Share

Bab 30. Pindah

Penulis: Mrs. Cinnamon
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-08 23:20:42

Setelah acara pernikahan yang cukup mengejutkan semua orang itu, keadaan rumah Camilla menjadi ramai.

"Kenapa kamu tetap pindah, Miller? Aku sudah menikah dan kita bisa ... Kamu tau maksudku, kan?" Allora bertanya pada pria yang sedang sibuk memasukkan pakaian ke dalam koper besar.

Pria itu tidak mengindahkan ucapan Allora. Dia tetap melanjutkan aktivitasnya seolah Allora sebuah alunan musik yang menemani kesibukannya malam itu.

"Hei, Miller! Jawab aku! Aku ingin bersamamu dan aku menyesal karena aku menikahi saudara kembarmu! Miller, hei!" Allora terus mengoceh tanpa henti.

Malam itu, Camilla mengungkapkan keinginan mereka untuk pindah kepada pelayan di rumah itu. Sayangnya, Allora mendengar apa yang kakak iparnya itu katakan.

Gadis itu menunggu sampai Camilla tertidur dan menghampiri Miller di kamar bawah. Dia terus meminta mantan suaminya itu untuk kembali padanya.

"Miller, aku rindu padamu. Kumohon, kembalilah padaku!" pinta Allora dalam usahanya yang terakhir.

Akhirnya, Mi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 31. Kerja Sama

    Gemericik suara air mancur menemani pertemuan dua orang malam hari itu. Seorang gadis dengan rambut ikal panjang menjuntai di punggungnya menatap seorang pria besar tanpa ada rasa takut di kedua matanya. "Ada kepentingan apa sampai Anda menemuiku di malam yang dingin ini, Nona?" tanya pria itu menyeringai lebar. Gadis itu duduk tegak lurus, wajahnya terlihat tegas, dan keras. "Aku tau layar belakangmu, Tuan Dominic Cortez.""Tapi, kedatanganku ke sini bukan untuk meminta pengampunan atas apa yang terjadi dengan Anda dan suamiku. Justru, sebaliknya. Aku ingin menawarkan kerja sama," kata gadis itu dengan berani. Seketika itu juga, pria yang sebenarnya tampan itu bertepuk tangan serta melakukan standing applause. "Hahahaha! Wow! Tak kusangka, salah satu nyonya besar memiliki sifat seperti ini!""Lalu, apa yang Anda tawarkan, Nyonya Sillas?" Cortez bertanya lagi. Senyum belum hilang dari wajahnya. "Allora saja, boleh?"Gadis itu menggerakkan kepalanya sedikit, tanda dia tak peduli ora

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09
  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 32. Kejahatan Yang Sempurna

    Setelah menghabiskan malam yang penuh gairah berdua, Allora pun kembali ke rumah Camilla. Dia menemukan Max di ruangan kerjanya. "Darimana saja kamu?" tanya Max tajam. Malam itu, di malam yang sama, Max mendapatkan tanda merah di pipinya. "Pergi dari rumahku, Max, dan jangan pernah muncul lagi di hadapanku!" tukas Camilla malam itu sesudah Max menciumnya. Pedih. Itulah yang dirasakan oleh Max. Setelah itu, dia kembali ke rumah dan menemukan ruangan kerjanya berantakan. Selain itu, dia tidak menemukan Allora di rumah itu. Wajar saja, jika pagi ini, Max sangat marah kepada istrinya tersebut. "Ke mana riasanmu? Dengan siapa kamu tidur tadi malam dan mengapa ruangan kerjaku seperti kapal pecah?"Dihujani pertanyaan seperti itu, Allora memasang wajah sedih. "A-aku hanya ingin ...,""Ah, baiklah! Aku bertemu dengan seseorang dan seseorang itu ada kaitannya denganmu. Jadi, aku mencarinya di sini dan tadaaaa! Aku menemukannya!" ujar Allora meninggalkan kepalsuannya. Max mengerenyit. "Si

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 33. Hari Kelabu

    Suara alat pacu jantung berbunyi memenuhi sebuah ruangan yang didominasi warna putih itu. Selang oksigen serta selang infusan melintang di sekujur tubuh seorang wanita. Dua orang pria yang menunggu di luar terlihat cemas. Sesekali mereka duduk, lalu berdiri, kemudian duduk kembali. "Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya pria yang lebih muda sambil mengusap kasar wajahnya. Pria yang lebih tua menggeleng lemah. "Dia ingin ke kantor. Milla sempat berkata kepadaku kalau hari ini dia gelisah dan cemas,"Miller, nama pria muda itu. Dia beranjak dari kursinya dan kembali melihat kondisi wanita yang sedang terbaring itu dari jendela kaca. "Dia melarangku bekerja hari ini dan dia bertanya apakah aku akan tetap mencintai dia dalam kondisi apa pun. Pertanyaan bodoh! Tentu saja aku akan tetap menyayangi dia!" Miller menunduk dan mulai menitikkan air matanya. "Bodoh sekali kamu, Milla!" tukas pria itu lagi. Pria yang lain menghampiri Miller dan merangkulnya. "Kita berdoa saja semoga Camilla cep

