Share

Menjadi Buron

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-13 14:47:40
"Apa yang terjadi pada Hector? Apa?"

Diana begitu panik mendengar Hector dibawa ke rumah sakit dalam keadaan kolaps. Luca sendiri juga ikut cemas dan mengunjungi Hector yang kebetulan dibawa ke rumah sakit yang sama dengan tempat Johny dirawat.

Belinda sendiri ikut ke sana bersama Nando dan Jedy, tapi Belinda bersembunyi di dekat dinding koridor karena tidak mau Daniel melihatnya.

"Ayah jatuh karena sakit di kepalanya, Ibu! Kurasa tekanan darahnya naik karena Ayah terus marah-marah. Dan semua ini karena anak durhaka Ibu yang satu itu!" Daniel menunjuk Luca tanpa ragu.

"Sial! Apa maksudmu, Daniel? Kau yang terus membuat masalah, tapi kau terus menuduhku!"

"Kalau sejak awal kau tidak merebut istriku, semuanya tidak akan seperti ini, tidak tahukah kau betapa Ayah stres karena masalah ini? Kau menuduhku menyembunyikan pelayan sampai Ayah ikut pulang untuk mencarinya dan berakhir kolaps. Kalau sampai terjadi apa-apa pada Ayah, aku tidak akan memaafkanmu, Luca!"

"Dasar sinting kau, Dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
nurdianis
sangat seru.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Berkah di Tengah Musibah

    Setelah melalui perjalanan yang cukup jauh, mobil Daniel akhirnya berhenti di sebuah tempat yang membuat Lorena dan Ameena bergidik bersamaan.Sebuah gedung tinggi yang mangkrak dan tidak diselesaikan pembangunannya. Dindingnya masih berupa dinding semen dan belum dicat. Pilar-pilarnya pun masih belum selesai, halaman di sekitar gedung penuh rumput liar, dan gedung mengerikan itu terletak di perbatasan ke luar kota. "Bawa mereka keluar dan kurung mereka!" titah Daniel pada anak buahnya.Para anak buah pun langsung menyeret Lorena dan Ameena bersamaan dan mengurungnya di sebuah gudang yang remang-remang. Bau apek dari gudang itu membuat Lorena dan Ameena sesak napas, bahkan lebih apek dibanding ruang rahasia di basement rumah keluarga Alfredo. "Hmm!" pekik Lorena yang mulutnya masih disumpal. Tangan dan kaki Lorena diikat sampai Lorena kesulitan bergerak, begitu juga dengan tangan dan kaki Ameena. Namun, saat Lorena masih berusaha keras memberontak, Ameena malah sudah pasrah. Dikur

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Saatnya Melawan

    "Seharusnya kau berunding dulu denganku, Belinda!" bentak Luca begitu ia mengetahui rencana Belinda menukar dirinya dengan Lorena dan Ameena. "Maafkan aku, Luca! Aku tidak punya waktu berunding lagi. Ini menyangkut nyawa Lorena dan Ameena. Daniel itu iblis, Luca! Apalagi dia sedang terdesak, aku tidak sempat berunding lagi.""Tapi kau tidak membawa dirimu sendiri, Belinda! Kau membawa anakku di perutmu!" bentak Luca lagi denagn emosional. Belinda yang mendengarnya langsung terdiam dengan air mata yang bercucuran. Luca benar, Belinda membawa anak Luca di dalam perutnya. Bagaimana ini? Bisakah Belinda menitipkan anaknya sebentar saja agar Belinda bisa pergi tanpa membahayakan anak di dalam kandungannya?"Luca ...." "Seharusnya kau berunding dulu denganku, Belinda! Anak itu bukan milikmu sendiri, tapi milik kita! Dan kau juga sudah tidak sendirian, Belinda! Kau milikku sekarang! Kau pikir aku akan membiarkan kau pergi seperti ini? Kau pikir aku akan diam saja saat kau menempatkan diri

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Penyelamat Tidak Terduga

    Belinda menghentikan mobilnya di sebuah gedung tua terbengkalai dan debar jantungnya pun memacu tidak terkendali. Rasa takut merambati dirinya, tapi Belinda terus meneguhkan tekadnya untuk masuk ke sana. Terlihat beberapa mobil di luar gedung dan beberapa pria anak buah Daniel di sana yang sudah siap menyambut Belinda. Sementara itu, Luca dan timnya sudah mengikuti Belinda dan menghentikan mobil mereka di posisi yang aman. Mereka keluar dari mobil dan mengambil posisi untuk bersembunyi serta memantau Belinda dari kejauhan. Belinda sendiri sudah membawa tiga benda bersamanya, benda pertama untuk mendeteksi posisi pasti dari Belinda dan kalau Belinda memencet tombolnya, maka Luca akan tahu kalau Belinda meminta pertolongan. Benda kedua adalah pisau lipat. Dan ketiga adalah perekam yang dipasang di kancing blousenya.Debar jantung semua orang pun sudah memacu tidak karuan, apalagi saat akhirnya anak buah Daniel mengajak Belinda masuk ke dalam gedung.Luca sudah mengepalkan tangannya g

