Lin Lian Xue berhasil melancarkan pukulan telak pada Naga Selatan, membuatnya terjatuh dengan nafas terputus-putus sebelum akhirnya terkapar tak bernyawa. Ketiga Naga Pelindung lainnya mulai kewalahan menghadapi serangan dari empat pendekar yang begitu kuat.Di tengah kekacauan pertempuran, Kaisar Naga Hitam yang menyaksikan kehancuran pasukannya tak dapat lagi menahan amarah. Dengan wajah merah padam, ia melesat ke arah Lin Lian Xue, bertekad untuk menghabisinya. “Beraninya kau!” teriaknya dengan penuh kebencian.Namun, tepat sebelum Kaisar Naga Hitam berhasil menyentuh Lin Lian Xue, kilatan cahaya putih menyilaukan memotong jalannya, diir

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   BAB 173. Peperangan Penentuan

    Pagi yang dinanti pun tiba, hari kesembilan di bulan kelima. Langit di atas perbatasan Kekaisaran Utara tampak kelabu, seolah alam turut merasakan ketegangan dari kedua belah pihak yang akan segera terlibat dalam peperangan hidup dan mati. Pasukan gabungan dari Kekaisaran Selatan dan Timur, dipimpin oleh Majikan Pulau Naga, bergerak dalam formasi yang rapi. Di kejauhan, mereka melihat pasukan Kekaisaran Naga Hitam yang telah bersiap di seberang lembah, dipimpin langsung oleh Kaisar Naga Hitam bersama empat Naga Pelindungnya, formasi jabatan baru yang dibentuk setelah kematian banyak petinggi sekte di tangan Liong Yun.Pasukan Kekaisaran Naga Hitam berbaris dengan disiplin. Para prajurit mengenakan jubah hitam dan topeng menyeramkan, diiringi oleh para ahli aliran hitam yang terkenal kejam dan tidak segan-segan mengorbankan nyawa. Sorakan keras terdengar dari barisan mereka, seolah ingin mengguncang keberanian lawan.Majikan Pulau Naga berdiri di atas sebuah bukit kecil, memandang ked

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 172: Persekutuan

    Dua hari kemudian, pasukan dari Kekaisaran Timur dan Kekaisaran Selatan tiba di perbatasan Kota Kekaisaran Utara. Deru langkah ribuan prajurit terdengar bergemuruh, membelah kesunyian pagi di perbatasan yang dingin. Di tengah barisan, sosok-sosok yang menjadi simbol harapan itu bergerak dengan tenang. Kaisar Selatan, didampingi oleh Panglima Guo dan Majikan Pulau Naga, memimpin langsung pasukannya, sementara di sisi lain, Kaisar Timur yang kharismatik tampak maju bersama para jenderal terkuatnya.Kaisar Selatan dengan karisma dan pengalamannya sebagai kaisar nampak berwibawa, sementara kaisar Timur yang dulunya merupakan seorang pendekar sakti menunjukkan kegagahannya. Dua sosok pemimpin pasukan besar yang akan menyerang Kekaisaran Naga Hitam.Menyadari dua pasukan besar ini sangat beresiko terjadi bentrokan dan akan merugikan kedua belah pihak, Kaisar selatan dan Kaisar timur sepakat untuk mengadakan pertemuan.Di tengah-tengah perkemahan pasukan, tenda pertemuan megah didirikan. Pan

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 171. Pertemuan Dengan Liong Yun

    Dengan kekuatan yang kini telah ia kerahkan hingga setengah dari kekuatannya, Lo Hao menghantam tanah dengan satu tinju kuat, dan guncangan hebat seketika merambat, membuat retakan-retakan besar merayap ke arah Lin Lian Xue. Pepohonan di sekitar mereka bergetar, beberapa akar tua mencuat dari tanah, membuat medan pertempuran semakin kacau. Lin Lian Xue menghindari retakan itu dengan lompatan gesit, tetapi Lo Hao sudah berada di hadapannya, siap menebasnya dengan tangan yang kini berubah menyerupai cakar hitam tajam.Benturan antara cakar Lo Hao dan pedang Lin Lian Xue memicu kilatan energi yang menyilaukan. Udara di sekitar mereka berdesis seperti terbakar, memancarkan percikan-percikan api dari hantaman yang saling bertarung tanpa henti. Setiap jurus Lin Lian Xue yang berbalut cahaya bak bayangan naga terus mengarah pada titik vital Lo Hao, namun Lo Hao kini bukan hanya bertahan, ia mulai melancarkan serangan-serangan balik yang lebih ganas. "Inilah akhir dari darah Pendekar Naga L

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 170. Musuh Besar Pendekar Naga Langit

    Kegelapan hutan di sekeliling Lin Lian Xue semakin pekat, seperti menggulungnya kabut misterius yang menyelimuti pepohonan dan membuat setiap langkah terasa berat. Pohon-pohon tua dengan akar menjalar seperti makhluk hidup mengintai, dan suara malam yang biasanya tenang kini bergema dengan getar aneh, seakan hutan itu bernafas dengan irama yang seram. Lin Lian Xue tetap bergerak lincah, mengikuti bayangan hitam yang sebelumnya ia kejar di perkemahan, tapi perlahan ia menyadari bahwa ia telah terpisah jauh dari pasukan kekaisaran.Tiba-tiba, sosok itu berhenti di tengah hutan, tepat di sebuah tanah lapang yang disinari temaram cahaya bulan. Di sana, ia berdiri tegak dengan pakaian yang kasar, terbuat dari bulu-bulu hitam yang bercampur darah. Wajahnya keras dan garang, bibirnya melengkung dalam senyuman yang memperlihatkan gigi bertaring.“Selamat datang di kediamanku, Nona Manis,” ucapnya dengan suara berat yang bergaung dalam kegelapan. “Serahkan diri, dan kau akan hidup senang seba

