VOTE YA
Sudah berhari-hari Lily lewati dalam kecemasan tanpa berani mengeluh demi untuk menjaga perasaan pamannya. Brandon pergi membahayakan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan Geby dan demi masa depan keluarga Loghan.Memilih laki-laki dengan tanggung jawab seperti Brandon Lington memang tidak cukup hanya dengan cinta, tapi juga butuh keberanian serta perjuangan. Brandon butuh wanita hebat untuk bisa mendampinginya, karena itu Lily tidak ingin menunjukkan air mata."Dia kembali!" Mara langsung menerobos masuk ke kamar Lily. "Brandon pulang!"Lily segera bangkit dari tempat duduknya untuk berlari keluar. Ternyata Brandon sudah berlari lebih dulu menaiki tangga, menyambar pinggang Lily begitu dapat ia jangkau dengan lengan dan memeluknya sampai berputar ke udara."Terimakasih ..." bisik Lily dengan mengecup kulit leher Brandon yang berada tepat di bawah daun telinga."Aku sudah berjanji akan pulang untukmu!" Brandon terus memeluk dan balas menciumi Lily dengan gemas.Brandon pulang dengan utu
Malam harinya setelah prosesi pernikahan langsung di lanjutkan dengan makan malam perjamuan untuk keluarga inti. Selain keluarga inti, masih ada juga sebagian keluarga Harlot dan Sky Adington yang datang dari Hampton bersama anak-anak dan istrinya. Mereka semua duduk mengelilingi meja persegi panjang dalam naungan cahaya hangat dari lilin-lilin serta tatanan bungan cantik di sepanjang meja.Suasana kekeluargaan yang akrap dan langka untuk bisa berkumpul bersama seperti ini. Jeremy Loghan duduk di salah satu ujung meja panjang berhadapan dengan Brandon Lington di ujung yang lainya. Saat itu Jeremy membuat pengumuman resmi untuk ikut meletakkan tanggung jawab keluarga Loghan pada putra keluarga Lington."Aku memegang tanggung jawab ini untuk saudaraku James, dan hari ini sudah kuserahkan putrinya pada pemuda yang dia inginkan, pemuda yang selanjutnya juga akan memegang tanggung jawab untuk keluarga Loghan."David Lington ikut menatap bangga pada putranya yang mendapatkan pengakuan dari s
Lily melahirkan bayi laki-laki di awal musim panas yang mereka beri nama James. Bayi laki-laki dengan surai sewarna madu dan netra coklat yang sangat tampan dengan salah satu lesung pipi tertarik dalam ketika tersenyum. Lily dan Brandon banyak tinggal di Highland tapi mereka sering ikut berkumpul tiap akhir tahun dan musim panas.Di tahun ke lima pernikahannya dengan Brandon Lily kembali hamil anak perempuan. Lily telah menjadi seorang istri serta ibu muda yang sangat cantik untuk Brandon. Tahun ini mereka merayakan ulang tahun James kecil yang ke empat di Hampton. Semua ikut berkumpul, Jeremy beserta Geby dan semua anak-anaknya.Kelima putri kembar Geby telah menjadi wanita muda yang cantik, mereka lebih mirip Geby dibanding Jeremy, bahkan terlalu mirip hingga sulit dibedakan seandainya mereka di usia yang sama. Ketika berumur dua puluh tiga tahun seperti mereka, Geby sudah mulai bekerja untuk James Loghan.Sampai hari inipun Geby tidak akan pernah lupa dengan hari pertama dirinya di
