Beranda / Lainnya / HYANG YUDA / 61. DEWA PERANG DI DETIK - DETIK KEMATIAN SASARADA

Share

61. DEWA PERANG DI DETIK - DETIK KEMATIAN SASARADA

Penulis: mahesvara
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-27 05:30:38

Di sisi lain. . . 

Sementara Hyang Yuda sedang berperang melawan Mahamara dan membuat perhitungan atas perbuatan Mahamara, Sasarada yang merasakan rasa sakit yang luar biasa hanya bisa berteriak dan meneteskan air matanya. Mata dan kepalanya tiba – tiba merasakan rasa sakit yang luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pemandangan makhluk – makhluk yang tadi sempat bisa dilihat dengan jelas oleh Sasarada, perlahan mulai kabur dan semakin lama Sasarada semakin kesulitan untuk melihat.

“Bertahanlah, Sasarada. . .” 

Suara berat dan penuh wibawa itu terdengar ketika tubuh Sasarada yang sudah kelelahan menahan rasa sakit, tidak bisa lagi merasakan hal lainnya. 

“Ini sungguh menyakitkan. . .” 

Sasarada berkata dengan sisa – sisa tenaganya sembari menahan rasa sakitnya yang luar biasa. Sasarada merasakan seseorang menangkap tubuhnya yang tadi masih berada dalam kurungan yang dibuat Mahamara untuknya dan m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • HYANG YUDA   62. DEWA PERANG DAN KEMATIAN SASARADA

    Hyang Yuda yang telah menyelesaikan pertarungannya dengan Mahamara kemudian memanggil Atahiktri Gandhewa miliknya dan melepas sebuah panah yang ditujukan langsung ke arah Amaraloka. Panah itu melesat dengan cepat dan langsung menghancur leburkan pasukan Mahamara yang menyerang Amaraloka. Dalam waktu singkat, peperangan yang dibuat Mahamara dan tiga alam yang berada di ambang kehancuran berhasil diselesaikan oleh Hyang Yuda. Meski dengan bayaran mahal yakni nyawa Sasarada. Semuanya sesuai dengan rencana Mahamara. . . Hyang Yuda berbicara kepada dirinya sendiri ketika dirinya telah berhasil menyelamatkan tiga alam dari kehancuran. Untuk kesekian kalinya, aku dihadapkan lagi pada dua pilihan sulit. Sebelumnya aku dihadapkan pada pilihan untuk menyelamatkan guruku, namun aku memilih diam dan melihat begitu saja. Pilihan itu mengantarkan guruku pada jalan kematiannya. Se

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-29
  • HYANG YUDA   63. DEWA PERANG DAN PENINGGALAN TERAKHIR SASARADA

    Hyang Yuda berlari berusaha mengejar Pratiwimba milik Hyang Marana yang hendak membawa atma dari Sasarada menuju ke Sadyapara. Namun langkah Hyang Yuda segeradihentikan oleh Hyang Tarangga. Dengan wajah yang basah dengan air mata dan tatapan putus asanya, Hyang Yuda berusaha memohon kepada Hyang Tarangga untuk membiarkan dirinya lewat. “Kumohon, Hyang Tarangga. Biarkan aku lewat, masih banyak hal yang harus aku katakan pada Sasarada. . .” “Tidak, Hyang Yuda. Ini sudah jalan takdir dari Sasarada. Inilah ujian ketiga dari Sasarada dalam tiga kehidupan dan tiga kesengsaraan yang harus dijalaninya. Jika saat ini kamu menghentikan langkah Pratiwimba milik Hyang Marana untuk membawanya ke Sadyapara, maka Sasarada tidak akan bereinkarnasi lagi dan justru akan hidup sebagai mara. Kumohon Hyang Yuda, mengertilah. . .” Hyang Yuda menundukkan kepalanya dengan air mata yang bercucuran di wajahnya. Perasaan bersalah dan perasaan telah gagal

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-01
  • HYANG YUDA   64. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI PERTAMA MANOHARA

