Mera sangat senang melihat kedua orang yang selama ini selalu bermusuhan sekarang sudah bersatu. Kedua orang yang juga sangat berarti dalam hidupnya. Kedua kakak yang selama ini tumbuh besar bersamanya selama dari kecil hingga tumbuh menjadi dewasa.
Mobil yang ditumpangi Shena dan juga Dirga telah meninggal kan gerbang, kini tinggal Mera dan beberapa pelayan yang selalu setiap menjaganya juga Bi Asih yang sejak kehadiran Amera di rumah itu dialah yang ditugaskan untuk membantu segala keperluan Mera.
"Itu kakak perempuan nona Muda?" tanya Bi Asih yang penasaran dari tadi dengan kedua tamu yang datang dan membuat majikan cantiknya banyak tertawa yang membuat suasana rumah seakan berwarna karena selama dia berkerja di rumah itu selama puluhan tahun belum ada sekalipun terdengar tawa bahagia di rumah itu. Rumah ini terkadang seperti tak berpenghuni walaupun banyak pelayan tidak ada satu pun diantara mereka yang suka bicara atau bahkan berani bergosip karena bila ketahuan b
Danu hanya bisa menatap punggung anak gadis itu tanpa berani mendekat dan menyapanya, ada rasa takut akan penolakan dan juga beban kesalahan dimasa lalu yang terlalu besar rasa sesak di hati dan itu terasa menyakitkan. Merasa bersalah dan menjadi pria yang paling egois selama ini ia dengan rapat menyembunyikan semua rahasia itu dengan sangat baik hingga tidak ada satu orangpun yang menyadari skandal yang ia buat."Tuan Danu, anda sudah cukup lama berdiri disini marilah kita istirahat dulu agar tubuh tuan kembali fit dan sehat," Sela asisten Danu yang selalu setia mengikuti kemanapun tuannya pergi. Danu menurut saja dengan ucapan asistennya itu, pria paruh baya itu kembali melihat anak gadis yang masih sibuk memetik stroberi di lahannya setelah itu ia berbalik menuju rumah tua yang selama ini menampungnya. Di rumah itu ada seorang wanita bernama Yansen yang sekarang masih berkutat di dapur sibuk menyiapkan makanan untuk para tamu yang saat ini memenuhi rumahnya."Yansen
"Tidak perlu nak, jangan khawatirkan ibu, ibu hanya butuh istirahat sebentar, sekarang ibu masuk kamar dulu," kata Yansen dan meninggalkan putrinya sendiri di ruangan itu. Sedangkan dari luar gerak-gerik mereka sedang diperhatikan oleh seseorang.Seorang pria yang jelasnya adalah orang suruhan Danu yang ditugaskan untuk terus mengawasi gadis yang merupakan putrinya."Apa semua aman?" Tanya Danu setelah orang tersebut masuk dalam ruangannya."Sepertinya nyonya Yansen mulai mempertimbangkan usulan anda Tuan untuk membawa nona muda keluar dari kota ini Tuan." Kata pria itu melaporkan semua yang dilihat dan didengarnya."Baguslah, terus awasi terus mereka berdua." perintah Danu kepada anak buahnya itu. Pria itu pergi keluar untuk melanjutkan tugasnya. Sedangkan Danu kembali duduk dengan cerutu ditangannya ada senyuman kecil di sudut bibir pria paruh baya itu merasa puas bahwa rencananya sebentar lagi akan segera tercapai.***Waktu menunjukkan p
Apartemen Dirga nampak lengang dan sepi sebelum terjadi keributan di Central Group, Dirga sudah berencana untuk segera meninggalkan negara ini. Bahaya sedang mengintainya."Sayang sekarang kita bereskan barang-barang kita sebelum berangkat berbulan madu," ujar Dirga dan sibuk merapikan pakaian dan juga beberapa barang penting yang akan dibawanya."Sayang kok mendadak, aku harus pamit juga ke ayah dan juga Mera," ujar Shena menggerutu."Sayang inikah suprise buat kamu, sebagai kado pernikahan kita. Sedangkan Dirga meninggalkan kopernya yang sudah beres mendekat kepada sang istri menggoda sang istri dengan kecupan di bibir yang membuat pemilik bibir seksi itu merona."Ih nakal," ujar Shena dengan wajah tersipu malu."Besok adalah bulan madu kita sayang jadi bersiaplah," ucap Dirga lembut membisikkan kalimatnya ditelinga sang istri menghembuskan nafasnya perlahan hingga menimbulkan sensasi geli"Ih nakal." ucap Shena dengan mendesah menikmati sensasi i
Shena membuka matanya perlahan setelah sekian lama ia tertidur, dan kepalanya terasa pusing dengan tenggorokan terasa kering. Dilihatnya sekitar kamar yang ia tempati, sebuah tempat asing yang cukup besar dan di dekat kamarnya ada sebuah perapian yang apinya menyala dan menghangatkan seluruh tubuh karena udara di wilayah ini sangat dingin. "Selamat pagi Nona." Sapa seorang perempuan paruh baya yang kini menunduk hormat padanya."Siapa kamu dan dimana suamiku?" Tanya Shena dengan penuh selidik."Saya pelayan disini Nona, saya diperintahkan Tuan Dirga untuk melayani anda," Kata pelayan itu."Dan di mana suamiku?"Tanya Shena lagi masih ingin tahu keberadaan suaminya."Suami anda dalam perjalanan bisnis Nona," kata Jos berbohong. Shena kesal dengan kenyataan yang di hadapinya ia berharap akan menikmati bulan madu ini tapi nyatanya Dirga malah meninggalkan dirinya entah dimana ia sekarang dan belum tahu negara mana yang ia datangi sekarang."Baiklah, Jos tinggalkan
