Lihatlah sekeliling, mungkin ada seorang pria yang sedang menantimu bersama sebatang mawar, coklat, dan boneka disana.
~Still Loving You~
“Halo sayang” sapa seorang cowok yang melambaikan tangannya semangat didepanku. Namanya kevin, dia pacarku sejak dua tahun yang lalu.
“Halo sayang” jawabku saat memasuki mobil
“Udah lama nunggunya ?” tanya selena
“enggak kok yang, baru dua jam” jawab kevin enteng
Aku terkejut mendengarnya. Baru dua jam katanya ?. Bagaimana bisa dia berbicara segampang itu.
“nggak usah gitu kali mukanya” kata kevin
“tap- belum sempat stevie berbicara, kevin lebih dulu menyela.
“Enggak papa sayang, baru juga dua jam. Nungguin kamu enam tahun aja aku sanggup kok.
Benar. Kevin adalah temannya temanku, kami bertemu sekali di kafe itupun tidak disengaja, namun anehnya, dia men
Keesokan harinya . . .Sama seperti hari-hari biasanya, Hari ini aku pun kembali ke rumah sakit tempatku bekerja.Hari ini cuacanya seperti kurang mendukung, nggak seperti biasanya.Sesampainya aku di rumah sakit tempatku bekerja, aku dikagetkan dengan bunyi yang sudah sangat sering kudengar, bunyi yang sudah seperti alunan musik bagiku.Karena musik ini ialah hidupku.Itu Ialah bunyi mobil ambulance, yang menandakan jika ada seorang pasien yang membutuhkan pertolongan segera.Tapi sepertinya mobil ini berbeda, lain dari pada mobil ambulance biasanya, mobil ini ialah mobil ambulance khusus keluarga.Tanpa menunggu sedetik pun, para perawat pria yang datang menggunakan mobil ambulance tersebut pun mulai keluar dengan membawa seseorang di tandu.Aku tidak bisa melihat wajahnya. Aku masih berdiri disana hingga seseorang tiba-tiba saja mengagetkanku.“Permisi, saya mau lewat” kata seorang wanita yang hendak masuk
30 menit setelah melakukan diagnosis, kami mulai memasuki ruang operasi. Ada beberapa hal yang harus kami lakukan agar penyakitnya tidak semakin menyebar dan menggerogoti tubuhnya lebih banyak lagi.akupun membantu mengoperasinya dengan sekuat tenaga, dengan keahli-an bedah yang sudah aku pelajari selama beberapa tahun terakhir, yang membuatku sampai mendapat gelar seorang ahli bedah, akupun memulainya.memulai mengoperasi-nya dengan hati-hati, aku tak tega, aku tidak sanggup, aku.. Aku sungguh tidak sanggup kehilangan dia, Kehilangan dia yang selalu kupikirkan setiap harinya..mengingat semua tentangnya membuat hatiku sakit, sakit karena dia meninggalkanku begitu saja, tapi sekarang semuanya yang kukira akan menghilang itu, muncul kembaliKenapa Rasa Sakit itu seperti Muncul lagi ?, kenangan pahit itu seperti datang lagi,kenapa ? Kenapa kita harus bertemu di saat yang tidak memungkinkan seperti ini?, Kenapa kita harus bertemu di saat kamu dalam k
“Dik” panggil selenaSelena dapat melihat raut kaget dari wajah dika.“Apa kamu masih mengenaliku ?” tanya selena“sel e na ?” panggil dika terbata, seperti tidak yakin“Iya. Ini aku selena”Terjadi keheningan sejenak. Sepertinya dika masih kaget dan aku tidak berniat membuka obrolan kembali.“halo sel. Apa kabar ?” tanya bataraSenyum itu, raut wajah ceria yang selalu ingin selena lihat selamanya.“halo dik. Aku baik” jawab selena“kamu apa kabar ?” kataku balik bertanya, walau aku tahu dia sedang tidak baik-baik saja.“aku baik. Sangat baik” ujar dika. Bohong !. Separah ini penyakitnya dan dia masih saja berbohong padaku.“mau ke taman bersamaku ?” tawar selena“Boleh. Jika tidak merepotkan” ujar dika“tentu saja tidak”Selena pergi sebentar untuk m
