Sudah 20 menit Alex menunggu namun Lias belum juga menghubungi Ella.
"Sampai kapan aku harus menunggu seperti ini? Aku tidak mungkin membuang-buang waktuku menunggu hal tersebut, sementara aku harus keluar dan bersenang-senang dengan teman-temanku," batin Alex mulai gelisah dan sesekali menatap layar ponsel milik Ella.Dia kini mendekat ke arah Ella untuk memastikan bahwa perempuan tersebut belum sadarkan diri. Dia telah memastikan bahwa obat bius tersebut bekerja selama kurang lebih 1 jam lamanya.
Tiba-tiba saja ponsel Ella kini berdering dan terdapat notif panggilan masuk dari Lias. Hal yang ditunggu-tunggu oleh Alex akhirnya kini datang juga.
Dia kini merebahkan badannya tepat di samping Ella dan tak menjawab panggilan tersebut sama sekali. Dia sengaja melakukan hal itu agar bisa menimbulkan kekhawatiran Lias terhadap kekasihnya. Lias telah menghubungi Ella sebanyak 5 kali.
"Halo," kata Alex yang kini menjawab panggilan tersebut.Lias dibuat terkejut dengan keberadaan perempuan tersebut di kamar hotel ini. Ternyata memang benar bahwa kekasihnya tersebut telah berkhianat."Tega sekali kamu menghianatiku, Ella!" tegas Lias terlihat begitu sangat kecewa dengan semua kenyataan ini."A—apa yang kamu katakan, Sayang? Aku sama sekali tidak mengerti dengan maksud perkataanmu. Tapi bagaimana mungkin kamu ada di sini?" kata Ella yang mencoba mengelak dan sama sekali tidak ingin jika sampai Lias mengetahui bahwa dia baru saja bersama dengan seorang pria di hotel ini."Kamu bertanya apa maksud perkataanku? Tidak usah pura-pura tidak tahu, kamu menolak untuk menemaniku menjemput kedua orang tuaku karena kamu ingin menemani ibumu di rumah sakit. Tapi Coba lihat sekarang kamu malah berada di kamar hotel bersama dengan laki-laki lain. Bagaimana mungkin kamu bisa melakukan ini kepadaku?" kata Lias yang untuk pertama kalinya meninggikan suaranya kepada Ella.
Ella bisa menangis histeris melihat kepergian dari laki-laki yang dicintainya. Dia benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi. Namun satu hal yang pasti dia harus mencari laki-laki yang telah membawanya ke hotel ini. Dia harus meminta kepada laki-laki tersebut untuk menceritakan semuanya kepada Lias bahwa tidak ada hubungan yang terjadi di antara mereka dan ini semua hanyalah kesalahpahaman. Ella meraih tas miliknya dan langsung pergi meninggalkan hotel tersebut. Namun ketika dirinya telah sampai tepat di depan hotel dan hendak memesan taksi online tiba-tiba saja seorang perempuan muncul di hadapannya. "Ella, Senang bisa bertemu denganmu," kata Alena menaikkan alisnya dan tersenyum ke arah perempuan tersebut.Ella seketika menghela nafas panjang dan mencoba untuk menghindar. Dia merasa tidak nyaman dengan keberadaan Alena. Melihat wajah perempuan tersebut begitu sangat memuakkan baginya. Dia kini melangkahkan kaki untuk pergi namun perkata
Ella tidak bisa tinggal diam saja melihat semua perbuatan Alena yang dianggapnya benar-benar telah sangat kelewatan. Namun saat ini dia harus bisa menjelaskan semuanya kepada Lias bahwa apa yang terjadi antara dirinya dan juga laki-laki yang ada di foto tersebut adalah rencana dari Alena. Meskipun sebenarnya Ella tahu persis bahwa Lias tidak mungkin langsung percaya begitu saja dengan semua perkataannya. Namun dia akan berusaha memberikan penjelasan akan siapa Alena.Ella memesan taksi online dan segera pergi menuju ke arah rumah Lias. Dia berharap semoga bisa bertemu dengan laki-laki tersebut di sana. Setelah tiba di rumah Lias, Ella setidaknya bisa merasa lega karena mobil pria tersebut terparkir di halaman rumah. Ella kemudian memberanikan diri untuk menekan bel, beberapa saat kemudian salah seorang pelayan terlihat keluar dan membukakan pintu untuknya."Apakah Lias ada di rumah?" tanya Ella kepada pelayan tersebut."Saat ini Tuan baru saja tiba. Namun dia berpesan agar aku tidak