Tidak ada masa lalu yang benar-benar benderang, tidak ada pula penglihatan tentang masa depan yang benar-benar pasti, semua masih mungkin berubah. Anelies masih menatap foto kebersamaannya bersama George dalam perayaan ulang tahunnya tahun lalu. Cuma foto mereka berdua yang sedang membuka bingkisan kado kecil di tengah larut malam. George memberi Anelies hadiah penjepit rambut, benda sederhana untuk menyatakan jika gadis kecilnya sudah beranjak dewasa. Anelies sangat menyayangi George, cuma pria itu yang selama ini ia miliki, pria yang juga selalu menjaganya dengan penuh cinta. Anelies mengambil selembar foto di sudut kaca tersebut untuk dia masukkan ke dalam saku. Anelies mengoreksi pantulan wajahnya di cermin, menatap netra kelabunya yang tidak bisa berbohong jika dia sedang sangat takut. Anelies segera membenahi kembali ikat rambutnya yang sudah rapi dengan penjepit pemberian George. Sebuah lip gloss merah muda tipis Anelies sapukan ke bibirnya kemudian mengecap rasa strawberry se
"Bagaimana?" sambut Mara pada Jared yang baru kembali."Maafkan aku Mara, maafkan aku ..."Jared segera menghampiri Mara untuk dia peluk, meski Mara yang nampak rapuh tapi sebenarnya justru Jared yang membutuhkan pelukan. Rasanya sudah seperti pendritaan tak berujung, pulang dengan kegagalan yang telah berulang kali memupuskan harapan dari wanita yang dia cintai."Aku sudah bersumpah untuk membawanya pulang untukmu ..."Mara balas memeluk leher Jared yang merunduk untuk menenggelamkan napas di bahunya."Anelies akan tetap kembali di tengah-tengah kita," bisik jared. Jared masih mengingat jelas kilasan terakhir yang dia lihat mengenai putrinya. Jared hanya tidak mengatakan apa yang dia lihat setelah Anelies berpaling pada mereka.Dalam kilasan penglihatan Jared, Anelies memang sedang bersama mereka semua, berkumpul dalam makan malam yang mereka adakan dihalaman belakang rumah peternakan. Anelies menoleh pada Jared dan Mara yang menghampirinya. Anelies terlihat sangat cantik dengan gaun
Anelies mendengar suara sirine di mana-mana semuanya sangat kacau, gadis itu terus berlari sambil membekap telinganya yang semakin sakit. Anelies sangat ketakutan, bencana yang dia ciptakan kali ini sepertinya juga akan meninggalkan syok dan trauma berat. Anelies bukan hanya telah membunuh George dan membuat Amanda kehilangan suami serta ayah dari anak-anakna, Anelies juga telah ikut merenggut banyak nyawa tidak berdosa akibat ledakan tersebut. Anelies melihat kepulan asap pekat dari beberapa gedung yang ikut hancur, rintik hujan mulai turun dan tubuhnya juga mulai ikut basah.Anelies terus berlari, dia tidak membawa apa-apa dan tidak punya tujuan, dia hanya harus kabur. Gadis itu benar-benar ketakutan, dia tidak punya siapa-siapa lagi setelah George tidak ada. Air mata Anelies mulai berurai bersama rintik hujan yang menderas. Bahkan Anelies tidak memiliki ongkos untuk menghentikan taksi. Anelies cuma bisa berlari sampai kakinya lelah, gadis itu berdiri di tepi boulevar menatap ke gedu
"Apa kau kabur untuk mengejar kekasihmu?" tanya Antonio yang sudah kembali mengemudi."Tidak, aku tidak punya kekasih!" Anelies buru-buru meralat, meski ia dan Sky pernah berciuman beberapa kali tapi Anelies masih belum yakin apa Sky akan menganggapnya kekasih."Kupikir cincin itu sangat berharga untukmu.'" Antonio melirik Anelies yang dari tadi memegangi bandul cincin pada liontinnya."Ini milik ibuku.""Di mana ibumu?""Aku tidak tahu."Sebenarnya Anelies memang belum tahu pasti, dia hanya melihat kilasan wajah wanita cantik bermata kelabu sama seperti miliknya tiap kali menyentuh cincin tersebut."Aku diadopsi." Anelies terus mengarang kebohongan."Kau diadopsi keluarga kaya dan sekarang ingin kabur!" Antonio menoleh lagi pada gadis di sampingnya tapi kali ini dengan ekspresi heran. "Apa mereka memperlakukanmu dengan buruk?"Anelies menggeleng. "Aku hanya ingin bebas dan mencari ibuku.""Apa kau punya alamatnya?"Anelies menggeleng."Siapa nama belakangnya?" Antonio terus bertanya.
