Seorang gadis cantik baru saja terbagun dari tidurnya, Ia tampak kaget dan syok begitu mendapati dirinya terbaring diatas sebuah kasur mewah, namun tubuh indahnya masih tertutupi oleh lingerie tipis yang terakhir kali dikenakannya.Semua bayangan ketika Ia tampil dalam ruangan kembali berputar dalam benaknya. Ia tidak pernah semalu itu dalam hidupnya. Ketika Ia tampil dalam sebuah ruangan, hanya mengenakan pakaian tipis dan mempertontonkan semua anggota tubuhnya.Walau tidak tampil secara langsung didepan orang-orang, tapi ada kamera didepannya. Dari sana Ia sudah bisa tahu jika ada banyak mata yang sedang melihat tubuh terbukanya. Harga dirinya benar-benar hancur, Ia sadar jika saat itu Ia sedang dijual secara live. Meskipun Ia sadar sedang dijual, Ia tidak memiliki pilihan untuk menolak atau bahkan melawan. Itu karena hidupnya saat ini dimiliki sepenuhnya oleh sebuah sindikat kuat. Ia hanya seorang gadis biasa yang yang telah dijual oleh keluarganya, usianya pun bahkan baru masuk 1
Mikha masih ingat dengan sangat jelas, perjumpaan pertama dirinya dengan Awan yaitu ketika Renata membawa Awan ke sekolah. Sayangnya, cowok ganteng tersebut adalah kekasih sahabatnya. Itu pula yang menjadi salah satu alasan kecemburuan Mikha terhadap Renata. Ia kagum dan tertarik dengan Awan pertama kali, tapi begitu tahu kalau Awan adalah kekasih Renata membuat bara kecemburuan tumbuh dalam hati Mikha. Walau diluaran Mikha dan Renata adalah sahabat, tapi ada kecemburuan tidak sehat dalam diri Mikha saat itu. Ia cemburu melihat Renata yang selalu dinaungi keberuntungan, sementara dia tidak pernah beruntung dalam hidupnya. Untuk alasan yang sama, Ia sampai tega memfitnah Awan saat itu.Siapa yang menyangka, cowok yang telah difitnahnya itu pula yang menyelamatkan hidupnya. Awan adalah alasan utama Angel sampai melepaskan dirinya. Jika tidak, mungkin kegadisannya telah lama hilang oleh orang-orang suruhan Angel kala itu.Mikha telah mengakui semua kesalahannya pada Renata. Ia tidak pu
Mikha sudah memejamkan matanya begitu lama, jantungnya berdebar kencang seperti seorang tersangka yang sedang menanti vonis sang hakim. Bahkan telapak tangannya terasa basah karena keringat dingin yang mengalir tiba-tiba. Namun setelah menunggu sekian lama, tidak ada tanda-tanda Awan akan mendekati dan mengambil kesempatan atas dirinya. Justru sebuah gerakan yang begitu halus terasa menghangatkan tubuhnya yang sedang terbuka.Mika coba membuka matanya dengan perlahan, saat itu Ia baru tahu ternyata Awan menutupi tubuhnya dengan kimono sutra. Ia tak menyangka jika Awan justru menutupi tubuhnya yang sudah dipasrahkan pada Awan dan bukan sebaliknya, dimana harusnya Awan berhak melakukan apapun terhadap tubuh terbukanya.Wajah Mikha terasa panas, disaat Ia sudah benar-benar memasrahkan dirinya pada seseorang. Tapi, bukan hanya dirinya tidak disentuh, bahkan sekarang pria yang menjadi pemiliknya malah menutupi tubuhnya seakan Ia tidak berminat sama sekali dengan dirinya. Perasaan Mikha ca
