Beranda / Romansa / How Could We Go Wrong? / Chapter 25 - Ed Sheraan's Concert

Share

Chapter 25 - Ed Sheraan's Concert

Penulis: Putri Wahyuni
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-08 15:41:26

Tidak terasa sudah satu bulan Alan dan Alana bertunangan. Walau begitu, Alan merasa belum bisa memiliki Alana sepenuhnya sampai mereka berstatus menikah. 

Selama mereka bertunangan, Alan tampak memberikan perhatian yang berlebihan kepada Alana sehingga terkesan 'posesif'. Berbeda dengan Alana yang memang sudah merasa memiliki Alan sepenuhnya dan memberikan kepercayaan kepada Alan. 

Karena sifat posesif Alan, dia meminta Alana untuk tinggal di apartemen kembali bersamanya. Alana menyetujui hal itu dengan syarat mereka harus tidur secara terpisah dan tidak melakukan kesalahan lagi sampai mereka berstatus menikah.

Alan setuju dengan apa pun syarat yang di berikan oleh Alana. Lagi pula, Alan mengajak Alana kembali tinggal di apartemen bersamanya bukan karena ingin memanfaatkan tubuhnya, tetapi dia benar-benar takut kehilangan Alana lagi.

tik tok tik tok-- 

Alarm Alan seketika berbunyi dan membangunkannya. Alan mera

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 26 - Posesif

    Alan menunggu Alana di apartemen yang sedari tadi tidak mengangkat teleponnya. Apalagi sekarang minggu, mengapa Alana belum pulang sampai selarut ini.Tiba-tiba pintu apartemen Alana terbuka dan Alana masuk dengan membawa high heels-nya menuju ke dapur. Alana mengambil botol minuman dan menuangkan air mineral ke dalam gelas. Ketika Alana tengah minum dia tersedak melihat Alan berada di sampingnya"Astaga!!!" Alana mengusap dadanya "Kamu ngagetin banget sih. Kapan kamu ada di apartemen aku?""Kamu darimana aja? Udah jam sebelas malam.""Aku adaphotoshoot." Alana menjawab singkat lalu melangkah untuk meninggalkan dapur.Alan menahan Alana dan menatapnya dengan tatapan sinis "Photoshootsampe malam gini? Sekarang jugaweekend. Biasanyaweekendkamu gak pernah kerja sampe selarut ini.""Habisphotoshootaku ketemu Tasya dan Lily. Temen kantorku dulu. Semenj

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • How Could We Go Wrong?   Chapter 27 - Attachment Disorder

    Alana menemui Farhan di tempat prakteknya, dia memutar rekaman penjelasan masa kecil Alan yang diam-diam di rekamnya. "Hipotesis awal aku masih sama, Al. Alan mengalamiAttachment Disorder,gangguanini gak menutup kemungkinan orang dewasa juga mengalaminya." "Terus aku harus apa, Han?" "Kalo kamu mau hubungan kamu dan dia baik-baik aja kedepannya kamu harus bawa dia kesini untuk menjalani terapi. Kamu sendiri pasti paham, kita gak bisa langsung menebak seseorang itu mengalami penyakit mental seperti apa sebelum melakukanassesmentyang lebih jelas." "Yeah, I know." "Terkadang orang gak sadar, pascatrauma itu lebih buruk dan merusak masa depan jika gak diobati." Sambung Farhan. "Tapi aku takut Alan gak mau k--." "Takut Alan gak mau atau takut kamu kembali merasakan hubungan yang tidak menyenangkan dengan Alan dengan tipe yang berbeda?" Alana menghela napas "Oke d

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • How Could We Go Wrong?   Chapter 28 - Who's Farhan?

    "Terkadang orang gak sadar, pascatrauma itu lebih buruk dan merusak masa depan jika gak diobati." Sambung Farhan."Tapi aku takut Alan gak mau k--.""Takut Alan gak mau atau takut kamu kembali merasakan hubungan yang tidak menyenangkan dengan Alan dengan tipe yang berbeda?"Alana menghela napas "Oke deh. Nanti akan aku coba bawa Alan kesini.""Okay. Aku mau kamu bahagia, Al." Jawab Farhan dan Alana hanya membalas dengan senyuman."Gapapa sayang. Aku juga minta maaf udah gak dengerin kamu. Gak usah di bahas lagi ya. Oh iya, kita mau ke psikolog mana sih?"Alana terdiam sejenak. Alan pasti tidak suka jika harus berhadapan dengan Farhan, adik Arya yang selama ini membuatnya cemburu dan juga pernah bertengkar secara fisik.Alana menghela napas "Ke tempat Farhan. Jangan marah ya.""Kenapa harus dia? Kamu tau kan aku pernah berantem sama dia?"