Rumah ini sudah seperti layaknya penjara bagiku tidak ada kebebasan melangkah kemanapun semua penjaga berjas hitam berjaga berdiri tegap didepan pintu kamar membuat risih setiap privasi yang akan aku lakukan, entah ada hal besar apa yang membuat suami dan ayah mertuaku menyewa pengawal begitu banyak seperti ini, terkadang ada rasa khawatir akan hal buruk yang terjadi dan tidak biasanya kedua mertuaku datang dan menginap cukup lama di rumah ini, namun aku tetap senang seenggaknya aku tidak sendiri ketika suamiku harus melakukan perjalanan bisnis keluar negara ada ibu mertua yang setia menuntunku dan mengajarkanku banyak hal baik urusan memasak dan mempersiapkan perlengkapan bayi. Aku bersyukur memiliki kehidupan keluar yang mapan dengan segala fasilitasnya serta mendapatkan bonus mertua yang sangat baik dan juga perhatian dengan anak menantunya. Aku merasa hanya di kamar saja yang cukup nyaman dari pengawasan para mata elang manusia berjas hitam yang kini berdiri tegak di dep
Warning!!!!!! terdapat adegan kekerasan. 🙏Mohon bijak dalam membacaDor... dor... dor.Bunyi tembakan terdengar menggema saling bersahut-sahutan dan suara derap langkah kaki yang saling berkejaran menunjukan banyaknya orang yang akan saling melawan dan untuk saling menghabisi menjatuhkan lawan untuk menentukan siapa yang menang dan paling berkuasa.Beberapa diantara mereka tumbang bersimbah cairan kental berwarna merah karena timah panas yang menyasar di tubuh tegap mereka, cairan warna merah kental dengan baunya yang khas mengalir seperti layaknya anak sungai yang tak terbendung, jeritan dan lolongan kesakitan tak sedikitpun menggerakkan hati untuk membantu bahkan menolong yang ada timah panas yang menjadi hadiah terakhir untuk mereka yang mengeluh kesakitan tanpa ada rasa beban atau bahkan bersalah entah mahkluk tanpa wujud apa yang menguasai dan telah merasuki jiwa mereka yang berubah menjadi kejam.Suara dentuman keras itu masih terdeng
Setelah selama seminggu Kenandra mengurus Perusahaan Mega Properti di Negara A, Kenan berhasil menyelesaikan masalah korupsi yang dilakukan Hendrawan serta beberapa petinggi perusaan Mega Properti kasus itu terselesaikan atas bantuan sang Ayah dan juga Rudy yang ikut andil dalam penyelesaian masalah itu, Kenan lebih dominan diperintahkan untuk mengurusi masalah internal perusahaan karena Hutama yakin putranya itu sangat mumpuni dalam bidang itu sedang Hutama menugaskan Rudy untuk mengurusi masalah diluar untuk menangkap kedua tersangka yang sudah mereka lacak keberadaannya,Hutama dan Rudy menutup rapat hal besar tertangkapnya Hendrawan dan juga anak lelaki nya, Hutama tidak mau Kenandra mengetahui dan ikut andil dalam masalah yang mereka ciptakan. Kasus itu di sembunyikan rapat, hingga perusahaan yang hampir bangkrut itu kini bisa bangkit kembali. Namun Kenandra selalu percaya dengan kekuatan Ayahnya apapun hal besar yang ada sangkut pautnya dengan Hutama Wijaya semua pasti
Seorang wanita berdiri didekat jendela besar dengan korden warna putih yang nampak serasi dengan padu pandan cat tembok di sekelilingnya, mata indah dengan bulu mata yang lentik memandang takjub keluar jendela yang menyuguhkan pemandangan perkebunan Stroberi yang luas nampak hijau membentang dari timur hingga ke barat dan dihiasi bunga-bunga kecil bakal dari buah stoberi yang akan berbuah lebat dan kedua tangannya membelai lembut perut yang kini semakin besar dengan mini dress yang ia kenakan berwarna hijau min yang menambah kesan seksi dan semakin cantik.Di belakang gadis itu berdiri seorang pria yang cukup dewasa dengan perawakan tubuh yang tinggi berotot melingkarkan kedua tangan kokohnya menyentuh pinggang dan perut buncit wanita bermata indah itu.Wanita itu sangat terkejut dengan kedatangan pria yang tiba-tiba memeluk tubuhnya, namun pria itu dengan sigap semakin mempererat pelukannya dan membisikkan sesuatu pada wanita tersebut."Suprise Sayang..." ujar