Share

Part 31 Lamaran 2

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-19 19:33:24

Author's POV

Malam itu hujan kembali mengguyur bumi. Suasana di rumah Pak Tino cukup meriah. Ada beberapa kerabat yang datang untuk makan malam dalam rangka anniversary pernikahan lelaki itu dan istrinya.

Andrean duduk di sebelah gadis yang sejak tadi berusaha mengajaknya bicara. Menghidupkan percakapan di antara mereka. Namun Andrean hanya menjawab seperlunya. Dari tempat duduknya Tante Verra memperhatikan sang keponakan yang tidak antusias sama sekali terhadap gadis pilihannya.

Seistimewa apa perempuan yang disukai Andrean, hingga gadis secantik Nency tidak berhasil menarik perhatiannya.

Andrean sendiri tidak menduga kalau akan ada Nency di acara tantenya. Sebab selama ini sang Tante tidak pernah mengundang orang luar di acara anniversary-nya.

"Mas, akhir pekan ini datang ya di acara pembukaan butikku. Nanti undangannya menyusul. Ada di lantai empat Prima Plaza, deketan sama butiknya Bu Salwa." Nency sangat berharap bahwa pria di sebelahnya akan mau memenuhi undangannya. Gadis itu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (15)
goodnovel comment avatar
Nim Ranah
Bu wanti .........
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
siapapun wanti matanya ijo liat segepok duit,,cepet 2 halalin embun,,biar lepas dari jerat bu wanti,,
goodnovel comment avatar
Bunda Saputri
Mata ijo ibu tirinya embun
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 32 Nervous 1

    Author's POV"Kami akan menikah di kota, Pak. Secara sederhana saja. Sebab Embun masih jadi warga sana juga. Jadi kami tidak akan kesulitan untuk mengurus surat-surat yang diperlukan." Andrean menjelaskan.Sejak bercerai, Embun memang belum mengurus pindah tempat kembali ke desanya. Alamat di KTP menggunakan alamat kosannya. Dia mengurus KTP baru setelah putusan perceraiannya di pengadilan agama.Walaupun Pak Karim telah menolak pemberian uang dari Andean, tapi pria itu tetap memaksa memberikannya ketika mereka hendak pamitan pulang. Embun juga titip salam buat Roy yang tidak ada di rumah karena sedang diajak bosnya ke luar kota. Rini juga masih di sekolah."Apa Mas nggak ingin mengajak saya minta restu pada Pak Darmawan?" tanya Embun di perjalanan."Setelah kita urus semua surat-surat dan menetapkan tanggal pernikahan, aku akan mengajakmu bertemu papa.""Baiklah!" jawab Embun sambil tersenyum.Mereka sampai di kota jam dua belas siang. Andrean sepakat dengan Embun kalau akan menggun

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-20
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 33 Nervous 2

    Embun's POVSetelah mengukur baju pada Mbak Mur, aku duduk di tepi pembaringan. Masih ada waktu beberapa jam lagi sebelum aku bersiap-siap hendak pergi kerja. Dua hari ini aku sibuk mondar-mandir untuk mengurus surat-surat nikah. Rasanya seperti mimpi kalau sebentar lagi aku akan bersuami lagi.Benar yang ditulis dari buku yang kubaca, bahwa semua akan membaik seiring berjalannya waktu. Pernikahanku dengan Mas Fariq boleh gagal, tapi tidak berarti kehidupanku selanjutnya harus ikut gagal.Siang itu aku bersemangat masuk kerja. Rasanya tak sabar segera memberitahu Yani bahwa aku akan menikah tak lama lagi. Namun ketika sampai di rumah sakit, justru Yani yang lebih dulu memberitahu sesuatu padaku."Ternyata mantan madumu itu keguguran lagi dua hari yang lalu. Waktu kita cuti. Jadi dia di rawat satu kamar dengan suaminya.""Oh ya?" tanyaku tidak sepeduli kemarin-kemarin. Rasa sakit itu tak lagi seperti dulu."Iya. Dewi yang cerita padaku." Dewi ini perawat yang shift-nya berbeda dengan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-20
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 34 The Wedding

