Home / Fantasi / Hamil Anak Ular / Bab 7 : Gagal

Share

Bab 7 : Gagal

Author: Evhae Naffae
last update Last Updated: 2021-08-07 01:02:52

Hamil Anak Ular

Bab 7 : Gagal

Dengan panik, Dokter Mia memanggil beberapa perawat untuk membantu menolong rekannya si Dokter Laras yang saat ini kejang-kejang di lantai. Lalu kembali menangani Anjani yang masih tak sadarkan diri. Proses aborsi ditangguhkan dulu, sepertinya ia tak sanggup. Ini kasus teraneh yang pernah ia temui.

Endah menatap heran beberapa perawat yang malah mendorong fatner sang dokter keluar dari ruangan tempat Anjani ditanganin. Ia mendekat ke ruangan putri tunggalnya itu, ia cemas dan takut terjadi hal buruk yang menimpa anaknya.

“Eh, Bu Endah!” seru Dokter Mia ketika keluar dari ruangan.

“Itu ... fatner Dokter Mia kenapa? Terus Anjani gimana?” tanya Endah dengan menatap tajam snag dokter aborsi yang wajahnya terlihta tegang dan pucat.

“Hmmm ... ada kecelakaan kecil yang menimpa rekan saya,” jawab Dokter Mia gugup.

“Ohhh ... terus Anjani gimana?” Endah membuka pintu ruangan itu.

“Anjani pingsan, dia ... mengalami pendarahah .... “ Dokter Mia meremas jemarinya yang terasa dingin.

Endah mendekat ke tempat tidur tempat putrinya terbaring, wajahnya pucat, bagian bawah sprei penuh darah.

“Dokter Mia, janinnya udah gugur ‘kan walau Anjani pendarahan begini?” tanya Endah cemas melihat keadaan Anjani yang berantakan.

“Maaf ... Bu Endah, janinnya belum berhasil untuk digugurkan. Akan saya coba lain waktu lagi.”

Endah menghela napas berat. Ia jadi menyesal membawa Anjani ke sini, apalagi sudah berjam-jam, putrinya itu belum sadarkan diri juga.

“Dokter Mia, saya minta Anjani dipindahkan ke rumah sakit xxx saja. Saya tak mau terjadi apa pun padanya, masalah aborsi ini kita pending dulu. Hmmm ... atau ... saya tak jadi aborsi di sini, begitu saja.” Endah menatap serius Dokter Mia yang saat ini duduk di depan mejanya.

“Baik, Bu Endah, saya mohon maaf atas kejadian tak terduga ini. Kasus Anjani benar-benar aneh, saya baru kali ini menemukannya. Biasanya ... selalu lancar dan aman.” Raut wajah Dokter Mia masih terlihat tegang.

“Iya, saya tahu. Dokter Mia memang sudah terkenal dalam bisnis ini. Ya sudah, saya mohon segera diurus kepindahan rawat putri saja ini.

Dokter Mia mengangguk dan segera menelepon ambulans untuk membawa pasiennya yang gagal aborsi itu.

*******

Beberapa jam kemudian, kini Anjani sudah terbaring di ruangan rumah sakit xxx. Ia baru sadar sepuluh menit yang lalu setelah Dokter Gio, dokter kandungan di sana yang menanganinya.

“Gimana, Dokter, putri saya?” tanya Endah tak sabar.

“Cuma pendarahan biasa, janinnya masih aman,” jawab Dokter Gio.

Endah berdecak kesal mendengar janin itu masih bertahan di rahim Anjani, tapi ia lega mengetahui putrinyai itu baik-baik saja.

“Dokter, apa janinnya gak kenapa-kenapa? Bukannya pendarahannya banyak banget?” tanya Endah lagi.

“Nggak kenapa-kenapa, janin kembar yang belum terlihat secara jelas itu kayaknya baik-baik saja.” Dokter Gio menggaruk dahinya, ia memang melihat keanehan pada janin pasiennya itu.

“Apa, Dokter, jadi janinnya kembar?” Endah melotot sambil mengelus dadanya.

“Sepertinya ... seperti itu, Bu, saya melihat janin itu ada banyak. Pokoknya lebih dari dua dan kecil-kecil. Maohon maaf, kalau analisa saya salah.” Dokter Gio melepas kaca matanya.

