Para tamu undangan kompak menyanyikan lagu happy birthday untuk menyemangati Renata, Renata memejamkan matanya sejenak sambil mengucapkan doa dalam hati. namun, saat ia akan bersiap memotong kue yang ada didepannya, seorang laki-laki yang baru saja datang, menyela, "Aku boleh mengucapkan selamat ulang tahun dulu gak ? sebelum kuenya dipotong!""Zidaann.." ucap Ren spontan sambil membelalakkan mata senang. Lalu dengan agak berlari senang ia menghampiri cowok yang baru datang tersebut dan memeluknya dengan senang. Sontak membuat semua yang hadir terpana dan bertanya-tanya siapakah pemuda itu. Awan sendiri melihat pemuda yang tidak dikenalnya berbicara sangat dekat dengan Ren membuat hatinya sedikit panas.Ren yang seakan tersadar karena semua orang memerhatikan mereka, segera memperkenal cowok tersebut pada semua yang hadir, "maaf semuanya. Perkenalkan, ini teman semasa kecil saya, Zidan! Kami sudah lama tidak bertemu, jadi sekali-kali bertemu, so excited banget." Ucap Ren."Zid, sini a
Bukan Pak Usman namanya, jika kecepatannya sampai ada yang menandingi. Sebagai salah seorang Seven Devil yang berjaya di masanya karena kecepatannya, membuat Pak Usman menambah kecepatannya. Bahkan oleh orang biasa mungkin akan sulit melihat gerakan cepat Pak Usman.Baaamm baaammmBegitu dua serangan Pak Usman masuk ke wajah dan kepala Agung, membuat sang lawan sedikit terjengak dan kesempatan itu dimanfaatkan oleh Pak Usman untuk menyerang ulu hati dan jantung lawannya.Bughh bughh bughh bguhhhEmpat pukulan kuat dari pak Usman bersarang telak dan membuat Agung terhempas kebelakang."Hukkkkkhh." Agung memuntahkan darah segar dari mulutnya, namun bukannya membuat ia jera karena telah bertarung dengan Pak Usman. Justru membuat senyumnya semakin mengembang, sebuah senyum yang sangat mengerikan. Karta sendiri dengan 3 orang muridnya, juga terlihat sangat santai. Justru membuat firasat Joe yang menyaksikan semua itu menjadi tidak tenang.Noura sendiri juga bersiap diposisinya, ia merobek
Ternyata yang menyerang Awan barusan adalah benny si nomor 6.Melihat yang maju adalah Joe, maka Totok juga turut berdiri disamping Benny."Sebenarnya tidak Fair juga kalau kami harus maju berdua, namun khusus untuk menghadapi Anda, maka kami harus menunjukkan kemampuan terbaik kami, bukankah begitu, Joe ketua sementara Klan Atmaja, yang sebentar lagi sepertinya harus berakhir disini riwayatnya, hehehe.""Tidak masalah kalau kalian mau maju berdua sekaligus, tapi sebenarnya saya lebih ingin bertarung dengan Guru kalian." Ujar Joe dengan tenangnya."Hahaha, terlalu cepat 100 tahun bagi kamu untuk menantang Guru kami. Tapi, sebagai ketua sementara klan Atmaja saat ini, patut kuacungi jempol nyalimu." Ucap Benny."Banyak bacot kalian." Ujar Awan merengsek maju duluan, jiwanya yang masih muda membuat Awan terlalu cepat panas. Lalu pecahlah pertarung antara dua kubu tersebut, Pak Usman kali ini bisa mengimbangi kemampuan Agung. Sementara itu, Awan bertarung dengan Harmen. Keduanya terlihat
