Arianne terus membunyikan bel pintu selama sekitar lima menit sebelum akhirnya pintu terbuka. Jackson mengenakan piyamanya, menatapnya dengan tatapan mengantuk kepada Arianne "Apa yang kau lakukan di sini?"Ari menjawab dengan suara cemas, “Tiffie… Tiffie keluar untuk membeli bir dan belum pulang. Aku sudah mencarinya untuk waktu yang sangat lama, tetapi aku belum dapat menemukannya… Sudah beberapa jam sejak dia pergi; Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Itu sebabnya aku kemari menemuimu..."Rasa kantuk Jackson langsung hilang saat mendengar Tiffany menghilang, “Tunggu di sini. Aku akan mengambil kunci mobilku!"Ari dan Jackson mulai menelusuri di sekitar jalan di dekat rumah Tiffany sampai siang hari berikutnya . "Panggil polisi," akhirnya Jackson menyarankan.Arianne menangis tersedu-sedu. Jackson juga menyadari bahwa masalah ini tidak sesederhana yang dibayangkan, “Apa yang sebenarnya terjadi? Katakan padaku semuanya."Kemudian Arianne menjelaskan masalah tersebut sec
Arianne terlihat bingung. Dia tiba-tiba meninggalkan Tremont Estate dan sekarang tidak yakin kemana dirinya harus pergi, "Aku... Aku sungguh tidak tahu harus berbuat apa... Turunkan saja aku di hotel. Aku akan mengambil tas koperku dari rumah Tiffany dan tinggal di hotel untuk sementara waktu."Jackson mengerucutkan bibir. Dia terdiam sejenak untuk berpikir, lalu menyarankan, “Tinggalah di tempatku. Akan cukup beresiko bagi mu jika tinggal di hotel sendirian. Usulku juga tampaknya juga tidak pantas, namun sepertinya ini ide terbaik yang kita punya, mengingat situasi saat ini."Arianne mengangguk setuju. Dia sebenarnya tidak ingin menyusahkan Jackson lagi pada saat seperti ini. Jika sesuatu terjadi padanya di hotel, Jackson pasti akan mengkhawatirkannya juga.Di Tremont Estate, Mark berdiri di depan jendela dengan kusen bergaya Prancis di ruang tamu, mengamati Arianne saat wanita itu mengikuti Jackson masuk ke dalam mobilnya lalu menghilang dari pandangannya. Tatapannya terdiam dan k
Seorang wanita paruh baya terburu-buru masuk dan mengambil mangkuk bubur itu. Ethan mengangkat lengannya bermaksud untuk menepuk punggung Tiffany, namun alih-alih menepuknya, Ethan mengambil dan memindahkan kotak tisu ke tempat yang bisa dijangkau oleh Tiffany. “Itu Maria. Dia yang akan mengurus kebutuhan harian mu mulai sekarang, jadi kau bisa katakan padanya apa yang ingin kau makan.”Tiffany saat ini tidak memiliki nafsu makan sama sekali. Keadaan itu normal baginya untuk menjadi sangat mudah tersinggung. Dia mengabaikan kata-kata Ethan dan hanya berdoa agar pria itu segera pergi dari kamarnya. Dia tidak ingin bertemu dengannya atau pria lain sekarang!Ketika Ethan datang menemuinya keesokan harinya, Tiffany meminta untuk berbicara dengan Arianne. Bagaimanapun, Arianne pasti dilanda kepanikan karena kepergiannya. Karena Tiffany masih harus tinggal di sini selama sekitar dua minggu lagi, dia benar-benar tidak ingin membuat orang lain khawatir.Ethan tampak seperti baru saja sepert
Tiffany menggelengkan kepalanya dengan putus asa saat air mata jatuh dari sudut matanya dan mulai membasahi sprei. "Jangan sentuh aku ... Jangan sentuh aku!"Ethan mengangkat dagunya dan memaksanya untuk menatapnya. “Kita seharusnya melakukannya sejak lama. Bisakah kita menebus penyesalan masa lalu kita? Setelah setengah bulan, aku akan melepaskanmu jika kau ingin pergi. Namun jika kau memilih untuk tetap tinggal, kita akan menikah. Aku tidak akan memaksamu, tapi kesabaranku juga terbatas. Aku tahu bahwa kejadian itu telah membuatmu sangat trauma, tetapi kau harus mengatasi ketakutanmu. Aku bersedia untuk membantumu melewati itu semua!”Di mata Tiffany, Ethan tidak diragukan lagi adalah orang gila. Dia adalah orang yang secara pribadi mengatur lelucon konyol yang membuatnya traumanya semakin begitu parah, dan sekarang pria itu ingin melakukan hal yang sama padanya sebagai bentuk menebus penyesalannya di masa lalu. Tidak hanya itu, Ethan tetap ingin membuatnya bertahan dan menikah den