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 34. Gadis Kesayangan

    "Begini, Tuan Polisi Yang Terhormat. Putri saya menyebut nama Dominic Cortez sebagai dalang dari kecelakaan yang dialami oleh putri saya. Toh, Anda juga mengenal Cortez dengan baik, kan? Tidak ada salahnya untuk kembali diselidiki dan dicurigai. Ya, kan?" Setelah Camilla menyebutkan nama Dominic Cortez, keesokan harinya, Dean segera menyambangi kantor polisi dan melaporkan kejadian kecelakaan tunggal tersebut. Sosok pria berseragam biru muda itu membenarkan letak kacamatanya. "Ehem, begini, Tuan Shawn. Bukannya kami menyangkal kebenaran kabar tersebut, tapi, sejak kasus penculikan Tuan Miller Sillas, Dominic Cortez berada dalam pengawasan kami. Segala gerak-geriknya selalu kami awasi. Jadi, rasanya tak mungkin kalau tuan Cortez melakukan hal tersebut,""Bisa saja dari kaki tangannya, kan? Ayolah, tak ada salahnya mencari tahu tentang ini, Tuan!" Dean mendesak polisi tersebut untuk mempercayai cerita anak semata wayangnya itu. Tuan polisi itu masih bergeming. Dia masih tak percaya k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 35. Jalan Pintas

    Malam hari itu, Max terbangun, dan dia tidak mendapati Allora di sisi ranjangnya. Pria itu pun beranjak dari ranjang dan mengintip ke luar jendela. "Ke mana dia pergi? Kenapa perasaanku tidak enak?" batin Max. Dia berjalan ke arah nakas dan mengambil ponselnya. Cepat-cepat dia menekan tombol nomor istri mudanya itu. Namun, ponsel Allora tampaknya tidak aktif. Kesal karena tidak mendapatkan respon dari istrinya, Max kembali berbaring di ranjang dan mencoba untuk kembali tidur. Keesokan harinya, Max dibangunkan oleh suara manja yang sudah dia rindukan semalaman tadi. "Selamat pagi, Sayang. Aku merindukanmu," bisik Allora dan mengecup bibir suaminya dengan lembut. Max mencebik. Dia menghapus jejak kecupan di bibirnya. "Cih! Darimana saja kamu semalaman tidak pulang? Lupa jalan pulang atau tersesat?"Allora menyeringai. Wajahnya yang cantik, terlihat semakin cantik di pagi hari itu, membuat amarah Max perlahan mereda. "Hmmm, mungkin aku sedang tersesat, lalu, lupa jalan pulang," ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 36. Selamat Datang

    Camilla dan Dean menoleh serentak untuk melihat siapa yang meminta Camilla untuk melompat. "Max! Kenapa kamu menyuruh anakku untuk melompat? Kamu gila, Max!" tukas Dean berang. Pria itu beranjak berdiri dan dengan terseok-seok, dia menghampiri Max, lalu mencengkeram kerah kemeja mantan menantunya. "Gara-gara kamu, Max! Karena ulahmu, anakku jadi seperti ini! Andaikan dulu aku tak pernah memberikan restuku untukmu, aku rasa putriku sudah hidup berbahagia dengan Jake!" Napas Dean terengah-engah karena menahan emosi. Max mendengus. "Loh, siapa yang memilihku? Putrimu yang memilihku!"Dengan kasar, Max mendorong pria paruh baya itu dan merapikan kembali kemejanya. Dia berjalan mendekati Camilla. "Hei, Wanita Bodoh! Lompatlah! Tidak perlu kamu sayangi dirimu sendiri! Silakan, aku tak sabar untuk menyaksikan lompatan indahmu dan bagaimana kamu mengembuskan napas terakhirmu, Milla!" Max semakin menjadi-jadi, seringainya pun semakin liar. Dean berang, dia kembali menyerang Max dari bela