    Empat ratus tahun yang lalu. Siklus pertama dari reinkarnasi Manohara. Mendengar teriakan ibuku memanggil ketika jam makan siang tiba, seperti biasa aku akan segera berlari pulang dengan cepat dan berharap bisa segera sampai di rumah. Seperti biasanya ibuku akan melambaikan tangannya ketika melihat diriku dan seperti biasanya pula aku akan membalas lambaian tangan itu sembari berlari ke rumah. Begitu sampai di depan rumah, aku akan berkata pada ibuku. “Aku pulang. . .” Dan ibuku akan menjawab, “Selamat datang putri kecilku.” Kebahagiaan itu berlangsung hingga usiaku beranjak 17 tahun. Pada hari ulang tahunku yang ke – 17, ibuku harus mati di hadapanku demi melindungi diriku dalam perang besar yang terjadi. Orang – orang menyebut perang itu dengan nama Perang Paregreg (1). (1)Perang Paregreg terjadi pada tahun

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-03
  • HYANG YUDA   65. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KEDUA MANOHARA 1

    Ingatan milik Sasarada kemudian membawa Hyang Yuda kepada adegan selanjutnya. Kali ini Hyang Yuda tidak lagi mendengar nama Anindya sebagai reinkarnasi dari Manohara, melainkan Samanta. Sama seperti Anindya, Samanta juga memiliki wajah yang jauh berbeda dengan Manohara dan Sasarada. “Kakak. . .” Hyang Yuda mendengar panggilan dari seorang anak laki – laki kecil yang berada di sekitar Samanta memanggil nama Samanta dengan suara kecilnya. “Ya, adikku. . .” “Sebelum tidur, bisakah Kakah menceritakan kisah yang selalu kakak ceritakan padaku. Aku ingin mendengarnya cerita itu lagi.” Samanta tersenyum memandang adik laki – lakinya. Samanta kemudian mendekat kepada adiknya dan membawa adik kecilnya itu dalam dekapannya. “Kenapa kamu suka sekali mendengar kisah itu?” “Aku ingin menjadi pria yang hebat seperti Sena. . .” Mendengar nama itu, Hyang Yuda segera terkejut. Betapa terkej

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-05
  • HYANG YUDA   66. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KEDUA MANOHARA 2

    Hyang Yuda menatap bayangan Samanta dalam benaknya dan menyadari untuk kedua kalinya reinkarnasi dari Manohara melihat sosoknya sebagai dewa dengan nama Hyang Yuda. Dan untuk kedua kalinya juga, reinkarnasi dari Manohara langsung jatuh hati ketika menatap Hyang Yuda meski hanya sesaat, meski hanya dalam satu pandangan saja. Hyang Yuda mengumpat beberapa kali sembari menyalahkan dirinya sendiri yang begitu bodoh tidak merasakan perasaan dari reinkarnasi istrinya yang selalu berakhir jatuh cinta pada dirinya. Bagaimana bisa kamu jatuh cinta padaku hanya dengan pertemuan sesaat? Hanya dengan satu tatapan saja? Hyang Yuda memikirkan kembali semua kesamaan yang dimiliki Anindya, Samanta dan Sasarada sebagai reinkarnasi dari Hyang Yuda. Berkah yang diberikannya kepada Manohara dan dibawa oleh Anindya, Samanta dan Sasarada seakan bergerak menuju ke Hyang Yuda dan membuat reinkarnasi dari Manohara bisa melihat sosok dirinya. berkat berkah itu pula, ketiga

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-07
  • HYANG YUDA   67. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KETIGA MANOHARA 1

    Hyang Yuda akhirnya mengerti. Hyang Yuda akhirnya memahami alasan dari Sasarada yang memiliki kemampuan untuk melihat sosoknya sebagai Dewa. Kemampuan itu seakan menjadi jawaban dari keinginan dua reinkarnasi Manohara sebelumnya yakni Anindya dan Samanta. Harapan itu didengar oleh berkah milik Hyang Yuda yang sejak awal juga ingin kembali pada Tuannya. Berkah itu membuat dua reinkarnasi dari Manohara menyimpan perasaan yang dalam dari Manohara untuk suaminya, Sena yang tidak lain adalah Hyang Yuda. Berkah itu jugamembuat Samanta dapat melihat beberapa kenangan miliknya di kehidupannya sebagai Manohara dalam bentuk mimpi. Seperti ucapan Hyang Tarangga pada Hyang Yuda, reinkarnasi Manohara terlindungi dari makhluk – makhluk tak kasat mata yang berniat mengganggunya. Namun dalam ucapan Hyang Tarangga pada Hyang Yuda itu ada sebuah kesalahan kecil yang harusnya menjadi peringatan untuk Hyang Yuda. Hyang Yuda juga termasuk ke dalam makhluk

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • HYANG YUDA   68. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KETIGA MANOHARA 2