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • How Could We Go Wrong?   Chapter 29 - Terapi

    Hari ini, Lovandra, Ibu Alan akan tiba di Jakarta untuk menghadiri acara alumni tempatnya menempuh pendidikan dulu. (WazzApp Notification - Alan) "Sayang, Mama aku hari ini nyampe Jakarta. Kamu di apartemen, ‘kan?" -Alan "Iya sayang. Tante udah ngabarin aku kok. Aku masih di kantor, tapi kunci apartemen udah aku titipin di lobby" -Alana Beberapa jam kemudian... "Hei, Tante." Ucap Alana menghampiri Lovandra yang terlihat sibuk memasak di dapur "Hei. Apa kabar, sayang?" Ucap Lovandra sembari memeluk Alana "Baik, Tante. Tante masak apa?" Tanya Alana sembari menguncir rambutnya. "Makanan kesukaan Alan. Ayam gulai dan sayur lodeh." "Kamu istirahat aja. Pasti kecapean, kan?" Ucap Lovandra yang tengah melihat Alana mencuci sayur-sayuran yang diletakkan di wastafel "Nggak, kok. Hari ini kerjaannya gak banyak." "Tanpa pengobatan yang tepat, anak denga

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • How Could We Go Wrong?   Chapter 30 - Ternyata Benar

    “Jadi bener kalo Alan itu mengidap attachment disorder, Han?” Tanya Alana kepada Farhan yang berada di hadapannya. Ya, saat ini Alana tengah menemani Alan untuk melakukan terapinya bersama Farhan. Alan pun memang menginginkan Alana menemaninya untuk terapi karena Alana sudah menjadi bagian dari hidupnya. “Bener, Al. Tapi kamu tahu sendiri kan kalau attachment disorder itu kebanyakan diderita oleh anak-anak. Dulu Alan mengidap attachment disorder, akan tetapi karena Alan dan keluarganya tidak menyadari kesehatan mental pada akhirnya di biarkan begitu saja sehingga saat ini Alan bukan lagi mengalami attachment disorder melainkan attachment disorder yang sudah berkembang menjadi trauma.” Jelas Farhan kepad Alana dan juga Alan yang tengah duduk di sofa ruangan konseling-nya. “Lebih parah dong?” Tanya Alana memastikan. “Not at all. Gak parah kok. Justru attachment disorder-nya menghilang akan tetapi di

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-13
  • How Could We Go Wrong?   Chapter 31 - How to Deal with Trauma?

    “Sayaaanggg.” Sebut Alan manja sembari melirik Alana yang berada di sampingnya dan menggenggam tangan wanita itu. Ya, mereka berdua saat ini sedang berada di dalam mobil menuju ke tempat praktek Farhan untuk menjalani konseling lagi. “Kenapa, Alan?” Alana mengernyitkan dahi dan curiga dengan sikap Alan yang tiba-tiba menunjukkan sisi manjanya. “Jangan hilang lagi, ya. Kalo ada masalah baiknya di komunikasikan.” Alan mengolok Alana sembari tertawa terbahak-bahak. Sementara Alana tampak kesal dan langsung melepaskan tangannya dari genggaman Alan. “Ih Alan! Dari kemarin ngomongin itu mulu. Kesel deh!!!” “Nanti aku mau tanya ke Farhan tentang sikap kamu yang suka ngilang begini.” Lagi-lagi, Alan semakin membuat Alana menjadi kesal. “Alan jangan ganggu aku mulu. Aku lagi makan!” “Uuuuu ngambek.” “Aku gak mau temenin ah.” “Hahahahaha. Iya-iya nggak lagi. Aku udah seneng lihat kamu kesel, Al.” Alan pun mencubit pipi Alana deng

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • How Could We Go Wrong?   Chapter 32 - Healing