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Jalan Buntu

    "Kau brengsek, Lorena! Kau brengsek!" rintih Daniel yang sudah memegangi kepalanya yang sakit. Perlahan tubuh Daniel makin oleng dan membungkuk, tapi Daniel masih bertahan berdiri. "Kau yang brengsek, Daniel! Rasakan ini! Rasakan ini!" Lorena memukul lagi Daniel beberapa kali, ada yang kena di kepalanya, tubuh, dan kakinya beberapa kali sampai akhirnya Daniel pun jatuh ke lantai. "Itu belum seberapa dibanding kesakitan yang pernah kau berikan padaku dan pada semua orang, Daniel!" geram Lorena begitu tajam saat melihat Daniel kesakitan. Tadinya, Lorena masih berlari bersama Ameena. Lorena pun sempat memukul anak buah yang mengejarnya sambil meminta Ameena kabur lewat pintu samping. Lorena baru saja akan menyusul Ameena saat ia mendengar teriakan Belinda dan Lorena pun memutuskan untuk kembali. Sungguh, rasanya Lorena ingin memukuli Daniel sampai mati, tapi ia tahu bahwa menyelamatkan Belinda lebih penting saat ini. Lorena pun segera menghampiri Belinda dan berjongkok di sampingny

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Akhir Sang Psikopat

    "Sudah kubilang sampai ke ujung dunia pun aku akan mengejar kalian kan? Jadi jangan harap bisa lari dariku lagi!" seru Daniel masih dengan senyum iblisnya. Lorena dan Belinda sudah menggeleng dan berjalan mundur sampai punggung mereka bersandar ke pagar balkon. Belinda sempat melirik ke bawah dari pagar balkon yang sudah hampir jadi itu dengan jantung yang berdebar tidak karuan karena balkonnya tinggi sekali. Tinggi sekali sampai kalau jatuh dari sini sudah pasti meninggal. "Daniel, mari kita hentikan ini! Menyerahlah dan kita akan turun bersama!" Belinda mencoba bernegosiasi walaupun hasilnya sudah pasti tidak mempan. Daniel makin menyeringai mendengarnya. "Kita sudah banyak bernegosiasi sejak kemarin kan, Sayang! Dan sekarang waktunya kalian memuaskan aku! Kalau kalian mau kabur lagi, loncat saja ke bawah!" seru Daniel sambil langsung melayangkan tongkatnya. Lorena dan Belinda pun membelalak. Belinda tidak punya alat apa pun lagi, sedangkan Lorena masih mempunyai tongkatnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Ketegangan yang Berakhir

    "Belinda!" Amelia sudah harap-harap cemas menunggu Belinda kembali dan saat melihat putrinya kembali walau harus masuk ke UGD, air mata Amelia pun tidak bisa tertahankan lagi. "Oh, Belinda, anak Ibu!" pekik Amelia yang langsung memeluk Belinda yang sudah terbaring lemas di ranjang pasien. Kondisi Belinda penuh luka lecet. Entah karena jatuh atau tergores, Belinda sudah tidak ingat lagi, tapi di lengan dan wajahnya juga cukup banyak goresan. Belinda juga merasakan perutnya kram sampai para perawat pun segera menyiapkan alat untuk memeriksanya. "Ibu! Ibu!" lirih Belinda juga dengan air mata yang sudah bercucuran. "Syukurlah kau selamat, Belinda! Syukurlah! Bagaimana cucu Ibu? Cucu Ibu di sini." Amelia membelai perut Belinda dan Belinda hanya tersenyum. Sejauh ini Belinda masih bisa merasakan gerakan bayinya walaupun perutnya tetap terasa kram. Belinda tidak bisa memastikan apa pun sebelum melakukan pemeriksaan, tapi Belinda juga tidak mau membuat ibunya cemas. "Semuanya baik-baik