Harmen sendiri sudah tidak berdaya, dia hanya terkulai tidak berdaya dengan satu tangannya masih kupegangi. Melihat lawanku yang sudah takluk, membuatku semakin bersemangat untuk menyiksanya. Aku seperti menemukan kesenangan tersendiri dengan menyiksanya.Kraaakkkk"Aaarrgggkkkk.." tangan kanannya kupatahnya, bahkan sampai langsung terlepas dan putus dari sendinya, tampak darah segar langsung menyembur dari lengannya yang putus dan membasahi tubuhku."aaaaaaaa..." aku mendengar orang-orang menjerit tertahan. Loh, kenapa mereka seperti takut melihatku ?Aku melihat kesekelilingku, tidak adalagi pertarungan. Semuanya jadi terhenti dan malah memperhatikanku. Namun aku belum puas sampai disini, aku ingin darah lebih banyak lagi.BaaarrkkkkkAku menghantam kaki Harmen, sehingga tulang kakinya langsung terlipat ke atas.BraaakkkkkSama seperti tangannya, aku langsung menarik kuat ujung kakinya keatas, sehingga terlepas dari sendinya. Melihat darah mengucur semakin banyak membasahi lantai da
POV AuthorSaat Awan melangkah keluar dari rumah Wijaya, terjadi keributan dan kepanikan dalam ruangan. Joe yang di dapuk sebagai ketua Klan sementara, tentu saja merasa sebagai orang yang paling bertanggung jawab. Karena bagaimanapun, keamanan rumah dan keluarga besar Agus Wijaya dalam tanggung jawabnya. Dan saat ini, sebuah peristiwa yang sangat besar dan menegangkan terjadi tepat di depan matanya sendiri. Tindakan Karta yang tanpa diperkirakan sebelumnya dengan menghabisi keempat penjaga yang merupakan anggota klannya, belum lagi dengan terlukanya Arini, Ibu Awan, membuat Joe mau tidak mau menanggung sebuah beban yang berat.Dengan cepat Joe berhasil mengendalikan keadaan, ia berhasil menenangkan kepanikan keluarga Wijaya dan semua tamu undangan yang datang. Lalu Ia mengontak beberapa anak buahnya dan memerintahkan dengan cepat untuk membereskan sisa pertempuran yang terjadi malam itu. Ada sedikit perdebatan antara Joe dengan Noura, anaknya."Nak! Kamu urus yang disini yah. Jaga Bi
Sopir mengingatkan kalau kami akan sampai beberapa saat lagi, namun dipersimpangan menuju gudang timur yang akan kami tuju, tampak puluhan orang sedang berkumpul. Tidak kurasakan aura permusuhan dari mereka, sehingga aku yakin kalau mereka bukanlah ancaman bagi kami.Mobil berhenti tepat di depan mereka. Aku mengikuti Om Joe dan Pak Usman turun menemui orang sudah menunggu kami sebelumnya. Rupanya anak buah Om Joe yang sedang menunggu kami. Banyak wajah yang asing bagiku, namun ada juga beberapa wajah yang sangat familiar."Radit ? Novi ?." Sapaku heran begitu melihat dua sahabatku juga ada disana, berdiri disamping Bang Ilham dan anggotanya. Radit, mungkin aku tidak akan heran kalau dia sampai ikut dalam misi berbahaya malam ini, dia kan sepupunya Bang Ilham dan Radit juga pernah menemaniku menyerang kelompoknya Bowie sebelumnya. kalau Novi ? hmnnn.."Loe lihat gue kayak lihat banci aja nyuk." Gerutu Novi kesal karena tatapanku yang meragukannya, Radit dan Ilham sampai ketawa melihat
"Jadi, bagaimana Om, Pak ?" tanya Om Joe meminta pendapat pada ketiga Seven Devil."Kami menunggu perintahmu. Bagaimanapun, kamu yang jadi ketua sementara saat ini." Jawab Pak Welniks santai, Pak Usman dan Pak Tomo hanya diam dan menyetujui ucapan rekannya tersebut."Apa perlu pakai senjata Bos ? tanya salah seorang pengawal Om Haris."Buat jaga-jaga tidak apa-apa. Yang jelas, kita selesaikan dengan cara Klan Atmaja dahulu. Saya yakin, mereka tidak akan menggunakan senjata sama sekali." Jawab Om Haris."Bagaimana kamu bisa seyakin itu ?" tanya Om Joe pada rivalnya tersebut dengan mengerutkan keningnya."Mereka yang terlalu yakin dengan serum ciptaan Karta dan bergantung kepada itu. Saya yakin, mereka akan memandang remeh kita saat ini. Terbukti kan! dengan ketujuh murid andalan Karta, mereka dengan yakinnya menyerang beberapa markas kita hanya dengan tangan kosong." Ujar Om Haris tersenyum sinis. Walau ini pertama kalinya aku bertemu dengan sosok Om Haris, namun aku bisa merasakan kem
