Home / Romansa / Duda dan Janda Bertetangga / 112. Iqbal Yang Berbeda

Share

112. Iqbal Yang Berbeda

Author: Black Aurora
last update Last Updated: 2024-12-20 10:02:45
Saat Iqbal akhirnya tiba dan duduk di samping Kintan, lelaki itu pun langsung mendekap tunangannya serta mengecup puncak kepala Kintan, dengan sengaja menunjukkan kepemilikannya pada Darren.

Tatapan Iqbal tajam menusuk ke arah lelaki berparas bule yang masih saja melingkarkan lengannya di bahu Rani dengan santai. Namun dengan kurang ajar matanya malah masih lekat mengamati Kintan, barulah kemudian mengalihkan pandangannya pada Iqbal.

Ia sama sekali tidak peduli dengan sorot dingin dan mengintimidasi dari mata coklat Iqbal. Untuk sejenak kedua lelaki berparas tampan itu pun melemparkan tatapan yang saling menilai.

"Darren, kenalkan ini Iqbal, tunangan Kintan." Rani pun membuka suara.

"Halo," sapa Darren tanpa mengulurkan tangannya, sementara Iqbal hanya mengukir senyum samar dari bibir pink pucatnya.

"Darren ini adalah anaknya Noor Sabina," tutur Rani lagi memberitahu Iqbal yang hanya diam. Tiba-tiba Rani membelalakkan mata dan menunjuk arah panggung dengan antusias.

"Lihat, luk
Black Aurora

Detik-detik Iqbal yang green flag akan berubah jadi red flag gaes šŸ„² sabar ya šŸ«°ā¤ļø

| 5
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Black Aurora
besok up banyak 6 bab ya kak (ā äŗŗā Ā ā ā€¢Ķˆā į“—ā ā€¢Ķˆā )
goodnovel comment avatar
Rey Val
lanjuttt dong thuorrrr.... tpi jangan jahat sama kintan dong iqbalnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 113. Iqbal Yang Berbeda (2)

    Iqbal telah membuka blazer putih Kintan yang telah basah karena terkena noda darah wanita itu di bagian pundaknya, juga membuka atasan kuning mengkilat di balik blazer. Kini yang tersisa hanyalah bra maroon berenda tanpa tali, sehingga pundaknya yang berdarah terkena gigitan ganasnya Iqbal pun terekspos dengan jelas, begitu juga dengan gundukan kembar milik Kintan yang menggiurkan. Tangan Iqbal tak tahan untuk mulai bergerak di bukit lembut itu, meremasnya dengan keras hingga membuat Kintan mengernyit kesakitan, sementara lidahnya dengan rakus terus menjilati darah yang menetes di pundak Kintan hingga kering. Tak berapa lama kemudian alirannya pun akhirnya berhenti serta lukanya mulai menutup. Kintan hanya diam dan terpaku, seumur hidup tak pernah melihat dan merasakan hal seperti ini sebelumnya. Selain Iqbal, ia hanya pernah bercinta dengan suaminya yang telah meninggal, Kemal, dan lelaki itu juga tidak pernah bertindak sekasar ini. Kintan benar-benar bingung atas perubah

    Last Updated : 2024-12-21
  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 114. Sisi Gelap Iqbal

    Hari telah beranjak sore, saat Kintan terbangun dari ketidaksadaran dirinya. Seluruh tubuhnya terasa sakit dan lemas, serta hantaman nyeri kembali ia rasakan di tubuh bagian bawahnya seperti tadi pagi.Bahkan untuk sekedar bangun pun ia tidak sanggup lagi, tubuhnya gemetar dan menggigil sekarang. Keringat dingin membasahi keningnya, terus menetes hingga wajahnya. 'Apa... apa yang terjadi? Kenapa tubuhku serasa remuk?'Kelopak matanya terasa berat, dan Kintan memutuskan untuk melanjutkan istirahatnya saja. Toh, ia tidak memiliki tenaga untuk sekedar bergerak pun.Tiba-tiba Kintan merasa tubuhnya seperti melayang. 'Apa ini? Apa aku sedang terbang?'Dengan sangat perlahan, Kintan membuka mata, dan melihat Iqbal yang ternyata sedang menggendongnya menuju ke kamar mandi."Iqbal?" tanya lirih Kintan.Tapi Iqbal hanya diam saja, dan membenamkan tubuh Kintan di dalam bathbtub air hangat dengan beraroma bunga mawar yang menyenangkan.Kintan bersyukur karena Iqbal selalu memandikannya sehabis

    Last Updated : 2024-12-21
  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 115. Si Monster Yang Tampan