    Beberapa minggu kemudian… Alan dan Alana tiba di Bandara Rembele (Aceh Tengah) pukul sembilan lewat beberapa menit. Suasana dingin yang disuguhkan oleh Kota itu membuat tubuh Alana menggigil. Bagaimana tidak, walaupun cuaca sangat cerah tetapi suhu yang ada di kota itu mencapai 13 derajat celcius. Alana terlihat sangat cantik memakai selendang yang dia pakaikan di kepalanya. Ya, kita semua tahu bahwa Aceh dijuluki dengan kota serambi mekkah, artinya masyarakat disana menganut budaya-budaya islam yang sangat kental seperti negara Arab. Sehingga pengunjung pun di wajibkan memakai selendang atau pun kerudung disana. “Alana… Jaket kamu kemana?” Tanya Alan yang tampak melihat Alana menggigil saat mereka tengah menunggu di tempat pengambilan bagasi. “Di koper, sayang. Berrrrr dingiiiinnnn!!!” Ucap Alana sembari memanyunkan bibirnya. “Haduhhh… Kenapa di taro disana? Aku kan udah kasi tahu kamu kalo kota ini dingin. Jadi harus pr

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • How Could We Go Wrong?   Chapter 33 - Takengon is Paradise

    Alan, Alana, Gifari, Bella serta beberapa teman Gifari memutuskan untuk barbeque-an di villa dari hasil tangkapan nelayan tadi. Ya, nelayan yang dilihat Alana di coffee shop. Saat mereka mendekat, Gifari pun meneriaki nelayan itu untuk membeli ikan-ikan yang mereka tangkap. Masih dengan suasana danau di malam hari dengan suhunya yang sangat dingin dua kali lipat dari sebelumnya. Gifari pun menghidupkan api unggun sembari Alan, Alana, dan Bella mempersiapkan makan malam. “It’s time for dinner, everyone!!!” Ucap Alana sembari menghidangkan makanan di sekeliling api unggun dengan tikar yang sudah di gelar disana. “By the way, yang ungu ini apaan, deh?” Tanya Alan penasaran saat Bella menghidangkan sejenis sambal akan tetapi warnanya berwarna ungu. “Oh itu… Kalo disini namanya ‘cecah terong anggur’. Bahannya dari terong belanda, dikasi sedikit cabe, garam, dan terasi. Habis itu di ulek deh. Nah makannya di bare

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-19

Bab terbaru

  • How Could We Go Wrong?   Extra Part

    Enam tahun kemudian..."Aileen... Banguuuun." Alana membangunkan Aileen, anak pertamanya, dengan memakai daster dan roll di rambutnya.Alana kemudian bergegas menghampiri Alan yang masih tertidur pulas di kamar "Sayang, bangun.""Sebentar sayang." Ucap Alan dengan matanya yang masih tertutup. Alan pun seketika meraih Alana dan menenggelamkannya di tubuhnya yang kekar."Iiihh jangan di peluk. Nanti rambut aku rusak." Ucap Alana kesal."Oh gitu?" Tatap Alan sinis"Ng-gak." Alana tahu sekali jika dia mengomentari Alan, Alan akan membuatnya tambah kesal"Tadi ngomong apa sayang? Ngomong apa?""Ih jangan kaya gitu. Rambut aku udah di catok." Ucap Alana murung dan memanyunkan bibirnyaAlan meraih bibir bawahnya dan melumatkannya dengan pelan "Udah jangan cemberut." Alan pun mengacak rambut Alana dan membuat rambutnya menjadi berantakan"Maaasssss!! Kan aku udah bilang jangan di rusakin rambutnya." Ucapnya

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 39 - Honeymoon

    Dua pasangan yang awalnya berbagi luka pada akhirnya bersatu kembali. Alana tak pernah menyangka pertemuannya dengan Alan di aplikasi kencanonlinewaktu itu ternyata malah membawa mereka sampai ke jenjang pernikahan. Apa pun yang di lakukan Alana, tak peduli dia merubah penampilannya, pendidikan dan bahkan kehidupannya sekali pun. Kenangan yang dia ciptakan bersama Alan selalu menemaninya kemana pun dia pergi. Begitu juga dengan Alan. Tak peduli dua tahun Alana meninggalkannya dan pernah membencinya, dia tak akan pernah menyerah memperjuangkan cintanya bersama Alana, wanita yang dia butuhkan. Hari ini, mereka sedang menikmati momenhoneymoondi Bali. Ya, keluarga Alan dan Alana sudah mempersiapkanhoneymoonsejak mereka menggelarkan acara pernikahan. Orangtua mereka memesanprivate villadi daerah Badung dengan fasilitas yang sangat mewah. Masing-masingprivate villa&nb

