"Maaf, Pak. Tapi, Cantika ini istri saya. Hak saya sebagai suami untuk bermesraan sama dia dong!" jawab Arsenio tegas tanpa takut mertuanya yang nyentrik itu akan mengamuk."Ceraikan dia. Aku punya calon suami yang lebih bagus buat puteriku!" Perkataan Pak Julianto sontak membuat Arsenio terkejut bak mendengar guntur di siang bolong.Pemuda itu menggenggam erat tangan Cantika lalu menggandeng istrinya berlalu dari hadapan mertuanya tanpa mengindahkan perintah untuk menalak Cantika."Hehh! Tinggalkan Cantika. Apa kau tuli?!" hardik Pak Julianto dengan suara nyaring yang kedengaran oleh seisi lantai lobi gedung perkantoran itu.Langkah Arsenio terhenti. Dia menatap ke istrinya seraya bertanya, "Siapa pria yang akan menggantikan posisiku, Cantika?" Wanita matang itu menghela napas merasa mendadak stres. Dia bingung bagaimana menjelaskan kepada Arsenio karena situasinya terlalu rumit. Dia bisa kehilangan pekerjaan sebagai presdir karena menentang kehendak papanya yang semaunya sendiri da
Arsenio menjawab pertanyaan bimbang yang dilontarkan oleh Eric Palmer di telepon, "Aku Arsenio Sloan-Gunadharma, suami sah Cantika. Memang baru hari ini aku kembali dari London semenjak 5 hari lalu. Tolong jangan ganggu istriku, oke?!" Tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya, Arsenio menutup sambungan telepon itu lalu mengembalikan ponsel ke tangan istrinya."Ketus banget kamu jawabnya, Sen—"Namun, suami Cantika tidak menanggapi komentar tersebut malahan menarik tangan wanita itu untuk bergegas meninggalkan restoran untuk naik lift kembali ke unit tempat tinggal mereka.Di dalam lift yang melaju konstan Cantika bertanya, "Apa kamu marah sama aku?""Nggak sih, tapi aku memang kesel. Terutama kepada papamu dan bule sialan itu. Udah ya, besok kamu ajuin permohonan resign dari perusahaan Golden Wing. Nurut sama suami kamu, Cantika!" tegas Arsenio sekaligus menjawab pertanyaan istrinya.Tentu saja Cantika tak semudah itu melepaskan pekerjaannya yang telah dia geluti selama puluhan tah
Setelah sekian lama menikah dengan Arsenio, baru sore ini Cantika tertawa dan sulit untuk berkata-kata karena terlalu terkesima mendengar suara suaminya yang merdu di shower box menyanyikan lagu Neyo yang berjudul Sexy Love. Pemuda itu bertelanjang bulat bergoyang mengodanya sembari bernyanyi, "She makes the hairs on the back of my neck stand up. Just one touch and I erupt like a volcano and cover her with my love. Baby girl, you make me say ... my sexy love ... ohh!"Dan Cantika merasa bahwa dirinya begitu dipuja oleh suaminya yang super ganteng dan sebetulnya justru menurutnya Arsenlah yang sexy ... so sexy. Dalam dekapan Arsenio, dia melunglai dan mendesah pasrah bergelanyut di leher pria kekar itu. Tubuh mereka basah oleh rintik air hangat shower memancar dari atas kepala tiada henti."Sen, apa sebelum bersamaku kamu pernah punya pacar yang usianya lebih tua juga?" tanya Cantika menyelidik, dia curiga suami berondongnya itu memiliki sindrom Oedipus Complex.(Oedipus complex: kece
"Restoran ini unik ya, Sen? Baru sekali sih ke mari, bagus vibe venue-nya!" puji Cantika sembari menikmati Tomahawk Steak Burgundy Mushroom Sauce yang lezat.Arsenio tersenyum menatap wajah istrinya yang telah ceria lagi pasca mendapat telepon papa mertuanya tadi. "Iya, aku baca di trip advisor, rating restoran ini bagus dan direkomendasikan banyak pengunjung. Menu kita ini unggulan di sini, bestseller steak. Tiap jam makan malam ada homeband dan penyanyi yang keren suaranya," jawabnya sembari mengedarkan pandangan ke sekeliling meja mereka.Memang suasana kemeriahan sekalipun bukan malam minggu terasa di sebuah restoran yang terletak di roof top hotel bintang 5 ibu kota tersebut. Tamu pun silih berganti datang dan pergi dilayani dengan ramah oleh para waitress dan waiter. Dekorasi yang bergaya ala Arabian Nights dengan pohon-pohon palem dan kurma hibrida mengelilingi area meja-meja tamu beralaskan karpet Turki yang mewah. Lampu kerlap-kerlip warna-warni terbentang di bagian atas dan