    Malam harinya.Kintan sedang tidak enak badan, tubuhnya demam, menggigil dan terasa lemas. Iqbal sudah membawanya rumah sakit untuk berobat dan sekarang mereka telah tiba kembali di kamar hotel.Iqbal meletakkan Kintan dengan perlahan dan hati-hati di atas ranjang besar, setelah menggendongnya dari mobil. Lalu ia pun menyelimuti tubuh kekasihnya dengan selimut yang lembut dan hangat."Istirahatlah dulu, aku pesankan makan malam, ya? Kamu mau makan apa, Sayang?"Kintan masih merasa sangat kesal pada Iqbal atas perbuatannya tadi siang, sehingga lebih banyak mendiamkan tunangannya itu dan hanya menjawab sekedarnya bila ditanya."Terserah," jawabnya malas, dengan ucapan seperti jawaban wanita pada umumnya sambil bergelung bersembunyi ke dalam selimut.Iqbal pun memesan makanan melalui telepon kamar. Karena tidak tahu apa yang diinginkan Kintan, maka dia memesan hampir semua makanan yang ada di dalam menu, minus makanan yang pedas-pedas.Kintan hampir saja tertidur ketika terdengar ketuka

    Last Updated : 2024-12-21
  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 116. Kintan Tanpa Iqbal

    DUA MINGGU KEMUDIAN...Pagi ini Kintan terbangun jam lima pagi seperti biasa dan akan melakukan rutinitasnya seperti biasa.Mandi, membuat sarapan untuk anak-anaknya, mengantarkan mereka ke sekolah, dan mampir ke agensinya, One Million.Tak ada yang istimewa dengan hari-harinya selama dua minggu yang membosankan ini, tidak semenjak Iqbal pergi dari sisinya.Saat hendak membuka pagar untuk mengeluarkan mobilnya dari garasi, Kintan menatap cukup lama pada rumah mewah yang berdiri dengan megah di depan rumahnya, dan itu juga menjadi salah satu rutinitas baru yang ia lakukan setiap hari.Menatap rumah Iqbal dan Gea yang terlihat hening, berharap mendengar suara Gea yang berseragam sekolah menyapanya riang, serta suara mobil Iqbal yang sedang dinyalakan.Tapi yang ia lihat hanyalah rumah yang sepi dan garasi yang kosong, sesepi dan sekosong hatinya. Iqbal masih membiarkan asisten rumah tangganya bekerja di sana dan juga di rumah Kintan untuk membantu wanita itu. Ia bahkan sudah menggaji m

    Last Updated : 2024-12-21
  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 117. Go Public

    Iqbal.... adalah CEO FastJet?? *** Ibram berlari ke arah cafetaria VIP untuk mencari Kintan. Ia mendapatkan info dari Toni soal kabar yang menghebohkan pagi ini, yaitu Iqbal yang pada akhirnya membongkar identitasnya yang lain sebagai CEO FastJet ke hadapan publik, setelah tiga tahun menyembunyikan diri, dan langsung diumumkan pada berita pagi. "Lula..." Ibram menatap Kintan yang masih terpaku pada televisi di cafetaria dan sama sekali tidak sadar jika Ibram telah memanggilnya. Ibram berjalan mendekat dan menyentuh pelan bahu sepupunya itu, membuat Kintan menoleh padanya. "Kamu baik-baik saja?" tanya Ibram lembut. Ia menarik kursi di depan Kintan dan duduk di sana. Aiden yang senang melihat papanya, langsung naik ke bahu Ibram dan memegang kuping lelaki itu sambil tertawa gembira. "Kamu sudah tahu ya?" tebak Kintan. Bukan hal yang aneh jika sepupunya itu sudah tahu lebih dulu. Ibram memang sangat mudah menggali informasi pribadi seseorang, siapa pun itu. "Maafkan aku," Ibram p

    Last Updated : 2024-12-21
  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 118. Tetaplah Di Sini

    Rani berdecak kagum memandangi interior bangunan The Temptations yang sangat mewah dan spektakuler. Setiap sudutnya selalu diisi dengan karya seni pahat atau hiasan modern yang sempurna, seakan dipikirkan dengan sangat matang dan presisi. Paduan warna-warna opaque, hitam, turqoise dan kuning menambah kesan modern dan ceria. Pantas saja kalau bar ini mendapat predikat The Best Club Bar of The Year! Mereka disambut oleh escort yang sangat ramah dan mendapatkan welcome drink gratis berupa minuman jus dalam botol dengan merk Organic Avenue. Kintan hanya bisa cengo melongo melihatnya, karena yang ia tahu merek jus ini seharga delapan jutaan sebotol! Dan ini malah dikasih gratis? Wah wah... nggak main-main memang servisnya. Darren mengajak minum-minum di bar dulu sebelum makan siang, dan Kintan tiba-tiba merasakan de javu menyerbu pikirannya. Ia melirik Arga yang ternyata sedang menatapnya sedari tadi, dan Kintan pun buru-buru membuang muka. Dilihat dari tatapan bersalah Arga t