“Aku akan memanggil perawat untuk membawakanmu obat” ucap selena“sel” panggil dika“Iya ?”“Makasih selalu ada” kata dika setelah sampai di kamarnya.Selena tersenyum. Walau dia tahu dika tidak dapat melihat senyumannya itu.“Makasih udah mau dengar cerita aku hari ini”“Makasih juga udah mau bawa aku ketaman. Walau aku enggak bisa ngelihat seberapa indah pemandangannya” ujar dika“Makasih udah mau berjuang. Aku tahu kamu orang yang hebat. Maaf tidak ada saat kamu sedang melewati hari-hari tersulitmu” jawab selenaSelena membantu dika tidur dengan nyaman di tempat tidurnya.Selena berpikir dika pasti berasal dari keluarga yang berada. Dia ditempatkan di ruangan VIP, dengan berbagai metode pengobatan penyakit kanker yang jauh dari kata murah.“sama-sama. Aku temanmu. Tidak perlu berterimakasih seperti itu”
Tak terasa, sudah enam bulan dika dirawat disana. Menurut keluarganya, dika tidak pernah ingin dirawat di rumah sakit, apalagi hingga se-lama ini. Tapi kali ini, mereka melihat dika seperti memiliki keinginan untuk terus bertahan, dan alasannya karena selena.Hari ini adalah hari minggu. Selena selalu menggunkana waktu liburnya ini untuk membersihkan rumah dan mengisi semua kebutuhan dapurnya.Tiba-tiba saja, ada yang mengetuk rumahnya. “tidak biasanya ada yang bertamu di hari minggu apalagi sepagi ini” ujar selena pada dirinya sendiri.Selena berjalan untuk membuka pintu, tapi dia tidak menemukan siapapun disana. Aneh.Selena berjalan kembali ke dapurnya, namun tak lama terdengar ketukan lagi dari luar. Ini kedua kalinya dia membuka pintu tapi tetap saja tidak ada siapapun disana.Saat hendak menutup pintu, selena melihat ada secarik kertas di depan pintunya. “Aku menunggumu di taman”. Hanya itu isi dari kertas ter
“Dokter selena” panggil dokter daniel“Iya dok” jawab selena“Bisa ikut ke ruangan saya sebentar ?” tanya dokter daniel“Baik dok” selena dan dokter daniel berjalan menuju ruangan dokter daniel“Silahkan duduk” kata dokter daniel mempersilahkan.“Iya, makasih dok”“Langsung saja. Saya ingin berbicara tentang keadaan dika” kata dokter daniel.Selena duduk disana mencerna perkataan dokter daniel. Mereka sedang serius sekarang.“Apakah itu benar-benar serius ?” tanya selenaDokter daniel mengangguk“Dia harus segera kesana. Lebih cepat lebih baik” kata dokter daniel“Dia sudah punya donor disana ?” tanya selena lagi. Dia harus memiliki alasan yang pasti sebelum membiarkan dika pergi.“Dia sudah mendapatkannya. Berdoa saja semoga semuanya lancar” ucap dokter daniel
Selena berjalan ke kamar rawat dika. Disana ada ibunya, sedang berusaha menyuapi dika tapi dia menolak.“Permisi” kata selena sopan saat memasuki kamar rawat dika“iya. Silahkan masuk” kata ibu dika mengizinkan“Ayo sini sel” panggil ibunyaSelena melihat seperti ada pertengkaran kecil antara mereka.“ada apa ini bu ?” tanya selena“ini sel. Dika enggak mau makan. Padahal dia dari tadi belum makan apa-apa. Cuman baring-baring gitu aja” ujar ibu dikaSelena menatap dika. Dia bahkan memalingkan wajahnya dari mereka saat ini.Sepertinya bukan bertengkar.Hanya saja dika seperti lain hari ini.Ibu dika meletakkan kembali bubur yang tadi dipegangnya keatas nakas.Dia mulai menitikkan air mata. Menangis tanpa suara, mungkin tidak ingin membuat dika khawatir.Selena mulai memeluk ibunya. Mencoba menyalurkan rasa hangat disana.“Tenang