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 37. Sang Penindas

    Ucapan selamat datang yang diucapkan oleh Allora bukan hanya ancaman belaka. Gadis itu benar-benar membuktikan kalimatnya sejak pertama kali menginjakkan kaki di rumah Camilla. Allora pandai mencari muka di depan Dean dan terutama di depan Miller. "Miller, kamu sudah kembali?" ucap Allora suatu sore. Miller melepaskan sepatunya dan bersandar di sofa lebar dengan wajah lelah. "Bagaimana Milla hari ini?""Huft ... Seharian ini dia menolak untuk kusuapi, semua makanan yang sudah kubuatkan untuknya dibuang dan dia mengira aku memberikan racun di makanan itu." Allora menjelaskan sambil membawakan tempat sampah yang isinya penuh dengan makanan. "Nih, lihatlah!"Kepala Miller terulur sedikit untuk melongok ke arah tempat sampah kecil itu. "Jadi, dia belum makan? Apakah aku harus memakai perawat untuk mengurusnya?"Namun, Allora menggelengkan kepalanya. "Tidak usah, Miller. Bagaimanapun kamu pernah ada di hidupku dan Camilla tetap menjadi kakak iparku.""Aku akan terus berusaha supaya Camil

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 38. Rencana Yang Berhasil

    Usaha Allora untuk menjerat Miller di hatinya, tidak tanggung-tanggung. Gadis itu selalu datang dengan memakai pakaian yang dibelikan oleh mantan suaminya itu. Selain itu, Allora juga mengubah rambutnya seperti dulu dan terkadang, dia memasak makanan kesukaan Miller. Tentu saja hal itu membuat kemarahan Camilla semakin meradang. "Sayang, aku perhatikan akhir-akhir ini kamu dekat dengan Allora? Bahkan kemarin malam, kamu menawarkan diri untuk mengantarnya pulang," tanya Camilla suatu malam. Miller meletakkan ponselnya. "Aku hanya berusaha baik padanya, Sayang. Dia sudah banyak membantumu."Camilla berdecih kasar. "Cih! Apanya yang membantu? Apa kamu masih tidak mempercayaiku?""Aku memasang kamera pengawas dan dia baik-baik saja padamu, Milla. Maksudku, aku tidak tau apa yang terjadi padamu. Kamu baru saja kehilangan sesuatu yang besar dan traumamu belum sepenuhnya hilang." Miller beranjak dari ranjangnya dan membuka laptop tipisnya. Pria itu memperlihatkan rekaman kamera pengawas

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17

Bab terbaru

  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 54. Umpan Dan Rencana

    "Fix, kamu masih mencintai mantan suamimu, Milla!" Aaron mengetuk bolpoin bermerk ternama miliknya di atas meja. Wajahnya berkerut-kerut dan sedikit menegang. "Apa yang membuatmu masih mencintainya, Milla? Aku tak habis pikir denganmu, ckckck."Aaron menggelengkan kepala untuk kesekian kalinya di hari itu. "ckckck! Apalagi saat kamu menyerang gadis bernama Allora itu, mantanmu membela dia alih-alih kamu."Wanita cantik yang sedang membaringkan kepala di atas lengannya itu berdecih pelan. Sesekali dia mengelap air mata yang hendak turun dari sudut matanya. Tadi malam, setelah Camilla menyerang Allora, Miller justru membela Allora habis-habisan. "Turun dari tubuh suamiku sekarang juga, Jalang!" Camilla menarik rambut Allora saat itu. Gadis itu pun memekik kesakitan dan terguling dari atas kasur. "Sialan kamu, Wanita Tua! Dia bukan suamimu lagi! Lepaskan rambutku!"Tangan Allora menggapai-gapai liar sampai akhirnya dia sanggup membalas Camilla dengan menarik rambut wanita itu juga.

  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 53. Sekali Jalang, Tetap Jalang!

    "Aku rasa dia gila!" ucap Camilla berbicara dengan ponselnya. Setelah momen perkenalan dengan Emilly, mantan istri dokter pribadinya, Camilla mendapatkan kabar kalau ayahnya telah mendengar desas-desus yang sedang hangat diperbincangkan beberapa hari terakhir ini. Yang membuat wanita itu kesal adalah mengapa ayahnya tidak bertanya langsung padanya? Mengapa harus bertanya kepada Miller?"Aarrgghh! Kepalaku pecah rasanya!" tukas Camilla sembari menarik rambutnya sendiri. Wanita itu merubuhkan kepalanya di atas meja dan terisak-isak. Lalu, terlintas kenangan tentang Emilly dan dirinya malam itu. Setelah berkenalan dengan Emilly yang ramah, Camilla memutuskan untuk menjadikan wanita itu sebagai mentor sekaligus sahabatnya. "Aku mau, Milla! Aku justru merasa terhormat karena kamu memilihku untuk menjadi sahabatmu." Emilly memeluk sahabat barunya itu sebagai tanda kasih untuknya. Begitulah pada akhirnya, persahabatan yang cukup aneh itu pun terjalin. Namun, tak ada yang lebih aneh se