Keesokan paginya, setelah Awan pergi kerja. Lana datang ke Apartemennya sesuai dengan instruksi Awan pagi-pagi sekali sebelum Ia berangkat kerja. Jadi, Lana sudah tahu jika di Apartemen Awan saat ini ada seorang wanita dan Ia ditugaskan untuk menyediakan pakaian dan menyediakan segala keperluan untuk wanita tersebut. Ketika Lana masuk ke dalam Apartemen Awan, Ia bisa melihat wanita yang dimaksud oleh Awan.Dalam hati, Lana sedikit cemburu, 'Seharusnya aku yang berada disini untuk melayani tuan muda. Entah keberuntungan apa yang dimiliki oleh wanita ini sehingga bisa tidur diatas kasurnya tuan muda.' Gerutu Lana dalam hati.Namun karena Ia telah diperintah oleh Awan untuk menemani Mikha serta membelikan pakaian untuk keperluannya, sehingga Lana pun tidak berani membantahnya. Awan telah mempertimbangkan sebelumnya, mungkin Mikha tidak akan bisa bercerita lebih bebas pada dirinya. Sehingga meminta bantuan Lana, siapa tahu dengan begitu Mikha bisa lebih terbuka jika yang menemaninya ada
Tanpa sadar Ia pun menghabiskan makanan yang ada tanpa bersisa, baru setelah itu pergi mandi.Mungkin karena saking senangnya dengan masakan Mikha, setelah mandi Awan langsung saja pergi ke kamarnya untuk ganti pakaian. Ia lupa kalau ada Mikha dalam kamarnya, berdasarkan kebiasaan Awan, Ia hanya handukan ketika melewati kamarnya menuju ruang wardrobe. Saat Ia membuka pintu kamar, terdengar teriakan terkejut wanita, "Kyaaaaa..."Awan juga terkejut dan reflek melihat asal suara. Ternyata Mikha juga sedang mengganti pakaian dan hanya mengenakan pakaian dalam, sementara bagian atasnya benar-benar polos.Glek.Sempat tergoda, Awan cepat-cepat memalingkan wajahnya. Mikha pun dengan terburu meloncak ke balik kasur. Ia tidak menyangka jika Awan akan masuk ke dalam kamar, dalam hati Ia merutuki diri sendiri, kenapa tidak mengganti pakaian didalam kamar mandi saja, bukankah Awan beberapa waktu akan masuk ke dalam kamar, karena wardrobe pribadinya berada dalam kamar. Wajah Mikha sudah memerah se
Ketika melihat lampu kota sudah menyala dari luar kaca, Awan baru sadar jika hari sudah larut.Saat melihat hp-nya, ia merutuki dirinya sendiri yang sampai lupa mencharge hpnya dan hpnya sedang off.Sambil memandang hpnya, Awan kepikiran untuk membelikan sebuah smartphone juga untuk Mikha.Mengingat gadis itu yang sudah mulai ceria, Awan berkesimpulan jika mungkin Ia akan sepi selama berada di apartemennya tanpa melakukan kegiatan apapun. Seperti halnya generasi kekinian, kebutuhan akan gadget mungkin sudah hampir menjadi kebutuhan pokok setiap orang.Baik itu untuk mengakses informasi, bekerja ataupun hanya sekedar terkoneksi ke media sosial. Untuk itu, Awan berencana membelikan Mikha sebuah smartphone di salah satu toko yang dekat dengan perusahaannya.Langkahnya cukup senang ketika melewati beberapa toko sambil menikmati suasana malam ibu kota. Kota ini seakan tidak pernah sepi dari aktifitas manusia. Malam hari, kota ini justru terlihat semakin hidup dan gemerlap. Sangat jarang
"Tuh kan, kakak sih gangguin. Padahal ada berita sangat penting yang terjadi barusan loh." Komentar Raysha dengan wajah serius."Emang sepenting apa sih? Sampai adikku yang cantik ini sampai pangling gitu." Ujar Angel."Tau gak kak, barusan aku bertabrakan sama seorang cowok didepan.""Jangan bilang kamu bertemu dengan pria tampan seperti pangeran, dia menyelamatkanmu, terus dipeluknya, terus kamu jatuh cinta pandangan pertama padanya.. hmnn basi.." Ledek Roy."Iya, emang sih aku dipeluknya.. dan dia juga tampan.." Gumam Raysha pelan sambil membayangkan kejadian tabrakannya barusan. Tapi ingat ledekan kakaknya, Raysha pun cepat-cepat membantahnya, "Eh, tapi gak sampai jatuh cinta yaahh.." Lanjutnya panik."Hahaha, kebiasaan banget. Paling gak tahan sama cowok cakep dan kalem dia. Jadi teringat waktu kita sekolah dulu, kamu ingat Awan gak, Njel?" Mata Angel sedikit berkedut ketika Roy menyinggung tentang Awan, sehingga Ia hanya mengangguk kecil.Roy sambil tertawa mengingat kejadian i
