Home / Romansa / Eleanor / 28-Kenyataan Mengejutkan

Share

28-Kenyataan Mengejutkan

Author: yuvitalya
last update Last Updated: 2021-08-02 10:46:30

Kakinya kembali melangkah menuju taman belakang ketika melihat gelagat kedua orang itu akan keluar dari balik pembatas ruangan. Alva langsung mendudukan bokongnya di kursi yang ada di samping Felicia. Untungnya Felicia tak begitu memperhatikan Alva yang kembali dengan terburu-buru, membuat Alva tak perlu mendapat pertanyaan lebih akan hal itu.

Tak lama Roy dan Rosie bergabung. Pandangan mereka langsung tertuju pada keberadaan Alva yang kini menoleh ke arah mereka.

“Sejak kapan kamu datang?” tanya Rosie yang tersenyum ke arah Alva dan mulai duduk di kursi yang berseberangan dengan Alva.

“Belum lama,” jawab Alva dengan ekspresi datarnya. Roy yang masih berdiri pun ikut tersenyum dan mulai bergabung menduduki kursi yang ada di hadapan putrinya.

“Terima kasih sudah menyempatkan waktumu untuk datang,” ungkap Roy yang masih tersenyum ke arah putranya.

“Papa, seharusnya aku yang mengatakan itu,” seru Felic. Roy terkekeh ia pun mempersilahkan putrinya

yuvitalya

Terima kasih sudah mengikuti cerita Eleanor, jangan lupa vote dan berikan komentarmu ya :) *love

| Like
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Eleanor   29-Menginap

    Ting Tong! Ting Tong! Bel salah satu apartemen di tekan beberapa kali. Jari itu terus menekan tombol kecil itu sampai pintu apartemen terbuka dan menampilkan seseorang yang mendengus kesal karena risih dengan suara bel yang terus saja berbunyi.“Lo Va, gila lo gak sabar banget,” ucap sang pribumi. Alva langsung masuk tanpa di minta. Ia langsung menghempaskan tubuhnya di atas sofa dengan kepala yang ia hadapkan ke langit-langit ruangan. Matanya mulai terpejam dengan kening yang berkerut, sungguh ia sedang merasakan sakit pada kepalanya.“Udah berapa purnama lo gak kesini? Dan sekarang masuk gitu aja tanpa di minta. Gak sopan lo,” gerutuan kembali terdengar dari sang pribumi.“Malam ini gue numpang tidur di sini Rick,” ucap Alva. Ya, pribumi itu bernama Erick, teman yang paling dekat dengannya. Kata sahabat juga mungkin bisa tersemat dalam hubungan pertemanan mereka.“Tumbenan, apartemen lo kemana? Di jual?” t

    Last Updated : 2021-08-05
  • Eleanor   30-Penghuni Baru

    Lembaran itu menjadi perhatian Mei saat ini. Ia menyunggingkan senyumnya dan melirik seseorang yang terlihat tegang duduk pada satu kursi lainnya.“Aku….” Mei menggantungkan ucapannya membuat perasaan Elena semakin tak karuan karena khawatir dengan apa yang akan menjadi pendapat Mei terhadap karyanya itu.“Seperti biasa.” Tambahan kalimat itu membuat Elena bingung. Seperti biasa apa yang dimaksud Mei. Apakah karyanya terlalu biasa dan tak berbeda dengan karya-karya sebelumnya atau hal lain.“Seperti biasa aku sangat menyukai rancanganmu.” Kalimat lengkap itu sungguh melegakan perasaan Elena. Sejak tadi pundaknya tak merosot sama sekali, namun kini Elena dapat melemaskannya dengan perasaan tenang.“Namun ada hal kecil yang ingin aku ganti, hanya sedikit tak banyak,” ucap Mei yang membuat Elena langsung bertanya apa yang ingin Mei tambahkan. Tak apa Mei ingin menambahkan yang terpenting Mei menyukai ran