  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 52. Gadis Bermuka Dua

    "Apa maksud ucapanmu itu, Miller? Kamu dan Milla sudah berpisah?" tanya Max menghentikan pukulannya. Miller menyeka sepercik darah yang ada di sudut bibirnya, lalu, dia mengangguk singkat. "Ya!""Melihat perlakuanmu pada Allora, aku dapat mengambil keputusan kalau kamu sudah tidak mencintainya lagi. Apalagi tadi aku sempat mendengar kata selingkuh. Kamu mengkhianatinya?" tanya Miller angkuh. Tiba-tiba saja, Miller bertepuk tangan. "Huh! Hebat sekali kakakku ini! Pria Buaya! Menikah sudah dua kali, masih kurang puas. Apa yang kamu cari, Max?""Bagaimana denganmu? Lagi pula, kamu belum mengenal siapa Gadis Ular yang kamu nikahi selama ini!" Max memandang sengit wajah Allora yang terlihat ketakutan. Jari telunjuknya terulur ke arah gadis itu. "Kamu tau siapa yang menyebabkan hidupku hancur? Kamu tau siapa yang menyebabkan Camilla kehilangan bayinya dua kali? Kamu tau siapa yang menyebabkan Camilla kecelakaan?""Dia! Dia, Miller! Iblis Jalang itu yang melakukannya!" tukas Max menyambun

  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 51. What A Mess!

    Camilla tertegun menatap anak laki-laki yang memakai kemeja bersuspender itu. "P-papa? Apa om ini papamu, Nak?" tanya Camilla. Dia merendahkan tubuhnya hingga setinggi anak laki-laki tersebut. Pria kecil itu mengangguk. "Ya, ini papaku. Tante siapa?"Sebelum Camilla menjawab, seorang wanita cantik bertubuh langsing dengan rambut cokelat berdiri di belakang anak itu. "Archie! Mama sudah bilang, jangan suka pergi sendiri! Nanti kalau hilang bagaimana!" Wanita itu terlihat cemas dan segera mengangkat Aaron junior ke dalam dekapannya. Kedua matanya bertemu dengan manik Camilla. Dia tersenyum. "Hahaha! Maaf, anakku ini memang suka keluyuran dan mengganggu orang lain. Maaf, ya, Nyonya."Camilla membalas senyuman wanita itu. "Oh, tidak apa-apa, kami sama sekali tidak merasa terganggu, kok."Anak laki-laki itu kembali menunjuk Aaron dengan jari mungilnya. "Mama, itu papa!"Mata wanita itu berlari ke arah pria yang terlihat gugup. "Aaron? Sedang apa kamu di sini? Apakah ini ... Oh, jangan

  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 50. Papa?

    "Aku ingin kembali!" ucap seorang pria saat menemui seorang wanita yang sedang berjemur di tepi kolam renang sebuah hotel bintang lima. Wanita itu melepaskan kacamata hitamnya dan menatap pria yang berdiri sambil berkacak pinggang. "Why?"Pria itu menghela napas dan menjawab dengan nada gusar, "Oh, come on, Milla! Kita tidak mungkin satu bulan berada di sini hanya untuk sibuk masing-masing, kan?""Lalu? Toh, kita tetap bisa di sini, Miller! Apa alasanmu ingin kembali?" Wanita bernama Camilla itu mendesak supaya sang pria untuk tetap tinggal. Suara riak kolam renang serta cicit burung seakan menenggelamkan mereka berdua ke dalam pikiran masing-masing. Miller memandang kosong pada kolam renang. Tak lama, dia mengembuskan napasnya. "Kenapa kamu menahan kepergianku?""Aku tau ke mana kamu akan pulang dan aku tidak mau kamu pulang padanya." Camilla menjawab pertanyaan itu dengan datar. Dugaan Camilla memang benar. Miller akan kembali pada gadis yang pernah dinikahinya. "Karena kamu mas

  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 49. Nyaris Saja!