"Maaf." Antonio yang meminta maaf karena dia pikir sudah membuat Anelies takut."Siapa mereka?" Anelies penasaran dengan dua pria bertubuh gempal yang baru mengancam Antonio."Sebelum meninggal kakakku meninggalkan banyak hutang judi yang terus berbunga dan sampai sekarang aku juga harus membayarnya.""Kau membayar hutang kakakmu yang sudah meninggal?" Anelies terkejut."Aku sudah membayarnya sejak dia semakin kecanduan heroin dan semakin tidak perduli dengan hidupnya sendiri." Antonio duduk di sofa dengan melesukan punggungnya."Berapa hutangmu?" Anelies ikut duduk di sampingnya."Seratus lima puluh ribu dolar."Jumlah yang dulu tidak berapa besar bagi Anelies, tapi bisa jadi nominal yang rasanya tidak mungkin bisa Antonio lunasi seumur hidupnya."Maaf aku tidak bisa membantumu.""Hidup di jalanan memang sangat sulit untuk melepaskan diri dari hutang, ini hal biasa jangan khawatir." Antonio masih tersenyum menanggapi kehidupannya sendiri.Sebenarnya George memberi kartu yang bisa An
Anelies semakin menggigil dengan pakaian basah yang menempel di tubuhnya. Suhu ruangan di kamar itu semakin turun. Sepertinya Anelies juga sedang dibawa ke arah utara, entah akan diapakan lagi setelah ini, dia benar-benar tidak tahu nasibnya akan berujung seperti apa. Anelies pikir, jika Omar mengatakan dia akan diadili, seharusnya ia tidak dibawa ke utara tapi ke timur. Rasanya sangat aneh namun Anelies belum sempat memikirkannya, sekarang dia harus segera mengeringkan pakaian jika tidak mau benar-benar membeku. Anelies segera membuka pakain longgar basahnya untuk dia peras. Sama seperti kemarin, Anelies diberi pakaian wanita berpotongan longgar dengan warna serba hitam. Anelies baru akan memeras pakaian basah tersebut ketika tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan Anelies menjerit. "Oh Tuhan!" Kaget laki-laki itu tidak kalah syok melihat Anelies telanjang. "Apa yang kau lakukan!" Anelies segera melempar pakaian basahnya ke lantai dan menyambar seprai untuk menggulung tubuhnya yang s
Tuan Husain diberitakan meninggal akibat serangan jantung di rumah istri seniornya. Tidak ada yang tahu jika sebenarnya pemimpin besar itu ditemukan sedang dalam kondisi telanjang dan tertelungkup di kamar istri muda yang baru beberapa saat dia nikahi. Pangeran Serkan sengaja menyembunyikan fakta tersebut untuk melindungi reputasi keluarganya. Serkan adalah putra kedua dari istri senior Tuan Husain. Kakak laki-laki Serkan mengalami koma selama hampir dua puluh tahun dan cuma hidup karena berbagai alat penopang kehidupan yang terpasang di tubuhnya. Tuan Husain juga sudah memiliki dua istri muda, dia punya tiga putra dari istri keduanya dan dua putri dari istri ketiga. Setelah Tuan Husain meninggal otomatis Serkan yang mengantikan posisi ayahnya. Posisi yang sempat ditentang oleh paman-pamannya karena menganggap Serkan masih terlalu muda dan masih lajang di usianya yang ke dua puluh delapan tahun. Diam-diam Pangeran Serka terus menyelidiki kasus kematian ayahnya yang dia anggap tidak w