Endah tertegun, kepalanya semakin mumet saja mendengar calon cucunya ada banyak begitu. Ia tak bisa membayangkan memiliki banyak cucu, ah ... ia pasti akan stres.

******

“Eh, Mas, kamu ada di sini?” sapa Endah ketika memasuki ruangan rawat Anjani, dilihatnya Lucky sedang menatap Anjani yang sedang tertidur karena suntikan obat penenang agar bisa istirahat total.

“Sayang, kamu dari mana saja?” Lucky menghampiri Endah lalu mencium kedua pipi kanan dan kirinya.

“Dari ruangan dokter, Mas. Ayo kita duduk dulu!” Endah menarik suaminya duduk di sopa ruangan itu.

Lucky membuka kancing jas hitamnya, lalu mengendorkan dasi di leher. Kemudian merangkul sang istri dan mencium bibirnya.

“Sayang, gimana rapat di kantro tadi? Kamu bisa ‘kan menghendle semuanya?” tanya Endah kepada sang suami yang kini ia beri jabatan sebagai direktur di perusahaan peninggalan almarhum suaminya, papanya Anjani.

“Bisa, Sayang. Semuanya lancar, tapi aku cukup kewalahan kalau kamu gak ada. Jangan sibuk mengurusi Anjani teruslah!” Wajah Lucky berubah masam jika membicarakan anak tirinya itu.

“Mas, setelah kehamilan Anjani bisa gugur baru aku berhenti ngurusin dia. Ini demi nama baik keluarga kita juga.” Endah merebahkan kepalanya di dada Lucky.

“Udahlah, biarin aja Anjani melahirkan anak ularnya biar peliharaan dia makin banyak lagi. Kamu gak usah repot-repot bantu dia aborsi.” Lucky kembali mencoba mempengaruhi istrinya itu.

Endah malah menjawab ocehan suaminya yang kadang memang suka ngelantur kalau sudah membicarakan Anjani. Ia tak yakin kalau janin itu benaran benih ular karena tak masuk diakalnya, bagaimana bisa seekor ular bisa menggauli seorang manusia? Membayangkannya saja ia merinding, apalagi jika hal itu memang nyata adanya.

*******

Seminggu dirawat di rumah sakit, Anjani sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah. Ia kesal mengetahui janin anehnya itu masih tak gugur juga walau sudah melalui rangkaian proses aborsi yang hampir merenggut nyawanya itu.

Melihat kedatangannya, Chiko dan Ceril langsung menyambut sang majikan yang sudah tak terlihat seminggu ini. Anjani mencium kedua hewan peliharaannya, lalu mengusapnya tubuh penuh sisik itu.

“Gimana kabar kalians selama aku gak ada? Baik-baik aja ‘kan?” Anjani tersenyum sambil menggendong Ceril si sanca bodo. Chiko tak mau kalah, ia malah melilit kaki majikannya itu.

Anjani tersenyum melihat tingkah Chiko, segera dilepaskannya si Ceril lalu mengajak si ular pyton berwarna hitam itu untuk masuk ke kamar. Ia capek dan butuh istirahat.

Sambil berbaring di samping Chiko, Anjani mengelus perutnya. Ia bingung harus menggugurkan janin asing ini ke mana? Sedang Dokter Mia si dokter aborsi yang sudah terkenal ke mana-mana itu saja angkat tangan, nggak sanggup.

“Agghhh ... sial!” jerit Anjani sambil memukuli perutnya.

“Gimana cara aku membunuh janin tak berbapak ini? Aaagghhh!!!” Jeritnya makin kesal lalu bangkit dari tempat tidur sambil memikirkan cara selanjutnya yang akan ia tempuh untuk menghilangkan anaknya yang kembar banyak itu.

Anjani menautkan alis, ia baru teringat kalau ada cairan pemutih pakaian di kamar mandi, ia jadi terpikir untuk menenggaknya dengan harapan janin di rahimnya bisa mati.

Dengan cepat, Anjani berlari ke kamar mandi dan mengambil botol cairan pemutih pakaian itu lalu membuka botolnya.

“Agghh!!!”

