Beranda / Romansa / Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat / Part 19 Bisakah Kita Berteman 2

Share

Part 19 Bisakah Kita Berteman 2

Penulis: Lis Susanawati
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-12 19:12:23

Di tengah taman yang terawat ada kolam ikan hias. Airnya jernih dengan berbagai ikan warna-warni yang berenang ke sana ke mari. Bu Atun sekali lagi berteriak memanggilku tapi aku hanya melambaikan tangan tanda menolak untuk diajak sarapan.

Pada panggilan yang kedua, Bu Atun bilang kalau Hendri sudah selesai sarapan dan naik ke atas. Aku masuk ke dalam rumah, terus naik ke lantai dua. Membuka laci dan menyiapkan obat serta plester. Setelah Hendri membuka pintu kamarnya, aku baru masuk. Dia hanya memakai handuk yang membelit pinggangnya, baru selesai mandi.

Aku bersikap biasa saja, menghilangkan rasa canggung dengan apa yang kulihat di depan mata. Aku seorang perawat dan dia pasiennya.

"Mulai lusa, ganti plesternya hanya malam saja. Sebab saya kerja masuk jam sepuluh malam dan keluar dari rumah sakit jam delapan pagi. Pasti Anda sudah pergi kerja pas saya pulang. Lagian lukanya juga sudah membaik. Tinggal rajin minum obatnya saja," kataku sambil mengganti plester.

Hendri memandangku. Me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
embun JD rebutan kakk beradik ya..milih siapa ya si embun
goodnovel comment avatar
Nim Ranah
siapa gerangan
goodnovel comment avatar
mega silvia
Andrean ap Hendri.....bakalan ad perang kedua lagi dech.....janda memang laris manis ya neng ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 20 Hari yang Penuh Kejutan

    Mobil dari beberapa pria yang kukenal dekat warnanya hitam semua. Mas Fariq, Andrean, dan Hendriko. Bahkan beberapa teman yang seprofesi juga sebagian menggunakan mobil warna hitam. Siapa di antara mereka?Kubawa buket itu masuk kamar. Kucari-cari kartu yang biasa tergantung di sana. Di tengah-tengah bunga kutemukan juga kartu yang terbungkus amplop warna putih. Ku keluarkan isinya.[Happy birthday, Embun. Selamat ulang tahun ya. Semoga kamu sehat selalu dan panjang umur. Kesalahan terbesarku adalah kehilangan kamu. Maafkan Mas. Maaf, maaf, seribu maaf. Aku gagal memperjuangkan pernikahan kita. Maafkan Masmu ini.] Ternyata buket ini kiriman dari Mas Fariq. Aku hafal dengan tulisan tangannya. Dan di antara ketiga laki-laki itu, hanya Mas Fariq yang tahu tanggal lahirku.Sebenarnya sudah sejak pagi aku ingat kalau ini tanggal kelahiranku. Hanya saja tak ada niat untuk merayakannya. Lagian dirayakan dengan siapa? Aku sudah tak ada minat lagi untuk melakukan hal-hal semacam ini. Yang sat

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-13
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 21 Saya Jatuh Cinta

    "Munafik kalau saya tak ingin punya anak. Tapi saya tidak memaksa istri saya harus melahirkan anak buat saya. Saya bisa mengadopsi anak dengan kesepakatan bersama. Toh pada akhirnya kelak pun, kita hanya akan menghabiskan masa tua dengan pasangan. Anak-anak akan memiliki kehidupannya sendiri-sendiri."Pembicaraan kami terjeda ketika bapak penjual nasi goreng mengantarkan pesanan kami. Andrean menyuruhku makan. Namun rasa lapar dan nafsu makanku tiba-tiba saja hilang. Apa yang diucapkannya adalah kejutan luar biasa di malam ulang tahunku."Orang seperti Mas Andre ini bisa saja mencari gadis model kayak apapun. Sedangkan saya hanya seorang janda yang belum tentu bisa memberikan Anda keturunan.""Saya jatuh cinta sama kamu sejak pertama kali melihatmu di rumah papa."Ucapannya membuat sendok yang penuh nasi dan hampir menyentuh mulutku terjatuh ke lantai. Gemeletaknya membuat tiga orang yang baru datang menatap ke arahku.Buru-buru kuambil benda itu dan mengelapnya memakai tisu. Jantungk