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Berkumpul Kembali

    Tidak ada perpisahan yang indah.Sekalipun berpisah dengan psikopat jahat seperti Daniel, nyatanya air mata semua orang tetap terburai saat harus mengantarkan Daniel ke tempat peristirahatan terakhirnya. Luca tidak berhenti memeluk Diana yang begitu lemas. Wajah cantik wanita itu terlihat lesu dan pucat selama beberapa hari sejak Daniel meninggal. Diana tidak berhenti menangis dan kehilangan yang dirasakan Diana seolah menular pada semua orang. Amelia juga hadir pada acara Daniel dan Amelia juga tidak berhenti meneteskan air matanya. Begitu juga dengan keluarga Pak Landon dan pejabat penting lain yang hadir di sana. Kematian Daniel tidak benar-benar dipublikasikan secara jujur. Daniel yang sempat diketahui menjadi buron pun hanya dikabarkan mengalami kecelakaan dan meninggal. Itu adalah bentuk penghormatan terakhir pada Daniel. Cukup keluarga mereka dan beberapa orang yang terlibat yang mengetahui kejadian yang sebenarnya. "Selamat jalan, Daniel! Selamat jalan, Anak Ibu! Ibu berha

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Keadilan yang Ditegakkan

    Dua bulan berlalu dan proses hukum atas Hector dan Diana pun berjalan sangat lancar dan kooperatif. Persidangan dilakukan berkali-kali dengan cukup melelahkan, sebelum akhirnya Hector dan Diana beserta beberapa pejabat lain terbukti bersalah. Hector dan Diana tidak pernah absen dalam sidangnya. Diana pun begitu setia mendorong kursi roda Hector. Ya, Hector akhirnya harus memakai kursi roda karena ada bagian syaraf geraknya yang mengalami kerusakan permanen. Mungkin, selamanya Hector tidak akan bisa berjalan lagi, tapi Hector pun sudah menerimanya. Tanpa mengelak apa pun lagi, Hector pun mengakui semua perbuatannya dengan gentle dan tidak meminta pengampunan lagi. Dengan suaranya yang tegas seperti saat ia berbicara di depan banyak orang, Hector pun meminta maaf dengan tulus pada semua orang yang mengenalnya dan orang yang pernah ia rugikan secara langsung maupun tidak langsung. "Aku Hector Alfredo, mengakui bersalah dan melakukan semua yang dituduhkan. Aku melakukan korupsi itu d

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19

Bab terbaru

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Gelora Hasrat Kakak Ipar (END)

    Sembilan bulan kehamilan Belinda yang kedua adalah sembilan bulan yang sangat luar biasa. Bagaimana tidak luar biasa kalau ternyata Belinda hamil anak kembar. Luca sampai tidak berhenti memekik senang saat melihat hasil USG, sedangkan Belinda kaget sendiri sampai tidak bisa berkata-kata dibuatnya. Luca pun menjadi makin protektif pada Belinda, bahkan Belinda tidak boleh mengangkat barang yang berat sama sekali, termasuk menggendong Jonathan. Luca yang selalu menggendong Jonathan dan menggantikan Belinda mengurus anak mereka itu, bahkan Luca membawanya ke kantor sampai para karyawan gemas sendiri dan bergantian menjaga Jonathan. Kadang Jonathan akan berlarian kesana kemari sambil berteriak kegirangan. Kadang Jonathan akan duduk di meja sekretaris sambil membuyarkan berkas. Kadang Jonathan juga duduk di divisi besar dan bernyanyi dengan gembira. Jonathan adalah anak yang sangat bahagia dan dicintai banyak orang. Dan kini, Jonathan akan menjadi kakak dari dua bayi kembar yang lucu ya

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Bahagia Untuk Semua

    "Kami membawakan oleh-oleh dan vitamin untuk Ayah." Luca dan Belinda menjenguk Hector di penjara hari itu. Tinggal di penjara dan beraktivitas santai tanpa memikirkan urusan politik dan bisnis lagi membuat Hector nampak lebih segar dan tanpa beban. Hector benar-benar sudah melepaskan semuanya dan berniat pensiun setelah keluar dari penjara. Hector pun berniat tinggal di rumah saja dan menghabiskan masa tuanya bersama anak cucunya. "Ah, terima kasih, Luca, Belinda. Tapi biarkan Ayah melihat cucu Ayah dulu." Luca dan Belinda membawa Jonathan ke penjara dan Hector pun tidak berhenti tertawa gemas melihat tingkah cucunya itu. "Haha, dia makin lucu dan makin tampan, tapi cepatlah pulang, tidak baik terlalu lama membawa bayi di sini. Tapi beberapa bulan lagi, dia berulang tahun kan? Maaf ya, Grandpa tidak bisa membelikan hadiah apa-apa, tapi Luca, belikan mainan sepeda motor yang plastik itu untuknya. Katakan itu dari Grandpanya."Luca tertawa sambil mengangguk. "Tentu, aku akan melaku

