Home / Romansa / Haid Pertamaku / 9. Hidup Penuh Dengan Ketakutan

Share

9. Hidup Penuh Dengan Ketakutan

Author: Pena Asmara
last update Last Updated: 2022-06-23 00:06:52

Amira mengikuti di belakang Darmawan, berjalan ke arah samping villa tersebut. Melewati kolam renang, lalu berjalan ke arah taman yang berbentuk seperti bukit kecil agak sedikit naik menanjak. Dengan jalan setapak selebar setengah meter, berkerikil-krikil kecil dan lampu-lampu taman berbentuk bulat di kiri dan kanan jalan tersebut.

Terdapat juga enam buah lampu dengan cahaya redup yang terlihat berjejer rapi saling berhadapan.

Sesampainya di atas bukit kecil, terdapat

sebuah bangku setinggi setinggi lutut dengan panjang sekitar dua langkah, terbuat dari kayu berpelitur. Membuat gundukan tanah seluas hampir lapangan bulu tangkis yang di selimuti rumput-rumput hijau terlihat indah menawan. Sebuah pohon berukuran sedang namun berdaun rindang bertahan berada di samping bangku kayu tersebut.

"Duduk Amira." lebih terdengar seperti pesanan daripada sebuah ajakan.

Amira pun duduk di samping Darmawan dan mulai memperhatikan pandangan ke arah depan.

Terpana dan terlihat menakjubkan melihat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Sugi Ati
siapa khalila
goodnovel comment avatar
Zabdan N Iren
siapa itu Khalila...
goodnovel comment avatar
Yuli Defika
sedikit lega
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Haid Pertamaku   10. Perasaan Nyaman

    Lembabnya suhu udara dingin pegunungan, mungkin salah satu yang membuat butiran embun datang lebih cepat dibandingkan ditempat lain. Sweater tebal yang dipakai Amira, sedikit banyak mampu meredam cengkraman dingin yang menusuk tubuh, tetapi tidak pada telapak tangannya yang terbuka.Rasa dingin seperti akar yang merambat. Semakin lama akan semakin kuat, begitu pula yang dirasakan gadis muda itu.Dingin yang berasal dari jemari tangan yang terbuka, mulai terasa menusuk, sehingga membuatnya terbangun perlahan. Mengerjap sebentar, lalu tersentak saat tersadar, jika sedang berada di dalam pelukan Darmawan.Menarik tubuh dan tangannya perlahan dari tubuh pria dewasa tersebut, lalu memberanikan diri menengadahkan kepalanya,Memandang wajah Darmawan yang sedang tertidur bersandar dari jarak sedekat ini.Terasa ada desiran halus melintas di hati Amira, paras wajahnya mulai terasa hangat.Darmawan, pria pertama yang bisa sedekat ini dengannya, satu-satunya lelaki yang pernah memeluk dan dipelu

    Last Updated : 2022-08-01
  • Haid Pertamaku   11. Bagian Dari Kecurangan

    "Dia, Amila. Memang owe yang kilim buat Bapak," jawab Bos Gendut, menjelaskan. "Pak Malkus puas dengan pelayanannya?" tanya si Bos."Sudah kuduga, mereka semua mengira bahwa aku adalah Markus," batin Darmawan."Berarti dugaan adanya permainan dalam proyek perusahaan yang dicurigai oleh kantor pusat benar adanya," ucap Darmawan, dalam hati."Pelayanan apa maksudnya, Bos?" Darmawan mencoba meminta penjelasan, walaupun dia tahu maksud dan arah dari pertanyaan tersebut."Ah, masa Pak Malkus tidak paham," ucap Bos Gendut, sembari tertawa cengengesan bersama teman di sebelahnya."Loh, saya memang benar-benar tidak paham," ujar Darmawan, mencoba meyakinkan.Mereka saling menoleh satu sama lain, seperti kebingungan."Lalu, si Amila semalaman sama Pak Malkus?" tanya si Bos, sambil menatap ke arah Amira, yang duduk di samping Darmawan, berhadapan dengan mereka berdua."Anda tahu, berapa usia gadis ini?" Darmawan mulai berbicara tegas, jemarinya menunjuk ke arah Amira. Sekali lagi Bos Gendut dan