POV Author"MAJU." Teriak salah seorang anak buah Karta memberi komando tanda mulai pertarungan pada rekan-rekannya."Kita bantai mereka, balaskan dendam keluarga kita yang mereka bantai. Untuk Klan Atmaja.. HAAA." Teriak Bosky membakar semangat rekan-rekannya. Diikuti dengan ke empat rekannya, mereka merengsek maju ke depan. Lalu pecahlah pertempuran tangan kosong, 5 orang anggota Karta melawan 5 orang Panglima tempur dari Klan Atmaja.Awal pertarungan kedua kubu terlihat cukup imbang, Panglima tempur klan Atmaja dengan kelihaian serta semangat petarung yang membara mampu mengimbangi beberapa saat gempuran dari anak buah Karta. Namun perlahan, arah pertarungan mulai terlihat tidak imbang. Anak buah Karta yang menggunakan serum untuk meningkatkan kemampuan maksimal tubuhnya terlihat mulai mendominasi pertarungan, dari segi kecepatan dan kekuatan mereka mulai mendominasi anggota Klan Atmaja.Baamm baammm baammmmTiga orang anggota Klan Atmaja tampak duluan menyentuh tanah, ketiganya te
Awan teringat kejadian dimana dia koma dulu, jadi saat Ia sedang tidak sadarkan diri Angel mengambil kesempatan itu. Apa Ia sengaja menyelinap sendiri dan nekat masuk ke dalam kamarnya ? Tapi, apapun itu, Awan percaya jika Angel bisa melakukan itu. Angel cukup licik untuk trik seperti itu. Awan justru senang, ternyata ciuman pertama Angel masih dengan dirinya bukan cowok lain. Kalau tidak, Ia pasti akan cemburu dibuatnya."Hmn kenapa senyum-senyum?""Berarti sekarang kita sudah impas, karena kali ini Aku yang mencuri ciuman kedua mu. Jadi skornya satu-satu sekarang, xixixi."Baru saja mereka larut dengan kebahagiaan setelah berpisah sekian lama, terdengar himbauan untuk penumpang agar segera menaiki pesawat. Eskpresi Angel langsung berubah sendu."Pergilah." Kata Awan lembut dengan tatapan penuh cinta."Tapi..." Angel terlihat berat untuk melangkah pergi. Ia masih belum puas bersama Awan saat ini, Ia begitu mencintai Awan dan baru bertemu sebentar saja. Tapi harus segera pergi, Ange
"Tentu saja, Aku menyayanginya." Jawab Awan dengan yakin."Kalau begitu, kakak harus bergegas menyusulnya sekarang.""Hah, maksudnya?""Karena 3 setengah jam lagi pesawat Kak Angel akan berangkat menuju Inggris dari Bandara Soetta. Kak Angel telah memutuskan untuk melanjutkan studinya disana.""Apa? Kenapa kamu tidak bilang daritadi kalau Angel akan berangkat." Ucap Awan panik. Lalu bergegas pergi, tanpa menunggu penjelasan Raysha lebih lanjut.Dalam pikirannya saat ini adalah Angel, dalam hati Ia berulang kali merutuki kebodohannya selama ini. Ini salahnya juga, kenapa tidak menemui Angel sebelumnya. Dia tahu Angel berkarakter keras, kalau sudah memiliki kemauan, pasti Ia akan mewujudkannya.Selama ini, Awan hanya menyimpulkan sendiri jika Angel hanya sibuk dengan dunia sendiri. Tanpa Ia sadari, jika Angel melakukan semua itu untuk dirinya."Lihat akibat sikap keras kepalamu, membuat kita menjadi jauh seperti ini." Gumam Awan kesal.Semula Awan hendak meminjam mobilnya Devi, karena k