Apa aku berhak sakit hati karena bahagiamu bukan bersamaku ?~Still Loving You~“Dik” panggil selena“Makan dulu” bujuk selena mencoba menyuapinya namun dika menolak“Katanya kita ini teman. Tapi kenapa kamu tidak memberitahu Ku ?” tanya dika“apa maksudmu ?, aku tidak paham” kata selena bingung“Sudahlah” kata dika“Dik” panggil selena sembari menggenggam tangan dika“aku tahu aku ini penyakitan. Aku buta. Wanita sempurna mana yang mau merawat pria yang sebentar lagi akan mati ini ?!” kata dika sambil terisakSelena memeluknya dan mencoba menenangkannya.“Tolong jangan seperti ini. Aku enggak suka” kata selena. “aku kesini ingin mengatakan salam perpisahan sebelum kamu pergi ke Amerika dik. Bukan untuk berdebat apalagi melihat kamu tidak punya hasrat hidup seperti ini&rdquo
Keesokan paginya, Ryan sudah bangun lebih dulu dibanding Yaya.“Tumben..” ucap Ryan saat melihat istrinya masih tertidur pulas.Biasanya, Yaya akan bangun lebih dulu dibanding Ryan. Tapi mengapa hari ini berbeda?Ryan berjalan mendekati Yaya, dan akan menciumnya. Namun..“Emm kak..” ucap yayaDia menjauhkan wajahnya dan itu membuat Ryan tidak bisa mencium istrinya.“Sayang. Kok gitu sih?” tanya Ryan“Jangan dekat-dekat aku.” Jawab YayaRyan menaruh tangannya di pinggang karena merasa aneh.“Kita ke dokter sekarang.” Kata Ryan“Nggak usah!” tolak yaya“Nggak ada penolakan.” Balas Ryan“Semalam aku disuruh tidur di sofa. Dan pagi ini, kamu nggak mau aku cium. Aku nggak tahan kalau jauh-jauh dari kamu sayang.” Jelas RyanYaya hanya tertawa mendengar itu. Walau begitu, dia tetap mengikuti perintah suami
Bukan hanya tentang siapa yang lebih dulu kau temui, karena segalanya bukan karena sudah waktunya, tapi karena memang dia orangnya.~Hari ini adalah hari pernikahan Yudha dan Ina.“Udah siap sayang ?, cepat udah ditelepon mama nih” itu teriakan ryan.“begini nih kalau udah dandan. Harus lama banget gitu” kata ryan pada sean yang berada di gendongannya.“Iya sayang, udah siap kok” jawab yaya.Dia berjalan menuruni tangga sembari memeriksa isi tasnya.“Sayang” tegur ryan“Apa aku terlihat cantik ?” tanya yaya“Apa kamu yakin ?” kata ryanAda apa lagi ini ?“Sayang, coba lihat. Apa itu mommy ?” tanya ryan pada sean“kenapa sih sayang ?” bingung yaya“Itu sangat cantik. Makanya aku bertanya apakah ini benar mommy-nya sean ?”Huffhh, yaya menghela napas lega. Untung saja gaunn
“Oh iya, pada belum makan kan ?, ke resto dulu yuk” ajak papa“Emm, yaya balik duluan aja yah pa, kasian Sean udah lapar sama ngantuk banget” kata yaya“Yaudah sayang. Kalian balik duluan aja” kata mama“maaf yah ma, pa” kata ryan“iya enggak papa” jawab papa“yaudah balik duluan aja, kasian cucu oma” kata tante sofieYaya mengangguk. Mereka segera memasuki mobil dan lainnya menuju ke restoran.“ayo sayang” ajak ryan. Saat dia ingin menyentuh yaya, yaya lebih dulu berjalan meninggalkannya.“Sean mau minum susu dulu” yaya mulai menyusui sean“Kok duduknya di belakang sih sayang ?” tanya ryan tidak sukaYaya menatap sekitar lalu menepuk jidatnya.“kok malah duduk di belakang yah, lagian udah terlanjur juga, kasian Sean udah nyusu” jawab yaya.Begini nih kebiasaan yaya kalau seda
Yaya memilih gaun dengan bentuk sebelah lengan, dan sebelahnya lagi kosong. Gaun kekinian yang tidak terlalu terbuka.Gaun itu tidak begitu saja dipilihnya, dia harus berdebat dengan ryan dulu tadi. karena merasa gaunnya terlalu terbuka.“Sayang” panggil ryan saat yaya sedang berada di depan cermin.Yaya sedang mencoba gaun tanpa lengan.“Kok gaunnya kebuka gini sih ?” tanya ryan menilai gaun yang sedang dikenakan yaya.Dia mengangkat-angkat gaun tersebut dan memberi penilaian layaknya juri fashion.“Ini itu kebuka banget. Udah punya anak juga.” Cibir ryanSalah, sepertinya dia bukan juri fashion. Tapi emak-emak tukang nyinyir. Entahlah apa sebutannya.“ini enggak kebuka sayang, tanpa lengan doang” kata yaya. Memang menurutnya dress ini aman-aman saja.“ganti sayang” perintah ryan“Tap-“Enggak ada penolakan” kata ryan final.