    Author's POVMelihat Hedriko terluka, hati seorang ibu ikut tersayat pedih. Beliau teringat kembali peristiwa berpuluh tahun yang lalu. Benarkah karma telah terbayar?Malam itu Bu Salwa menyuruh Fadel mengawasi Hendriko. Beliau tidak ingin anaknya melakukan tindakan yang tidak-tidak. Sebab sudah sangat hafal dengan karakter Hendriko. Dia bisa nekat melakukan apa saja tanpa pertimbangan yang matang. Sikap diamnya itu sulit sekali di tebak. Diakuinya kalau sikap Andrean yang juga pendiam itu tapi penuh dengan perhitungan yang matang. Apa-apa dipikir secara detail. Tidak seperti Hendriko yang mengampangkan sesuatu.Namun tetap saja pengawasan bisa luput. Hendriko mengirimkan pesan berpuluh kali pada Embun. Dan sehari sebelum pernikahan Andrean dan Embun, Hendriko datang di kosan wanita itu. Embun yang ada di kamar diam saja, dia tidak menemui lelaki yang tampak kusut itu. Pernikahannya hanya tinggal sehari saja, ia tidak ingin ada masalah yang berakhibat fatal. Embun tidak ingin melukai

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-21
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 35 Jamuan Setelah Pernikahan

    Author's POVJamuan berlangsung lancar meski antar besan terlihat masih canggung. Justru Mbok Darmi dan Pak Karyo yang berbincang ramah dengan orang tuanya Embun. Pak Darmawan sendiri hanya sesekali bertanya pada Pak Karim.Jam setengah satu acara jamuan selesai. Mereka saling bersalaman untuk berpisah. "Jaga Mbak saya baik-baik, Mas," ucap Roy ketika menyalami Andrean."Pasti. Kamu jangan khawatir," jawab Andrean sambil menepuk bahu Roy.Pak Karim juga memberikan nasehat singkat pada putri dan menantunya sebelum pergi.Rozak yang akan mengantarkan Pak Karyo dan keluarganya pulang. Sebab Andrean langsung mengajak istrinya menghabiskan cuti mereka beberapa hari di tempat yang sudah ia persiapkan. Sedangkan Pak Darmawan dan Bu Salwa pulang paling akhir. Mereka berdua memandang kepergian putranya dan Embun meninggalkan halaman restoran.Mendung kelabu memayungi mayapada ketika mobil Andrean memasuki sebuah resort mewah di luar kota. Dua jam perjalanan dari tempat tinggal mereka. Resort

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-21
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 36 Honey 1

    Author's POV"Nggak dijawab dulu, Mas?" tanya Embun ketika melihat suaminya membiarkan ponsel itu tetap berdering."Biar saja, Mas mandi dulu." Andrean sudah membahasakan dirinya dengan panggilan 'Mas'.Embun menatap layar yang masih berpendar. Andrean sempat cerita sekilas tentang seseorang yang dipanggilnya Tante Verra. Juga alasannya kenapa ia tidak mengundang wanita itu ke pernikahan mereka.Pagi yang dingin. Usai Salat Subuh mereka masih duduk di atas sajadah. Berulang kali Andrean mengecup kening istrinya, dengan cara itu ia bisa mengungkapkan apa yang dirasa. Dia jatuh cinta ketika pertama kali melihat Embun. Saat itu ia mencari tahu tentang siapa Embun, karena tidak ingin salah bertindak. Takutnya Embun kekasih orang atau bahkan sudah menjadi istri dari seorang pria."Setelah ini Mas akan membawamu tinggal di rumah Mas."Embun mengeratkan pelukannya sambil mengiyakan. Di mana pun akan di bawa, Embun sudah siap untuk ikut serta. Apa yang di carinya selain ketenangan bersama den