Ella dan Lias langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut. Mereka langsung terlihat begitu sangat terkejut melihat sepasang suami istri yang saat itu sedang berdiri tepat di hadapan mereka."Apa yang terjadi kepadamu, Sayang?" tanya Ibu Margaretha kepada Ella. Dia terlihat membantu perempuan tersebut untuk beranjak."Apa yang telah kamu lakukan kepada Ella? Bisa-bisanya kamu bersikap kasar seperti itu kepadanya? Kamu ingin menikahi perempuan ini? Kamu mengatakan bahwa kamu begitu sangat mencintainya. Beginikah caramu memperlakukan dia selama ini?" kata Pak Bagas. Dia kini naik pitam melihat perlakuan putra mereka kepada Ella. Sementara, Ibu Margaretha memeluk Ella dengan erat dan mencoba menenangkan perempuan tersebut yang terus saja menangis tersedu-sedu.Lias menarik nafas panjang. Dia merasa bgitu geram dengan ayah dan juga ibunya yang kini terus saja memojokkannya. Namun dia tahu bahwa kedua orang tuanya tersebut pasti begitu sangat kelelahan setelah melakukan perjalanan dari
Ibu Margaretha melihat kepergian anaknya tersebut masuk ke dalam rumah kini langsung meminta suaminya untuk membujuk Ella, sementara dirinya akan menyusul putranya tersebut."Biar aku yang mengurus Lias," kata Ibu Margaretha kepada Pak Bagas.Ibu Margaretha dengan cepat mengikuti langkah kaki anaknya tersebut. Sementara itu, Pak Bagas kini terlihat mencoba menenangkan Ella. Dia mengajak perempuan tersebut untuk duduk di taman sambil meminta seorang pelayan untuk mengambilkan minuman. "Paman percaya kepadaku, bukan? Aku sama sekali tidak pernah menduakan Lias. Ini semua hanyalah jebakan dan aku sama sekali tidak mengetahui bagaimana mungkin aku bisa ada di hotel tersebut. Selama ini ada seseorang yang benar-benar begitu sangat membencimu bahkan dia sama sekali tidak ingin melihatku bahagia. Namun aku sama sekali tidak bisa memberitahu siapa orang tersebut. Aku ...." Ella kini terus saya terisak. Pak Bagas tersenyum, dia percaya bahwa calon menantunya tersebut adalah perempuan yang beg
Ella kini hanya bisa menangis di sudut kamar sambil meratapi nasibnya. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan bahwa dirinya akan hidup seperti ini. Satu persatu orang yang dicintainya pergi begitu saja akibat ulah Alena. Dia dibuat tidak berdaya."Kenapa kamu sekejam itu kepadaku? Selama ini aku telah menganggapmu seperti saudaraku sendiri. Namun rupanya kamu begitu sangat membenciku bahkan kamu sama sekali tidak ingin melihatku bahagia," kata Ella.Dia tidak tahu lagi harus mencurahkan segala isi hatinya kepada siapa. Dia tidak mungkin mengatakan ini semua kepada ibunya. Kondisi perempuan tersebut benar-benar tidak memungkinkan. Ella tidak ingin jika sampai kondisi kesehatan ibunya semakin memburuk setelah mengetahui bahwa Alena selama ini begitu sangat membencinya bahkan berusaha untuk menghancurkan hubungannya dengan Lias.Saat ini, dia bahkan tidak mampu untuk bertemu dengan ibunya di rumah sakit. Dia meminta kepada Nisa agar perempuan tersebut menjaga dan merawat ibunya dengan b