    Last Updated : 2022-08-01
  • Haid Pertamaku   Part 12. Tangis Kebahagiaan

    "Jika begitu tidak apa-apa, sekalang ... owe mau pamit," ucap si Bos, lalu tatapan matanya di arahkan kepada Amira."Amila, ikut owe pulang sekalang!" perintahnya, sambil bersiap-siap untuk berdiri. Sepertinya dia sadar jika dalam posisi yang tidak menguntungkan dan ada di bawah tekanan.Darmawan berdiri bergerak cepat, menahan mereka untuk pergi, dengan menyongsongkan sebelah tangannya, seperti memberi kode agar mereka berdua duduk kembali."Duduk dulu sebentar, masalah kita belum sepenuhnya selesai!" tegasnya.Bos Gendut dan koleganya perlahan duduk kembali, lalu diikuti oleh Darmawan.Dimas mengangguk, setelah melihat Darmawan memberikan kode, memintanya untuk mulai bicara."Boleh saya tahu, nama Bapak-bapak ini siapa?" tanya Dimas kepada kedua orang yang ada di depannya. Sebelum memulai pembicaraan ke arah yang lebih serius."Owe, Ayung. Temen owe, Beng-Liem," jawab Bos Gendut, memperkenalkan nama mereka berdua."Bapak-bapak ini tahu, kan, usia gadis ini berapa?" tanya Dimas, mere

    Last Updated : 2022-08-01
  • Haid Pertamaku   Part 13. Dosa itu apa, Om?

    Pertanyaan Darmawan benar-benar membuat Amira bingung dan sulit untuk menemukan jawabannya."Saya tidak tahu, Om," jawab Amira, masih dilanda kebingungan. Darmawan pun tidak melanjutkan pertanyaan, karena gadis itu pernah bercerita jika sudah dirawat Mami Merry sejak dari balita."Kamu tidak ingin tahu keberadaan orang tuamu, Ra?" Dimas sekarang yang bertanya."Bagaimana caranya, Mas," jawabnya, rasa kekhawatiran kembali menyesap ke dalam diri Amira. Dimas terdiam, sedikit banyak dia cukup tahu tentang Amira dari cerita Darmawan."Om?" panggil Amira kepada Darmawan. Pria mapan yang baru saja menolongnya ini langsung menatap Amira tanpa bersuara. Dan Amira kembali bertanya."Saya harus bagaimana, Om?" tanya Amira bingung, dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa lagi."Kamu sudah bebas, Amira. Sekarang kamu bisa pergi kemana saja yang kamu mau," jelas Darmawan, matanya dalam menatap Amira."Tapi kemana, Om?" Amira benar-benar dilanda kebingungan. Seumur hidupnya, hanya baru dua har

    Last Updated : 2022-08-01
  • Haid Pertamaku   Part 14. Kabar Mengejutkan

    Sebuah pesan masuk ke gawai, Mami Merry. Dibuka dan dibacanya pesan dari koh Ayung, pemenang tender atas keperawanan Amira.Koh Ayung mengajak bertemu di sebuah rumah makan yang tidak jauh dari pabrik miliknya, siang ini juga. Karena ada hal penting yang ingin dibicarakan, dan Mami Merry bersedia menemui pelanggan setianya."Mungkin, Koh Ayung akan memperpanjang masa sewa, Amira. Karena puas dengan pelayanan yang Amira berikan." Mami Merry tersenyum dan tertawa bahagia."Si banci memang paling bisa diandalkan dalam mendidik anak-anak." Tersenyum sendiri Mami Merry."Kau memang calon primadona baru, Amira. Ladang duit dan tambang emas baru buatku," ucapnya terkekeh, lalu bergegas pergi untuk menemui Koh Ayung.÷÷÷Mami Merry tiba di restoran tempat di mana Koh Ayung ingin bertemu, dengan ditemani Tante Banci dan dua bodyguardnya. Sesampainya di tempat pertemuan, terlihat begitu banyak petugas pengamanan di situ, seperti security-security-nya pabrik Koh Ayung, ada sekitar lima orang pet