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-13
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 22 Tentang Andrean

    "Kamu nggak suka Hendriko?" Pertanyaan Bu Salwa membuatku bingung harus menjawab bagaimana. Apakah dia sudah tahu kalau aku ini seorang janda tanpa anak?"Kami berteman, Bu.""Semenjak dia bekerja di luar perusahaan keluarga, saya jarang sekali bertemu. Saya pulang dari butik, Hendri belum sampai rumah. Nanti saya dah mengantuk lantas ketiduran, dia baru nyampe. Terkadang pagi-pagi sudah berangkat ke luar kota sebelum saya bangun."Dari cerita Bu Salwa aku bisa menyimpulkan kalau perjodohan ini adalah inisiatif ibunya. Aku yakin Hendri tidak tahu. Bahkan dalam kalimatnya ketika mengirim pesan, tidak menyinggung hal begini. "Embun, kamu baik, lembut. Ibu yakin cocok dengan Hendriko yang keras kepala dan kaku."Bagaimana aku harus menjawabnya. Wanita ini harus tahu kalau aku hanya seorang janda tanpa anak. Tentunya beliau juga ingin meneruskan keturunannya, terlebih Hendriko adalah satu-satunya putra mereka.Aku menarik napas dalam-dalam. Menata hati untuk menceritakan kondisiku yang s

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-14
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 23

    Dari pintu muncul seorang laki-laki bertubuh tambun. Dia tersenyum melihat Andrean. Sudah sejak beberapa hari yang lalu, dia ingin mengajak Andrean bicara."Sudah lama nunggu?" tanya Om Tino duduk di sebelah istrinya."Belum, Om.""Om sebenarnya ingin membahas project dunia fantasi itu. Kata papamu kamu menolak menjadi project manager di sana. Kenapa? Ini projek yang menjanjikan, Andrean.""Saya tahu. Tapi project itu sebenarnya di berikan pada Hendriko, Om.""Tapi adikmu itu kan sudah keluar dari perusahaan. Hak kamu dong untuk menghendelnya. Sudah bagus dia keluar.""Saya tak ingin membahas hal ini lagi, Om. Itu hak papa mau membuat keputusan yang seperti apa. Saya hanya bertanggung jawab dengan proyek yang saya pegang sekarang," bantah Andrean. Dikarenakan proyek itu hubungannya dengan Hendriko makin buruk. Perselisihan yang hampir mengancam nyawa adiknya. Dia ingat kejadian malam itu. Ketika Hendriko berselisih paham dengan Om Tino dan Tante Verra di ruangan lelaki itu. Andrean y

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-14
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 24 Dilema 1

    Author's POV"Memangnya Mama sudah bicara dengan Hendriko?" tanya Pak Darmawan."Mama belum bicara sama dia. Mama yakin kalau Hendriko pasti mau. Dia juga kenal dengan perempuan itu. Mereka juga berteman baik, Pa.""Siapa sih, Ma? Miranda?""Bukan Miranda, tapi Embun, Pa."Andrean yang masih berdiri di tempatnya tercekat. Nama yang disebutkan Bu Salwa terdengar jelas di telinganya. Nama perempuan yang sama, yang telah membuatnya kembali jatuh cinta. Harapannya perlahan pupus sebelum mendapatkan jawaban dari Embun. Andrean menunggu mereka selesai bicara. Namun yang terdengar kemudian sang papa menerima telepon dan ada suara langkah kaki yang menjauh. Bu Salwa masuk ke dalam.Pria itu lantas masuk dan bertemu dengan papanya di ruang keluarga. Ia menunggu papanya selesai bicara di telepon. Karena sedang di tunggu sang putra, Pak Darmawan segera menyudahi percakapannya dengan asisten pribadinya.Jika bertemu begini, mereka hanya akan bicara tentang bisnis. Pak Darmawan sendiri tidak perna