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 38 - Aldo & Paula

    Aldo terlihat menghampiri Alana di dapur saat Alana tengah sibuknya memotong beberapa sayur-sayuran seorang diri. “Cieee… Ada yang mau honeymoon nih bentar lagi.” Ucap Aldo kepada Alana memberikan candaan sembari mengambil satu buah apel yang berada di hadapan adiknya itu. “Iya dong! Iri ya?” Sindir Alana saat dia tengah asik memotong sayur-sayuran. “SORRY! NO TIME FOR LOVE!” Ucap Aldo sombong “Ouchh!!!” “Mas Aldo… Aku mau nanya deh. Boleh?” “Hahahahahaha. Baru juga nikah udah berubah aja nih adek gue. Ya kalo mau nanya mah nanya aja. Biasanya juga kamu gak minta izin dulu.” Ucap Aldo keheranan sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. “I-i-iya, sih.” Ucap Alana kikuk “Aku mau nanya hubungan Mas Aldo sama Mbak Paula sih.” Jawab Alana sembari menggigit bibir bawahnya. Seakan merasa tidak enak bertanya akan hal ini. “Hmm--- Aku cuma bingung aja. Kalian kan pacaran udah lama banget, Mas. Bahkan se

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 37 - Menikah

    Acara pernikahan di gelar di salah satu hotel yang berada di Jakarta. Alana memakai gaun berwarna cream dan Alan pun memakai Jas dan celana dengan warna yang sesuai dengan dress Alana.Pernikahan yang digelar oleh Alan dan Alana benar-benar terlihat mewah.Semua sudut ruangan di beri dekorasi yang benar-benar memadu padankan barang-barang mewah namun terkesan elegan.Semua rekan kerja Alan maupun Alana tampak menghadiri acara pernikahan mereka seperti Ezra, Farhan, Lita dan Sanjaya."Alanaaaa!!" Teriak Tasya yang ikut menghadiri pernikahan Alan dan Alana dengan seorang bayi yang sedang berada digendongannya dan juga suami Tasya yang berada di sampingnya."Hei, Sya. Thanks ya udah dateng." Ucap Alana sembari memeluk Tasya"Tasya, Alana." Lily pun terlihat menghampiri mereka di tempat pelaminan."Wah darimana aja lo? Suami lo mana?" Tanya Tasya ke Lily"Suami gue gak bisa dateng, dia keluar negeri urusin bis

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 36 - Pre-Wedding

    Satu bulan kemudian… Beberapa minggu lagi Alan dan Alana akan sah menjadi sepasang suami istri dimata hukum, negara, dan agama. Ya, Farhan sudah memberikan tahu pihak keluarga Alan dan Alana bahwa Alan sudah mulai bisa menghadapi kejadian trauma dan mengontrol pikiran-pikirannya ketika kejadian trauma itu kembali lagi dalam kehidupannya. Artinya pria itu sudah dinyatakan pulih oleh Farhan. Dengan hasilnya yang dinyatakan pulih, Alan pun bergegas untuk mempersiapkan pernikahannya dengan Alana seperti yang sudah di janjikan sebelumnya. Saat ini pun mereka tengah sibuk mempersiapkan acara pernikahan dimulai dari design baju pengantin, diskusi bersama wedding organizer, bimbingan pranikah bersama Farhan, serta foto pre-wedding untuk mengabadikan momen indah Alan dan Alana. “Alan… Kalau dress model ini bagus, gak?” Tanya Alana yang tengah memakai gaun berwarna cream untuk pesta pernikahannya. Ya, saat ini

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 35 - Hello Again Jtown!