    Last Updated : 2022-08-02
  • Haid Pertamaku   Part 15. Trauma Masa Kecil

    Tante Banci mulai terlihat ketakutan, lalu berdiri, menghindar menjauh. Mami Merry sadar, situasi tidaklah menguntungkannya, apalagi posisi pabrik Koh Ayung tidaklah terlalu jauh dari tempat pertemuan ini, akan mudah bagi mereka untuk meminta bantuan.Mami Merry memutuskan untuk pergi dari tempat pertemuan, sambil terus mengomel-ngomel sepanjang jalan. Rasa jengkel, kesal dan amarah benar-benar menguasainya, ladang penghasil duitnya sudah terlepas dari tangannya."Eh, Banci, coba telepon itu Koh Ayung. Tanyakan, siapa nama orang yang membawa si Amira pergi." Perintah Mami Merry kepada Tante Yusnia, saat mereka sudah di dalam kendaraan."Baik, Mi," jawab Tante Banci, lalu mulai menelpon Koh Ayung."Sudah, Mi. Sudah dapat namanya dan nama perusahaannya," jawab Tante Banci."Catat namanya, si anak yang tidak tahu di untung itu, pasti ikut bersamanya." Masih terdengar jengkel suara Mami Merry."Baik, Mi." Tante Yusnia mulai mencatat apa yang dibilang Koh Ayung melalui gawainya.Sesampainy

    Last Updated : 2022-08-02
  • Haid Pertamaku   Part 16. Arti Kebebasan

    Bahagianya Amira, hari ini adalah hari di mana dia bisa merasakan arti dari sebuah kebebasan.Amira merasakan, jika udara pegunungan pagi ini adalah udara terbaik yang pernah dihirupnya selama ini."Ternyata beginilah rasanya udara kebebasan," ucap bathinnya. Matanya memandang lurus ke arah pegunungan yang menjulang dengan indahnya. Dikelilingi hamparan kebun-kebun teh yang menghijau.Terlihat asap dingin halimun menyelimuti tipis di lingkungan sekitar villa.Terdiam, menangis Amira dalam kebahagiaan yang tiada terhingga, ingin rasanya dia bernyanyi dan menari untuk mengungkapkan betapa bahagianya dia pagi ini."Inilah hari terbaik dalam hidupku," ungkap bathinnya lagi. Sembari mengusap pelan butiran air yang jatuh dari sudut netranya.Sebuah tepukan pelan menyentuh bahunya, Darmawan tersenyum berdiri di sampingnya, dengan Dimas yang berdiri agak sedikit di belakang, hanya diam memperhatikan."Ayu, Amira ... kita pulang," ucap Darmawan, sembari melangkah mendahului Amira menuju kenda

    Last Updated : 2022-08-03
  • Haid Pertamaku   Part 17. Keluarga Baru

    Para junior harus tidur dalam keadaan menahan lapar.Pelecehan pun sering dilakukan oleh para tukang pukul mami kepada penghuni penampungan, dan tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka semua, Mamih Mery dan para tukang pukulnya benar-benar mengeksploitasi kami, para penghuni rumah penyekapan ini. Mami tidak pernah melarang para bodyguardnya melakukan pelecehan se**ual terhadap mereka semua, selama para bodyguard itu tidak merusak duit mami. Harta Qarun mami, yaitu sebuah keperawanan yang bisa berharga puluhan hingga ratusan juta.Ya, hidup kami semua hanya untuk sebuah selaput keperawanan.Pecah selaput kehormatan akan menaikkan derajat. Dari melayani akan jadi dilayani.Dari pembantu akan menjadi majikan.Dari kelaparan, tidak punya uang, tidak punya apapun, semua akan berubah jika menukarnya dengan selaput tipis bernama "keperawanan." Dan kebanyakan itu lah yang bisa merubah pola pikir dan penghuni tempat ini. Sebagian besar malah semakin menikmati kemudahan uang dan materi. Namun Amira