‘Brug’ 

Belum sempat ia meminumnya, botol itu malah jatuh dari tangannya karena kini tubuhnya dililit Chiko lalu menariknya keluar dari kamar mandi.

 

“Chiko, apa-apaan sih kamu?” jerit Anjani kesal.

Chiko yang tak pernah berbicara itu hanya diam sambil terus melilih tubuh Anjani dan membawanya kembali ke tempat tidur.

Bersambung ....

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Bintang Supriadi
mana ada ular piton berbisa..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hamil Anak Ular   Bab 8 : Gosip Tetangga

    #Hamil_Anak_UlarBab 8 : Gosip Tetangga“Halo, Dokter Mia, jadi gimana yang kemarin itu?” Endah, mamanya Anjani menghubungi via telepon Dokter di Klinik Aborsi Deandra.“Saya mohon maaf, Bu Endah, sepertinya saya tak bisa menyelesaikan kasus yang satu ini.” Suara Dokter Mia yang sepak terjangnya sudah melalang buana itu terdengar parau.“Memang kenapa, Dok? Bukannya saya sudah bayar lunas, jadi dokter harus menyelesaikan pekerjaan ini sampai tuntas dong.” Endah sedikit naik pitam.“Sekali lagi, saya minta maaf, Bu Endah. Kasus Anjani agak aneh, saya angkat tangan. Uang yang sudah Bu Endah kasih, akan saya kembalikan.”Endah menghela napas berat, ia bingung ke mana lagi akan membawa Anjani untuk aborsi sedang Dokter Mia yang tak pernah gagal dalam tugasnya itu saja sudah menyerah.“Dokter, maksudnya ... aneh bagaimana? Tolong kasih penjelasan kepada saya? Terus rekan kerja Dokter Mi

    Last Updated : 2021-08-10
  • Hamil Anak Ular   Bab 9 : Ngidam Aneh

    #Hamil_Anak_UlarBab 9 : Ngidam AnehDengan tampang kesal, Endah berlari masuk ke rumahnya. Suasana hati semakin tak baik saja, apa yang ia takutkan telah terjadi, para tetangga sudah mulai menggunjingkan kehamilan putrinya.“Sayang, kamu udah pulang?” Lucky menghampiri Endah yang berdiri dengan bersandar di balik pintu.Endah bergeming, ia tak menyadari kalau Lucky sudah ada di depannya. Pria bertubuh tinggi berisi itu memegang pundaknya.“Eh, kamu, Mas .... “ Endah terkejut.“Sayang, ngapain bengong di sini?” Lucky merangkul bahu sang istri lalu menuntunnya menuju kamar mereka.Endah meletakkan tasnya lalu membuka blezer, lalu duduk di pinggir ranjang. Pikirannya masih tak beres.“Sayang, kamu kenapa sih? Marah gara-gara aku pulangnya duluan, maaf ya ... tadi abis meeting di kafe, kepalaku pusing. Ya udah langsung pulang deh .... “ Lucky menciumi bahu istrinya yang kini ha

    Last Updated : 2021-08-10
  • Hamil Anak Ular   Bab 10 : Niat Baik Radji

    #Hamil_Anak_Ular Bab 10 : Niat Baik Radji “Mas, kamu gak apa-apa ‘kan?” tanya Endah sambil mengelap wajah suaminya setelah mencucinya di kamar mandi. “Ya ... kenapa-kenapalah, anakmu itu sakit jiwa! Awas saja kalau mataku sampai buta, akan kutuntut dia,” jawab Lucky kesal. Endah menghela napas panjang, ia tak bisa juga menyalahkan Anjani kalau Lucky tak bermulut tajam. Menurutnya sama-sama salah, baik anak maupun sang suami. Endah mengusap wajah merah sang suami sambil menyemprotkan obat, agar rasa pedas dan perihnya berkurang. Juga meneteskan obat mata ke mata Lucky. Dengan tampang kesal, Lucky menepis tangan Endah lalu berbaring di tempat tidur dengan posisi membelakangi istrinya itu, ia merajuk. Endah tersenyum kecut lalu melangkah menuju pintu, ia akan berbicara kepada Anjani. ****** Anjani duduk di ruang tengah sambil memainkan remot televisi dan tak hentinya mengubah chanel. Ponsel di saku celana pendeknya bergeta

