Barata bertatap-tatapan dengan Bawono. Tekanan tak berbentuk tiba-tiba menghantam tubuhnya ketika Bawono melangkahkan salah satu kakinya. Barata segera mengambil sikap bertahan, dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh bawono saat ini. Dia tidak bisa memikirkan cara menyerang yang baik karena dia melihat angin di sekitar tubuh Bawono bergerak dalam kecepatan tinggi dan ini adalah kali pertama dia melihatnya. Tindakan yang bawono lakukan sangat berbeda dengan yang dilakukannya saat pertama kali dia bertemu dengannya.
“Pria gila!! Apa waktu itu kau meremehkanku dan tidak menggunakan seluruh kemampuanmu?” tanyanya saat dia mengeluarkan bola api. Dia mencoba untuk mengalihkan perhatina Bawono dari tindakannya.
“Meremehkanmu? Tidak. Kau salah mengerti. Aku tidak meremehkanmu. Aku hanya tidak menganggapmu sebagai seseorang yang pantas untuk kunodai!!” seru Bawono sambil menampilkan sebuah senyum yang keji lagi dingin pada Barata.
Siapa yang
Pada saat Bawono mengangkat kedua tangannya dan meletakkannya ke dada. Kulitnya mulai berubah warna dan tampak mengeras. Tidak hanya kulitnya saja yang berubah, tapi udara di sekitarnya juga semakin padat dan menguat. Satu demi satu puasaran angin muncul di sekitarnya, dan pusaran itu membuat debu atau bebatuan terbang ke berbagai arah. Angin itu begitu kuat dan memiliki daya hisap yang kuat juga.Barata melihat Bawono dengan cara yang berbeda. Saat ini dia mengerti jika Bawono sudah serius. Aura yang dikeluarkannya benar-benar berbeda dari beberapa saat lalu. Perubahan mendadak ini menangkap kelengahannya. Alhasil, Barata tidak bisa bersiap akan serangan yang tiba-tiba dilepaskan oleh Bawono. Dua buah pusaran angin Bawono tembakkan dan mengarah dengan tepat ke arahnya. Dia berusaha untuk menghindarinya, tapi cepatnya pusaran angin itu bergerak ke arahnya membuatnya tak bisa dihindari dan dia dihantam dengan kuat.“Ugh!!! Pusaran yang sangat kuat. Sekali dihantam
Debu yang menutupi area tempat Bawono dan Barata bertarung mulai menghilang dan perlahan-lahan situasi di tempat itu menjadi jelas. Dua sosok pria yang bertarung dengan segenap kekuatannya berada pada posisi yang sama. Mereka berlutut dan sama-sama terluka. Namun, salah satu dari mereka memiliki luka yang lebih parah dari yang lain.Genangan darah di bawah tubuhnya menjadi sebuah bukti akan kondisinya. Bawono memegangi dadanya dan sekali lagi memuntahkan seteguk darah. Wajahnya memucat dengan keringat yang tak henti menetes dari tubuhnya. Sorot matanya memberikan rasa tak percaya akan apa yang baru saja terjadi. Dalam ingatannya yang masih basah, dia melihat ada serangan lain di balik gelombang kejut yang dihasilkan dari benturan serangan.Serangan itulah yang melukainya, dia benar-benar tidak mengharapkan Barata akan menggunakan serangan kombinasi seperti itu. Saat dia memikirkannya kembali, Bawono menjadi waspada ketika dia menatap Barata yang juga terluka. Namun, di
“Kau sudah kalah Barata, bukan aku!! Lihatlah sekelilingmu. Semua anak buahmu sudah binasa di tangan Sudro. Hahaha … sayang sekali, uhuk!! Meski aku menyukai dan akan menerima tawaranmu. Sayang sekali semua itu tak akan terjadi!!” seru Bawono yang mengusap darah di mulutnya. Dia tidak percaya akan kalah dalam adu kekuatan seperti detik ini. Saat ini, dia hanya bisa melihat Barata yang menghampirinya tanpa menyembunyikan hawa nafsu membunuhnya.Barata berdiri dengan tenangnya ketika dia berada sangat dekat Bawono yang sudah berlutut. Tubuh Bawono begitu menyedihkan dengan darah yang ada di mana-mana. Barata menatapnya dan tatapan itu membuat siapa saja akan merasa kedinginan dan ngeri. Selagi menatapnya dia berkata, “Jangan mengharapkan sesuatu yang semu Bawono. Mereka memang orang-orangku tapi mereka bukan bawahanku yang sebenarnya. Aku baru saja merekrut mereka dan membawa mereka untuk mendapatkan manfaat yang lebih. Jadi … pikirlah dengan jer