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 37 Honey

    Namun beliau juga menyadari satu hal. Meski hubungannya dengan anak tirinya itu tidak harmonis, tapi sedikit pun Andrean tidak pernah mengusiknya. Tidak pernah."Sudahlah, Mama nggak perlu cemas. Dia pasti pulang. Nanti biar Fadel cari di kantornya. Papa mau berangkat sekarang!"Bu Salwa mengantarkan suaminya hingga ke teras. Pak Wahab sudah siap untuk mengantarkan. Hari ini beliau tidak ingin ke butik. Pikirannya tidak tenang karena memikirkan Hendriko.Jujur saja, sebenarnya beliau juga menyukai Embun. Hanya saja, beliau juga ingin memiliki generasi penerus. Makanya mengurungkan niat menjodohkan Hendriko dengan perempuan itu setelah tahu masa lalunya. Namun tidak menyangka saja kalau Andrean sanggup menerima Embun apa adanya. Andrean yang dikenalnya sangat dingin dan kaku itu sebenarnya berhati luas. Sifat mamanya memang menurun padanya. Dia, wanita berhati baik dan lembut.Bu Salwa diam dengan tatapan menerawang. Mengenang kala itu yang membuat netranya berkaca-kaca. Lamunannya bu

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 38 Enggan Berpisah

    Embun's POV Habis Salat Isya, Andrean membeli makanan untuk kami. Ah, aku harus memanggilnya 'Mas' sekarang. Dia membeli nasi rames di warung yang tidak jauh dari rumah. Sedangkan aku menyiapkan piring dan membuat dua gelas teh hangat.Rumah itu sangat bersih dan rapi. Semua perabotan dapur termasuk piring dan gelas terbuat dari porselen yang masih bagus dan terawat. Ini perabotan kuno, pasti usianya sudah berpuluh tahun. Barang bagus pasti awet.Tentunya sebelum ada aku, Andrean sendirian di rumah ini tiap pulang kerja."Mas, ayo makan!" panggilku pada pria yang baru saja mengunci pintu depan.Kami duduk di kursi kayu jati berukir dengan meja makan berbentuk bulat yang terbuat dari marmer. Tepat di atas kami ada lampu gantung dengan desain klasik dan minimalis.Struktur batang lampu terbuat dari logam yang membentuk kelopak bunga terbalik. Di setiap kelopaknya ada bola lampu yang menjadi sumber pencahayaan utama. "Kamu liatin apa?" tanya Mas Andrean turut memandang ke atas."Mandan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 39 Enggan Berpisah 2

    Awal pagi yang dingin. Rambutku yang masih basah kubelit menggunakan handuk karena tidak ada hairdryer di sana. Aku juga lupa membawa dari kosan kemarin."Hari ini Pak Karyo yang akan ngantar kamu ngambil barang ke kosan. Maaf, Mas tidak bisa menemani," ucapnya sambil menggamit pinggangku. "Nggak apa-apa. Barangku nggak banyak. Mungkin hanya sekali angkut saja sudah selesai.""Kamu bisa catat apa yang kita butuhkan lagi. Nanti liburan kita bisa belanja."Andrean berdiri dan mengambil sesuatu dari dompetnya yang tergeletak di atas meja. Sebuah debit card diberikannya padaku. "Di sini ada sejumlah uang yang bisa kamu gunakan. Nanti kirimi Mas nomer rekening kamu. Mas akan mentransfer uang bulanan ke rekeningmu." Dia juga mencatat nomer PIN kartu itu di buku catatan di atas meja."Makasih, Mas," jawabku sambil membalas pelukannya."Di garasi belakang ada mobil yang sering di pakai oleh Pak Karyo untuk mengantar Nenek belanja atau ziarah ke makam. Pak Karyo akan menggunakan mobil itu unt