    Last Updated : 2021-08-10
  • Hamil Anak Ular   Bab 11 : Janinnya Baik-baik Saja

    #Hamil_Anak_UlarBab 11 : Janinnya Baik-baik sajaPagi pun tiba, janin-janin di perut Anjani kembali berdemo karena tak diberi makan sejak dari tadi malam. Dengan geram, digebukinya perut buncit itu. Chiko yang melengkor di sebelahnya langsung mendekat ke perutnya dan menggosok-gosokan kepalanya. Seketika itu pula, baku hantam di perut Anjani langsung mereda.Anjani mengerutkan dahi, ini sudah kedua kalinya Chiko berhasil menenangkan janin-janin setannya itu. Ia jadi curiga dan menyimpulkan hal yang tak masuk di akal.“Chiko, jangan bilang ... janin-janin ular di perutku ini benaran anakmu, ya!” Anjani menautkan alis menatap hewan bersisik itu.“Hey, kamu ini pangeran ular yang dikutuk atau genderuwo yang menyamar jadi ular?! Jawab pertanyaanku Chiko!” ujar Anjani sambil menggaruk rambut panjangnya yang terlihat acak-acakan.“Ahhh ... percuma ngomong sama kamu, dasar aku ... kayaknya udah mulai gila deh!”

    Last Updated : 2021-08-13
  • Hamil Anak Ular   Bab 12 : Rumah Sakit

    #Hamil_Anak_UlarBab 12 : Rumah sakitHari ini, Dokter Gio kembali memeriksa Anjani, gadis hamil yang sering tak mau makan dengan dalih ingin alasan ingin menyiksa janin-janin ularnya agar mati kelaparan di dalam sana.“Mbak Anjani, gimana kabarnya hari ini?” tanya Dokter Gio sambil menatap pasiennya yang kini sedang fokus bermain game cacing rakus di ponsel.Anjani mengangkat wajah dan meletakkan ponselnya, walau tangan sebelah kanan masih digendong, sedang tangan kiri diinfus, ia tetap bisa memegang ponsel sebagai teman suntuknya. Maklum, mamanya hanya datang pas siang saja dan itu pun Cuma sebentar, hanya Bik Siti yang selalu setia menemaninya.“Udah mulai sakit pinggang dan sakit perut, Dok, kayaknya udah mau lahiran deh,” jawab Anjani dengan wajah datar dengan mode kebohongan.“Ah, masa?” tanya Dokter Gio sambil memegang perut Anjani.Sang dokter mengangkat alisnya, ia tahu pasiennya itu sedang

    Last Updated : 2021-08-18
  • Hamil Anak Ular   Bab 13 : Chiko Ke Mana?

    #Hamil_Anak_UlarBab 13 : Chiko Ke Mana?Dengan risi dan menahan ketakutan, Endah mendekati kamar Anjani dan memutar knop pintu. Matanya sambil menoleh ke kanan dan kiri, juga belakang karena ia merasa tak aman berada dalam kebun ular Anjani. Didorongnya perlahan pintu, lalu menutupnya kembali saat melihat ekor Chiko yang melengkor di lantai.“Ya ampun!” gumam Endah sambil memegangi dadanya.Tiba-tiba, pintu kamar terbuka, Lucky keluar dan kini berdiri di hadapan Endah.“Mas, ngapain kamu di kamar Anjani?” tanya Endah.Lucky terlihat salah tingkah, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu berkata, “Eh, aku main sama Chiko, Sayang. Kamu kapan datang?”“Kamu ngomong sama siapa tadi, Mas?” tanya Endah sambil kembali mencoba mengintip ke dalam kamar dan bersamaan dengan itu kepala Chiko malah muncul di hadapannya.“Agghhh!!!” jerit Endah histeris sambil berlari menuju