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 169. Ilmu Harimau Neraka

    Pasukan besar dari Kekaisaran Selatan terus bergerak menuju utara. Ribuan tentara gagah berderap bersama di bawah kibaran bendera dengan lambang harimau emas, simbol kekuatan dan keberanian Kekaisaran Selatan. Di antara pasukan itu, terlihat sosok Panglima Besar Guo, berdiri kokoh di atas kudanya. Matanya tajam memandang ke depan, seolah membaca setiap rintangan yang akan mereka hadapi. Tubuhnya yang besar dan berotot memancarkan wibawa seorang pemimpin tangguh, dengan wajah yang tampak siap menghadapi apapun demi keselamatan dunia.Di sampingnya, Majikan Pulau Naga, seorang pria tua berambut putih yang tetap tangguh dan penuh kewibawaan. Wajahnya tegas, dengan mata yang memancarkan ketenangan seorang pendekar yang telah melewati banyak pertempuran. Putrinya, seorang pendekar wanita berparas cantik namun memiliki keteguhan yang tak kalah dari ayahnya, mengiringi di sisinya, memegang gagang pedang pusaka keluarga yang dipercayakan padanya sejak kecil. Wajahnya tegas namun tersirat ke

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 168. Kegelapan Yang Sempurna

    Bayangan keemasan bergerak cepat, melesat di antara pepohonan seperti kilat yang membelah malam. Dewa Tangan Sakti, tokoh tua dunia persilatan yang memiliki kecepatan luar biasa, bergerak dengan satu tujuan. Lembah Angker yang tak bernama, tempat di mana sang pemuda sakti, Liong Yun, tinggal bersama para pengikut setianya. Lembah itu diselimuti oleh kabut beracun yang mematikan, penuh jebakan alam dan binatang buas. Namun bagi Dewa Tangan Sakti, semua itu bukan hambatan. Kecepatannya tak terbendung, meninggalkan jejak bayangan emas di tengah kehampaan.Sesampainya di Lembah Angker, Dewa Tangan Sakti segera masuk ke dalam kediaman sang majikan. Liong Yun, pemuda dengan wajah tampan, rahang tegas, dan alis tebal yang menyerupai sayap elang, duduk diatas batu giok dengan penuh wibawa. Ia seperti seorang pemuda terpelajar yang jauh dari kesan kasarnya dunia persilatan.Senyum lembut menghiasi bibirnya, namun tatapannya dingin dan tajam, memperlihatkan ketenangan yang tak tergoyahkan. Di

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 167. Kekacauan Daerah Utara

    Malam itu, suasana di wilayah Utara dan Barat daerah kekuasaan Kekaisaran Naga Hitam berubah mencekam. Angin malam yang biasanya tenang kini terasa dingin menusuk, disertai bayangan-bayangan gelap yang berkelebat di setiap sudut desa. Banyak penduduk ketakutan. Teriakan-teriakan panik terdengar di mana-mana, sementara api unggun di tengah desa-desa berkerlap-kerlip di bawah cahaya rembulan yang dingin."Anakku! Tolong! Dimana anakku?" Seorang wanita tua berlari-lari sambil menangis di depan rumahnya yang sepi."Dia baru saja keluar tadi pagi! Bagaimana bisa dia hilang?" seorang pria tua berbisik kepada tetangganya, gemetar. "Yang lain juga menghilang. Beberapa pemuda lain juga hilang.""Ini pasti perbuatan Iblis!" jawab tetangganya dengan wajah pucat. "Kudengar dari desa sebelah, tiga pemuda juga menghilang dengan cara yang sama! Tak ada jejak, hanya kabut hitam yang tersisa. Mereka yang hilang sama, sama-sama lahir di hari ke satu bulan ke tujuh.""Oh Dewa..." bisik pria tua itu lag

  • ILMU TUJUH GERBANG DEWA   Bab 166. Rahasia Belum Terpecahkan

    Liong Chen mengangguk, suaranya tetap dingin. "Bukan sembarang darah. Kaisar Naga Hitam memerlukan darah dari seratus perjaka, yang harus diambil dalam dua hari."Pelindung Kanan terdiam sejenak, wajahnya tegang. "Seratus perjaka dalam dua hari? Dalam keadaan seperti ini? Kekuasaan kita sudah terpecah setelah peperangan terakhir!""Jika tidak," lanjut Liong Chen tanpa mengindahkan keluhan itu, "kekuatannya tidak akan pernah pulih sepenuhnya. Dan saat itu terjadi, Kekaisaran Naga Hitam akan kehilangan pemimpinnya selamanya."Pelindung Kanan mengerutkan kening lebih dalam. "Tanpa Kaisar, kita akan hancur... semua pengikutnya akan binasa.""Kau tahu apa yang harus dilakukan," ujar Liong Chen tajam, tatapannya penuh tekanan."Aku akan mengatur semuanya," jawab Pelindung Kanan dengan tegas, meski pikirannya berkecamuk.Setelah Pelindung Kanan meninggalkan ruangan, Liong Chen tetap berdiri di sisi Kaisar Naga Hitam, matanya memperhatikan tubuh lemah penguasa itu. "Seratus nyawa… hanya itu y

DMCA.com Protection Status