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23

Bab terbaru

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 144 Senja di Lereng Wilis II

    Jelita sudah berumur sembilan tahun sekarang. Dia cantik berjilbab warna merah muda. Kemudian ikut bermain bersama adik dan si kembar.Bu Salim menyambut hangat kedatangan Yuda dan keluarganya. Wanita sepuh itu selalu bahagia jika rumahnya di datangi tamu yang membawa anak-anak. "Mbak Jingga, hamil lagi?" tanya Aisyah yang baru melihat perut Jingga yang membulat."Iya, Mbak. Mau jalan empat bulan. Kembar lagi ini.""Masya Allah, yang bener, Mbak?"Jingga mengangguk."Surprise."Mereka dan anak-anak sangat akrab. Karena tiap kali pulang ke Nganjuk, Fariq sering mengajak mereka mampir di rumahnya Yuda meski hanya sebentar."Pak Raul masuk rumah sakit semingguan yang lalu. Mas Yuda di kabari, nggak?" tanya Fariq ketika mereka ngobrol berdua di gazebo taman samping rumah."Nggak, Mas. Saya tahunya dari Mas Fariq ini. Nanti sebelum pulang, saya mau ngajak mereka mampir sebentar ke sana.""Kalau sekarang Pak Raul sudah di rumah. Tapi masih dalam pengawasan medis terus karena hipertensi dan

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 143 Senja di Lereng Wilis I

    Netra Bu Salim berkaca-kaca pagi itu setelah diberitahu Fariq kalau Jingga tengah hamil bayi kembar lagi. "Masya Allah, Alhamdulillah, Nak. Kamu akan memiliki anak kembar lagi?" kata Bu Salim sambil memeluk putranya. Beliau tidak tahu kalau Jingga kemarin periksa ke dokter kandungan. Yang beliau tahu, Jingga belanja keperluan anak-anak."Ya, Ma. Alhamdulillah!""Udah berapa minggu?""Enam minggu.""Masya Allah. Berarti setelah dia lepas KB-nya langsung isi?"Fariq mengangguk. Bu Salim menyeka air matanya. Dulu bagaimana Fariq dan mantan istrinya terus berusaha hampir tiap bulan supaya lekas dapat momongan. Namun hasilnya selalu nihil. Tapi lihatlah sekarang, begitu mudahnya Allah mengabulkan keinginannya. Setelah malam pengantin mereka, Jingga langsung hamil bulan depannya. Sekarang juga begitu, setelah berhenti memakai kontrasepsi Jingga langsung hamil lagi. Tak ada yang mustahil jika Allah sudah menghendaki.Kebahagiaan tiada terkira memenuhi dada Fariq, meskipun dia sangat kasihan

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 142 Speechless II

    Fariq yang terkejut diam beberapa detik. Kemudian segera berjongkok di depan kedua jagoannya. Menerima kue yang ada angka empat puluh lima di permukaan puding buah. Pria rupawan itu memeluk dan menciumi kedua putranya sambil mengucapkan banyak terima kasih.Pria itu lantas berdiri ketika sang mama merentangkan tangan hendak memeluknya. "Terima kasih, Ma," jawab Fariq sambil mengusap punggung sang mama setelah wanita yang melahirkannya itu mengucapkan selamat ulang tahun dan merapalkan doa untuk putra terkasihnya.Mbak Mus dan Sumi juga mengucapkan selamat pada majikannya. Di susul oleh Cak Pri yang baru saja datang untuk menjemput istrinya. Sebab kalau habis Maghrib Mbak Mus akan pulang. Anak-anak kalau malam tidur di kamar mereka di temani Sumi. Sesekali si kembar dilatih tidur sendiri. Tapi Jingga bisa mengawasi dari layar monitor yang ada di dalam kamarnya."Anak-anak, kalian tunggu di meja makan ya. Biar papa mandi dulu."Farras dan Farel langsung berlari menuju ruang makan. Diiku