    Last Updated : 2021-08-18
  • Hamil Anak Ular   Bab 14 : Melahirkan

    #Hamil_Anak_UlarBab 14 : MelahirkanAnjani mendekati tumpukan kulit ular, itu milik Chiko, hewan kesayangannya yang sudah dua minggu ini tak ia keloni. Diraihnya lalu mengamati, memastikan apakah itu kulit asli atau hanya akal-akalan ayah tirinya saja. Dugaannya, si ular pyton dijual Lucky.“Chiko, kamu di mana? Aku udah pulang!” teriak Anjani kembali mengedarkan padangan ke sekeliling kamar.Chiko itu ular yang besar, tak mungkin ia bisa bersembunyi di kamar, begitu pikir Anjani. Untuk memastikan, digeledahnya lemari juga kamar mandi tapi si ular kesayangan juga tidak ditemukan.Anjani keluar dari kamar lalu dengan terseok-seok menuruni anak tangga. Kakinya belum bisa dibawa jalan dengan sempurna, ditambah tangan kanan juga masih digendong. Beban di perutnya semakin hari semakin bertambah, membuat ia semakin kesusahan dalam melangkah.Saat Anjani tiba di bawah, langsung digedornya pintu kamar sang mama. Ia akan memberi pelajara

    Last Updated : 2021-08-18
  • Hamil Anak Ular   Bab 15 : Bayi Ular

    #Hamil_Anak_UlarBab 15 : Bayi UlarSesuatu telah melucur dari rahim Anjani, tiga ekor bayi ular dengan versi setengah ular dan setengah manusia, tapi ada satu yang berwujud ular utuh yang bentuknya paling kecil. Satu di antaranya, ada yang berkepala ular dan berbadan manusia, dan satunya lagi berkepala manusia dan berbadan ular.Chiko menghampiri tiga bayi kembar lalu melilitnya dengan ekor. Taklama berselang, dua orang wanita berpakaian serba hitam dengan bermahkotakan kepala ular, muncul di kamar itu sambil menyimpuhkan kedua tangan di kepala sebagai salam hormat kepada sesama bangsa ular.Dengan sekejab mata, dua dayang-dayang itu langsung menghilang dengan membawa tiga bayi kembar. Chiko tak tega melihat majikannya itu terus tersiksa dengan kehamilan aneh ulah dari rajanya, kini ia lega Anjani telah terbebas dari janin-janin ular yang selalu mengaduk perut dan berharap sang raja tak berbuat yang macam-macam lagi setelah keinginannya tercapai.

    Last Updated : 2021-08-19

Latest chapter

  • Hamil Anak Ular   Bab 89 (Season 2) Tamat

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 53 (Tamat)“Ayo!” Pangeran Rambo muncul tiba-tiba, ia langsung menarik tangan Anjani untuk menuju hutan.“Aku hanya bisa mengantar kalian ke hutan saja, sebab aku takkan bisa meninggalkan istana terlalu lama karena keselamatan Ibuku terancam ... jika Raja tahu siapa pengantinnya sekarang,” ujar Pangeran Rambo.“Baiklah, Rambo, tak masalah ... yang penting kamu bisa membawa kami keluar dari istana,” jawab Anjani.Dengan menggunakan ilmu menghilangnya, Pangeran Rambo sudah membawa Anjani dan Manu ke hutan larangan.“Segera cari pintu gaib itu! Berlarilah ke arah Timur, cari batu besar dan pohon kembar, di sanalah pintu ke alam nyata itu berada,” ujar Pangeran Rambo saat mereka telah tiba di hutan.“Baiklah, terima kasih, Rambo,” jawab Anjani.Pangeran Rambo hanya menganggukkan kepala dan kemudian kembali ke istana. Sedangkan Anjani dan Manu mula

  • Hamil Anak Ular   Bab 88(Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 51“Baiklah.” Anjani menariknya napas panjang, ia terpaksa menyetujui tapi takkan mau menikah dengan raja kobra. Ia kembali menyusun rencana di kepalanya.Raja Kobra menyunggingkan senyum kemenangan mendengar jawaban Anjani.“Baiklah kalau begitu, besok kita akan menikah lalu besoknya lagi Pangeran Aries akan menemanimu ke alam nyata. Oh iya, adikku juga akan turut serta.” Raja Kobra bangkit dari kursinya. “Perdana menteri, segera siapkan semuanya!” sambungnya kepada pria yang selalu mengekor di dekatnya itu.“Raja, mamaku sakit parah, jadi ... aku mohon kita tak menunda waktu. Pagi kita menikah, dan siangnya ... aku harus pulang ke alam nyata.” Anjani berusaha menawar.“Hmm .... “ Raja Kobra menautkan alisnya, padahal ia sudah membayangkan indahnya malam pertama mereka dan ia sudah berencana untuk segera membuat Anjani hamil anak-anak mereka lagi.&