    Di saat hati Camilla carut marut, hati Allora justru sedang merindu. Gadis itu membutuhkan sosok pria yang dapat dia jadikan sebagai tempat bertumpu. Tidak seperti Dominic, yang hanya menjadikannya sebagai pemuas nafsu belaka. "Kapan kamu kembali, Max? Aku ingin bicara padamu. Aku sudah menunggumu di rumah kita." Allora menulis pesan singkat pada suaminya yang tak kunjung membalas. Setelah setengah hari berada di ruangan petugas keamanan, Allora menyerah. Dia kembali ke rumah dan memutuskan untuk menunggu Max di sana. Hatinya melonjak senang, saat dia mendengarkan suara mesin halus dari sebuah kendaraan. "Itu Max! Max! Max!"Gadis itu berlarian menyambut kedatangan suaminya. "Max, akhirnya kamu pulang juga!""Apa kamu tau aku sedang ada rapat penting? Apa kamu tau kalau semua pesan, telepon, dan kedatanganmu sungguh mengganggu dan membuatku tidak nyaman?" tanya Max bertubi-tubi. Allora memberengut. "Hei, ada apa denganmu, Max? Kamu bahkan tidak memberikanku kesempatan untuk bicar

  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 48. Genderang Sumpah

    Desir semilir angin hangat menerpa lembut wajah seorang wanita yang tengah berjemur pagi hari itu. "Tenang sekali di sini. Rasanya aku tidak ingin pulang." Wanita itu terdengar berbicara dengan seorang pria. Pria itu tertawa. ("Hahaha! Apa kamu tidak ingin membagi pengalamanmu selama di sana?")"Aku sudah mengirimkan beberapa foto serta laporan kalau aku terus meminum obatku dengan baik," balas wanita itu dengan suaranya yang riang. Tak lama, datang seorang pria yang lain membawakan sehelai handuk serta segelas jus jeruk untuknya. "Asik sekali. Dengan siapa kamu berbicara, Milla?" tanya pria itu. Wanita itu menjawab tanpa suara. Bibirnya membentuk sebuah kata yang sulit dipahami oleh pria yang sedang bersamanya itu. "Hei, nanti akan kukabari lagi. See you when we meet again, Aaron." Wanita itu meletakkan ponselnya dan menyeruput jus jeruk yang dibawakan oleh pria yang kini duduk di sampingnya itu. "Cih! Itu doktermu atau kekasihmu?" Pria itu mencebik sembari menyugar rambutnya

  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 47. Hal Yang Disembunyikan

    "Max, kita perlu bicara! Aku akan ke kantormu hari ini. Ayo, kita bertemu!" Allora menulis pesan kepada Max pagi hari itu. Setelah mendengar penjelasan dari Dominic Cortez tentang sekretaris pribadinya suaminya yang baru, Gladys Knight, Allora pun memutuskan untuk pergi menemui Max. Mungkinkah Max tidak tahu tentang Gladys Knight? Tidak mungkin Max tidak mencari tahu! Benak Allora menjadi lebih berisik dari sebelumnya. Tanpa menunggu balasan dari Max, gadis itu segera pergi ke perusahaan suaminya itu. Sebelum pergi, Dominic sempat mengatakan sesuatu yang menambah beban pikiran Allora. "Kamu cemburu? Hehehe, kupikir kamu tidak punya hati, Sayang, tapi, ternyata aku salah." Dominic terkekeh. Saat itu, Allora hanya terdiam tanpa benar-benar mendengarkan kelakar dari pria bertubuh kekar itu. Diamnya Allora menjadi pertanda kalau ucapan Dominic mengandung kebenaran."Aku tidak tau apakah aku mencintai dia atau tidak! Tapi, aku tidak suka dengan kedekatan mereka!" Allora bermonolog d

  • Gadis Kesayangan Suamiku    Bab 46. Variabel Acak

    Selama beberapa hari, Allora terus mencari tahu tentang siapa itu Gladys Knight. Menurut Allora, Gladys adalah sosok yang misterius dan sulit sekali mendapatkan informasi tentang dirinya."Huft! Ke mana lagi aku harus mencari tentang Gladys Knight yang sombong itu!" keluh Allora suatu hari. Biasanya, jika dia sedang banyak pikiran, dia akan pergi menemui Dominic. Walaupun hanya bercinta, tetapi, pria itu sanggup membuat aktivitas itu menjadi menyenangkan. Namun, hari itu dia tidak ingin bersama dengan tuan Cortez. "Aarrgghh! Kepalaku pusing!""Kalau dia hanya ingin membantu Max, mengapa dia mau berhubungan dengan Max? Pasti ada sesuatu yang dia inginkan, kan?" Allora memiringkan kepalanya. Tak lama, gadis itu kembali mengerang sambil memijat pelipisnya. "Arrghh! Sialan!"Lama dia duduk terdiam dengan hanya ditemani oleh sebatang rokok yang menyala. "Aku butuh teman!"Sudah lama, dia tidak mendengar kabar dari Miller. Yang dia tahu, Miller dan Camilla sedang berlibur satu bulan lama

DMCA.com Protection Status