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-15
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 25 Dilema 2

    "Perasaan takut itu harus kamu lawan. Mau sampai kapan seperti ini. Kelak kamu menua bersama siapa? Iyalah, Roy baik. Tapi bagaimana jika dia mendapatkan istri yang nggak bisa diajak care sama kamu. Dia juga hanya saudara tiri. Terus Rini? Kalian juga nggak deket kan? Menikahlah, Embun. Aku dukung kamu untuk menikah lagi. Percayalah kalau kamu akan bahagia."Setelah itu kami terdiam. Memandang luruhnya hujan yang kian deras. Entah sampai kapan kami akan terjebak di sini.Pada saat itu kami melihat sebuah mobil berhenti di depan IGD yang berjarak lima puluh meter dari tempat kami duduk."Ada pasien baru," kata Yani."Iya." Kami memandang beberapa perawat laki-laki sibuk memindahkan pasien dari dalam mobil warna putih ke ranjang dorong."Embun, itu kan mantan madu kamu?" tunjuk Yani pada seorang wanita yang turun setelah pasien dipindahkan.Benar, itu Karina. Terus siapa yang sakit itu? Aku tidak melihat dengan jelas karena pasien terhalang oleh beberapa perawat yang menolongnya."Siap

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-15
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 26 Perempuan Kesepian

    Embun's POVPercayalah, tak mudah bagi seorang ibu merelakan anaknya menikahi perempuan yang jelas-jelas tidak bisa memberikan keturunan. Terlebih Hendriko adalah anak satu-satunya. Pasti Bu Salwa mulai bimbang setelah tahu tentang diriku yang sebenarnya.Hening menjadi jeda pembicaraan kami cukup lama, hingga aku berinisiatif untuk menyapanya kembali. "Bu," panggilku."Ya, besok malam Ibu tunggu jam tujuh untuk makan malam bersama kami. Jangan lupa, Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam." Panggilan di akhiri.Aku termenung menatap langit-langit kamar. Gemuruh di dadaku seperti gerimis di luar yang telah berubah menjadi hujan. Sebenarnya banyak yang hendak kubahas dengan Bu Salwa di telepon tadi. Tapi beliau keburu menyudahi pembicaraan. Dengan sikapnya yang tergesa-gesa mengakhiri pembicaraan, aku tahu kalau Bu Salwa mulai bimbang dengan kenyataan yang ada padaku. Namun beliau tetap saja mengundangku untuk makan malam.🍂🍂🍂Kubuka pintu kamar setelah rapi berseragam. Udara segar men

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-17
  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    Part 27 Embun's POV

    Embun's POV"Bagaimana jika mereka melamarmu? Padahal ada pria lain yang juga menunggu jawabanmu?""Aku akan bilang terus terang nanti. Lagian aku nggak yakin kalau Hendriko menyukaiku meski kami berteman. Bu Salwa juga belum tentu mau dengan perempuan mandul sepertiku. Beliau hanya sudah terlanjur mengundangku untuk makan malam, jadi nggak mungkin akan membatalkan."Yani mengandeng lenganku untuk diajaknya duduk di bangku semen yang ada di parkiran. Dia tahu aku butuh teman bicara."Kamu nggak mempertimbangkan pria bernama Andrean itu?" "Rasanya aku masih malas membuka diri. Memulai lagi proses perkenalan, penjajakan, saling menimbang, lantas membuat keputusan. Membayangkan itu aku capek, Yan.""Tapi apa kamu nggak capek menghadapi stigma negatif masyarakat yang menganggap kalau janda itu identik dengan perempuan kesepian, penggoda, haus kasih sayang, bahkan dilecehkan. Bahkan dianggap sebagai warga kelas dua yang tak layak di utamakan. Kamu butuh pelindung. Dan dengan pria bernama