    Last Updated : 2022-08-03

Latest chapter

  • Haid Pertamaku   Part 86 Dijebak

    Part 65Diaz ada juga terpikirkan, jangan-jangan, dirinya hanya dimanfaatkan oleh Mella, lebih karena sakit hati karena Darmawan akan menikah dengan Hanum, bukan karena kematian sang mami? Namun tidak mungkin baginya berbicara seperti itu, karena hanya bersifat dugaan dirinya saja. "Kenapa tidak dibicarakan sekarang saja, Mbak? Kenapa harus menunggu nanti malam?" tanya Diaz, mempertanyakan. "Nanti malam, waktunya lebih panjang dan bebas, Sayang. Nanti, Mbak siapkan semuanya. Atau kamu mau kita pergi sekarang saja ke apartemen, Mbak?" ajak Susan, kembali bersikap genit dan menggoda. Mengusap-usap lembut punggung tangan Diaz. Selain Darmawan, tidak ada laki-laki yang mampu menolak pesonanya, dan itu yang sekarang dia akan coba untuk menaklukkan Diaz. "Disiapkan semua? Maksudnya, Mbak?""Semua kebutuhanmu, Sayang, semuanya. Mau, 'kan?" Senyumnya menggoda, matanya mengerling genit, dan Diaz sudah cukup dewasa untuk dapat memahaminya. "Beneran ini, Mbak? Enak dong, saya," goda Diaz sud

  • Haid Pertamaku   85 Surat Perjanjian

    Part 64"Bagaimana Diaz, kamu sekarang percaya 'kan sama, Mbak?" Sambil tangan Mella menggenggam tangan milik Diaz di atas meja tepat di samping handphone milik pemuda tersebut. Telapak tangan Mella yang putih bersih mengusap-usap lembut, dan Diaz membiarkan saja. Pemuda yang memiliki paras tampan ini belum menjawab, terlihat dia masih sedang berpikir dengan semua ucapan dan bukti yang diberikan oleh Mella. "Sekarang begini deh, Diaz. Saat kematian mamihmu, adakah Darmawan datang ke rumah keluarga besarmu untuk mengucapkan ucapan duka cita? Atau ikut hadir di saat pelaksanaan pemakaman? Bahkan, hingga sampai acara tahlilan sampai tujuh hari pun Darmawan tidak nongol batang hidungnya. Benar 'kan, Diaz?"Diaz mengangguk, semua yang dikatakan oleh Mella memang benar adanya. Darmawan tidak datang di acara pemakaman maminya, begitupun di acara tahlilan. Atau karena Darmawan tidak tahu harus menghubungi siapa, karena memang handphone Diaz sendiri hilang beserta SIM card miliknya.Akan tet

  • Haid Pertamaku   Part 84 Alat untuk Membalas Dendam

    Part 63"Darmawan, Diaz. Pelakunya adalah Darmawan."Sesaat Diaz terdiam, lalu tertawa keras terbahak. Diaz menertawakan ucapan dari Mella, yang sudah menuduh Darmawan adalah pelaku utama atas terjadinya peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa Tante Sonya. Belum sampai satu bulan kemarin. "Sudahlah, Mbak, saya mau pulang saja. Saya kira Mbak mau ngomong apa?" ucap Diaz yang mulai segan dan segera ingin mengakhiri acara pertemuan ini. Pemuda berusia 23 tahun ini sudah akan bersiap-siap ingin pergi dari coffee shop tersebut. "Mbak tau kamu pasti akan bicara seperti ini. Tidak akan percaya dengan apa yang sudah mbak sampaikan. Tapi mbak punya bukti beserta alasannya kenapa Darmawan ingin melakukan itu," ucap Mella mencoba untuk terus meyakinkan Diaz agar mendengarkan dirinya berbicara terlebih dahulu. Perempuan yang hatinya sudah dipenuhi dengan rasa sakit hati dan dendam ini, karena menganggap Darmawan sebagai penyebab kematian almarhum ayahnya, menolak dirinya ketika diminta untuk