"Kamu mau meminta apa?" Tanya Awan melihat keraguan Karin."Apa Kamu sudah bisa move on dari Kak Nata dan menemukan penggantinya?"Pertanyaan Karin semakin membuat Awan binggung, Awal dia ingin meminta sesuatu, lalu malah bertanya. Apa korelasi pertanyaannya dengan permintaan yang akan diajukan Karin padanya.Awan berpikir sesaat, move on dari Renata? Jelas bayangan Renata masih begitu kental dihatinya. Bagaimana Ia akan bisa melupakannya? Kenangan yang ditorehkan Renata dalam hatinya begitu dalam hingga sulit baginya untuk menghapusnya begitu saja. Bahkan setiap Awan pergi ke Kota ini, kesedihan selalu menyelimutinya sepanjang waktu.Lalu, apakah Ia sudah menemukan penggantinya? Siapa, Annisa? Memang Ia mencintainya, tapi Ia belum ingin memikirkannya saat ini. Angel? Walau Ia semakin sering mengiriminya pesan dan telponnya yang tidak pernah diangkatnya, Awan mulai ragu dengan masa depannya bersama Angel karena sikap Angel sebelumnya."Move on, aku sedang berusaha. Untuk pengganti Ren
"Yaah, bisa gak sih kalau waktu berhenti sampai disini saja? Aku pengen bareng kalian terus." Ucap Veby sedih."Seandainya pun bisa, mungkin kita semua tidak akan pernah menjadi dewasa. Bukankah itu lama-lama akan membuat kita bosan? Justru dengan adanya waktu yang berjalan, kenangan hari ini dan sebelumnya akan menjadi kenangan terindah dalam diri kita masing-masing. Saat kita menyongsong masa depan dan kita bertemu lagi dengan diri kita yang sudah dewasa, bukankah itu jauh lebih indah?""Benar apa yang diucapkan Awan! Biarkan kenangan indah persahabatan kita, terukir abadi dalam hati. Yang perlu kita lakukan adalah memenuhi janji yang kita buat hari ini, lima tahun lagi kita akan bertemu kembali dengan masing-masing impian kita dan dengan diri kita yang lebih dewasa." Ucap Lina menanggapi."Iya, mari kita berjanji. Lima tahun lagi kita akan berkumpul dengan impian kita masing-masing." Kata Siska."Lima tahun lagi, kita akan berkumpul kembali." Ikrar yang lainnya penuh semangat."Loh
"Aw aw.. Sakit Vi.""Hahaha,, Hajar Vi."Teriak Siska senang begitu melihat Novi dan Radit yang mengaduh kena jeweran Devi."Aduh duh sakit, Vi. Lepasin.""Kebiasaan kalian berdua nih yah, mau ikut meluk Awan apa mau ngambil kesempatan?" Ujar Devi galak."Yah, kan sekalian gitu Vi." Balas Radit ngeles."Jewer aja terus Vi, kalau perlu sampai sampai putus telinganya. Emang tuh si Radit." Shiren ikut mengompori."Ciiee yang mentang-mentang udah bubaran jadi sengit gitu." Ledek Lina sambil tertawa."Wkwkwk, Shiren senang banget melihat Radit menderita sekarang."Yang lain malah ikut menertawakan Radit dan Shiren, sampai ketika Sherla mengalihkan topi pada Awan lagi, "Awan, kamu kemana aja selama ini?" Tatapan Sherla masih sama dengan yang dulu. Begitu tahu Renata meninggal saja, Sherla adalah orang yang paling bersedih. Dia sedih dengan meninggalnya Renata dan lebih sedih lagi karena Ia tahu jika Awan adalah yang paling kehilangan Renata saat itu. Ia tahu jika perasaannya tidak mendapat
Setelah berlalu beberapa hari, Mikha tampak sudah mulai bersikap seperti biasa. Tidak hanya itu, sekarang Ia bahkan tampak jauh lebih ceria dan bersemangat dari sejak Ia pertama datang. Mungkin karena tingkat hubungannya dengan Awan yang sudah lebih intim, membuatnya lebih bisa terbuka dalam segala hal. Sepanjang periode itu, Angel juga sudah berulang kali mencoba untuk menghubungi Awan. Tapi, Awan sedang enggan untuk menanggapinya saat ini. Bahkan notifikasi pesan masuknya sudah ribuan dan tidak ada satupun yang ditanggapi Awan.Alasan utamanya bukan karena apa yang dilihat Awan ketika di Resto sebelumnya, tapi karena sikap Angel sendiri yang tampak enggan untuk bertemu dengannya selama ini. Sehingga Awan pun mulai meragukan kelanjutan hubungannya dengan Angel.Tepat disaat Ia melihat-lihat hp-nya, sebuah notifikasi muncul. Ternyata itu adalah pesan dari sahabatnya, Sherla. Ternyata Ia memberi kabar tentang acara perpisahan mereka yang akan berlangsung 2 hari ke depan. Cukup lama j