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 141 Speechless I

    Jam tujuh malam keluarga Roy sampai di rumah sakit. Bu Warni segera duduk menghampiri putranya setelah menyalami besan laki-lakinya. "Kenapa kamu di sini? Kamu nggak nemeni istrimu di dalam?" tanya Bu Warni heran."Nency nggak mau aku temani, Bu," jawab Roy dengan nada frustasi. "Loh, kenapa?" Bu Warni makin tak mengerti. Akhirnya Pak Aziz turut menjelaskan kalau putrinya memang yang menyuruh Roy keluar. Bu Warni yang merasa heran langsung diam. Apalagi Pak Karim memberi isyarat pada istrinya agar tidak banyak bertanya. Mereka bertiga duduk diam di depan ruang bersalin. Cemas dengan perasaan masing-masing. Sudah sejak Asar tadi dan sampai sekarang belum ada perkembangan. Roy berjalan mondar-mandir di lorong itu. Bagaimana ia bisa tenang, sementara bayinya belum juga dilahirkan. Ingin tahu keadaannya, tapi Nency sendiri melarangnya. Roy heran. Permintaan jenis apa itu? Geram bercampur haru dibuatnya.Dari ujung lorong, Heni berjalan tergopoh-gopoh sendirian menghampiri adik iparny

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 140 Jamuan Tengah Hari II

    Yuda juga mengajak Aisyah kembali ke kamar. Mereka tidak merencanakan untuk jalan-jalan. Waktu yang tersisa hanya beberapa jam itu di manfaatkan untuk tetap tinggal di kamar dan menikmati gerimis dari balik jendela kaca sambil bercerita. Lelaki itu memeluk istrinya dari belakang sambil bersandar di kepala ranjang. Satu hal yang sangat ia syukuri, cepat tersadar lalu kembali pada Aisyah. Dan lebih bersyukur lagi saat wanita itu masih mau menerimanya dengan tangan terbuka. Menerima masa lalu dan memaafkan kekhilafahannya. Wanita sederhana yang memperlakukannya sangat istimewa."Kita check out jam berapa, Mas?" tanya Aisyah setelah terdiam cukup lama menikmati rintik hujan.Yuda mengeratkan lengan, meletakkan dagu di pundak istrinya. "Kita check out barengan sama Mas Fariq. Dia mengajak kita mampir ke rumahnya. Mau kan?""Iya, nggak apa-apa. Nggak usah lama-lama di sana, nanti Jelita nyariin kita. Lagian malam tadi Mas kan sudah bilang kalau siang ini kita sudah sampai di rumah.""Iya,

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 139 Jamuan Tengah Hari I

    Yuda berdiri dan tersenyum pada Fariq yang tengah mendorong stroller kedua putranya. Sedangkan Jingga yang merangkul lengan sang suami hanya mengikuti langkah Fariq untuk menghampiri Yuda dan Aisyah."Hai, surprise kita bertemu di sini ya!" ujar Fariq sambil menyambut uluran tangan Yuda. Dua pria yang bersalaman sangat erat."Iya, Mas. Nggak nyangka ya kita bisa bertemu di sini.""Kenalin ini istriku, Jingga. Dari Nganjuk juga." Fariq memperkenalkan istrinya. Jingga tersenyum pada Yuda lalu menyalami Aisyah. "Nganjuknya mana, Mbak?" tanya Jingga pada Aisyah."Saya dari Tanjung Kalang, Mbak," jawab Aisyah."Ini Mas Yuda, Sayang. Yang pernah Mas ceritakan." Fariq memberikan penjelasan dan Jingga langsung paham tanpa banyak bertanya. Ia ingat tentang kisah Mahika dan pria bernama Yuda. "Jelita nggak diajak, Mas?" tanya Fariq karena ia tak melihat anak perempuan kecil bersama mereka."Nggak, Mas. Kebetulan dia ikut adik saya yang baru pulang dari Jogja.""O."Mereka duduk di bangku tepi