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Tiga Pasangan yang Berbahagia

    "Eiffel, I'm in love!" teriak Jedy di bawah menara Eiffel malam itu. Dua minggu setelah menikah, Luca dan Belinda langsung pergi berbulan madu. Mereka tidak pergi berdua saja, tapi mereka membawa Jonathan bersamanya. Ameena sendiri sekarang menjadi pengasuh Jonathan dan Ameena selalu diajak ke mana pun Jonathan pergi. Bukan hanya Ameena, tapi karena mereka akan berlibur kali ini, mereka pun mengajak serta Jedy, Nando, dan Lorena. Tentu saja perjalanan itu menjadi perjalanan yang tidak terlupakan bagi mereka karena Jedy dan Nando yang masih jomblo ingin mendapatkan pasangan di kota paling romantis di dunia itu. Jedy yang antusias pun terus berteriak di bawah menara Eiffel itu sampai Luca mendadak malu sendiri mendengarnya. "Haruskah kau berteriak seperti itu? Seperti kau tidak pernah ke Eiffel saja. Aku kan pernah mengajakmu ke sini waktu itu." "Tapi ini pertama kalinya aku pergi dengan wanita, Bos. Tapi wanitanya tidak peka, karena itu, aku harus berteriak keras-keras," sahut Je

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Malam Pertama yang Menggebu

    "Sekali lagi selamat, Kak Belinda dan Kak Luca." Lorena kembali memeluk Belinda dan Luca setelah acara pernikahan yang sakral itu akhirnya selesai. Hanya keluarga yang hadir dan mereka pun melanjutkan acara itu dengan makan siang bersama. Suasananya pun begitu kekeluargaan dan Belinda juga terlihat begitu santai dengan gaun pengantin sederhananya.Hector dan Diana sendiri sudah dibawa kembali ke penjara, tapi mereka pergi dengan tawa yang terus merekah di wajah mereka. Bahkan, sebelum pergi, mereka menciumi Jonathan dengan gemas. "Terima kasih, Lorena. Tapi aku mau memberikan hadiah kecil untukmu," seru Belinda yang langsung meraih buket pengantinnya. Awalnya Lorena sempat mengernyit sebelum ia melihat buket pengantin Belinda dan mendadak membelalak. "Apa itu? Buket pengantin untukku?" "Ya, ini untukmu agar kau segera menyusulku dan menikah lagi, Lorena." "Yang benar saja, Kak Belinda. Akhirnya aku akan kembali melanjutkan sekolahku dan aku belum memikirkan pernikahan lagi." "

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Bersatu Dalam Ikatan Suci

    Sebuah taman di sebuah hotel mewah menjadi tempat dilangsungkannya sebuah acara sakral hari itu, yaitu pernikahan dari Luca dan Belinda. Dihadiri oleh hanya keluarga dekat mereka, akhirnya hari pernikahan yang ditunggu pun tiba. Hector dan Diana pun diijinkan untuk menghadiri acara sakral itu hanya beberapa jam saja dan atmosfer di venue acara membuat mereka merinding saking bahagianya. Luca, anak mereka terlihat begitu gagah dengan setelan formalnya. Luca berdiri di panggung untuk menunggu pengantinnya tiba dan Luca sudah tidak sabar lagi untuk menjadikan Belinda sebagai istrinya yang sah. Belinda sendiri sudah begitu tegang di dalam ruang VIP hotel itu dan Belinda memakai gaun pengantinnya lagi. "Aku masih tetap tegang sekalipun ini pernikahanku yang kedua," seru Belinda pada Amelia yang sedang menggendong Jonathan. Bayi mungil itu sama sekali sudah tidak mungil sekarang. Jonathan yang sudah berumur lima bulan itu terlihat sangat montok, terasa berat, dan sangat aktif. Seperti