Sementara itu dalam ruang Emmeral Apartement, Mikha menunggu Awan dengan perasaan berdebar-debar. Ya, Ia telah memutuskan untuk tetap berada di Apartemennya Awan. Dalam pikirannya, sudah ada lagi tempat yang layak disebutnya rumah. Mikha khawatir, jika seandainya Ia pulang, kejadian yang sama akan terulang kembali. Ayahnya yang dulu dibanggakan sekarang tak ubahnya seperti bajingan yang kecanduan judi dan mabuk-mabukan. Jika Mikha pulang, Ia khawatir Ayahnya akan kembali menjualnya atau bahkan lebih buruknya, Ayahnya akan melakukan hal-hal buruk terhadap dirinya.Hanya bersama Awanlah Ia merasa kedamaian saat ini. Kekasih sahabatnya itu tidak pernah sekalipun melakukan hal-hal buruk terhadap dirinya. Padahal seharusnya Ia bisa saja melakukan apapun yang Ia mau terhadap Mikha. Tapi, Ia tidak melakukannya dan malah memperlakukan dengan sangat baik.Mikha benar-benar tersentuh dengan sikap dan juga perhatian Awan. Kata-kata Awan pagi tadi membuat senyumnya selalu mekar setiap kali mengi
Awan teringat kejadian dimana dia koma dulu, jadi saat Ia sedang tidak sadarkan diri Angel mengambil kesempatan itu. Apa Ia sengaja menyelinap sendiri dan nekat masuk ke dalam kamarnya ? Tapi, apapun itu, Awan percaya jika Angel bisa melakukan itu. Angel cukup licik untuk trik seperti itu. Awan justru senang, ternyata ciuman pertama Angel masih dengan dirinya bukan cowok lain. Kalau tidak, Ia pasti akan cemburu dibuatnya."Hmn kenapa senyum-senyum?""Berarti sekarang kita sudah impas, karena kali ini Aku yang mencuri ciuman kedua mu. Jadi skornya satu-satu sekarang, xixixi."Baru saja mereka larut dengan kebahagiaan setelah berpisah sekian lama, terdengar himbauan untuk penumpang agar segera menaiki pesawat. Eskpresi Angel langsung berubah sendu."Pergilah." Kata Awan lembut dengan tatapan penuh cinta."Tapi..." Angel terlihat berat untuk melangkah pergi. Ia masih belum puas bersama Awan saat ini, Ia begitu mencintai Awan dan baru bertemu sebentar saja. Tapi harus segera pergi, Ange
"Tentu saja, Aku menyayanginya." Jawab Awan dengan yakin."Kalau begitu, kakak harus bergegas menyusulnya sekarang.""Hah, maksudnya?""Karena 3 setengah jam lagi pesawat Kak Angel akan berangkat menuju Inggris dari Bandara Soetta. Kak Angel telah memutuskan untuk melanjutkan studinya disana.""Apa? Kenapa kamu tidak bilang daritadi kalau Angel akan berangkat." Ucap Awan panik. Lalu bergegas pergi, tanpa menunggu penjelasan Raysha lebih lanjut.Dalam pikirannya saat ini adalah Angel, dalam hati Ia berulang kali merutuki kebodohannya selama ini. Ini salahnya juga, kenapa tidak menemui Angel sebelumnya. Dia tahu Angel berkarakter keras, kalau sudah memiliki kemauan, pasti Ia akan mewujudkannya.Selama ini, Awan hanya menyimpulkan sendiri jika Angel hanya sibuk dengan dunia sendiri. Tanpa Ia sadari, jika Angel melakukan semua itu untuk dirinya."Lihat akibat sikap keras kepalamu, membuat kita menjadi jauh seperti ini." Gumam Awan kesal.Semula Awan hendak meminjam mobilnya Devi, karena k
"Kamu mau meminta apa?" Tanya Awan melihat keraguan Karin."Apa Kamu sudah bisa move on dari Kak Nata dan menemukan penggantinya?"Pertanyaan Karin semakin membuat Awan binggung, Awal dia ingin meminta sesuatu, lalu malah bertanya. Apa korelasi pertanyaannya dengan permintaan yang akan diajukan Karin padanya.Awan berpikir sesaat, move on dari Renata? Jelas bayangan Renata masih begitu kental dihatinya. Bagaimana Ia akan bisa melupakannya? Kenangan yang ditorehkan Renata dalam hatinya begitu dalam hingga sulit baginya untuk menghapusnya begitu saja. Bahkan setiap Awan pergi ke Kota ini, kesedihan selalu menyelimutinya sepanjang waktu.Lalu, apakah Ia sudah menemukan penggantinya? Siapa, Annisa? Memang Ia mencintainya, tapi Ia belum ingin memikirkannya saat ini. Angel? Walau Ia semakin sering mengiriminya pesan dan telponnya yang tidak pernah diangkatnya, Awan mulai ragu dengan masa depannya bersama Angel karena sikap Angel sebelumnya."Move on, aku sedang berusaha. Untuk pengganti Ren
"Yaah, bisa gak sih kalau waktu berhenti sampai disini saja? Aku pengen bareng kalian terus." Ucap Veby sedih."Seandainya pun bisa, mungkin kita semua tidak akan pernah menjadi dewasa. Bukankah itu lama-lama akan membuat kita bosan? Justru dengan adanya waktu yang berjalan, kenangan hari ini dan sebelumnya akan menjadi kenangan terindah dalam diri kita masing-masing. Saat kita menyongsong masa depan dan kita bertemu lagi dengan diri kita yang sudah dewasa, bukankah itu jauh lebih indah?""Benar apa yang diucapkan Awan! Biarkan kenangan indah persahabatan kita, terukir abadi dalam hati. Yang perlu kita lakukan adalah memenuhi janji yang kita buat hari ini, lima tahun lagi kita akan bertemu kembali dengan masing-masing impian kita dan dengan diri kita yang lebih dewasa." Ucap Lina menanggapi."Iya, mari kita berjanji. Lima tahun lagi kita akan berkumpul dengan impian kita masing-masing." Kata Siska."Lima tahun lagi, kita akan berkumpul kembali." Ikrar yang lainnya penuh semangat."Loh
"Aw aw.. Sakit Vi.""Hahaha,, Hajar Vi."Teriak Siska senang begitu melihat Novi dan Radit yang mengaduh kena jeweran Devi."Aduh duh sakit, Vi. Lepasin.""Kebiasaan kalian berdua nih yah, mau ikut meluk Awan apa mau ngambil kesempatan?" Ujar Devi galak."Yah, kan sekalian gitu Vi." Balas Radit ngeles."Jewer aja terus Vi, kalau perlu sampai sampai putus telinganya. Emang tuh si Radit." Shiren ikut mengompori."Ciiee yang mentang-mentang udah bubaran jadi sengit gitu." Ledek Lina sambil tertawa."Wkwkwk, Shiren senang banget melihat Radit menderita sekarang."Yang lain malah ikut menertawakan Radit dan Shiren, sampai ketika Sherla mengalihkan topi pada Awan lagi, "Awan, kamu kemana aja selama ini?" Tatapan Sherla masih sama dengan yang dulu. Begitu tahu Renata meninggal saja, Sherla adalah orang yang paling bersedih. Dia sedih dengan meninggalnya Renata dan lebih sedih lagi karena Ia tahu jika Awan adalah yang paling kehilangan Renata saat itu. Ia tahu jika perasaannya tidak mendapat
Setelah berlalu beberapa hari, Mikha tampak sudah mulai bersikap seperti biasa. Tidak hanya itu, sekarang Ia bahkan tampak jauh lebih ceria dan bersemangat dari sejak Ia pertama datang. Mungkin karena tingkat hubungannya dengan Awan yang sudah lebih intim, membuatnya lebih bisa terbuka dalam segala hal. Sepanjang periode itu, Angel juga sudah berulang kali mencoba untuk menghubungi Awan. Tapi, Awan sedang enggan untuk menanggapinya saat ini. Bahkan notifikasi pesan masuknya sudah ribuan dan tidak ada satupun yang ditanggapi Awan.Alasan utamanya bukan karena apa yang dilihat Awan ketika di Resto sebelumnya, tapi karena sikap Angel sendiri yang tampak enggan untuk bertemu dengannya selama ini. Sehingga Awan pun mulai meragukan kelanjutan hubungannya dengan Angel.Tepat disaat Ia melihat-lihat hp-nya, sebuah notifikasi muncul. Ternyata itu adalah pesan dari sahabatnya, Sherla. Ternyata Ia memberi kabar tentang acara perpisahan mereka yang akan berlangsung 2 hari ke depan. Cukup lama j
Mikha memikirkan hendak menerima tawaran dari Mpok Rina. Awan sudah membaca gelagat Mikha, sehingga Ia cepat bicara, "Mikha akan tinggal bersama saya, Mpok."Mikha dan Mpok Rina sama terkejut dengan pernyataan Awan barusan."Maaf, Mas ini siapa yah?" Mpok Rina bertanya dengan menyimpan kecurigaan pada Awan. Ia melihat Awan semenjak tadi dan bahkan menemani mereka sampai ke tempat pemakaman. Cuma karena Ia fokus pada Mikha sebelumnya, sehingga tidak menghiraukan keberadaan Awan."Ia teman saya, Mpok. Namanya, Awan. Ia juga yang telah menyelamatkan Mikha sebelumnya." Mika khawatir jika Mpok Rina akan mencurigai Awan tidak baik, sehingga Ia cepat menjelaskan siapa Awan untuk menghindari kesalahpahaman."Oh, begitu. Terimakasih banyak, Nak. Kamu telah menyelamatkan Mikha, kasihan Ia sudah tidak punya siapa-siapa lagi sekarang." Ujar Mpok Rina ramah dan telah mengubah penilaiannya terhadap Awan."Tidak usah sungkan, Mpok. Mikha juga teman saya, sudah kewajiban saya menolong seorang teman.
2 jam kemudian, Awan dan Mikha sudah sampai disalah satu daerah pinggiran Ibu Kota. Disana Awan baru sadar, betapa besarnya ketimpangan antara lingkungan Apartemen yang ditinggalinya dengan tempat yang sedang dilaluinya bersama Mikha sekarang. Kebanyakan bangunan yang ada disini bersifat semi permanen dan bahkan ada sebagian rumah yang hanya berdindingkan seng dan kardus bekas.Ditambah jumlah penduduk yang begitu padat membuat tempat ini sebenarnya sangat tidak layak untuk dihuni.Menurut keterangan Mikha, rata-rata mereka yang tinggal disana adalah pendatang yang datang dari luar daerah untuk mengadu nasib di ibu kota. Tapi, karena biya hidup yang begitu tinggi sehingga mereka hanya sanggup untuk menyewa rumah-rumah liar seperti itu.Belum lagi, resiko digusur oleh satpol PP yang bisa datang kapan saja.Awan dan Mikha melewati beberapa gang, sebelum menuju salah satu rumah yang sangat-sangat sederhana. Itu adalah rumah kontrakan Mikha, namun herannya rumah itu begitu sepi. Mikha me
Karena situasinya yang sudah tenang dan mencair diantara mereka, tapi karena pelukan Mikha yang sekarang sudah tenang dan tidak takut lagi seperti sebelumnya. Belum lagi, kenyataan jika kulit mereka bersentuhan secara langsung, justru membuat Awan yang tidak tenang jadinya. Bagaimanapun Ia masih muda, memeluk wanita cantik dalam keadaan terbuka membuat begitu hasratnya mudah tergoda."Hmnn.. itunya bangun lagi." Tunjuk Mikha malu begitu sadar bagian bawah tubuh Awan bergerak. Ia tidak menyangka jika benda yang semalam telah mengoyaknya itu akan kembali terbangun, sehingga wajah Mikha kembali tersipu."Hmn, dia terbangun karena dipeluk wanita cantik.""Apaan sih." Ucap Mikha tersipu sambil mencubit pelan pinggang Awan.Setelah Mikha tertidur pulas disampingnya, Awan bergegas mencari informasi tentang geng Kapak Merah melalu jaringannya di Klan Atmaja. Bukan hal yang sulit untuk mencari informasi tentang gengster manapun dalam Negeri, karena Ia sendiri sudah punya kendaraan besar Klan