    Last Updated : 2021-08-05
  • Eleanor   31-Hiburan Menyebalkan

    “Jadi benar model pendatang baru itu pacar lo?” tanya Erick pada Alva yang sedang mengganti pakaian bagian atasnya di area walk in closet yang ada di kamarnya.Alva tak menjawab ia hanya sibuk dengan aktivitasnya yang ia lakukan dengan cepat karena tak ingin membuat Elena menunggu lama di bawah. Beberapa menit lalu Alva mendengar suara Erick yang mengatakan kata pacar ia pun segera keluar kamar dan benar saja Elena sudah bertemu Erick di bawah sana.Alva langsung menuruni tangga dengan derap langkah yang terdengar membuat Erick dan Elena menoleh ke arahnya. Ia menyapa Erick dan memperkenalkan temannya itu pada Elena. Erick memicingkan mata padanya lalu memperhatikan Elena, ia pun menarik Erick untuk mengikutinya ke lantai atas karena dirinya ingin berganti baju sebelum acara makan malam dimulai.Alva tak membiarkan Erick menunggu di bawah bersama Elena karena ia mengenal seorang Erick yang berani menggoda wanita sekali pun ia tak mengenalnya. Memang

    Last Updated : 2021-08-06
  • Eleanor   32-Berbeda Sikap

    “Alva lepas.” Elena mendorong tubuh Alva yang masih menghambat geraknya sejak beberapa menit lalu. “Hm.” Hanya gumaman yang terdengar namun Alva belum juga menghindar. Hembusan nafas tenang Alva terdengar, hangat juga Elena rasakan di daerah lehernya. Hembusan nafas Alva menerpa permukaan itu. “Va kamu tidur?” “Ngantuk El.” Elena memutar bola matanya malas. “Jangan di sini dong Va,” gerutu Elena. “Enak,” timpal Alva. “Ha?” Elena tak mengerti apa maksud Alva. Kini Alva terkekeh membuat Elena semakin bingung dengan maksudnya. Gerak pun mulai Elena rasakan. Alva melepaskan pelukannya namun dengan kedua tangan yang masih memegang lengan Elena. “Aku pulang,” ucapnya kemudian mengusap puncak kepala Elena seraya tersenyum. Setelah itu Alva langsung berjalan ke arah pintu dan keluar. Elena menyunggingkan senyumnya seraya menggelengkan kepala, merasa lucu dengan tingkah Alva malam ini walaupun tak mengerti maksudnya. ***

    Last Updated : 2021-08-09
  • Eleanor   33-Emosi

    “Apa kamu serius akan pergi ke Paris sore ini?”“Aku sudah bosan menjawabnya Mei, kenapa? Apa kamu tidak rela aku pergi?”Kekehan dari dua bersaudara, Mei dan Rosie terdengar memenuhi ruangan kerja milik Rosie. Rencananya Rosie akan pergi ke Paris sore ini untuk mengurus cabangnya di sana. Rancangan gaun pengantin Rosie memang tak hanya terkenal di dalam negeri saja tapi juga sudah merambat ke mancanegara. Hasil itu ia dapatkan tentu saja dengan kerja keras dan dengan caranya sendiri. Rosie memang sangat pintar mengembangkan usahanya, salah satu hal yang sangat Roy sukai dari istrinya yang selalu sepenuh hati menjalankan pekerjaan dan keberanian yang luar biasa.“Aku titip butikku untuk dua hari ini saja, aku hanya pergi untuk memastikan keadaan di sana aman,” tutur Rosie yang diangguki oleh Mei. Keduanya kini berjalan menuju pintu keluar dengan Mei yang bergelayut manja pada lengan Rosie.“Butikmu akan mengeluark

    Last Updated : 2021-08-12
  • Eleanor   34-Rasa Canggung

    Entah sudah berapa menit Elena berdiri di depan pintu apartemen Alva, ia tampak ragu dan takut untuk memencet bel. Elena berniat untuk meminta maaf karena sikapnya tadi siang, ia khawatir Alva marah dan kecewa padanya atas apa yang ia katakan. Namun tangannya tak kunjung menyentuh benda kecil itu. Situasi yang sungguh Elena tak sukai. Hembusan nafas pelan ia terdengar, mungkin ia akan pulang dan menyegarkan dirinya terlebih dahulu sebelum bertemu dengan Alva. Berharap kecanggungan tak ia rasakan lagi nanti.Elena menekan beberapa sandi dan membuka pintu unit yang ia tinggali. Membuka sepatu dan menggantinya dengan sandal rumah. Ia hendak melangkah namun kembali berbalik melihat ada satu sepatu yang tak ia kenali. Apa ada orang di dalam sana? Tanyanya dalam hati.Elena segera masuk lebih dalam untuk mengecek, mengingat yang mengetahui sandi unit ini hanyalah dirinya Mei, dan Alva. Tak mungkin orang lain bukan? Elena yakin Alva ada di dalam sana. Elena membawa dirinya me