Ketika Maria mengambil pekerjaan ini, dia sudah tahu bahwa itu tidak akan mudah, jadi dia sudah siap secara mental sejak awal. Dengan segera, Maria mulai membersihkan setiap sudut rumah.Ethan tahu dia harus pergi juga. Dia tidak mengira mereka akan melacak tempat ini secepat ini, jadi dia tidak bisa membawa Tiffany bersamanya. Meski begitu, Ethan berharap mereka berdua butuh waktu lebih lama lagi sebelum berpisah untuk meredakan ketegangan di antara mereka berdua.Ethan pergi ke kamar tidur dan ragu-ragu, menunggu di pintu sejenak sebelum mendorongnya hingga terbuka. Tiffany sepertinya tertidur di dalam kamar, tapi sebenarnya tidak. Trik sepele seperti itu tidak akan membodohinya. Ethan tahu bahwa Tiffany tidak ingin menemuinya. Meski begitu, Ethan memilih untuk tidak menyinggungnya. Ethan pergi mendekat ke arah tempat tidur dan berbisik, "Aku punya videonya, aku yakin kau tahu apa yang harus atau tidak boleh dilakukan ketika kau pergi dari sini." Setelah mengatakan itu, Ethan menat
Tiffany mengangguk sambil tersenyum lalu pergi ke kamar mandi. Dia melepas gaun tidur sutra hitam dan melemparkannya ke keranjang sampah dengan ekspresi jijik. Dia tidak bisa lagi menahan senyum di wajahnya lagi. Hanya ketika dia sendirian dia bisa mengungkapkan kesedihannya dan membiarkan air matanya mengalir deras.Tiffany mulai menggosok kulitnya sampai mulai memerah sebelum mengenakan gaun tidur dan tidur di kamar tamu. Arianne mematikan lampu dan memeluknya. “Tiffie, aku melihat memar di tubuhmu. Apa Ethan memukulmu? Kau tidak perlu memberitahu aku jika kau tidak nyaman. Semuanya sudah berakhir."Dalam kegelapan, Tiffany dengan putus asa menahan air matanya. “Tidak banyak yang perlu dibicarakan… karena… tidak ada yang benar-benar terjadi. Ethan menjadi kesal karena aku mencampakkannya dan ingin membalasku. Jika kalian tidak menemukan aku, dia tetap akan melepaskan aku pergi hanya dalam beberapa hari lagi. Aku sangat lelah, ayo tidur."Arianne hampir tidak bisa tidur selama bebe
“Jackson…?” Aery sedikit tertegun. Pada saat yang sama, dia juga bertanya-tanya tentang tujuan kedatangannya yang tiba-tiba. Selain Mark, Jackson juga pria yang sangat menarik. Bagaimanapun, tidak ada yang akan membenci pria kaya dan tampan.Pria itu terlihat tanpa emosi memberi isyarat agar dia masuk ke mobil. Merasa senang, Aery segera membuka pintu mobil di sisi penumpang dan masuk. “Lama tidak bertemu, Jackson! Ada apa?"Jackson adalah pria yang tidak akan pernah menyentuh wanita teman dekatnya. Dia hanya sopan kepada Aery di masa lalu demi Mark. Alasan kedatangannya yang tiba-tiba adalah untuk mencari tahu semua yang terjadi pada Tiffany dari Aery. "Katakan padaku semua yang terjadi setelah Ethan datang mencarimu."Ekspresi kecewa membasahi wajahnya ketika dia menyadari bahwa Jackson bukan lagi pria yang mengizinkannya bertingkah manja seperti bayi di sekitarnya. Jakcson memilih untuk berpihak pada Arianne dan Tiffany. Dia seharusnya tahu bahwa pada saat Mark mencampakkannya, A
Helen berkata dengan ekspresi dingin, “Aery, jaga mulutmu. Aku telah mengajarimu bagaimana cara bersikap dan memperlakukan orang lain sejak kau masih kecil. Mengapa kau sekarang tumbuh dan masih menjadi seorang gadis dengan mulut kotor? Aku mengizinkan kalian berdua untuk masuk sekarang agar kau punya waktu untuk menenangkan diri. Aku sudah bercerai, jadi aku sebenarnya tidak memiliki hubungan apapun dengan Jean lagi. Kau secara legal juga sudah dewasa dan masih belajar. Aku tidak ingin hak asuh atas mu, tetapi aku akan memberikan setengah dari biaya hidupmu dan biaya sekolahmu. Selain itu, tidak lebih. Jean, kau harus pergi mencari pekerjaan untuk dirimu sendiri. Aku tidak akan bertanggung jawab penuh atas pengeluaran Aery, aku juga tidak akan membiayai hidupmu!"Yang dipikirkan Aery adalah hidup nyaman dan bergantung penuh kepada ibunya, tapi Jean sekarang berpikiran datar. Sikap Helen tegas. Tidak ada ruang untuk berdiskusi. Jean tanpa malu-malu berjuang untuk mendapatkan keuntunga