“Dek!” panggil ryan saat yaya sedang berada di dapur“Hmm ?” yaya hanya bergumam sebagai jawaban“Lagi ngapain ?” tanya ryanDia berjalan mengampiri yaya dan memeluk pinggang istrinya dari belakang.“Ngapain sih ?” kata ryan mengulangp ertanyaannya“Aku cuman lagi nyuci piring aja.” Jawab yaya“Nggak usah dicuci. Dikit gitu doang.” Kata ryanYaya meneruskan kegiatannya mencuci beberapa peralatan makan yang tersisa.“Sayang.” Panggil ryan“Iyaa ?” tanya yaya“Kita nggak usah fitting baju hari ini yah ? Aku lagi males banget.” Ujar ryan“Bohong. Bilang aja kalau kamu nggak mau pergi.” Balas yaya“Bukan gitu. Aku tahu kalau kamu kesana, mama pasti ngajak kamu kesana kemari. Aku kan maunya sama kamu sayang.” Jelas ryan“Tuh kan. Kita kan fittingnya nggak lam
“Kak!” panggil yayaDia sudah siap dengan pakaian rapinya saat ini.“Hmm ?” balas ryan“"Aku mau kerumah mama dulu. Mau bantuin mama ngurus acara pernikahan" ucap yaya pada ryan.Dia meminta izin agar suaminya itu bisa membiarkan dirinya pergi ke rumah mama.“Kok gitu sih sayang ?” tanya ryanYaya yang mendengar itu, hanya menaikkan sebelah alisnya bingung.“Maksudnya gimana ?” ujar yayaRyan yang sedang fokus dengan laptopnya, langsung meletakkan itu di meja."kok bahasanya gitu sih sayang ?" Ulang ryanApa yang terjadi dengan suaminya itu ?. Yaya masih merasa bingung saat mendengar itu."Memangnya ada yang salah ?" tanya yayaRyan mengangguk sebagai jawaban."Iyaa. Kayak aneh gitu" jawab ryanEntahlah. Padahal yaya merasa tidak ada yang aneh dengan ucapannya barusan. Kenapa suaminya malah bersikap seperti itu ?"Coba d
“Mungkin awalnya terasa sulit. Tapi setelah itu,semua pasti akan baik-baik saja.”~Saat ini yaya sedang asik dengan ponselnya hingga dia senyum-senyum sendiri."Ihh ganteng banget" ujar yaya. Bahkan senyuman nya tidak luntur sejak tadiRyan yang melihat istrinya itu pun, menjadi penasaran. Dia menatap yaya dengan pandangan yang penuh selidik."Nontonin apa sih ?" Tanya kak ryanNamun yaya tidak menjawab nya. Entah dia mendengar pertanyaan suaminya atau tidak. Karena dia terlihat sangat serius saat ini.“Sayang. Nonton apaan sih ?” tanya kak ryan lagi mengulang perkataan nya"Enggak kok" jawab yaya dengan singkat“Masa sih ?. Nggak percaya” ujar kak ryan. Dia ingin merebut ponsel istrinya, namun Yaya malah menjauhkan ponsel itu dari ryan.
“Aku kira, kamu akan menyerah dengan hubungan kita”~Pagi ini yaya membangunkan suaminya karena sudah tiga hari dia tidak bekerja."Kak. Bangun" kata yaya menggoyangkan tubuh ryan agar segera bangun“Kak ryan, bangun dong. Nanti kakak enggak ke kantor lagi" paksa yayaBukannya bangun, ryan malah menarik yaya kedalam pelukannya."Kak" panggil yaya"Bentar aja sayang. Biarin kayak gini dulu" jawab kak ryan"Ayo bangun. Sarapannya udah disiapin" kata yaya"Aku hitung sampai 3 yah, kalau enggak bangun juga -" belum sempat yaya menyelesaikan kata-katanya, kak ryan sudah membuka matanya.Cupp..Dia mencium bibir yaya sebentar."Morning kiss sayang" ujarnya lalu berlari ke kamar mandi.Dasar. Kin
“Setidaknya masih ada yang menarik yang bisa di kenang dari pernikahan mereka.”~Yaya merasa ada yang mengecupnya berkali-kali pagi ini. dan itu sangat mengganggu tidurnya. Dia bergerak sedikit namun merasa ada sesuatu yang melingkar di perutnya"Good morning sayang" itu ucapan pertama yang yaya dengar saat dia membuka matanya.Ternyata penyebab nya adalah kak ryan yang melingkarkan lengan nya pada pinggang yaya"Masih lelah ?" Tanya kak ryan.Yaya mengangguk sebentar."Uhh, istriku ini memang yang pantik" kata kak ryan. Yaya hanya menatapnya dalam diam dan tidak ingin bersuara.Kak ryan mulai menciumnya agak lama."Morning kiss" ucapnyaYaya memukul bahunya pelan"Mana ada morning kiss lama gitu" ejek yaya