  • Hamil Anak Ular   Bab 87 (Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 50“Ibunda, Paman, Artha pamit mau berburu dulu, ya.” Artha menatap Ibu dan pamannya.“Iya, Nak, hati-hati!” jawab Anjani.“Permisi, Ratu Anjani, kami membawakan makanan,” ujar Dayang-dayang saat tiba di kamar Manu.“Hmm ... letakkan saja dulu di atas meja,” jawab Anjani.Saat Putri Artha hendak melangkah ke depan, ia malah bertabrakan dengan para Dayang yang hendak menyimpan makanan untuk Manu ke atas meja.“Aduh ... kok jalannya nggak lihat-lihat sih, Dayang .... “ Putri Artha mengomel kesal.“Ma—maaf ... Putri.” Para Dayang itu segera memunguti makanan yang berjatuhan.Anjani tak berkomentar apa pun. Sedangkan Pangeran Aries dan Putri Aruka yang memang sudah tahu sifat ceroboh saudara kembarnya itu, tak heran lagi karena Putri Artha memang sering menabrak siapa pun saat ia sudah memikirkan tentang rencana berburunya

  • Hamil Anak Ular   Bab 86 (Season 2)

    Melahirkan Anak UlarPart 49Ustaz Bumi membuka matanya, lalu mengusap wajahnya sambil mengucapkan istighfar.Taklama berselang, istrinya Ustaz Bumi datang ke ruang tamu dengan membawakan minuman untuk suami dan tamu mereka."Ayo minum dulu, Ji," ujar Ustaz Bumi sambil meraih gelas minuman miliknya.Radji mengangguk dan meraih minuman itu, lalu menenggaknya separuh."Dugaanmu benar, Ji, istri dan adik iparmu memang ada di Kerajaan ular," ujar Ustaz Bumi setelah menghabiskan minuman di gelasnya."Astaghfirullahal'adzim ... Anjani ... Manu ... Saya harus bagaimana, Ustaz?" Radji mengusap wajah dan memegangi kepalanya bingung."Kita berdoa saja ... Agar Anjani dan adiknya segera kembali," jawab Ustaz Bumi.“Ustaz, bantu saya untuk bisa ke Kerajaan Ular ... saya tak bisa hanya berdiam diri saja ... saya ... ingin menjemput Anjani dan Manu .... “ ujar Radji dengan menatap Sang Ustaz.“Ini berat, Ji, k

  • Hamil Anak Ular   Bab 85 (Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 48“Tinggallah di sini, Ratu Anjani, anak-anak butuh kamu. Mereka sangat senang dengan kedatanganmu,” ujar Raja Kobra setelah keduanya diam untuk beberapa saat.Anjani terdiam.“Putri Aruka yang selama ini selalu sakit-sakitan dan hanya menghabiskan waktunya hanya dengan berbaring saja di kamar, kini terlihat sehat dan tak pernah mengeluh sakit lagi ... dan itu karena kehadiran kamu. Tinggallah di sini, bersama anak-anak!” ujar Raja Kobra lagi dengan nada memohon dan tak arrogant seperti dulu lagi, tatapannya lembut.Anjani menelan ludah sembari membuang pandangan dari Raja ular yang pernah membuatnya hamil anak ular juga telah menghabisi nyawa Chiko, sahabatnya. Ia tetap membenci Raja bermata sipit itu, jelas saja ia takkan mau menghabiskan sisa hidupnya di negeri ular ini.“Bagaimana, Ratu Anjani?” desak Sang Raja, ia ingin mendengar jawaban d