  • Haid Pertamaku   Part 83 Season 2 . Siapa Pelakunya

    HAID PERTAMAKU SEASON 2Acara ijab Qobul antara Yusnanto dan Asmah baru saja selesai dilaksanakan. Isak tangis mewarnai acara pernikahan mereka. Asmah tidak ikut mendampingi Yusnanto saat acara ijab berlangsung, dia hanya menunggu di kamar dengan riasan riasan yang cantik. Asmah memang terlihat sangat cantik sekali. Asmah sempat menangis sebelumnya, saat dia menyadari jika tidak ada satu pun keluarganya di acara pernikahan ini. Tidak ada kerabat, juga kedua orang tuanya, ibu dan bapaknya. Sama halnya seperti Amira sebelumnya, yang tidak mengetahui siapa kedua orangtuanya. Asmah, hingga acara ijab qobul-nya selesai, belum juga bisa menemukan siapa dan ada di mana keluarganya sekarang. Menurut keterangan Yusnanto sendiri, yang mulai hari ini sudah resmi menjadi suami Asmah, jika saat bayi pun istrinya itu sama seperti dengan Amira, ada orang yang datang ke Mami Merry untuk menjual anak, dan Yusnanto yang mengurus dan merawat mereka semua saat itu. Yusnanto pun bercerita, jika balita

  • Haid Pertamaku   Part 82. Bahagia Hingga Akhir

    "Tante Sonya meninggal karena kecelakaan, Mas, empat hari yang lalu."Innalilahi," ucap Darmawan, terkejut. Padahal dia sudah melarang Tante Sonya untuk keluar rumah."Yang mengurus jenazahnya siapa, Mbak?""Adik-adiknya dan keluarga besarnya, Mas?""Semoga Tante Sonya wafat dalam keadaan sudah bertobat," ucap Darmawan."Aammin ya Allah," ucap doa Hanum.Tidak beberapa lama, Amira langsung masuk ke dalam ruang perawatan, dan terlihat sangat senang, saat menyaksikan Hanum sedang menyuapi ayahnya."Maaf Yah, Amira baru dari minimarket, untung ada Kak Hanum yang menyuapi Ayah." Hanum hanya tersenyum, melihat kedatangan Amira."Habis beli apa, Ra?" tanya Darmawan."Biasa Yah, buat keperluan perempuan," jawab Amira polos saja, dan Darmawan mengerti apa maksudnya. Tidak beberapa lama, Amira teringat suatu hal penting yang gagal dia bicarakan dengan sang ayah, saat peristiwa musibah kemarin."Saat Ayah jatuh ke dalam jurang, sebenarnya Amira menelpon Ayah untuk memberitahukan kabar gembira."

  • Haid Pertamaku   Part 81. Bangun Dari Koma

    Menurut informasi dari pihak dokter yang merawat Darmawan dan Yusnanto, kondisi kesehatan mereka mulai stabil, hanya tinggal menunggu proses kesadaran mereka berdua saja.Bik Sumi, sore ini di rumah sakit mendapatkan kabar dari Laela, pembantu baru di rumah Darmawan, anak dari Pak Edi, orang yang sudah membantu mengurus makam almarhumah Khalila yang memberitahukan kepadanya tentang kabar kecelakaan dan kematian yang menimpa Tante Sonya. Sekaligus juga memberitahukan jika jenasah Tante Sonya sepenuhnya akan diurus oleh pihak keluarganya.Dimas sudah kembali balik ke Jakarta sore ini juga, untuk mengurus beberapa pekerjaannya yang belum terselesaikan, tetapi dia berjanji akan segera kembali secepatnya jika urusannya di kantor dan di pengadilan sudah terselesaikan.Ruang perawatan Darmawan dan Yusnanto yang berada di kelas terbaik memang memberikan pelayanan dan fasilitas yang baik terhadap pasien dan keluarganya. Dengan ruang perawatan yang cukup luas, karena disediakan juga ruang tungg