    Last Updated : 2021-08-12
  • Eleanor   35-Meminta Maaf

    Alva begitu menyamankan posisinya, membuat Elena sedikit gelisah karena Alva beberapa kali menggerakkan kepalanya di atas paha Elena. Elena melirik ke arah kaki Alva yang menggantung di ujung sana, sepertinya Alva tak nyaman akan hal itu.“Sepertinya aku harus bergeser lagi biar tidurmu nyaman,” ucap Elena begitu saja. Alva memperhatikan wajah Elena dari bawah setelah mendengar Elena mengatakan itu. Elena sendiri kini terdiam, bisa-bisanya ia mengatakan hal demikian diluar kendalinya.“Boleh,” kata Alva yang kembali bangkit dari tidurnya. Elena mengerjap, dengan gerak ragu ia pun lebih menggeser duduknya ke ujung sofa dan tanpa menunggu lama Alva kembali merebahkan diri seperti ketakutan Elena akan pergi dari sana.“Kamu mengagetkanku Alva,” ucap Elena tak berbohong karena ia cukup terkejut Alva yang tak menunggu waktu lama untuk kembali menjadikan paha Elena bantalan tidurnya.“Kamu terlihat ragu dan ingin pergi

    Last Updated : 2021-08-13
  • Eleanor   36-Kabar Mengejutkan

    Reno belum menyerah untuk membujuk Alva agar mau kembali bekerja. Reno masih mengikuti kemana sumber ketenangan karirnya itu pergi. Bukan main memang, selama ini Alva selalu menurut dan tak berulah membuat pekerjaan Reno lebih mudah. Tapi entah kenapa belakangan ini Alva mulai bertingkah, Reno sangat berharap ini bukanlah masa kehancuran karir yang sudah sejak beberapa tahun ini Alva bangun. Nasibnya pun sedang dipertaruhkan di sini. “Va gue rela kerja rodi untuk lo asal lo balik kerja lagi ya ya. Banyak brand yang berdatangan dan mau jadiin lo modelnya. Ini kesempatan besar buat lo untuk semakin berkembang, please balik lah.” Bujukan Reno terus berlanjut sampai mereka tiba di lantai dimana unit Alva berada. Alva masih mendiamkan Reno dengan terus berjalan menuju unitnya. Kediaman yang juga sudah Reno ketahui, namun langkahnya terhenti matanya melirik ke arah pintu satu dan satunya lagi. Kebingungan menghampiri Reno. Aku rasa unitnya itu yang ini, ucapnya dalam hati

    Last Updated : 2021-08-19

Latest chapter

  • Eleanor   103-Bersama

    “Nunduk sedikit Va.”Alva menunduk mengikuti arahan Andres. Apalagi urusannya dengan Andres kalau bukan perihal pemotretan. Ya, Alva sedang melakukan pemotretan koleksi terbaru butik Meisie yang mengeluarkan rancangan terbaru edisi pria. Mei sendiri yang meminta Alva untuk menjadi modelnya dan Alva tak keberatan karena memang ia masih menjalani karirnya sebagai model. Walaupun profesi ini adalah profesi yang sempat Rosie paksakan padanya tapi seiring berjalannya waktu Alva pun mulai menikmatinya. Profesi ini sudah menjadikan namanya dikenal banyak orang, tak lupa Alva juga sudah berterima kasih sekaligus meminta maaf pada Rosie karena pernah ada perselisihan di antara mereka. Dengan senang Rosie menerima maaf dan terima kasih itu, dan terjadilah moment haru di antara mereka. Alva tersenyum tipis mengingat semua itu, ia bersyukur kini hubungannya dengan keluarga sudah membaik apalagi dilengkapi dengan seseorang yang sudah ia ikat beberapa bulan lalu.Waktu b