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 138 Malam di Singhasari II

    Bulan madu yang pertama dulu, mereka lebih banyak hunting kuliner. Sedangkan kali ini, mereka akan menghabiskan banyak waktunya di dalam kamar. Disamping waktunya yang sangat singkat, kasihan juga dengan baby Yusuf kalau di ajak keliling. Usianya baru dua bulan, apalagi hawa di sana sangat dingin."Nanti pas liburan kita ajak anak-anak ke sini, Mas. Deket kalau mau ke Batu Secret Zoo dan musium satwa. Jelita pasti sangat suka kalau kita ajak main ke sana.""Oke," jawab Yuda mengeratkan pelukan. Sambil menikmati rintik-rintik gerimis yang turun sore itu. Mengaburkan pandangan dari indahnya pemandangan di luar hotel. Banyak yang mereka bahas sambil berdekapan. Aisyah menyandarkan punggungnya di dada bidang sang suami. Wangi rambut hitam wanita itu memenuhi penciuman.Kebersamaan itu terjeda oleh bunyi pesan dari ponsel Aisyah yang tergeletak di samping mereka. Wanita itu memaksa mengambilnya, siapa tahu pesan yang dikirimkan kepada ibu kepala sekolah dibalas. Tadi Aisyah meminta tambah

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 137 Malam di Singhasari I

    Langit sore tampak kelabu, tak memberi ruang sedikitpun pada sinar matahari bisa menembus bumi. Sebentar kemudian gerimis turun membawa hawa dingin yang menusuk hingga ke pori-pori kulit. Kesiur angin menambah tubuh kian menggigil. Yuda memakaikan sweater warna merah jambu pada Jelita yang duduk bermain di samping adiknya yang tengah terlelap semenjak habis di mandikan. Suasana rumah kembali sepi setelah acara akad nikah pagi tadi. Acara yang jauh lebih sederhana daripada pernikahan mereka setahun lebih yang lalu. Yang sangat meriah dan mewah untuk ukuran orang desa."Kopinya, Mas. Dan ini susunya Jelita." Aisyah membawa nampan berisi dua gelas dan setoples kukis, lalu meletakkannya di depan Yuda."Makasih," jawab pria itu sambil memandang Aisyah yang memakai piyama dan mengurai rambutnya yang panjang. Cantik penampilan Aisyah sore itu. Timbul desiran aneh yang seolah menghentikan aliran darahnya. Sungguh menguji ketahanan diri. Sebab malam itu pun mereka akan tidur berempat, karen

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 136 Akad Nikah Kedua II

    Fariq yang berbaring sejak jam delapan malam tadi susah sekali terlena. Rumah terasa sunyi. Tidak ada celoteh riang si kembar yang menyambutnya saat pulang kerja. Tak ada rengekan minta susu dan tak ada tatapan memuja dari Jingga, Farras, dan Farel. Kesunyian berjauhan dari mereka melebihi sunyinya pasca perceraian kala itu. Benar saja, ia bisa gila kalau terlalu lama berpisah dengan istri dan dua jagoannya.Jika rekan-rekannya paling suka kalau anak dan istrinya sedang bepergian, karena bisa me time seharian. Tapi tidak dengan Fariq. Setelah sekian lama menunggu kehadiran anak, makanya sekarang ia enggan berjauhan dengan anak.Hanya bau minyak telon yang sedikit mengobati kerinduannya dan menunggu hingga hari Sabtu nanti baru bisa menjemput mereka lagi.Fariq meraih ponselnya yang masih sepi. Beberapa pesan yang dikirimkan pada sang istri belum satu pun di terima. Mungkin jika komunikasi lancar, Fariq tak akan kelimpungan seperti sekarang. Tapi bukan hanya dirinya saja yang merasa su

DMCA.com Protection Status