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Bahagianya Orang Tua Baru

    "Welcome home, Jonathan Alfredo." Semua orang memekik bahagia menyambut kepulangan Belinda dan bayi kecilnya dari rumah sakit. Bayi kecil itu diberi nama Jonathan Alfredo. Jonathan artinya pemberian Tuhan. Jonathan memang pemberian Tuhan yang paling indah dalam hidup Luca dan Belinda. Jonathan juga adalah pejuang kecil yang bahkan sejak dalam kandungan sudah menghadapi ketegangan yang begitu besar bersama Belinda saat harus menghadapi Daniel waktu itu. Sungguh, Jonathan sudah terlatih menjadi kuat sejak dalam kandungan. Lorena adalah orang yang paling heboh hari itu karena Lorena menghias rumah keluarga Alfredo dengan balon-balon berwarna biru dan hiasan lainnya yang membuat rumah itu menjadi meriah. Dibantu oleh Jedy dan Ameena, Lorena pun menyiapkan hidangan spesial untuk merayakan kepulangan Belinda ini. "Ya ampun, Lorena! Ini kejutan sekali! Terima kasih sudah menyiapkan semua ini untuk Jonathan," seru Belinda yang langsung memeluk Lorena. Jonathan sendiri masih digendong ol

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Lahirnya Sang Jagoan

    Dua minggu setelah sidang Hector dan Diana selesai, akhirnya hari yang dinantikan pun tiba, yaitu kelahiran anak pertama Luca dan Belinda. Belinda sudah mengalami mulas sejak sore hari dan rasa itu makin tidak jelas saat makan malam hari itu. Belinda sendiri sudah tinggal lagi di rumah besar keluarga Alfredo bersama Luca dan Ameena. Nenek Ameena pun ikut tinggal bersama di sana. Beberapa pelayan lama yang masih setia pun dipanggil kembali, kecuali beberapa pelayan yang merupakan kaki tangan Baron tidak dipekerjakan kembali. Lorena sendiri kembali tinggal bersama Pak Landon dan Bu Landon, walaupun Lorena sering sekali berkunjung dan menginap. Beberapa hari ini, Amelia juga ikut menginap di rumah keluarga Alfredo untuk menemani Belinda yang akan segera melahirkan itu. "Hmm, perutku makin tidak enak dan rasanya agak basah, aku akan ke kamar mandi dulu," seru Belinda yang langsung melesat ke kamar mandi. Luca dan Amelia sampai ikut tegang sendiri. "Luca, siapkan semua barang Belind

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Keadilan yang Ditegakkan

    Dua bulan berlalu dan proses hukum atas Hector dan Diana pun berjalan sangat lancar dan kooperatif. Persidangan dilakukan berkali-kali dengan cukup melelahkan, sebelum akhirnya Hector dan Diana beserta beberapa pejabat lain terbukti bersalah. Hector dan Diana tidak pernah absen dalam sidangnya. Diana pun begitu setia mendorong kursi roda Hector. Ya, Hector akhirnya harus memakai kursi roda karena ada bagian syaraf geraknya yang mengalami kerusakan permanen. Mungkin, selamanya Hector tidak akan bisa berjalan lagi, tapi Hector pun sudah menerimanya. Tanpa mengelak apa pun lagi, Hector pun mengakui semua perbuatannya dengan gentle dan tidak meminta pengampunan lagi. Dengan suaranya yang tegas seperti saat ia berbicara di depan banyak orang, Hector pun meminta maaf dengan tulus pada semua orang yang mengenalnya dan orang yang pernah ia rugikan secara langsung maupun tidak langsung. "Aku Hector Alfredo, mengakui bersalah dan melakukan semua yang dituduhkan. Aku melakukan korupsi itu d

  • Gelora Hasrat Kakak Ipar   Berkumpul Kembali

    Tidak ada perpisahan yang indah.Sekalipun berpisah dengan psikopat jahat seperti Daniel, nyatanya air mata semua orang tetap terburai saat harus mengantarkan Daniel ke tempat peristirahatan terakhirnya. Luca tidak berhenti memeluk Diana yang begitu lemas. Wajah cantik wanita itu terlihat lesu dan pucat selama beberapa hari sejak Daniel meninggal. Diana tidak berhenti menangis dan kehilangan yang dirasakan Diana seolah menular pada semua orang. Amelia juga hadir pada acara Daniel dan Amelia juga tidak berhenti meneteskan air matanya. Begitu juga dengan keluarga Pak Landon dan pejabat penting lain yang hadir di sana. Kematian Daniel tidak benar-benar dipublikasikan secara jujur. Daniel yang sempat diketahui menjadi buron pun hanya dikabarkan mengalami kecelakaan dan meninggal. Itu adalah bentuk penghormatan terakhir pada Daniel. Cukup keluarga mereka dan beberapa orang yang terlibat yang mengetahui kejadian yang sebenarnya. "Selamat jalan, Daniel! Selamat jalan, Anak Ibu! Ibu berha

DMCA.com Protection Status