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-17

Bab terbaru

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 144 Senja di Lereng Wilis II

    Jelita sudah berumur sembilan tahun sekarang. Dia cantik berjilbab warna merah muda. Kemudian ikut bermain bersama adik dan si kembar.Bu Salim menyambut hangat kedatangan Yuda dan keluarganya. Wanita sepuh itu selalu bahagia jika rumahnya di datangi tamu yang membawa anak-anak. "Mbak Jingga, hamil lagi?" tanya Aisyah yang baru melihat perut Jingga yang membulat."Iya, Mbak. Mau jalan empat bulan. Kembar lagi ini.""Masya Allah, yang bener, Mbak?"Jingga mengangguk."Surprise."Mereka dan anak-anak sangat akrab. Karena tiap kali pulang ke Nganjuk, Fariq sering mengajak mereka mampir di rumahnya Yuda meski hanya sebentar."Pak Raul masuk rumah sakit semingguan yang lalu. Mas Yuda di kabari, nggak?" tanya Fariq ketika mereka ngobrol berdua di gazebo taman samping rumah."Nggak, Mas. Saya tahunya dari Mas Fariq ini. Nanti sebelum pulang, saya mau ngajak mereka mampir sebentar ke sana.""Kalau sekarang Pak Raul sudah di rumah. Tapi masih dalam pengawasan medis terus karena hipertensi dan

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 143 Senja di Lereng Wilis I

    Netra Bu Salim berkaca-kaca pagi itu setelah diberitahu Fariq kalau Jingga tengah hamil bayi kembar lagi. "Masya Allah, Alhamdulillah, Nak. Kamu akan memiliki anak kembar lagi?" kata Bu Salim sambil memeluk putranya. Beliau tidak tahu kalau Jingga kemarin periksa ke dokter kandungan. Yang beliau tahu, Jingga belanja keperluan anak-anak."Ya, Ma. Alhamdulillah!""Udah berapa minggu?""Enam minggu.""Masya Allah. Berarti setelah dia lepas KB-nya langsung isi?"Fariq mengangguk. Bu Salim menyeka air matanya. Dulu bagaimana Fariq dan mantan istrinya terus berusaha hampir tiap bulan supaya lekas dapat momongan. Namun hasilnya selalu nihil. Tapi lihatlah sekarang, begitu mudahnya Allah mengabulkan keinginannya. Setelah malam pengantin mereka, Jingga langsung hamil bulan depannya. Sekarang juga begitu, setelah berhenti memakai kontrasepsi Jingga langsung hamil lagi. Tak ada yang mustahil jika Allah sudah menghendaki.Kebahagiaan tiada terkira memenuhi dada Fariq, meskipun dia sangat kasihan

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 142 Speechless II

    Fariq yang terkejut diam beberapa detik. Kemudian segera berjongkok di depan kedua jagoannya. Menerima kue yang ada angka empat puluh lima di permukaan puding buah. Pria rupawan itu memeluk dan menciumi kedua putranya sambil mengucapkan banyak terima kasih.Pria itu lantas berdiri ketika sang mama merentangkan tangan hendak memeluknya. "Terima kasih, Ma," jawab Fariq sambil mengusap punggung sang mama setelah wanita yang melahirkannya itu mengucapkan selamat ulang tahun dan merapalkan doa untuk putra terkasihnya.Mbak Mus dan Sumi juga mengucapkan selamat pada majikannya. Di susul oleh Cak Pri yang baru saja datang untuk menjemput istrinya. Sebab kalau habis Maghrib Mbak Mus akan pulang. Anak-anak kalau malam tidur di kamar mereka di temani Sumi. Sesekali si kembar dilatih tidur sendiri. Tapi Jingga bisa mengawasi dari layar monitor yang ada di dalam kamarnya."Anak-anak, kalian tunggu di meja makan ya. Biar papa mandi dulu."Farras dan Farel langsung berlari menuju ruang makan. Diiku