  • Eleanor   102-Serius

    Elena menoleh ke arah samping, dimana Alva yang sedang mengemudikan mobilnya. Ia pun melirik ke bawah, dimana tangannya yang sejak tadi terus saja digenggam oleh Alva. Elena sudah beberapa kali melepaskan genggaman tangan itu karena ia takut Alva tak leluasa mengemudi. Tapi, Alva sendiri yang tak membiarkan itu. Ia kembali menarik tangan Elena ketika genggaman tangan itu terlepas. Ia menyimpan tangan Elena di pangkuannya saat perlu mengemudi dengan dua tangan dan selebihnya ia kembali menggenggam tangan Elena.“Va, lepas dulu ya, biar kamu leluasa,” ucap Elena yang masih membujuk Alva agar tak terus menggenggam tangannya.“Gak apa-apa, masih bisa ko. Tenang aja,” jawabnya yang selalu mengatakan tidak apa-apa saat Elena membujuknya.“Tapi Va-““Stttt, kamu ngantuk hm? Tidur aja nanti aku bangunin kalau udah sampe.” Alva malah mengalihkan pembicaraan.“Sebentar lagi juga sampe, tangg

  • Eleanor   101-Eleanor

    Aku tidak akan membiarkanmu terlepas darikuAku akan membuatmu tak sanggup untuk pergiKarena aku membutuhkanmu dan ingin memilikimu seutuhnyaBisakah kamu menyukaiku , bersamalah dengankuKamu bilang tak mau bertemu lagi jika aku masih menahanmu seperti iniJustru dengan ini aku tak akan membiarkanmu pergiSepertinya banyak hal yang aku tak tahu tentangmumenolak karena takut dicampakkan setelah didapatkanApa kamu perlu waktu untuk memikirkan jawabannyaTolong jaga hati kamu untukku selama aku dalam proses meyakinkan kamuAku tak pernah main-main tentang perasaan, yang hanya bisa dirasakan tanpa alasan. Aku menyukaimu bahkan menyayangimu, entah kenapa dan bagaimanaIzinkan aku untuk berjalan bersamamuAkan aku kendalikan apa yang bisa ku kendalikanBerhara

  • Eleanor   100-Restu Rosie

    Ini pertama kalinya Elena memasuki ruang kerja Rosie, ia mengagumi ruangan yang didesain sangat cantik dengan perpaduan warna putih dan gold yang memang merupakan tema warna butik Rosie. Namun, hal itu bukan yang menjadi fokusnya saat ini, tetapi tujuan Rosie melibatkan dirinya atas pertemuannya dengan Alva memberikan tanda tanda tanya besar untuknya. Ada apa ini, tidak seperti biasanya.“Jangan khawatir, ada aku disini,” ucap Alva tiba-tiba. Sepertinya ia mengetahui kekhawatiran dari raut wajah Elena.Elena tersenyum tipis, ia menunduk seraya mengulum bibirnya. Sungguh ini menegangkan baginya. Rasa penasaran membuatnya semakin tegang, apa kabar nanti? Elena berharap masih dapat bernafas dengan lancar.Pintu ruangan terbuka. Rosie yang tadi izin keluar sebentar kini sudah kembali. Elena semakin menunduk, rasanya ia segan untuk mengangkat wajahnya. Berbeda dengan Alva yang duduk santai dan terlihat biasa saja.“Maaf menunggu lama,”

  • Eleanor   99-Rasa Nyaman

    Punggungnya terasa pegal, padahal sudah diganjal oleh bantal. Elena mulai membuka matanya, ia menunduk melihat Alva yang begitu pulas dipelukannya. Lengannya yang Alva tindih ingin sekali Elena gerakan tapi takut Alva terbangun. Elena mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan jam dinding. Pukul dua dini hari, waktu saat ini. Rupanya sudah beberapa jam mereka dalam posisi seperti ini. Sebelumnya Elena meminta Alva untuk tidur di kamar, tapi Alva ingin Elena menemaninya. Karena enggan dan tak enak jika harus berduaan di dalam kamar Elena pun menolak. Bersikukuh tak ingin tidur tanpa Elena, Alva pun mengatur posisi tidur dan hasil akhirnya seperti ini. Elena pikir Alva hanya akan bertahan sebentar saja dengan posisi tidur itu, tapi nyatanya tidak. Ia begitu pulas tidur di lengan Elena dengan tangan yang melingkar di pinggang Elena. Sungguh, Elena merasa memiliki bayi besar.Bagaimana tidak pulas, kalau di lihat-lihat Alva tidur dengan posisi cukup nyaman. Kakinya ia selonjork