  • Hamil Anak Ular   Bab 84 (Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 47Raja Kobra segera keluar dari kamarnya saat mendengar keributan dari arah taman belakang yang tak jauh dari kamarnya. Ia melangkah mendatangi dua pengawal yang berjaga di ruang tengah.“Ada apa? Mana penyusupnya?” tanya Raja Kobra sambil menyentak pedangnya.“Sudah dimasukkan panglima ke penjara bawah tanah, Raja.” Salah satu pengawal menjawab sambil membungkukkan badan.“Siapa penyusupnya?” tanya Raja Kobra dengan nada berang, mengetahui adanya penyusup yang berani masuk ke Kerajaannya.“Dia bangsa manusia, Raja,” jawab Sang Pengawal itu lagi.“Kurang ajar, beraninya!” Raja Kobra mengepalkan tangannya. “Bagaimana bisa kalian lengah, hah?!” sambungnya sambil mendorong dua orang pengawal itu.“Ampun, Raja .... “ Dua pengawal itu menyimpuhkan tangannya di atas kepala.Raja Kobra membalikkan badan lalu menuju hal

  • Hamil Anak Ular   Bab 83 (Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 46Manu telah menyisir seisi istana hingga ia bisa menemukan juga kolam yang ternyata berada di dekat taman belakang, tak jauh dari kamar Raja Kobra. Dengan mata yang berbinar-binar dengan harapan bisa segera berubah menjadi manusia seutuhny, ia hendak berlari ke sana. Akan tetapi, sebuah tangan malam menarik bahunya."Hey, mau ke mana kamu? Cepat kembali ke depan, berjaga-jagalah di sana!" Kepala Pengawal menarik Manu untuk kembali ke halaman, posisi jaga mereka."Eh .... " Manu membuang napas kasar dan terpaksa menghentikan misinya, sebab ia harus bersikap baik agar tak ada yang curiga kepadanya yang sedang dalam penyamaran.Manu kembali menatap ke aula istana saat mereka melewati ruangan itu untuk kembali ke halaman."Tetaplah berjaga-jaga di sini, jangan ke mana-mana! Teman-teman yang lainnya sedang menikmati pesta," ujar sang kepala Pengawal sambil melangkah meninggalkan Manu beserta anak buahnya yang lai

  • Hamil Anak Ular   Bab 82 (Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 45Malam pun tiba, semua anggota keluarga kerajaan sudah tiba di meja makan. Ada Ratu Asa, Pangeran Rambo beserta anak dan istrinya, lalu tiga anak kembar Raja Kobra. Anjani terlihat meringis saat melihat hidangan di atas meja, ia tak mau memakannya.“Selamat datang, Ratu Anjani, Ibundanya dari Pangeran Aries, Putri Artha dan Putri Aruka. Sebelum kita menyaksikan acara musik dan tarian di aula istana, marilah kita nikmati hidangan istimewa ini,” ujar Perdana Menteri yang bertugas menjadi pembawa acara, ia berdiri di samping Raja Kobra.Pangeran Rambo menatap tajam ke arah Anjani yang duduk di antara Putri Aruka dan Putri Artha, ia tak senang akan kedatangan mantan majikannya itu, sebab Ibunya murung sejak tadi. Ia bisa melihat raut tak senang Ratu Asa kepada Anjani dan ia tahu akan hal itu, sebab itu juga tahu ayahnya memang menyukai Anjani.Acara makan bersama pun dimulai. Anjani hanya mengambil buah ape

  • Hamil Anak Ular   Bab 81 (Season 2)

    #Melahirkan_Anak_UlarBab 44“Ibunda akan tinggal di sini ‘kan? Sama Aruka, Kak Artha dan Kak Aries?” tanya Putri Aruka sambil bergelayut manja di bahu Anjani.“Aku ... eh ... Ibu ... masih terkejut saat ini ... Ibu tidak menyangka ... kalau kalian sudah dewasa .... “ jawab Anjani terbata-bata.“Ibunda pasti capek, istirahat di kamar Aruka saja, ya,” ujar Putri Aruka.Anjani hanya tersenyum melihat tiga anak-anaknya itu mengelilingi dirinya. Taklama kemudian, Raja Kobra yang sedari tadi hanya mengamati saja dari depan pintu, melangkah masuk juga.“Selamat datang, Ratu Anjani,” sapa Raja Kobra dengan tatapan penuh rindu.Anjani gelagapan dan mengerutkan dahi saat menatap Ayah dari anak-anaknya itu, orang yang ia benci karena telah melenyapkan Chiko, ular pyton kesayangannya.“Ayahanda Raja, Ibunda sudah datang .... “ ujar Putri Artha.“Iya, lanj

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status