    Last Updated : 2024-12-21
  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 119. Buram

    ā€œTetaplah di sini." Kintan menatap tangan kokoh yang memegang lengannya dengan erat, dan ia benar-benar bingung harus bersikap bagaimana. Apa dia tetap di sini saja mengikuti kemauan Iqbal? Ataukah ia hempaskan saja tangan itu dan berlalu pergi dengan cuek seakan tidak terjadi apa-apa? Meskipun... saat ini Kintan bisa merasakan degup jantungnya yang berdetak tak normal karena terlalu kencang... "Kintan, ayo." Arga yang tadi berjalan di depan Kintan, kini berbalik arah dan memanggilnya. Lelaki itu menatap tangan Iqbal yang memegangi tangan Kintan, dan ia merasa ingin sekali melepaskan tautan itu, serta membawa Kintan pergi jauh dari sini. Arga bahkan tidak peduli jika Iqbal akan menghajarnya habis-habisan seperti waktu mereka berada di Lombok, asalkan Kintan memang benar-benar melepaskan tangan lelaki itu. Namun pertanyaannya adalah, apakah Kintan benar-benar ingin melepasnya? Untuk beberapa saat yang terasa begitu lama, Kintan pun akhirnya mendesah. "Lepaskan tanganku, Iqbal,

    Last Updated : 2024-12-22
  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 120. Kamu Hot Banget

    "Kamu baik-baik saja?" Kintan tersenyum pada Arga yang menemaninya menuju parkiran mobil. Pasti Arga bertanya seperti itu karena melihat wajahnya yang kusut tanpa gairah. "Aku baik-baik saja, Arga." "Tinggalkan saja mobilmu di sini dan naiklah ke mobilku, Kintan. Nanti akan kusuruh supir kantor untuk mengambil mobilmu." Kintan menggeleng. "Tidak, terima kasih. Lagipula tujuanku bukan ke kantor, tapi pulang ke rumah." "Kamu yakin mau menyetir sendiri?" tanya Arga lagi, memastikan. "Iya, Arga. Aku yakin." Arga menatap Kintan cukup lama, membuat wanita itu jengah. "Baiklah, kalau begitu naiklah ke mobilmu, aku akan mengikutimu dari belakang hingga sampai ke rumah." Kintan ingin menolaknya, tapi akhirnya ia hanya membiarkan saja Arga mengantarnya. Dering suara ponsel Arga mengagetkan mereka berdua. Segera lelaki itu mengangkatnya, dan terlihat ada yang berubah dari ekspresinya. "Kintan, maaf aku tidak bisa mengantarmu," ucapnya sambil mendesah. "Prissy menelepon dan menga

    Last Updated : 2024-12-22

Latest chapter

  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 52. Akhir Perjalanan Kita

    "Lebih cepat, Toni!" bentak Ibram gusar. Toni pun semakin mempercepat laju mobilnya, menyelip sana-sini mencari celah di antara lalu-lalang kendaraan yang masih memenuhi jalanan. Alarm dari alat penyadap yang ditempelkan pada anting-anting Katya telah berbunyi. Wanita itu dalam bahaya. Ibram benar-benar kecolongan untuk yang kedua kalinya, saat ia mendapati istri dan keponakannya telah menghilang entah kemana. Polisi sudah bertindak dan dikerahkan untuk mencari Katya dan Adel, dengan mengikuti sinyal yang dipancarkan alat penyadap itu. "BRENGSEK! BAJINGAN! LELAKI BIADAB!" Ibram terus memaki sambil memukul dasbor di depannya. "Kali ini kau benar-benar akan kubunuh!" "Pak, orang-orang kita sudah berada dekat dengan Kean, mungkin mereka akan sampai duluan di tempat itu," lapor Toni setelah ia mendapatkan info dari wireless earphone di telinganya. "Serang dia jika Katya dan Adel berada dalam bahaya," perintah Ibram. Beberapa belas menit kemudian, Ibram dan Toni telah s