Mikha memikirkan hendak menerima tawaran dari Mpok Rina. Awan sudah membaca gelagat Mikha, sehingga Ia cepat bicara, "Mikha akan tinggal bersama saya, Mpok."Mikha dan Mpok Rina sama terkejut dengan pernyataan Awan barusan."Maaf, Mas ini siapa yah?" Mpok Rina bertanya dengan menyimpan kecurigaan pada Awan. Ia melihat Awan semenjak tadi dan bahkan menemani mereka sampai ke tempat pemakaman. Cuma karena Ia fokus pada Mikha sebelumnya, sehingga tidak menghiraukan keberadaan Awan."Ia teman saya, Mpok. Namanya, Awan. Ia juga yang telah menyelamatkan Mikha sebelumnya." Mika khawatir jika Mpok Rina akan mencurigai Awan tidak baik, sehingga Ia cepat menjelaskan siapa Awan untuk menghindari kesalahpahaman."Oh, begitu. Terimakasih banyak, Nak. Kamu telah menyelamatkan Mikha, kasihan Ia sudah tidak punya siapa-siapa lagi sekarang." Ujar Mpok Rina ramah dan telah mengubah penilaiannya terhadap Awan."Tidak usah sungkan, Mpok. Mikha juga teman saya, sudah kewajiban saya menolong seorang teman.
2 jam kemudian, Awan dan Mikha sudah sampai disalah satu daerah pinggiran Ibu Kota. Disana Awan baru sadar, betapa besarnya ketimpangan antara lingkungan Apartemen yang ditinggalinya dengan tempat yang sedang dilaluinya bersama Mikha sekarang. Kebanyakan bangunan yang ada disini bersifat semi permanen dan bahkan ada sebagian rumah yang hanya berdindingkan seng dan kardus bekas.Ditambah jumlah penduduk yang begitu padat membuat tempat ini sebenarnya sangat tidak layak untuk dihuni.Menurut keterangan Mikha, rata-rata mereka yang tinggal disana adalah pendatang yang datang dari luar daerah untuk mengadu nasib di ibu kota. Tapi, karena biya hidup yang begitu tinggi sehingga mereka hanya sanggup untuk menyewa rumah-rumah liar seperti itu.Belum lagi, resiko digusur oleh satpol PP yang bisa datang kapan saja.Awan dan Mikha melewati beberapa gang, sebelum menuju salah satu rumah yang sangat-sangat sederhana. Itu adalah rumah kontrakan Mikha, namun herannya rumah itu begitu sepi. Mikha me
Karena situasinya yang sudah tenang dan mencair diantara mereka, tapi karena pelukan Mikha yang sekarang sudah tenang dan tidak takut lagi seperti sebelumnya. Belum lagi, kenyataan jika kulit mereka bersentuhan secara langsung, justru membuat Awan yang tidak tenang jadinya. Bagaimanapun Ia masih muda, memeluk wanita cantik dalam keadaan terbuka membuat begitu hasratnya mudah tergoda."Hmnn.. itunya bangun lagi." Tunjuk Mikha malu begitu sadar bagian bawah tubuh Awan bergerak. Ia tidak menyangka jika benda yang semalam telah mengoyaknya itu akan kembali terbangun, sehingga wajah Mikha kembali tersipu."Hmn, dia terbangun karena dipeluk wanita cantik.""Apaan sih." Ucap Mikha tersipu sambil mencubit pelan pinggang Awan.Setelah Mikha tertidur pulas disampingnya, Awan bergegas mencari informasi tentang geng Kapak Merah melalu jaringannya di Klan Atmaja. Bukan hal yang sulit untuk mencari informasi tentang gengster manapun dalam Negeri, karena Ia sendiri sudah punya kendaraan besar Klan