Sudah hampir dua minggu lamanya sejak hubungan antara Ella dan Lias berakhir, namun rasanya masih begitu sulit bagi Ella untuk bisa berdamai dan menerima semua perpisahan tersebut. Dia sudah tidak pernah lagi mendengar kabar dari laki-laki tersebut. Lias benar-benar telah pergi dari hidupnya."Sepertinya kamu sungguh tidak mengharapkan aku lagi, Lias. Apakah sebegitu bencinya kamu kepadaku? Apakah kamu sudah tak mencintai aku lagi?" Ada begitu banyak pertanyaan yang terbesit di dalam benak Ella. Hampir setiap harinya dia terus kepikiran tentang laki-laki tersebut. Ella juga harus menghindar dari pertanyaan ibunya tentang rencana pernikahan antara dirinya dan juga laki-laki itu. "Nona, mobil telah siapa. Kita bisa berangkat sekarang," kata salah seorang sopir yang kini terlihat menghampiri Ella yang masih duduk termenung di ruang tamu. "Baiklah," kata Ella. Dia akan pergi ke rumah sakit dan melihat bagaimana kondisi ibunya. Dia sangat berharap semoga perempuan tersebut tidak melont
Alena merasa sangat puas telah berhasil menghancurahkan hubungan antara Ella dan Lias. Memang ini adalah hal yang diinginkan sejak awal."Kamu sungguh perempuan yang sangat luar biasa, Alena. Aku sangat yakin bahwa saat ini Ella pasti sedang meratapi nasib atas kepergian dari laki-laki yang begitu sangat dicintai," kata Alena.Dia beranggapan bahwa ini adalah konsekuensi yang harus diterima oleh Ella. Perempuan tersebut pantas mendapatkan semua kesedihan itu."Aku sama sekali tidak pernah membayangkan bagaimana mungkin kamu begitu sangat membenci perempuan seperti Ella. Padahal jika diperhatikan dia adalah perempuan yang baik," kata Alex yang saat itu terlihat duduk tepat di depan Alena. "Diam Alex!" bentak Alena. Dia sama sekali tidak suka jika laki-laki tersebut berkata demikian. "Lancang sekali kamu memuji perempuan tersebut di depanku," lanjutnya."Wow, maafkan aku," kata Alex sambil menaikkan kedua alisnya karena beranggapan bahwa itu semua hanyalah candaan dan tidak perlu diper
"Lias, apakah kamu sungguh tidak ingin memberikan kesempatan kepada Ella untuk memperbaiki semuanya? Aku sangat yakin bahwa apa yang terjadi di antara kalian memang benar-benar hanyalah sebuah kesalahpahaman. Bagaimana jika sampai Ella memang hanya di jebak," kata Ibu Margaretha. Dia berusaha memberikan pemahaman kepada putranya tersebut untuk yang terakhir kali sebelum dia pergi ke luar negeri. Dia tidak ingin jika sampai Lias menyesal suatu saat nanti jika sampai ini semua memang hanyalah sebuah kesalahpahaman yang harus diluruskan."Aku tidak mengerti dengan apa yang ibu pikirkan. Aku adalah korban dari ketidaksetiaan perempuan itu. Ibu lebih percaya perempuan tersebut dibandingkan aku? Sampai kapanpun aku tidak akan memberikan maaf kepadanya." Lias sudah sangat hancur dan pusing atas semua kebenaran yang dia ketahui. Dia merasa kecewa karena berpikir bahwa Ella memang benar-benar telah menghianati cintanya dan lebih memilih tidur dengan laki-laki lain. Ditambah, kedua orang tuanya
Ella terus saja kepikiran dengan semua ancaman yang telah diberikan oleh Alena kepadanya. Dia benar-benar sangat takut jika sampai perempuan tersebut benar-benar melakukan tindakan yang sama sekali tidak dia inginkan."Ibu, kamu tidak apa-apa?" tanya Ella kepada ibunya."Aku sama sekali tidak apa-apa, Sayang," jawab Ibu Farah. Dia kini terlihat jauh lebih baik. "Apa yang telah dilakukan oleh perempuan tersebut kepadamu, Ibu? Dia sama sekali tidak macam-macam, bukan?" tanya Ella memastikan."Ada apa, Nak? Kenapa kamu bertanya seperti itu? Dia hanya menyampaikan ucapan maaf dan juga turut berbelasungkawa atas kematian ayahmu," kata Ibu Farah."Hubungan persahabatan kalian baik-baik saja, bukan?" lanjutnya.Ella seketika mengangguk. Dia tidak ingin jika sampai ibunya kepikiran ketika mengetahui tentang apa yang sebenarnya telah terjadi antara dirinya dan juga sahabatnya tersebut."Semuanya baik-baik saja, Ibu. Lebih baik sekarang ibu istirahat. Aku akan keluar sebentar," kata Ella. Ell