Setelah kembali disekap untuk dipindahkan dalam kondisi tangan serta mata terikat, kali ini Anelies mendapat kamar yang lebih layak. Anelies dimasukkan ke dalam kamar berukuran tiga kali tiga meter degan bilik toilet kecil dan ranjang seukuran tubuhnya. Paling tidak Anelies sudah tidak tidur di lantai dan ruangannya terang benderang. Ada jendela kaca bulat di dinding, satu-satunya akses dia bisa melihat keluar dan tahu pergantian hari.Anelies sedang dibawa dalam perjalanan mengunakan kapal pesiar besar, dia masih belum tahu akan dibawa ke mana. Seharusnya ini sudah hari ketiga jika Anelies tidak salah hitung sejak dia dipindahkan. Anelies belum pernah berada dalam pelayaran, dan sekarang dia agak mual, bahkan dia tidak berani mengintip ke luar karena takut melihat gelombang permukaan air."Jangan menyisakan makanan atau kami tidak akan memberimu makanan lagi!" seorang pengawal memasukkan makanan untuk Anelies dari lobang pintu.Anelies cuma memandangi makanan dalam piring logam bersek
PRANKKK!!!Terdengar suara pecahan gelas kaca yang jatuh ke lantai, Mara segera berlari menengok Jared."Ada apa?" kaget Mara melihat Jared telah menjatuhkan cangkir kopi yang baru dia buatkan."Aku hanya tidak sengaja menjatuhkannya," Jared Berbohong.Jared tidak mau Mara sampai tahu mengenai kilasan penglihatan yang baru muncul di kepalanya. Baru saja Jared melihat penglihatan Anelies yang gelap, benar-benar gelap tanpa cahaya hingga yang bisa Jared dengarkan cuma hembusan lemah dari napas anak gadisnya yang terkulai lemas. Anelies sedang dalam bahaya dan jared tidak mampu berbuat apa-apa untuk menjangkaunya."Biar kubuatkan lagi." Mara menyentuh bahu Jared agar tenang.Sebenarnya Mara juga tidak bodoh, Jared tidak akan setegang itu jika bukan karena baru melihat sesuatu. Yang membuat Mara semakin cemas adalah Jared yang tidak mau bercerita jujur, karena artinya bisa jauh lebih menakutkan bila Jared sampai pilih merahasiakannya sendiri."Istirahatlah jika kau capek." Mara mengelus ba
Anelies mendekat pelan-pelan untuk memastikan jika pria besar itu benar-benar sudah tidak bernapas dan Anelies kembali menyingkir ketakutan. Anelies baru saja membunuh, gadis muda itu sangat panik hingga yang bisa dia pikirkan cuma satu yaitu 'cara untuk kabur!' Anelies harus kabur sebelum ada yang tahu Tuan Husain sudah meninggal di kamarnya dengan posisi tertelungkup di atas ranjang dan sedang telanjang. Anelies menarik tirai jendela kemudian mengikatnya sambung menyambung untuk dia pakai turun dari lantai tiga. Kamar itu cukup tinggi, sangat mengerikan jika Anelies sampai terjatuh. Tapi Anelies sedang tidak punya pilihan, kematian pria kaya seperti Tuan Husain pasti akan segera membuat dunia ikut heboh. Yang harus Anelies lakukan sekarang adalah mencari tiang yang kuat untuk mengikat talinya. Anelies mengikat talinya ke kaki ranjan dan memastikan semua ikatannya sekali lagi. Anelies juga mengikat ujung talinya ke pinggang untuk berjaga-jaga jika dia terpeleset saat berpijak di d
Mara serta Jared masih berada di Hampton, jarak yang sebenarnya juga tidak terlalu jauh dari putri mereka. Tapi meskipun cuma berjarak sejengkal dan mungkin mereka saling berpapasan, bisa saja Jared atau Mara tidak mengenali Anelies dengan penampilan barunya. Apalagi sampai sejauh ini Anelies juga masih belum tahu jika dia punya keluarga kaya raya, punya ayah, punya ibu dan mereka semua sedang mencarinya."Apa kau masih belum mendapat informasi lagi mengenai putri kita?" Mara menghampiri Jared."Kita pasti menemukanya segera."Dari tadi Jared cuma terlihat duduk di dermaga memandang ke arah gulungan ombak yang berakhir landai ketika meraih pantai. Seperti itu pula perasaan mereka kali ini. Bergejolak seperti gelombang tapi berulang kali harus melandai hilang lagi seolah tanpa harapan."Kita harus tetap berhati-hati karena tidak boleh ada yang tahu jika putri kita selamat dari ledakan. Siapapun bisa ikut memburunya jika tahu Anelies masih hidup. Masih ada beberapa organisasi yang teta