Pagi yang berat bagi Cantika karena dia harus menemui papanya untuk menyampaikan pengunduran dirinya dari posisi presdir perusahaan keluarga Wiryawan yang telah lama dia jabat. Arsenio pun merasakan hal itu karena istrinya cenderung berdiam diri sepanjang perjalanan dari apartment hingga gedung kantor Golden Wing."Cantika, kuharap kamu nggak terlalu larut dalam kesedihan. Kita harus berani untuk bersikap tegas kepada papamu yang ingin memisahkan kamu dan aku. Semangat ya!" ujar Arsenio seraya membelokkan mobil Porsche silver itu ke parkiran di lantai UG.Cantika menoleh ke sebelahnya dan menjawab suaminya, "Aku merasa berat karena papa jelas tak akan menerima dengan iklas pengunduran diriku ini, Sen. Hmm ... demi pernikahan kita, aku akan tegar menghadapi semuanya!"Suaminya memarkir mobil dengan rapi di tempat yang tersedia lalu berkata, "I love you, Cantika. Ingatlah kalau kamu nggak sendiri. Ada aku di sisimu sekarang!" Arsenio pun mengecup punggung tangan istrinya. Ada banyak ke
Dokter jaga poli IGD Rumah Sakit Siloam International meminta persetujuan untuk memeriksa perut Cantika dengan USG. Dan Arsenio pun mengizinkannya sembari menunggu dengan jantung berdebar."Tekanan darah pasien agak rendah dibanding kondisi normal, bisa jadi karena faktor kelelahan dan banyak pikiran atau kondisi berbadan dua. Nah ... rupanya benar diagnosa awal saya, ada embrio seukuran kacang hijau nih di layar USG. Selamat ya untuk kalian, calon orang tua baru!" tutur Dokter Baskoro sembari menunjuk layar monitor USG di mana calon Arsenio junior berdenyut pelan.Senyum bahagia terkembang di wajah tampan pemuda blasteran itu, dia berkata kepada Cantika, "Wah, aku bakal jadi papa muda nih, Sayang. Kamu yang sehat ya sampai nanti melahirkan si baby imut!""Duh girangnya suamiku. Hihihi. Siap, Papa Arsen!" sahut Cantika turut berbunga-bunga dalam hatinya sembari menerima hujan kecupan di wajahnya dari sang suami.Dokter Baskoro pun tersenyum turut bersuka cita atas kabar bahagia itu, d
"Mmhh ..., Hubby. Apa bisa udahan sih?" rajuk Cantika saat Arsenio mulai menggesekkan bentukan serupa pisang Ambon itu di antara paha dalamnya saat mereka berbaring miring. Lengan kekar Arsenio yang seperti polar bear itu mendekap tubuh ramping istrinya dari belakang. Dia mengerang dengan kecewa. "Sekali lagi dong, Beib. Morning horny itu normal kalau di cowok!" ujarnya beralasan padahal dia telah melakukan percintaan bersama Cantika beronde-ronde sepanjang malam hingga dini hari tadi. "Aku lemes banget, Sen. Kita 'kan mesti ke notaris buat bikin akte pendirian perusahaan yang baru pagi ini!" tolak Cantika, dia benar-benar harus menertibkan suami berondongnya yang seolah memiliki stamina bak pegulat pro dan sulit untuk fokus dengan problem mereka di realita.Kemudian Arsenio membalik tubuh ramping istrinya yang berlekuk-lekuk dan membuatnya nyaris hilang kewarasan karena pesona dahsyat Cantika. Bibirnya melumat bibir merah muda kenyal yang terasa manis bak candu asmara. Namun, dia m
"Lho, Papa kenapa kok kayaknya capek banget pulang kantor?" tanya Nyonya Ribka saat menyambut suaminya sepulang kerja. Pak Julianto Wiryawan yang sudah lima hari terakhir menjabat kembali sebagai presdir menggantikan Cantika memang harus bekerja keras bagai kuda di kantor. Ternyata selama ini puteri sulungnya itu banting tulang tanpa dia sadari. Namun, dia tak ingin memikirkan hal tersebut dan lebih fokus menyalahkan Cantika yang berkhianat dengan mengundurkan diri dari Golden Wing demi menantu mokondo rendahan itu, si Arsen!"Mama belum tahu ya kalau Cantika sudah nggak kerja di perusahaan kita? Jadi selama lima hari ini yang menjabat sebagai presdir tuh Papa lagi. Makanya capek banget badanku, Ma!" jawab Pak Julianto sambil menggerutu.Pasangan suami istri yang telah menikah puluhan tahun tersebut duduk bersebelahan di sofa ruang keluarga. Bukannya merasa prihatin justru Nyonya Ribka nampak riang, dia tersenyum lebar dengan mata berbinar mendengar bahwa anak tirinya tersingkir dari