    Tok… tok… tok… Alana terbangun saat mendengar pintu apartemennya diketuk dari luar. Seketika dia pun berjalan dengan melas untuk membuka pintu dengan matanya yang masih menyipit. Cklek! Seketika Alana melihat bouquet bunga bertuliskan ‘Selamat datang di Jakarta, calon istriku yang cantik’ di depan pintu dengan Alan yang memegangnya. “Loh… udah kelar meeting-nya?” Tanya Alana dengan masih menyipitkan mata, kemudian dia pun kembali masuk ke dalam apartemen di ikuti oleh Alan dari belakang. “Sayang, ini udah jam tujuh malam.” “Ha? Serius?” Seketika Alana menoleh dan membelalakkan matanya kepada Alan. Alan pun hanya mengangguk sembari meletakkan bouqet bunga-nya di atas meja. “Wah tadi nyampe jam setengah dua siang langsung tidur gak bangun-bangun sampe sekarang.” Gumam Alana yang tengah membaringkan dirinya di atas sofa. Seketika Alana pun terduduk dan memegang perutnya “Sayang aku belu

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 34 - Kota Wisata

    Setelah Alan dan Alana menikmati sarapannya di atas perahu sampan sembari memandangi indahnya pemandangan Danau Laut Tawar, mereka pun diajak oleh Gifari dan Bella untuk mencoba wisata Arung Jeram yang letaknya berada di Jembatan Lukup Badak. Alan, Alana, Gifari, dan Bella pun saat ini tengah memakai peralatan lengkap untuk mencoba wahana arung jeram sembari pemandu memberikan instruksi untuk melakukan gerakan dan mendayung di atas perahu karet yang berwarna orange itu. Alan dan Alana terlihat sangat menikmati tantangan yang ada di sungai pesangan dengan arusnya yang deras. Selain itu mereka juga benar-benar terpukau dengan pemandangan berbeda-beda yang disuguhkan dari sekeliling sungai seperti persawahan dan kebun kopi. “Haaaa!!! Ada arus deraaass!!!” Teriak Alana panik akan tetapi dia tetap menikmatinya. “It’s okay, Al. Nanti kalo jatoh mah aman. Ada pelampung.” Teriak Bella bersemangat. “Kota Takengon keren banget, ya! Sun

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 33 - Takengon is Paradise

    Alan, Alana, Gifari, Bella serta beberapa teman Gifari memutuskan untuk barbeque-an di villa dari hasil tangkapan nelayan tadi. Ya, nelayan yang dilihat Alana di coffee shop. Saat mereka mendekat, Gifari pun meneriaki nelayan itu untuk membeli ikan-ikan yang mereka tangkap. Masih dengan suasana danau di malam hari dengan suhunya yang sangat dingin dua kali lipat dari sebelumnya. Gifari pun menghidupkan api unggun sembari Alan, Alana, dan Bella mempersiapkan makan malam. “It’s time for dinner, everyone!!!” Ucap Alana sembari menghidangkan makanan di sekeliling api unggun dengan tikar yang sudah di gelar disana. “By the way, yang ungu ini apaan, deh?” Tanya Alan penasaran saat Bella menghidangkan sejenis sambal akan tetapi warnanya berwarna ungu. “Oh itu… Kalo disini namanya ‘cecah terong anggur’. Bahannya dari terong belanda, dikasi sedikit cabe, garam, dan terasi. Habis itu di ulek deh. Nah makannya di bare

  • How Could We Go Wrong?   Chapter 32 - Healing

    Beberapa minggu kemudian… Alan dan Alana tiba di Bandara Rembele (Aceh Tengah) pukul sembilan lewat beberapa menit. Suasana dingin yang disuguhkan oleh Kota itu membuat tubuh Alana menggigil. Bagaimana tidak, walaupun cuaca sangat cerah tetapi suhu yang ada di kota itu mencapai 13 derajat celcius. Alana terlihat sangat cantik memakai selendang yang dia pakaikan di kepalanya. Ya, kita semua tahu bahwa Aceh dijuluki dengan kota serambi mekkah, artinya masyarakat disana menganut budaya-budaya islam yang sangat kental seperti negara Arab. Sehingga pengunjung pun di wajibkan memakai selendang atau pun kerudung disana. “Alana… Jaket kamu kemana?” Tanya Alan yang tampak melihat Alana menggigil saat mereka tengah menunggu di tempat pengambilan bagasi. “Di koper, sayang. Berrrrr dingiiiinnnn!!!” Ucap Alana sembari memanyunkan bibirnya. “Haduhhh… Kenapa di taro disana? Aku kan udah kasi tahu kamu kalo kota ini dingin. Jadi harus pr

DMCA.com Protection Status