Share

TAMU TAK DIDUGA

Kala netra bertemu netra, melahirkan keterkejutan di wajah Zie dan lelaki yang ditubruknya. "K-kak Vano!" Nyaris tidak percaya sang kakak yang mencekal lengannya.

"Zie!" tanpa menunggu Zie tersadar dari keterkejutannya, Vano menarik tubuh sang adik ke dalam pelukan.

"Be--benarkah ini Kak Vano?"

"Iya, Zie, ini aku, kakakmu. Kakak naik taksi dan terkena macet, jadi terlambat datang ke sini," jawab Vano.

"Gimana Kak Vano bisa ada di sini?" Bergetar suara yang Zie dengungkan. Netra bening mulai digenangi cairan jernih tidak berwarna. Membalas erat pelukan sang kakak dengan kerinduan yang membuncah.

"Sekian lama kakak mencarimu, dan selama itu pula kamu berada di Jakarta. Kamu tau, bagaimana kalutnya perasaan kakak?" Pelukan merenggang. Vano membingkai wajah yang memiliki dagu sedikit belah milik Zie.

"Maafkan aku. Dari mana Kakak tau aku ada di sini?" Mengamati Zevano dari kepala hingga kaki, Zie merasa sang kakak terlihat kurus mengurangi kesan tegap dan gagah.

Ketampanan sang kakak sed
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status