Alena merasa sangat puas telah berhasil menghancurahkan hubungan antara Ella dan Lias. Memang ini adalah hal yang diinginkan sejak awal."Kamu sungguh perempuan yang sangat luar biasa, Alena. Aku sangat yakin bahwa saat ini Ella pasti sedang meratapi nasib atas kepergian dari laki-laki yang begitu sangat dicintai," kata Alena.Dia beranggapan bahwa ini adalah konsekuensi yang harus diterima oleh Ella. Perempuan tersebut pantas mendapatkan semua kesedihan itu."Aku sama sekali tidak pernah membayangkan bagaimana mungkin kamu begitu sangat membenci perempuan seperti Ella. Padahal jika diperhatikan dia adalah perempuan yang baik," kata Alex yang saat itu terlihat duduk tepat di depan Alena. "Diam Alex!" bentak Alena. Dia sama sekali tidak suka jika laki-laki tersebut berkata demikian. "Lancang sekali kamu memuji perempuan tersebut di depanku," lanjutnya."Wow, maafkan aku," kata Alex sambil menaikkan kedua alisnya karena beranggapan bahwa itu semua hanyalah candaan dan tidak perlu diper
Sudah hampir dua minggu lamanya sejak hubungan antara Ella dan Lias berakhir, namun rasanya masih begitu sulit bagi Ella untuk bisa berdamai dan menerima semua perpisahan tersebut. Dia sudah tidak pernah lagi mendengar kabar dari laki-laki tersebut. Lias benar-benar telah pergi dari hidupnya."Sepertinya kamu sungguh tidak mengharapkan aku lagi, Lias. Apakah sebegitu bencinya kamu kepadaku? Apakah kamu sudah tak mencintai aku lagi?" Ada begitu banyak pertanyaan yang terbesit di dalam benak Ella. Hampir setiap harinya dia terus kepikiran tentang laki-laki tersebut. Ella juga harus menghindar dari pertanyaan ibunya tentang rencana pernikahan antara dirinya dan juga laki-laki itu. "Nona, mobil telah siapa. Kita bisa berangkat sekarang," kata salah seorang sopir yang kini terlihat menghampiri Ella yang masih duduk termenung di ruang tamu. "Baiklah," kata Ella. Dia akan pergi ke rumah sakit dan melihat bagaimana kondisi ibunya. Dia sangat berharap semoga perempuan tersebut tidak melont
Ella kini hanya bisa menangis di sudut kamar sambil meratapi nasibnya. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan bahwa dirinya akan hidup seperti ini. Satu persatu orang yang dicintainya pergi begitu saja akibat ulah Alena. Dia dibuat tidak berdaya."Kenapa kamu sekejam itu kepadaku? Selama ini aku telah menganggapmu seperti saudaraku sendiri. Namun rupanya kamu begitu sangat membenciku bahkan kamu sama sekali tidak ingin melihatku bahagia," kata Ella.Dia tidak tahu lagi harus mencurahkan segala isi hatinya kepada siapa. Dia tidak mungkin mengatakan ini semua kepada ibunya. Kondisi perempuan tersebut benar-benar tidak memungkinkan. Ella tidak ingin jika sampai kondisi kesehatan ibunya semakin memburuk setelah mengetahui bahwa Alena selama ini begitu sangat membencinya bahkan berusaha untuk menghancurkan hubungannya dengan Lias.Saat ini, dia bahkan tidak mampu untuk bertemu dengan ibunya di rumah sakit. Dia meminta kepada Nisa agar perempuan tersebut menjaga dan merawat ibunya dengan b