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 141 Speechless I

    Jam tujuh malam keluarga Roy sampai di rumah sakit. Bu Warni segera duduk menghampiri putranya setelah menyalami besan laki-lakinya. "Kenapa kamu di sini? Kamu nggak nemeni istrimu di dalam?" tanya Bu Warni heran."Nency nggak mau aku temani, Bu," jawab Roy dengan nada frustasi. "Loh, kenapa?" Bu Warni makin tak mengerti. Akhirnya Pak Aziz turut menjelaskan kalau putrinya memang yang menyuruh Roy keluar. Bu Warni yang merasa heran langsung diam. Apalagi Pak Karim memberi isyarat pada istrinya agar tidak banyak bertanya. Mereka bertiga duduk diam di depan ruang bersalin. Cemas dengan perasaan masing-masing. Sudah sejak Asar tadi dan sampai sekarang belum ada perkembangan. Roy berjalan mondar-mandir di lorong itu. Bagaimana ia bisa tenang, sementara bayinya belum juga dilahirkan. Ingin tahu keadaannya, tapi Nency sendiri melarangnya. Roy heran. Permintaan jenis apa itu? Geram bercampur haru dibuatnya.Dari ujung lorong, Heni berjalan tergopoh-gopoh sendirian menghampiri adik iparny

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 140 Jamuan Tengah Hari II

    Yuda juga mengajak Aisyah kembali ke kamar. Mereka tidak merencanakan untuk jalan-jalan. Waktu yang tersisa hanya beberapa jam itu di manfaatkan untuk tetap tinggal di kamar dan menikmati gerimis dari balik jendela kaca sambil bercerita. Lelaki itu memeluk istrinya dari belakang sambil bersandar di kepala ranjang. Satu hal yang sangat ia syukuri, cepat tersadar lalu kembali pada Aisyah. Dan lebih bersyukur lagi saat wanita itu masih mau menerimanya dengan tangan terbuka. Menerima masa lalu dan memaafkan kekhilafahannya. Wanita sederhana yang memperlakukannya sangat istimewa."Kita check out jam berapa, Mas?" tanya Aisyah setelah terdiam cukup lama menikmati rintik hujan.Yuda mengeratkan lengan, meletakkan dagu di pundak istrinya. "Kita check out barengan sama Mas Fariq. Dia mengajak kita mampir ke rumahnya. Mau kan?""Iya, nggak apa-apa. Nggak usah lama-lama di sana, nanti Jelita nyariin kita. Lagian malam tadi Mas kan sudah bilang kalau siang ini kita sudah sampai di rumah.""Iya,

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 139 Jamuan Tengah Hari I

    Yuda berdiri dan tersenyum pada Fariq yang tengah mendorong stroller kedua putranya. Sedangkan Jingga yang merangkul lengan sang suami hanya mengikuti langkah Fariq untuk menghampiri Yuda dan Aisyah."Hai, surprise kita bertemu di sini ya!" ujar Fariq sambil menyambut uluran tangan Yuda. Dua pria yang bersalaman sangat erat."Iya, Mas. Nggak nyangka ya kita bisa bertemu di sini.""Kenalin ini istriku, Jingga. Dari Nganjuk juga." Fariq memperkenalkan istrinya. Jingga tersenyum pada Yuda lalu menyalami Aisyah. "Nganjuknya mana, Mbak?" tanya Jingga pada Aisyah."Saya dari Tanjung Kalang, Mbak," jawab Aisyah."Ini Mas Yuda, Sayang. Yang pernah Mas ceritakan." Fariq memberikan penjelasan dan Jingga langsung paham tanpa banyak bertanya. Ia ingat tentang kisah Mahika dan pria bernama Yuda. "Jelita nggak diajak, Mas?" tanya Fariq karena ia tak melihat anak perempuan kecil bersama mereka."Nggak, Mas. Kebetulan dia ikut adik saya yang baru pulang dari Jogja.""O."Mereka duduk di bangku tepi