    Adegan demi adegan dengan cepat berputar di dalam benakku. Adegan yang memutar segala kenangan milik Pawestri Manohara bersama dengan Rakryan Tumenggung Sena dari pertemuan pertama, waktu – waktu yang dihabiskan oleh Pawestri Manohara bersama dengan Sena sewaktu menjadi pengawal pribadinya, permintaan Pawestri Manohara kepada Maharajamengenai pernikahannya, kemudian pesta pernikahan antara Pawestri Manohara, kehamilan Pawestri Manohara hingga terakhir kematian mengenaskan yang dialami oleh Manohara dan Rakryan Tumenggung Sena sebagai suaminya. Semua adegan berputar dengan cepat dalam waktu singkat seakan tumpah di dalam benakku. Begitu pemutaran adegan itu berakhir, air mataku tanpa kusadari jatuh dan membasahi wajahku. Sementara aku menghapus air mata di wajahku, sosok gelap di hadapanku kemudian mengangkat telapak tangannya dari keningku, menghentikan pemutaran adegan di dalam benakku. “Apa yang baru saja aku lihat ini?” tanyaku masih dengan mengh

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15
  • HYANG YUDA   69. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KETIGA MANOHARA 3

    Pertemuanku dengan Hyang Yuda benar – benar berjalan mulus sesuai dengan rencana yang dibuat oleh sosok itu. Dengan jantung yang berdetak kencang, aku berusaha keras menyembunyikan rona merah di wajahku dan suara detak jantungku yang bahagia melihat kedatangan Hyang Yuda tepat di hadapanku. Aku tahu hanya diriku seorang yang dapat mengingat kehidupan lama Hyang Yuda sebagai Sena. Tapi dengan hanya itu saja, akuyang hidup berteman dengan kesepian dan kehilangan semua harapanku sejak kematian bibiku akhirnya memiliki sebuah harapan lagi. Meski Hyang Yuda melupakan jati diri dan identitasku di masa lalu, meski Hyang Yuda tidak mengingat janji dan cinta di antaraSena dan Pawestri Manohara, aku akan membuat Hyang Yuda kembali menyukaiku seperti yang pernah terjadi antara Sena dan Pawestri Manohara di masa lalu. Itulah yang aku harapkan. Hyang Yuda membantuku dengan menggendongku di punggungnya yang hangat, membawaku kembali ke rumah s

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-15

Bab terbaru

  • HYANG YUDA   EXTRA CHAPTER

    “Begitulah kisah cinta dan kisah perjuangan dari Rakryan Tumenggung Sena dan Pawestri Manohara. Setelah terpisah oleh kematian, setelah melewati tiga kehidupan penuh ujian dan penantian yang panjang, Rakryan Tumenggung Sena dan Pawestri Manohara akhirnya bersatu kembali di Amaraloka.” “Benarkah begitu Paman?” tanya anak laki – laki dari lima anak laki – laki yang mendengarkan kisah dari pendongeng bernama Rangga. “Benar.” “Lalu apakah kerajaan dan Maharaja melupakan Rakryan Tumenggung Sena dan Pawestri Manohara?” tanya satu dari empat anak perempuan yang juga ikut mendengar kisah dari pendongeng bernama Rangga. “Maharaja tidak melupakan adik kesayangannya, Manohara. Hanya saja kisah cinta mereka kemudian terkubur bersama dengan kematian seluruh saksi dari kejadian yang membunuh RakryanTumenggung Sena dan Pawestri Manohara. Semua saksi dalam kejadian itu menyimpan rahasia itu sebagai bentuk sumpah setia kepada Maharaja dan

  • HYANG YUDA   74. EPILOG

    Hyang Yuda berdiri di depan gerbang Sadyapara menunggu pratiwimba milik Hyang Marana datang membawa atma dari Isvara yang merupakan reinkarnasi keempat dari Manohara. Dengan gugup, Hyang yuda berdiri menunggu sementara Hyang Tarangga yang berdiri menemani di sampingnya tampak begitu tenang seperti biasanya. “Tenanglah, Hyang Yuda.” Hyang Tarangga berusaha menenangkan Hyang Yuda yang begitu gugup bahkan lebih gugup ketika harus memimpin perang. “Kenapa pratiwimba milik Hyang Marana lama sekali, Hyang Tarangga?” Hyang Yuda berkata dengan raut wajah yang sudah tidak lagi bisa menahan rasa sabarnya. “Manusia yang mati hari ini berjumlah ratusan dan belum lagi yang mati di sisi lainnya di Janaloka. Tugas Hyang Marana begitu banyak, jadi tunggulah dengan sabar,Hyang Yuda. Atma dari Isvara tidak akan menghilang.” Tidak lama kemudian dari gerbang masuk Sadyapara, Hyang Yuda melihat kedata