  • Haid Pertamaku   Part 80. Tante Sonya

    Pagi hari, rumah besar nan megah ini terlihat lenggang, suasana terlihat sunyi dan sepi, yang biasanya ramai di ruang makan keluarga, untuk menikmati sarapan, kini terlihat tidak ada siapapun di situ.Tante Sonya yang baru saja terbangun dari tidurnya. Sepagi ini perutnya sudah terasa lapar, lalu berniat ke dapur untuk mencari makanan di sana.Ibu tiri dari Darmawan itu, sudah berbulan-bulan tidak lagi diperbolehkan Darmawan untuk keluar dari rumah megah ini, dan juga tidak boleh memegang handphone, karena kewaspadaan Darmawan atas keselamatan putrinya Amira. Kedekatan antara Tante Sonya dan Mami Merry yang menjadi masalahnya. Darmawan menaruh curiga bahwa Tante Sonya adalah orang di balik rencana penculikan Amira dan pemukulan terhadap dirinya di daerah sekitar Musium Fatahillah.Sesampainya di dapur, yang berdekatan dengan ruang makan keluarga pun keadaannya juga sama, Sepi. Tidak terlihat beberapa anggota keluarga penghuni rumah indah ini.Sesaat, salah satu kaki tangannya dahulu,

  • Haid Pertamaku   Part 79. Bentrokan Besar

    "Bangun ya, Om. Bik Sumi juga ada bersama Amira sekarang, rindu dengan Om, yang kuat yah, Om, terus berjuang bersama ayah." Amira mulai tersedu, begitupun dengan Asmah. Dia dan Amira sangat tahu, jika Yusnanto ini baik terhadap mereka semua saat berada di penampungan, tidak pernah bersikap ataupun berlaku kasar. Banyak mengajari mereka tentang dunia luar, menulis, ataupun membaca.Asmah pun terus menatap paras wajah Yusnanto, teringat dia akan perhatian dan kebaikan Yusnanto terhadapnya. Pernah ada terbersit harap dalam dirinya, seandainya saja prilaku Yusnanto bisa berubah saat itu. Dia pasti akan menjadi sosok pria yang paling mengerti, sabar, dan perhatian terhadap pasangannya.Yusnanto pun pernah bercerita, bahwa dia sendiri tidak tega jika melihat anak-anak yang berada di dalam penyekapan, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa, karena faktor keadaan dan hutang nyawanya terhadap Mami Merry.Bik Sumi masih menangis dipelukan Hanum, hatinya benar-benar merasakan sakit melihat kondis

  • Haid Pertamaku   Part 78. Ini Emak, Yus?

    "Mas Yusnanto, Bik. Amira dan Asmah mengenalnya dengan nama Tante Yusnia.""Ya, Allah ...." Lirih terdengar suara Bik Sumi, lantas menangis, keterkejutan pun menghinggapi Amira dan Asmah, tiada yang menduga jika pria penyelamat itu adalah Tante Yusnia, orang yang juga sudah menyelamatkan Amira. Hanum lantas memeluk bibiknya, turut menangis bersamanya."Mas Yus, sudah insyaf, Bik, Pak Kyai dan Pak Nanang tadi bercerita," bisik Hanum pelan, di telinga Bik Sumi."Alhamdulillah, Ya, Allah," ucap Bik Sumi mengucap syukur."Mas Yus, sudah menjalani proses pengobatan oleh Kyai Sobri, dan sekarang dipercaya Kyai untuk menjaga musholla dekat sisi bukit, juga sembari berdagang buah-buahan. Mas Yus sudah bertobat," jelas Hanum, hatinya benar-benar merasakan keharuan yang teramat sangat."Terima kasih ya, Allah, tlah kau berikan kesempatan kepada anak hamba untuk bertobat." Doa Baik Sumi lirih, sembari terisak-isak. Hanum, Amira, dan Asmah pun ikut menangis."Berikan kesembuhan kepada putra hamba

DMCA.com Protection Status