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 138 Malam di Singhasari II

    Bulan madu yang pertama dulu, mereka lebih banyak hunting kuliner. Sedangkan kali ini, mereka akan menghabiskan banyak waktunya di dalam kamar. Disamping waktunya yang sangat singkat, kasihan juga dengan baby Yusuf kalau di ajak keliling. Usianya baru dua bulan, apalagi hawa di sana sangat dingin."Nanti pas liburan kita ajak anak-anak ke sini, Mas. Deket kalau mau ke Batu Secret Zoo dan musium satwa. Jelita pasti sangat suka kalau kita ajak main ke sana.""Oke," jawab Yuda mengeratkan pelukan. Sambil menikmati rintik-rintik gerimis yang turun sore itu. Mengaburkan pandangan dari indahnya pemandangan di luar hotel. Banyak yang mereka bahas sambil berdekapan. Aisyah menyandarkan punggungnya di dada bidang sang suami. Wangi rambut hitam wanita itu memenuhi penciuman.Kebersamaan itu terjeda oleh bunyi pesan dari ponsel Aisyah yang tergeletak di samping mereka. Wanita itu memaksa mengambilnya, siapa tahu pesan yang dikirimkan kepada ibu kepala sekolah dibalas. Tadi Aisyah meminta tambah

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 137 Malam di Singhasari I

    Langit sore tampak kelabu, tak memberi ruang sedikitpun pada sinar matahari bisa menembus bumi. Sebentar kemudian gerimis turun membawa hawa dingin yang menusuk hingga ke pori-pori kulit. Kesiur angin menambah tubuh kian menggigil. Yuda memakaikan sweater warna merah jambu pada Jelita yang duduk bermain di samping adiknya yang tengah terlelap semenjak habis di mandikan. Suasana rumah kembali sepi setelah acara akad nikah pagi tadi. Acara yang jauh lebih sederhana daripada pernikahan mereka setahun lebih yang lalu. Yang sangat meriah dan mewah untuk ukuran orang desa."Kopinya, Mas. Dan ini susunya Jelita." Aisyah membawa nampan berisi dua gelas dan setoples kukis, lalu meletakkannya di depan Yuda."Makasih," jawab pria itu sambil memandang Aisyah yang memakai piyama dan mengurai rambutnya yang panjang. Cantik penampilan Aisyah sore itu. Timbul desiran aneh yang seolah menghentikan aliran darahnya. Sungguh menguji ketahanan diri. Sebab malam itu pun mereka akan tidur berempat, karen

  • Embun/Desire - Mencintaimu Tanpa Syarat    S2 Part 136 Akad Nikah Kedua II

    Fariq yang berbaring sejak jam delapan malam tadi susah sekali terlena. Rumah terasa sunyi. Tidak ada celoteh riang si kembar yang menyambutnya saat pulang kerja. Tak ada rengekan minta susu dan tak ada tatapan memuja dari Jingga, Farras, dan Farel. Kesunyian berjauhan dari mereka melebihi sunyinya pasca perceraian kala itu. Benar saja, ia bisa gila kalau terlalu lama berpisah dengan istri dan dua jagoannya.Jika rekan-rekannya paling suka kalau anak dan istrinya sedang bepergian, karena bisa me time seharian. Tapi tidak dengan Fariq. Setelah sekian lama menunggu kehadiran anak, makanya sekarang ia enggan berjauhan dengan anak.Hanya bau minyak telon yang sedikit mengobati kerinduannya dan menunggu hingga hari Sabtu nanti baru bisa menjemput mereka lagi.Fariq meraih ponselnya yang masih sepi. Beberapa pesan yang dikirimkan pada sang istri belum satu pun di terima. Mungkin jika komunikasi lancar, Fariq tak akan kelimpungan seperti sekarang. Tapi bukan hanya dirinya saja yang merasa su

DMCA.com Protection Status