  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 51. Penyiksaan

    Ibram, David dan Toni duduk di depan meja bar, sementara Katya, Brissa dan Zizi berada di meja restoran di seberang mereka. "Halo, temanku ini baru saja menikah, tolong berikan minuman yang terbaik dan termahal di sini," ucap David pada bartender yang menghampiri mereka. "Tidak, Dave," tolak Ibram tegas. "Aku harus menyetir pulang nanti." David berdecak kesal. "Ibram, kamu benar-benar tidak menyenangkan! Bukankah Toni yang akan mengantarmu pulang nanti?" "Tidak. Toni akan mengantarmu, Brie dan Zizi. Aku hanya ingin menjaga Katya," tegasnya. David mendesah dan tertawa pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu benar-benar telah berubah, Ibram. Apa itu karena Katya?" Ibram tersenyum. "Aku sekarang seorang suami, Dave. Akulah yang bertanggung jawab atas keselamatan istriku," tukasnya. David mengangkat gelas berisi minuman keras untuk bersulang pada Ibram. "Untuk suami paling beruntung di dunia," ucap David, ada rasa bangga atas perubahan positif pada sahabatnya itu, nam

  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 50. Menikah

    Katya terlihat sangat cantik dalam balutan gaun panjang putih dan sederhana. Gaun itu berlengan panjang dengan deretan kancing berlian di sepanjang siku hingga pergelangan tangan, menutup hingga batas bawah lehernya, dan terulur jauh menutupi kaki. Meskipun terkesan sopan dan menutup, namun karena jatuh mengikuti bentuk tubuh Katya, tetap saja terlihat sangat sangat seksi. Ibram bolak-balik menatap Katya sambil menggeleng-gelengkan kepala, tidak rela jika garis tubuh kekasihnya itu dinikmati oleh beberapa pasang mata pria brengsek dan dijadikan fantasi liar mereka. "Nggak ada gaun yang lebih sopan?" tanya Ibram sambil mengerutkan wajah tidak suka pada stylist yang bertugas mengatur kostum pengantin mereka. Wanita berambut bob berkacamata itu hanya bisa menggaruk-garuk kepala bingung. Katya telah bergonta-ganti baju lima kali, dan ini adalah pakaian tersopan yang mereka punya. "Maafkan saya, Pak Ibram... tapi kami tidak memiliki gaun yang lebih tertutup lagi. Masalahnya adalah

  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 49. Bentuk Tanggungjawab

    Ibram melepaskan ciumannya dan memeluk tubuh Katya, untuk memberikan kesempatan pada gadis itu agar bisa mengatur napasnya. "Katya, menikahlah denganku," ucap Ibram lembut. "Dulu aku pernah melamarmu dan kamu menolaknya karena merasa belum ada cinta di hatiku, bukan?" Ibram mengingat saat-saat dirinya dan Katya berada di rumah pantai miliknya. "Apa sekarang kamu masih juga belum yakin jika aku mencintaimu?" ada nada murung di suara Ibram. "Diriku yang sekarang dan diriku yang dulu sudah jatuh begitu dalam padamu, Katya." lelaki itu pun melepaskan pelukannya untuk menatap lekat Katya yang terdiam membisu. "Jadilah istriku, pendamping hidupku, dan pelindungmu seumur hidup," ucapnya dengan suara parau, sarat akan emosi yang membuncah di dalam dada. "Aku mencintaimu, Katya Lovina. Wanita tercantik di dunia yang beraroma vanilla." Dan Katya pun merasa dadanya meledak dalam kebahagiaan. Tentu saja ia sangat yakin sekarang kalau Ibram benar-benar mencintainya, bukan karena obs

  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 48. Mengingat Segalanya

    Ibram terbaring di sebelah Katya, berusaha meredakan rasa sakit hebat yang menyerang kepala dan membuatnya kesulitan untuk bernafas. Ingatan-ingatan yang datang padanya bagai ribuan paku yang menghujam deras ke dalam otaknya, membuatnya gemetar menahan rasa sakit yang hampir tak tertahankan. Namun Ibram berusaha untuk menerima dan tidak menolak seluruh pesan dari pikirannya itu, meskipun acak dan berupa kilasan-kilasan cepat bagaikan kilat yang menyambar-nyambar dirinya. Jessi yang menyelingkuhi Gamal. Gamal yang meninggal akibat kanker nasofaring. Kuliahnya yang sempat kacau karena ia sangat berduka. Adel yang masih kecil namun sudah ditinggalkan ayahnya selamanya dan ibunya yang entah kemana. Mengasuh Adel. Mendirikan One Million. Mengakuisisi beberapa perusahaan. Menemukan Katya Lovina. Dan jatuh cinta padanya. Dengan napas yang masih memburu, ia pun menatap ke arah samping. Katya. Gadis itu berbaring di sisinya, dan membalas tatapannya dengan wajah bingung. "Pak Ibram