  • Eleanor   98-Jangan Pergi

    Perasaan apa ini? Kenapa begitu sakit? Seharusnya aku tak merasa kecewa, kenapa malah sebaliknya, batin Elena dengan tangan yang terus menggenggam erat pegangan pintu. Emosi yang ia rasakan sedang tak dapat bekerja sama. Tangan Elena menutup pintu dengan kasar, gerakan di luar kendalinya membuat ia sendiri terkejut.Takut ketahuan, Elena pun bergegas menjauhi pintu dan masuk ke kamar mandi. Berharap kedua orang yang ada di luar tak mendengar suara itu. Tenang El, mereka pasti gak denger, batin Elena menenangkan diri sendiri.Elena menghadapkan tubuhnya ke arah cermin wastafel yang ada di kamar mandi. Ia mengusap wajahnya, memejamkan mata sebentar seraya menarik nafas panjang dan menghembuskannya kasar.“Kenapa sesakit ini sih liat mereka pelukan.”“Gak boleh El, kamu gak boleh kayak gini. Mereka saudara, tapi kenapa tatapan Rachel…” Elena menggelengkan kepalanya, ia membuang pikiran buruknya terhadap Rachel. Bayangan akan Al

  • Eleanor   97-Penerimaan

    Roy mengusap bahu Rosie beberapa kali, ia mencoba menenangkan Rosie yang tak tenang semenjak penyampaian Alva pada media. Ponselnya berdering sejak tadi, beberapa pesan sempat Rosie terima tak lain mereka menanyakan kebenaran atas apa yang Alva sampaikan dan beberapa lainnya kembali mengulang masa lalu. Hal yang sangat Rosie khawatirkan saat ini, mereka yang tahu kembali mengungkit apa yang telah terjadi. Keterpurukan yang sudah Rosie kubur dalam-dalam dan menggantikannya dengan gemerlap yang merubah segalanya. Sungguh ia tak ingin masa itu kembali datang.Suara pintu terbuka membuat keduanya menoleh. Terlihat Reno yang hanya datang seorang diri tidak bersama seseorang yang ingin mereka temui saat ini.“Mana Alva?” tanya Rosie yang tak melihat keberadaan Alva memasuki ruang tunggu agensi musik itu.“Dia masih di studio, baru bisa ditemui 15 menit lagi. Maaf membuat Tuan dan Nyonya menunggu lama.” Reno menunduk memperlihatkan rasa hormatny

  • Eleanor   96-Publik

    “Ya, aku memiliki hubungan yang cukup dekat dengannya.”“Apa kalian pacaran? Kamu terlihat memasuki rumah Rachel Aditya malam tadi. Apakah itu benar kamu Alva?”Alva tersenyum tipis, ia menunduk sebentar dan kembali memperlihatkan wajahnya pada kamera. “Dia adikku,” jawaban itu mengejutkan semua awak media.“Adik? Bukannya adikmu adalah Felicia?” tanya salah satu reporter yang ada di sana. Alva tak langsung menjawab, ia hanya menampilkan senyumnya di sana membuat semuanya penasaran akan apa yang Alva katakan selanjutnya.“Aku baru mengetahui kenyataan yang cukup mengejutkan.” Apa yang Alva utarakan begitu membuat riuh.“Nyonya Rosie, pemilik Rosie boutique yang cukup terkenal dikalangan para selebriti itu adalah ibumu, bukan begitu?” Alva menoleh pada reporter yang baru saja bertanya dan kembali menampilkan senyum tipisnya di sana.“Ibu kandungku bernama Kalina,&rd

  • Eleanor   95-Pilu

    Dua orang yang menempati meja dekat jendela itu masih saling diam. Rosie yang memandang keluar jendela memperhatikan keadaan di luar sana, sedangkan Rachel yang menunduk seraya mengaduk minumannya. Mulai tak nyaman dengan keadaan ini, Rachel pun menghembuskan nafas pelan seraya menempelkan punggungnya pada sandaran kursi. Ia mulai memandang lurus ke arah Rosie yang belum mengatakan alasannya kenapa mengajak bertemu pagi ini juga.“Apa yang anda ingin sampaikan Nyonya Rosie?” tanya Rachel yang sudah tak tahan dengan keadaan saling diam.Helaan nafas Rosie terdengar, masih dengan memandang keluar ia pun menjawab, “Aku penasaran kenapa kamu dan Alva bisa ada di pemakaman itu?” akhirnya Rosie mengatakan maksudnya.Hal yang sudah Rachel duga sebelumnya, dan dugaan itu benar rupanya. Beberapa saat Rachel terdiam, sampai Rosie mulai menoleh ke arahnya karena gadis itu yang tak langsung menjawab.“Kenyataan ini sangat mengejutkan, ha

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status