  • HYANG YUDA   73. DEWA PERANG DAN KEMATIAN ISVARA

    Sepuluh tahun kemudian. Tahun 1945. Isvara kini telah tumbuh menjadi gadis yang cantik dengan karakter dan kepribadian yang baik. Dengan keluarganya yang merupakan keluarga bangsawan, tidak sulit bagi Isvara untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi untuk masa depannya kelak. Isvara yang sudah memiliki kecerdasan yang cukup tinggi sejak masih kecil mengenyam pendidikan di Sakolah Raden Dewi(1) dan lulus di usianya yang masih muda. (1)Sakolah Raden Dewi adalah sekolah yang didirikan oleh Dewi Sartika pada tahun 1904 dengan nama sekolah istri atau sekolah untuk perempuan di Bandung. Sekolah ini mengalami perubahan nama beberapa kali sebelum akhirnya pada tahun 1929 berubah nama menjadi Sakolah Raden Dewi. Hyang Yuda yang melihat pertumbuhan Isvara merasa begitu senang karena Isvara memiliki kehidupan yang benar – benar membuatnya bahagia. Hyang Yuda

  • HYANG YUDA   72. DEWA PERANG DAN PENANTIAN YANG BERAKHIR

    Tahun 1925 Hyang Yuda menghela napas panjang ketika mendapati dirinya harus bertugas hanya berdua dengan Hyang Marana. Mendengar helaan napas panjang dari Hyang Yuda, Hyang Marana melirik dengan tajam ke arah Hyang Yuda dan berkata, “Aku mendengar helaan napas panjang itu, Hyang Yuda. Apakah begitu membosankannya bagi Hyang Yuda untuk bekerja bersama denganku?” Hyang Yuda dengan cepat berusaha tersenyum mendengar omelan dari Hyang Marana yang mendengar helaan napas panjangnya dan menjawab pertanyaan dari Hyang Marana, “Tidak, Hyang Marana.” “Kalau begitu berhentilah menghela napas panjang karena bukan hanya Hyang Yuda saja yang merasa sebal. Aku pun juga merasakan hal yang sama. . . Akan lebih baik jika Hyang Tarangga ada di sini menjadi penengah di antara kita berdua. . .” Hyang Yuda menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Hyang Marana. Untuk pertama kalinya dalam 600 tahun keh

  • HYANG YUDA   71. DEWA PERANG DAN SERATUS TAHUN PENANTIANNYA

    Seratus tahun kemudian. . . Selama seratus tahun, Hyang Yuda melakukan semua pekerjaan yang dimilikinya dengan giat. Dari pergi melihat jalannya perang bersama dengan Hyang Marana dan Hyang Tarangga, kemudian pergi bersama dengan Hyang Marana dalam menjemput banyak atma manusia yang tewas karena serangan wabah dan sesekali membantu pekerjaan para Hyang lainnya ketika Hyang Yuda sebagai Hyang Ruksa melepas panah Sanghara Gandhewa dan membuat kiamat kecil datang ke Janaloka. Pada tahun 1815, Sanghara Gandhewa yang dilepaskan oleh Hyang Yuda membuat Tambora Giri(1) meletus dan mengakibatkan banyak manusia yang tewas. Hyang Marana dan Hyang Tarangga benar – benardibuat bekerja keras ketika Sanghara Gandhewa milik Hyang Ruksa dilepas ke Janaloka. Tidak hanya itu saja akibat dari letusan Tambora Giri yang sangat dahsyat, tsunami datang di beberapa titik di Janaloka dan mengakibatkan ribuan manusia kehilangan nyawanya. Akibat l