Pertempuran melawan Faksi Jalwungan memengaruhi seluruh tempat. Faksi-faksi yang berdiam diri pun juga bertindak setelah mengetahui kejadian ini. Dua faksi lainnya, Faksi Luwinar dan Faksi Sulan, merekamulai menunjukkan tanda-tanda untuk bergerak. Mereka mengumpulkan pasukan. Dengan kekuatan yang mereka miliki, mereka bisa mengumpulkan ratusan orang dalam satu waktu. Mereka berada di satu tempat denghan seorang pemuda berparas tampan sebagai pemimpinnya.Pemuda itu memiliki sebuah senjata berupa pedang dengan bentuk yang cukup unik. Pakaiannya cukup tertutup secara menyeluruh dan hanya menyisakan bagian wajah saja. Bahkan, dia mengenakan sarung tangan. Matanya yang tajam mampu mengintimidasi siapa saja yang menatapnya. Rambutnya cukup panjang hingga menyentuh punggungnya. Penampilannya tidak bisa diabaikan saja karena cukup memikat serta memberi perasaan akrab.“Aku tidak tahu apakah Faksi Jalwungan sudah bergerak atau tidak. Namun, daripada kita menunggu mereka
Dua pasukan besar berada dekat dengan Barata. Mereka melepaskan aura yang besar dan tidak dapat ditahan bagaimanapun caranya. Barata dan seluruh pasukannya sudah menunggu mereka mencapai satu titik sebelum melepaskan serangan yang mematikan. Di sisi lain, Bawono yang telah terluka parah pun tetap mengikut sertakan diri dalam pertarungan ini. Dia sama sekali tidak peduli dengan keadaannya dan meminta untuk bertarung pada Barata.Permintaan itu tak mungkin Barata tolak. Dia mengizinkannya untuk bertarung meski kondisinya sangat buruk. Apa yang terjadi pada saat itu benar-benar berbeda, Bawono memang terluka cukup parah dan bagi orang biasa luka seperti itu cukup untuk membuatnya mati. Namun, Bawono tampak biasa saja dan terlihat memiliki senyum yang begitu luar biasa keji. Barata yang mengamati pasukan musuh dari atas pohon segera melihat ada sesuatu yang berbeda.“Bagaimana bisa seperti ini? Mereka benar-benar tidak waspada. Padahal tempat semacam ini rentan akan
Kata-kata Barata didengarkan oleh semua orang yang berada di tempat itu. Mereka meletakkan senjata setelah melihat para pemimpinnya terbunuh dalam pertarungan itu. Dalam pertempuran itu, korban yang berjatuhan tidak sedikit. Tidak ada yang melihat pertempuran akan berakhir dengan cepat. Bawono yang baru saja merobek seorang prajurit pun memiliki ekspresi tidak sedap pandang di wajahnya dan terlihat seolah dia habis makan kotoran.“Sial!! Bagaimana bisa berakhir seperti ini?”“Apa yang akan terjadi pada kita sekarang?”“Sungguh mengerikan sekali!! Nasib kita begitu buruk. Bagaimana kita menghadapinya?”Barata mendengar perkataan mereka, tapi dia tidak bisa terganggu oleh hal itu. Jadi, dia membiarkan mereka berbicara tentang apapun di belakangnya. Barata hanya memiliki dua tangan yang berarti dia tidak bisa menutup semua mulut yang tengah berbicara ini. Begitu dia mendengar apa yang mereka katakan, Barata hanya tersenyum
Setelah mendengar kejadian selama dia pergi. Barata tersenyum puas. Mereka, bawahannya melaksanakan tugas yang dia berikan dengan sangat baik. Tidak hanya membersihkan masalah yang ada di dalam kelompok sendiri. Mereka juga membersihkan seluruh area di sekitar Lembah Kehidupan. Dalam prosesnya, mereka juga berhasil meningkatkan kekuatan dan menerima banyak pengungsi yang kebetulan lewat ataupun yang mereka temui.Tidak ada yang banyak berubah dari sebelum-sebelumnya, hanya saja tempat ini menjadi lebih layak untuk dihuni. Saat dia mendengar semua itu, Barata menjadi penasaran dengan perkembangan yang terjadi pada wilayahnya. Lembah Kehidupan sendiri sudah menjadi sebuah tempat tinggal bagi mereka. Menurut ucapan prajurit itu, kebanyakan para pengungsi tinggal asrama. Bangunan besar yang ada di dalam wilayah yang mampu menampung puluhan orang.“Pantas saja mereka bisa mempercepat pembangunan dan perataan jalan ini. Meski jalannya hanya jalan tanah biasa, tetap saj
Keputusan sudah dibuat dan beberapa hari kemudian setelah melewati istirahat yang panjang. Barata mengumpulkan seluruh pasukannya termasuk regu pembunuh yang baru saja di bentuk oleh Bawono. Pasukan berjumlah 300 orang ini segera berbari di sebuah area lapang, dalam waktu beberapa hari ini, Wero juga menunjukkan kecakapannya yang membuat Bowo terdiam. Dengan situasi yang sudah tidak bisa dibiarkan lagi. Barata mengumpulkan pasukannya dan juga membuat mereka tahu tujuannya.“KITA AKAN PERGI KE KOTA SAWARANGUN. Jalan yang akan kita tempuh tidak mudah. Di sepanjang jalan pasti kita akan menemui hambatan dan berbagai hal. Jika kita menemui sebuah desa atau pemukiman jangan ragu untuk menjarahnya. Aku akan membawa 200 dari kalian yang berarti dua divisi yang aku bawa. Walujeng, kau akan aku beri sebuah tanggung jawab yang besar. Kau harus melindungi wilayah Lembah Kehidupan dari berbagai macam bahaya. Jangan sampai tempat ini kacau!!” seru Barata saat membagi pasukanny