  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 47. Sentuhan

    'APAA??? Dia mengira ada sesuatu antara aku dan Toni??' Katya menepis kasar tangan Ibram dari bahunya. "Pak Ibram, apa maksudmu bertanya seperti itu?" "Kau selingkuh dengan Toni, kan? Mengakulah! Toni memang jauh lebih muda dariku dan kau pasti merasa lebih cocok dengan lelaki yang tidak terlalu jauh perbedaan usianya denganmu!" ucap Ibram ketus. "Hah! Entah apa yang sudah kalian berdua lakukan di belakangku, menjijikkan sekali." "Apa anda sudah puas menghinaku? Sepertinya memang percuma, apa pun yang kukatakan, anda pasti tidak akan pernah percaya bukan? Aku akan selalu jelek di matamu," tukas Katya pelan. Ia sudah benar-benar lelah sekarang. "Anda sudah menuduhku hanya mengincar uangmu, dan kini menuduhku selingkuh dengan orang kepercayaanmu? Selanjutnya apa lagi? Apa lagi yang anda tuduhkan? Begitu sulitkah bagimu menerima bahwa aku benar-benar mencintaimu dengan tulus tanpa ada maksud apa pun?" tanya Katya dengan suara yang mulai parau karena menahan tangis. "Jika memang

  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 46. Hanya Berharap Di Sisimu

    Ibram terdiam, namun tubuhnya tetap saja memunggungi Katya. 'Hahh... gadis ini benar-benar keras kepala! Sepertinya dia hanya ingin menggangguku saja.''Meskipun... yah, tidak bisa disalahkan juga karena diriku yang dulu sangat bodoh karena telah memberikan harapan pada gadis ini.' Seketika ada setitik rasa kasihan terbit di dada Ibram saat mengingat ekspresi wajahnya pada acara pertunangan melalui Youtube tadi. Pantas saja gadis ini salah paham, karena Ibram memang bersikap seakan benar-benar mencintainya! 'Apa itu benar? Apa aku pernah mencintainya? AKU?? IBRAM MAHESA??' Perlahan Ibram pun membalikkan badannya menatap Katya. "Apa kau yakin dengan semua ucapanmu itu?" cetus Ibram. "Tidak akan ikut campur urusanku, tidak mengharapkan apa pun dariku, dan hanya merawatku hingga sembuh lalu pergi dari hadapanku?" Ibram mengulang ucapan Katya tadi. Katya mengangguk mantap. "Ya. Aku sangat yakin dengan semua ucapanku, Ibram." Hmm... menarik. "Baiklah. Kau boleh melakukannya. Tapi

  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 45. Amnesia Retrograde

    Katya menangis dalam kesendirian di teras rumah sakit yang sepi. Ia ingin sekali menjerit kuat-kuat, memuntahkan segala kesedihan yang terus menimpanya bertubi-tubi. Setelah ayahnya, Sienna, dan sekarang Ibram pun juga telah meninggalkannya. Bukan meninggalkan secara harfiah karena tubuhnya masih berada di dunia fana ini, hanya saja ingatannya pada Katya yang telah pergi. Ibram mengalami amnesia retrograde karena cedera akibat benturan keras di kepalanya, dan ingatannya hanya sampai saat ia kuliah di Amerika bersama David... Ia tidak mengingat apa pun setelah itu. Bahkan saat ia diberitahu bahwa Gamal, kakaknya yang telah meninggal, Ibram pun sangat terkejut dan masih tidak percaya. Lalu ketika Katya mengatakan bahwa mereka telah bertunangan, Ibram hanya terdiam dan menatap gadis itu dengan tatapan kosong. Seketika itu juga Katya mengerti, bahwa lelaki itu telah hilang. Lelaki yang ia cintai dan mencintainya. Ibram yang Katya cintai telah pergi, tergantikan oleh Ibram lai

  • Duda dan Janda BertetanggaĀ Ā Ā 44. Seperti Ibram Di Masa Lalu

    Katya berada di dalam ambulans yang membawa Ibram menuju rumah sakit. Sejak tadi air matanya tidak dapat berhenti mengalir, melihat tubuh kekasihnya yang diam tak bergerak serta darah segar yang terus mengalir dari kepalanya. Wajah dan tubuh Katya telah penuh bersimbah darah, namun ia sudah tidak peduli lagi. Ia hanya ingin Ibram selamat. Katya sangat takut kehilangan lelaki yang begitu dicintainya. