Beranda / Fantasi / Fall in For the Genius / Bagian 28 || Siapa yang benar?||

Share

Bagian 28 || Siapa yang benar?||

Penulis: Its_k_sia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mobil hammer  Logan sampai di rumah besar bertingkat itu, Logan dan Alice sudah turun duluan. Namun Xander tidak, lelaki itu masih menatap rumah itu. Rumah yang memang memiliki banyak rahasia yang tidak bisa ia ungkap kan dengan sebuah kebenaran. Siapakah yang harus ia percaya? Oliver yang dulunya adalah sosok sahabat untuk nya atau lelaki yang sudah merawat nya sejak dulu. 

Kaca pintu mobil di sebelah nya di ketuk, Xander memalingkan wajah nya dan menatap Alice yang juga sedang menatap nya dari luar. Xander menarik nafas nya dalam, ia lalu keluar dari dalam mobil dan menatap kedua sahabat nya "Jika kau tidak ingin membicarakan nya pada kami, itu tidak apa Xander. Pasal nya, kau seperti memiliki beban berat setelah berbicara dengan mereka!" ujar Logan menepuk bahu Xander dan  lebih dulu memasuki rumah itu. Sengaja meninggalkan Alice dan Xander. 

Alice masih berada di belakang Xander, tangan nya ter-ulur hendak menggapai pundak lel

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Fall in For the Genius    Bagian 29 ||∙Swtty Morning∙||

    Seusai makan bersama, Yuki langsung menuju kamarnya yang sudah rapi, harum plus buat tenang deh pokoknya.Yuki hendak menutup pintu kamarnya, namun tiba-tiba Leon juga masuk. Yuki menaikkan alisnya, jangan bilang dugaannya ini benar."Tidur bareng ya!" Ujar LeonYuki mesem, sudah dia duga."Ngak boleh!" Ujar Yuki"Ya, pliss sayang. Aku takut tidur sendiri!" Ujar Leon memelas"Takut sama pocong bang??""Bukan!" Ujar loenYuki menaikkan alisnya lagi, pasti Leon mau ngegombal"Takut di tinggal kamu!" Ujar LeonYuki kicep, Leon ini bukan raja gombal deh, receh banget. Unfaedah sekali, basi."Ha-ha-ha! Udah, sana pigi-pigi!" Usir Yuki setelah tertawa receh. Mirip ketawa mak lampir di serial film-filmnya.Leon keukuh, dia melompat ke ranjang dan berpura-pura tidur. Astagahh, batin Yuki. Pacarnya itu emang jago banget deh buat gemes. Pengen cubit jadinya. Alhasil, Yuki pun ikut naik ke ranjang setelah menutup pintu

  • Fall in For the Genius    Bagian 30 || Came From Past||

    Mr.Tanaka mengusap dagu nya yang mulai ditumbuhi dengan rambut-rambut halus yang mulai memutih. Ia meneguk kopi yang berada di atas meja nya, menatap selembar surat yang lagi-lagi diberikan oleh sosok di depan nya. Pria tua itu menatap ketiga murid yang menurut nya adalah murid pentolan dari sekolah ini, dengan tatapan bertanya. "Ada apa lagi ini?" seru nya setelah membaca surat itu lagi."Kami akan ijin seperti keterangan yang sudah ada di surat itu pak!" jawab Logan santai"Tidak bisa, kalian sudah izin selama 2 hari dan masih ingin meminta ijin lagi? Sekolah kita terpilih untuk olimpiade ajang Nasional, kalian sebagai kandidat yang saya rekomendasikan. Dan, olimpiade nya nanti!"Alice, Logan dan Xander saling menatap, mengerutkan kening mereka masing-masing "Aku rasa kami bisa menolak nya Sir, ini memang keadaan yang sedang genting. Kami harus pergi!" seru Alice"Mengapa kalian bertiga harus pergi bersama-sama? Tidakkah urusan k

  • Fall in For the Genius    Bagian 31 ||The Light||

    Xander sudah kembali dan menghampiri teman-teman nya yang berada di area kantin aula besar itu. Olimpiade diadakan di salah-satu sekolah elit yang begitu bergengsi. Bahkan, semua sistem nya sudah secara Internasional. Alice yang tidak sengaja menatap Xander yang berjalan ke luar dari aula langsung melambaikan tangan-nya "Xander, disini!"Gordo langsung memalingkan wajah nya, dan seketika itu juga ia berdecak tidak suka. Terlebih saat menatap Alice membalas senyum Xander yang berjalan ke arah mereka. Semakin membakar amarah di dalam hati Gordo."Ini, aku sudah memesan untuk mu!" seru Logan saat Xander sudah duduk di sebelah Alice yang menyambut lelaki itu dengan senyum nya. Logan lalu sadar bahwa Gordo yang duduk tepat di depan Alice sepertinya sedang mengeluarkan aura yang tidak sedap. Api-api kecemburuan yang tidak biasa."Kalian sudah makan?" seru Xander sambil menatap Alice dan Logan, beserta Karin yang sedang sibuk dengan ponsel nya. Dan se

  • Fall in For the Genius    Bagian 32 || Perjalanan menuju Sebastian

    "Sudah siap? Bawa barang seperlunya saja!" guman XanderAlice selesai, ia membawa tas ransel nya. Sama dengan Xander yang juga hanya membawa tas ransel berisi barang-barang yang akan mereka pakai di perjalanan nantinya. Xander menutup buku nya, ia menatap Alice yang sudah berada di depan nya "Kenapa kalian lama sekali?Dan, dimana Logan?" seru Xander sambil bangkit dari duduk nya"ak...aku datang, aku datang!"Xander dan Alice menatap Logan yang datang sambil membawa tas dan koper. Xander menatap Alice "Itu barang mu?""Tidak, aku hanya membawa ransel ini saja. Dan, aku sudah lama siap hanya saja Logan yang meminta ku untuk membantu nya packing!"Tristan yang baru saja turun dari lantai dua dengan ranselnya menatap Logan yang membawa sebuah koper besar. "Itu apa? Mengapa kau membawa barang begitu banyak?"Logan menatap satu-persatu orang yang ada di depan nya. Ia menatap Xander yang hanya membawa ransel pun

  • Fall in For the Genius    Bagian 33 || Pundi-Pundi Bagian 1 ||

    Mobil yang sedang di kendarai oleh Logan berhenti di pengisian bensin, Xander yang masih tertidur mulai mengerjapkan matanya saat ada yang meniup-niup wajah nya dengan jahil. Ia membuka matanya dan terkejut saat Logan yang berada di depan wajah nya, dengan seringai yang menyebalkan. Ia menatap ke arah sebelah nya, Alice sudah tak lagi berada di samping nya."Alice lagi keluar!" seru Logan saat tau apa yang sedang dicari oleh Xander"Dimana dia?" ujar Xander"Tadi dia berada di sana!" tunjuk Logan sambil menunjuk ke arah pepohonan yang cukup rindang "Tapi, aku tidak melihat nya lagi di sana!" sambung Logan menutup selang pengisian bensin nya dan membayar biaya bensin yang ia pakai."Tangkap!"Logan langsung menangkap sesuatu yang dilempar oleh Tristan, ia menatap botol soda beralkohol yang sekarang sudah berada di tangan nya "Yak, aku tidak tau kau juga pecinta soda ini. Alice tidak bisa melihat ini. Bisa-bisa kita dima

  • Fall in For the Genius    Bagian 34 || Misi yang malah menjadi duta shampoo ||

    Xander segera berbalik dan menghindar dari anak panah yang hampir menusuk punggung nya. Alice manatap sosok lelaki yang mengepung Xander "Lari dari sini Xander, kau bisa bahaya!" teriak AliceXander menatap Alice, "Aku kesini karena mu, tidak mungkin semua usaha ku berakhir sia-sia seperti ini. Jika aku tidak bisa membawa mu keluar dari sini, lebih baik aku juga menjadi tawanan di sini!" seru Xander"Dasar keras kepala, dimana Logan dan Tristan?" kesal Alice mengingat bahwa kedua lelaki itu tidak menunjukkan batang hidung nya. Alice sesekali meraba rambut nya dan menghela nafas-nya. Rambut nya masih panjang dan wangi."Logan tidak bersama ku karena Tristan memanggilnya tadi, sekarang aku tidak tahu dimana mereka!" ujar Xander yang merasa aneh ketika Alice masih mencium aroma rambut nya sendiri."shit... dengar Xander, aku punya sebuah ide!" guman AliceSetelah mendengar rencana dari Alice, Xander langsung b

  • Fall in For the Genius    Bagian 35 ||Kembali dalam perjalanan||

    Kali ini giliran Alice yang mengemudi kan mobil mereka, Xander duduk di depan sambil sesekali melirik ke belakang. Logan dan Tristan masih asik tertidur, ia memang tidur beberapa menit yang lalu. Namun ia tidak tega melihat Alice yang tidak memiliki teman bicara."Apa badanmu masih sakit?"Alice menatap Xander, "Hanya lutut ku saja, lebih nya tidak. Tapi aku ingin mengatakan sesuatu!""Apa?""Dengar, sebenarnya sebelum kejadian itu. Aku sudah memimpikan bahwa akan ada sesuatu ketika kita melewati wilayah 'The Forest' ini. Sebenarnya, di dalam mimpi ku. Kupu-kupu itu adalah pelindung di wilayah mereka, jika pemimpin mereka tidak didatangi oleh kupu-kupu itu. Kemungkinan besar umur-Nya tidak akan lama""Jadi, kau sudah tau lebih dulu mengenai hal ini?""Tidak semua nya, tapi sebagian besar aku sudah memimpikan nya!" seru Alice"Benar-benar mencurigakan. Tapi mengapa kau tidak memberitahukan kepada ku

  • Fall in For the Genius    Bagian 36 || Rumah Dengan sayap Malaikat||

    "Mereka berhasil selamat dari ruang ilusi pemuda itu 'My Lord'!"Lelaki yang masih memandangi tabung besar itu menatap Damian, ia menarik nafas nya dalam lalu berbalik. Menatap tangan kanan nya yang selalu setia pada-Nya "Siapa pemuda itu Damian? Dia memiliki aura yang sedikit terasa 'familiar' juga untuk ku!" ujar Ken,berjalan menuju rak buku nya. Setelah ia kembali lagi ke bumi, ia langsung mendapat kabar tidak enak di dengar dari Damian."Hamba sedang mencari tahu nya my Lord, tapi Alice baik-baik saja beserta ketiga lelaki yang bersama nya!""Awasi mereka terus, jangan biarkan mereka terluka""Lord, tapi aku rasa ada sesuatu yang istimewa dari Alice. Kupu-kupu dari leluhur 'kaum Pemburu' itu menunjukkan diri pada Alice. Dan sampai sekarang, leluhur mereka sedang mengikuti Alice. Hamba juga sedang menyelidiki masalah itu, meskipun sedikit sulit karena para tetua dari kaum itu sulit sekali untuk memberikan informasi!"

Bab terbaru

  • Fall in For the Genius    Bagian 62 || Rey kalem||

    Oliver menatap sosok yang sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit, ia berusaha untuk memendam amarahnya saat ini. "Apa yang terjadi pada mu Rey? Mengapa kau bisa menjadi seperti ini?" seru Oliver. Menatap Rey yang di gips, tulang-tulang lelaki itu semuanya bergeser dari tempatnya yang seharusnya. Semua badan Rey terkenal cakaran, hanya menyisakan wajahnya yang sama-sekali tidak tergores barang sedikit pun. Mata Rey menatap Oliver, lalu menatap sosok yang sedang duduk dengan buku yang dibolak-balikan di atas tangan nya sedang berada di atas sofa. Duduk tenang, seperti tidak ada yang terjadi."Dia—dia yang melakukan ini pada kami!" ujar Rey dengan air mata nya yang mengalir. Menunjuk Aldo yang masih membaca buku.Merasa dirinya di tunjuk dan ditatap, membuat Aldo menutup bukunya. Dan menatap Oliver yang menatap nya dengan keningnya yang sedang berkerut. "Dia benci pada ku sejak kau menjebakku untuk bergabung dengan mu Oliver!" ujar Aldo ikut berdiri, berjalan ke sebelah sisi ranjan

  • Fall in For the Genius     Bagian 61 || Belum terpecahkan ||

    Mobil yang dibawa oleh Xander sedikit mengambil rute berbeda, mereka menatap ke belakang. Mobil berwarna silver dengan aksen kehitam-hitaman itu terus mengikuti mereka sejak Xander keluar dari dalam hotel itu, tempat mereka melakukan lomba itu. Alice yang duduk di depan bersamanya juga merasakan hal yang sama. Mobil itu memasuki belokan daerah gang yang cukup sempit, dan juga sedikit rawan. Xander sedikit salah mengambil rute ini, karena bukannya semakin mempermudah. Mereka malah sedikit kewalahan. Xander menatap ke belakang dari kaca spion di luar kaca. Mobil itu benar-benar mengikuti mereka sampai saat ini."mobil itu masih mengikuti kita!" seru Logan yang sudah sedikit panik"jalan ini menuju ke daerah mana? Aku tidak pernah berkeliling daerah ini sebelumnya!" seru Alice yang sedikit cemas. Ia tidak pernah melewati jalan ini sebelumnya. Namun ia tidak tahu dengan Xander atau Logan."Aku rasa kita di dalam masalah kali ini!" seru Xander mengerem mobil nya tiba-tiba. Karena sebuah mo

  • Fall in For the Genius    Bagian 60 || Apa Benar?

    Xander, Alice dan Logan sampai di sekolah, mereka turun dari mobil mereka yang sudah terparkir di lokasi parkir yang biasanya. Banyak pasang mata yang mencuri-curi pandang ke arah mereka. Mereka bertiga melangkah menuju gedung sekolah mereka, namun sosok lelaki paruh baya lengkap dengan tas coklat nya yang terpampang di samping nya menghadang langkah mereka. Mereka lalu menatap Mr.Tanaka yang menatap mereka dengan garang. Logan menatap Alice dan juga Xander, ia lalu menggaruk kepalanya dengan sedikit tidak enak."ikut bapak sekarang!" seru Mr.Tanaka lalu berjalan menuju ke arah ruangannya.Logan hendak kabur, namun Mr.Tanaka segera berbalik badan dan menatap ke arah mereka bertiga dengan tatapan tajam. "Jangan coba-coba untuk kabur, atau nilai kalian tidak akan keluar satu semester ini dan kalian tidak akan bisa melanjut ke jenjang universitas!" ujar Mr.Tanaka lalu segera pergiLogan, Xander dan Alice saling menatap dan melangkah mengikuti Mr.Tanaka ke ruangan nya. Beberapa tatapan da

  • Fall in For the Genius    Bagian 59 || Malam Hening||

    Mobil itu berhenti di depan garasi, Xander masih dalam keadaan tidak sadarkan diri. Sementara Alice sudah tertidur dengan tangan yang ada di atas kepala Xander. Logan menatap ke belakang, dan menatap Tristan."Apa kau tidak bisa membangunkan Alice?" ujar Tristan menatap Logan"Alice—Alice...!"ujar Logan pelan menggoyang bahu Alice. Gadis itu mengerjapkan matanya dan menatap Logan. Alice lalu menatap ke luar kaca, dan mereka ternyata sudah berada di depan rumah besar itu. Alice lalu menatap Xander yang masih belum sadarkan diri dan masih berbaring dengan kepala di atas pangkuannya. Alice menggerakkan tangannya, membuat Xander mulai mengerjapkan matanya depan pelan membuat semua perhatian tertuju pada lelaki itu."Xander? Apa kau sudah sadar? Kau bisa mendengar ku?" ujar Alice pelan, sambil mengusap wajah tegas Xander dengan pelan. Membuat Xander yang tadi masih merasa lelah tiba-tiba teransang dengan sentuhan Alice. Xander membuka kedua mata nya dan hal pertama yang ia lihat adalah waj

  • Fall in For the Genius    Bagian 58 ||Sebuah kesalahan ||

    Xander menatap Alice dan Logan sekali lagi, meyakin kan mereka dengan ide gila mereka malam ini. Menatap kedua sahabatnya yang menganggukan kepalanya, membuat Xander segera menutup kedua matanya. Namun sebelum mereka berteleportasi, pintu kamar mereka tiba-tiba terbuka. Semua mata tertuju pada pintu itu. Sementara sosok yang baru saja membuka pintu itu menatap Xander, Alice , dan Logan yang saling berpegangan satu-sama lain. Ralat—jika bisa dinilai lebih rinci, mereka lebih berpegangan pada Xander. Tristan mengerutkan keningnya, tidak ada tidak angin. Mengapa ketiga manusia itu berperilaku aneh?"A—apa kau mengganggu acara kalian?" ujar Tristan menatap mereka dengan alis yang mengerut"Ada apa?" guman Xander yang melepaskan pegangan tangan nya pada Alice dan juga Logan. Ia menatap Tristan—lelaki itu dengan kesal. Tinggal sebentar lagi, maka mereka akan berteleportasi. Namun jika di pikir-pikir, lebih baik juga Tristan datang sekarang daripada nanti setelah ia beserta Alice dan Logan s

  • Fall in For the Genius    Bagian 57 || rencana baru||

    Mereka langsung keluar dari dalam rumah itu, namun begitu keluar mereka terkejut saat mendapati sosok seseorang yang sedang menunggu mereka di depan mobil yang terparkir di luar. Duduk di atas jok depan sambil menatap mereka satu persatu. Logan seketika memegang Alice, Xander juga mendekat pada Alice. Logan menatap Xander yang juga menatapnya. Membuat Logan dengan segera menutup matanya dan warna matanya berubah menjadi putih. Ia lalu melepaskan tangannya dari Alice setelah mengubah kembali warna matanya."Tidak ada orang, kecuali dia!" ujar Logan menatap Xander yang menunggu jawaban darinya."Mengapa lelaki itu datang kemari?" guman Tristan menatap kesal lelaki yang membuat amarah nya seketika meningkat itu. Tristan menatap Xander yang menahan kepergiannya, ia memang hendak menyampari lelaki itu. Namun urung karena Xander menahannya."Biar aku saja Tristan, aku rasa dia ingin berbicara padaku!" ujar Xander lalu berjalan mendekati mobil nya, dimana sosok itu langsung berdiri dan menat

  • Fall in For the Genius    Bagian 56 ||Sebuah surat ||

    Mereka mendorong pintu itu, suara decitan terdengar menyilaukan menandakan bahwa besi yang menyusun pintu itu sudah berkarat. Begitu mereka membuka pintu itu, tidak ada yang terjadi, lalu langkah kaki mereka terdengar di dalam ruangan kosong itu. Ruangan itu luas, terdapat tangga yang berada di sudut ruangan untuk menuju ke lantai atas. Alice masih berada bersama dengan Xander kemana pun lelaki itu melangkah. Alice menatap rumah itu, dan tatapannya tertuju pada lantai di seberang tangga itu. Ia berjalan berbeda dengan jalur yang berbeda dengan Xander."Rumah ini benar-benar tidak ada yang memasukinya!" seru Logan saat menerawang ruangan itu. Benar-benar tidak ada aura negatif sama-sekali. Benar-benar terasa di lindungi oleh aura yang sangat berbeda namun terasa pernah Logan rasakan. Ia lalu mengubah matanya kembali menjadi normal, energy nya terasa lebih cepat berkurang saat ia tidak memegang Alice maupun Xander saat menggunakan kekuatannya. Sebenarnya tidak hanya dia, Xander pun jika

  • Fall in For the Genius    Bagian 55 ||Rumah lama Xander||

    Mizuki menatap Alice yang ada di depan nya, dahinya menyerngit mendapati Alice yang tidak mengenakan seragam sekolah mereka. Ia jelas tau bahwa semalam, saat mereka ada kelas malam. Tiga manusia yang ada di depannya ini tidak masuk sekolah. Mizuki sempat khawatir, khawatir kalau sewaktu-waktu Xavier menyerang mereka. Namun melihat Alice yang berdiri di depan nya membuat perasaan khawatir Mizuki berkurang."Apa yang kau lakukan di sini? Tidak memakai seragam dan nafas ngos-ngosan!" ujar Mizuki menilai Alice yang sedang berdiri di depannya. Semua tatapan siswi lain yang ada di ruangan itu tertuju pada Alice. Menatap mereka berdua dengan sangat-amat teramat penasaran. Alice dikenal jarang bergaul dengan sembarang orang, dia hanya bergaul dengan orang-orang pintar saja—begitu lah rumor yang beredar. Membuat semua siswa itu terkejut, bahkan siswa dari kelas lain ikut nimbrung menatap nya dari kaca-kaca jendela."Nanti akan aku jelaskan, tapi kau harus ikut dengan ku. Segeralah!" ujar Alice

  • Fall in For the Genius    Bagian 54 ||Ke-uwuan Aldo-Key||

    Aldo menatap tajam pada sosok lelaki yang sudah babak belur di hadapannya. Tidak sadarkan diri dan sekujur tubuhnya bermandikan darah membuat sosok lelaki itu tidak mudah untuk dikenali. Namun Aldo tetap menunggu di depan lelaki yang tidak sadarkan diri itu. Hingga langkah kecil dan pelukan di pinggangnya membuat Aldo tersenyum sejenak. Lengan kecil itu memeluk nya erat, Aldo tahu bahwa sosok yang sedang memeluknya itu sedang menenggelamkan wajah nya di dalam punggungnya. Key bilang gadis itu senang memeluknya dari belakang, itu sebabnya Aldo selalu membuat tubuh nya harum. Semua demi gadis nya, Key tidak boleh merasa jijik dengannya. Bahkan saat ini Aldo sudah sangat ingin membasuh tubuh nya karena darah yang mengotorinya."Key, Aa lagi kotor. Darah nya guru kamu itu buat Aa jijik banget!" ujar Aldo membuat Key melepaskan tangannya yang sedang memeluk Aldo. Membuat lelaki itu membalikkan badannya dan menatap Key."Key—jijik ya..?" seru Aldo menatap gadis nya itu yang mundur beberapa

DMCA.com Protection Status