Ibu Margaretha melihat kepergian anaknya tersebut masuk ke dalam rumah kini langsung meminta suaminya untuk membujuk Ella, sementara dirinya akan menyusul putranya tersebut."Biar aku yang mengurus Lias," kata Ibu Margaretha kepada Pak Bagas.Ibu Margaretha dengan cepat mengikuti langkah kaki anaknya tersebut. Sementara itu, Pak Bagas kini terlihat mencoba menenangkan Ella. Dia mengajak perempuan tersebut untuk duduk di taman sambil meminta seorang pelayan untuk mengambilkan minuman. "Paman percaya kepadaku, bukan? Aku sama sekali tidak pernah menduakan Lias. Ini semua hanyalah jebakan dan aku sama sekali tidak mengetahui bagaimana mungkin aku bisa ada di hotel tersebut. Selama ini ada seseorang yang benar-benar begitu sangat membencimu bahkan dia sama sekali tidak ingin melihatku bahagia. Namun aku sama sekali tidak bisa memberitahu siapa orang tersebut. Aku ...." Ella kini terus saya terisak. Pak Bagas tersenyum, dia percaya bahwa calon menantunya tersebut adalah perempuan yang beg
Ella dan Lias langsung menoleh ke arah sumber suara tersebut. Mereka langsung terlihat begitu sangat terkejut melihat sepasang suami istri yang saat itu sedang berdiri tepat di hadapan mereka."Apa yang terjadi kepadamu, Sayang?" tanya Ibu Margaretha kepada Ella. Dia terlihat membantu perempuan tersebut untuk beranjak."Apa yang telah kamu lakukan kepada Ella? Bisa-bisanya kamu bersikap kasar seperti itu kepadanya? Kamu ingin menikahi perempuan ini? Kamu mengatakan bahwa kamu begitu sangat mencintainya. Beginikah caramu memperlakukan dia selama ini?" kata Pak Bagas. Dia kini naik pitam melihat perlakuan putra mereka kepada Ella. Sementara, Ibu Margaretha memeluk Ella dengan erat dan mencoba menenangkan perempuan tersebut yang terus saja menangis tersedu-sedu.Lias menarik nafas panjang. Dia merasa bgitu geram dengan ayah dan juga ibunya yang kini terus saja memojokkannya. Namun dia tahu bahwa kedua orang tuanya tersebut pasti begitu sangat kelelahan setelah melakukan perjalanan dari
Ella tidak bisa tinggal diam saja melihat semua perbuatan Alena yang dianggapnya benar-benar telah sangat kelewatan. Namun saat ini dia harus bisa menjelaskan semuanya kepada Lias bahwa apa yang terjadi antara dirinya dan juga laki-laki yang ada di foto tersebut adalah rencana dari Alena. Meskipun sebenarnya Ella tahu persis bahwa Lias tidak mungkin langsung percaya begitu saja dengan semua perkataannya. Namun dia akan berusaha memberikan penjelasan akan siapa Alena.Ella memesan taksi online dan segera pergi menuju ke arah rumah Lias. Dia berharap semoga bisa bertemu dengan laki-laki tersebut di sana. Setelah tiba di rumah Lias, Ella setidaknya bisa merasa lega karena mobil pria tersebut terparkir di halaman rumah. Ella kemudian memberanikan diri untuk menekan bel, beberapa saat kemudian salah seorang pelayan terlihat keluar dan membukakan pintu untuknya."Apakah Lias ada di rumah?" tanya Ella kepada pelayan tersebut."Saat ini Tuan baru saja tiba. Namun dia berpesan agar aku tidak
Ella bisa menangis histeris melihat kepergian dari laki-laki yang dicintainya. Dia benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi. Namun satu hal yang pasti dia harus mencari laki-laki yang telah membawanya ke hotel ini. Dia harus meminta kepada laki-laki tersebut untuk menceritakan semuanya kepada Lias bahwa tidak ada hubungan yang terjadi di antara mereka dan ini semua hanyalah kesalahpahaman. Ella meraih tas miliknya dan langsung pergi meninggalkan hotel tersebut. Namun ketika dirinya telah sampai tepat di depan hotel dan hendak memesan taksi online tiba-tiba saja seorang perempuan muncul di hadapannya. "Ella, Senang bisa bertemu denganmu," kata Alena menaikkan alisnya dan tersenyum ke arah perempuan tersebut.Ella seketika menghela nafas panjang dan mencoba untuk menghindar. Dia merasa tidak nyaman dengan keberadaan Alena. Melihat wajah perempuan tersebut begitu sangat memuakkan baginya. Dia kini melangkahkan kaki untuk pergi namun perkata