"Aku tidak akan bisa mengeluarkan Antonio tanpa uang itu!" mohon Anelies pada kedua pria kulit hitam yang mengambil semua uangnya."Mereka pasti akan memberimu lagi. Pergi dan minta lagi pada Madam Lexsis!"Anelies dilepaskan dengan didorong kasar sampai terjungkal di lantai dan lututnya perih. Anelies benar-benar ingin membasmi manusia-manusia seperti mereka."Cepat pergi sebelum kami berubah pikiran!"Anelies juga sangat takut karena kedua pria kulit hitam itu jelas bisa berbuat keji padanya. Anelies benar-benar sedang tidak bisa menolong dirinya sendiri apa lagi Antonio. Anelies cuma bisa buru-buru kabur selagi ada kesempatan. Anelies berlari di lorong sepi dengan setengah terpincang-pincang dan berurai air mata karena semua kebodohannya. Sekarang Anelies tidak tahu kemana lagi harus mendapatkan uang lima puluh ribu dolar. Akhirnya Anelies kembali ke klub dan langsung melihat Pablo yang menyeringai ke arahnya. Anelies tidak ingin menemui pria jelek itu lagi, tapi dia tidak punya
"Lepaskan!" Anelies memukul-mukul lengan Pablo yang kaku seperti besi agar melepaskan cengkeraman di lehernya. "Aku tidak bisa bernapas!"Napas Anelies mulai tersendat dengan tangan besar Pablo Morez yang justru makin mencengkeramnya."Apa sekarang kau takut!" Desis Pablo tepat di depan wajah Anelies. Pria itu benar-benar jelek, bukan sekedar fisiknya tapi juga perangainya."Kau harus tahu diri di tempat ini!""Lepaskan aku, pengecut!"Banyak yang melihat Anelies ditekan ke atas meja tapi tidak ada satupun yang berani menolongnya jika sudah berurusan dengan Pablo Morez. Sebelum bekerja sebagai pengawal kepercayaan Madam Lexsis, Pablo sudah pernah beberapa kali keluar masuk penjara karena kasus pembunuhan dan pemerkosaan. Dia juga pernah menjadi pegulat liar, dan masih bisa dilihat berbagai bekas sayatan di bagian wajah serta lengannya yang di penuhi tato seram."Pemuda sialan itu tidak akan bisa menolongmu lagi!"Anelies semakin yakin jika Pablo yang telah bermain kotor di belakang Mad
Setelah George Loghan musnah Jeremy dan Brandon ingin melacak semua organisasi yang tersisa agar tidak kembali tumbuh dengan ideologi yang sama. Mereka adalah orang-orang yang ingin kembali membangkitkan kejayaan monarki, dan sangat mengimani George Loghan hingga seperti dewa mereka. Setelah George tidak ada tentu kiblat mereka akan mengarah pada putra yang telah dipersiapkan oleh George sebagai pemimpin mereka. Jared Landon adalah target yang sempurna, dia mutan yang kuat dan bisa sangat tidak terkendali. "Selama putri dari Jared belum ditemukan, kita semua harus waspada karena siapapun bisa memanfaatkan gadis itu untuk mengendalikan adik laki-lakiku!" Mereka semua sedang melacak keberadaan gadis berambut merah, mungkin anak buah George telah mengira jika gadis itu sudah ikut tewas bersama Georgen dalam ledakan yang menjadikannya debu, tapi Jared jelas tahu jika putrinya masih selamat dan mereka harus segera menemukannya sebelum yang lain tahu jika Anelies masih hidup dan akan ikut