  • HYANG YUDA   70. DEWA PERANG DAN PENYESALAN SASARADA

    Mendengar ucapanku, sosok hitam dengan wujud wanita itu kemudian memasang wajah murka kepadaku. Tangannya mengepal berusaha merusak selubung pelindung yang dibuat Hyang Yuda sebelum hilang kesadarannya. Tatapan matanya menyala seakan berusaha membakarku dengan amarahnya. Beruntungnya aku,berkat selubung itu aku berhasil menyelamatkan diri dan berjalan menjauh dari sosokhitam dengan wujud wanita itu. Menyadari aku yang perlahan berusaha pergi, sosokhitam dengan wujud wanita itu kemudian memanggil senjata miliknya yakni sabit besar berwarna hitam yang pernah aku lihat ketika sosok itu menyerang Hyang Yuda dan berusaha menghancurkan selubung yang melindungiku. Entah itu beruntung atau mungkin kekuatan Hyang Yuda lebih kuat darinya, selubung itu masih melindungiku dan membuat usaha sosok itu berakhir dengan kegagalan. “Sial. . .” Sosok itu mengumpat kesal ke arahku sembari melempar tatapan tajam penuh amarah kepad

  • HYANG YUDA   69. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KETIGA MANOHARA 3

    Pertemuanku dengan Hyang Yuda benar – benar berjalan mulus sesuai dengan rencana yang dibuat oleh sosok itu. Dengan jantung yang berdetak kencang, aku berusaha keras menyembunyikan rona merah di wajahku dan suara detak jantungku yang bahagia melihat kedatangan Hyang Yuda tepat di hadapanku. Aku tahu hanya diriku seorang yang dapat mengingat kehidupan lama Hyang Yuda sebagai Sena. Tapi dengan hanya itu saja, akuyang hidup berteman dengan kesepian dan kehilangan semua harapanku sejak kematian bibiku akhirnya memiliki sebuah harapan lagi. Meski Hyang Yuda melupakan jati diri dan identitasku di masa lalu, meski Hyang Yuda tidak mengingat janji dan cinta di antaraSena dan Pawestri Manohara, aku akan membuat Hyang Yuda kembali menyukaiku seperti yang pernah terjadi antara Sena dan Pawestri Manohara di masa lalu. Itulah yang aku harapkan. Hyang Yuda membantuku dengan menggendongku di punggungnya yang hangat, membawaku kembali ke rumah s

  • HYANG YUDA   68. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KETIGA MANOHARA 2

    Adegan demi adegan dengan cepat berputar di dalam benakku. Adegan yang memutar segala kenangan milik Pawestri Manohara bersama dengan Rakryan Tumenggung Sena dari pertemuan pertama, waktu – waktu yang dihabiskan oleh Pawestri Manohara bersama dengan Sena sewaktu menjadi pengawal pribadinya, permintaan Pawestri Manohara kepada Maharajamengenai pernikahannya, kemudian pesta pernikahan antara Pawestri Manohara, kehamilan Pawestri Manohara hingga terakhir kematian mengenaskan yang dialami oleh Manohara dan Rakryan Tumenggung Sena sebagai suaminya. Semua adegan berputar dengan cepat dalam waktu singkat seakan tumpah di dalam benakku. Begitu pemutaran adegan itu berakhir, air mataku tanpa kusadari jatuh dan membasahi wajahku. Sementara aku menghapus air mata di wajahku, sosok gelap di hadapanku kemudian mengangkat telapak tangannya dari keningku, menghentikan pemutaran adegan di dalam benakku. “Apa yang baru saja aku lihat ini?” tanyaku masih dengan mengh

  • HYANG YUDA   67. DEWA PERANG DAN KEHIDUPAN REINKARNASI KETIGA MANOHARA 1

    Hyang Yuda akhirnya mengerti. Hyang Yuda akhirnya memahami alasan dari Sasarada yang memiliki kemampuan untuk melihat sosoknya sebagai Dewa. Kemampuan itu seakan menjadi jawaban dari keinginan dua reinkarnasi Manohara sebelumnya yakni Anindya dan Samanta. Harapan itu didengar oleh berkah milik Hyang Yuda yang sejak awal juga ingin kembali pada Tuannya. Berkah itu membuat dua reinkarnasi dari Manohara menyimpan perasaan yang dalam dari Manohara untuk suaminya, Sena yang tidak lain adalah Hyang Yuda. Berkah itu jugamembuat Samanta dapat melihat beberapa kenangan miliknya di kehidupannya sebagai Manohara dalam bentuk mimpi. Seperti ucapan Hyang Tarangga pada Hyang Yuda, reinkarnasi Manohara terlindungi dari makhluk – makhluk tak kasat mata yang berniat mengganggunya. Namun dalam ucapan Hyang Tarangga pada Hyang Yuda itu ada sebuah kesalahan kecil yang harusnya menjadi peringatan untuk Hyang Yuda. Hyang Yuda juga termasuk ke dalam makhluk

DMCA.com Protection Status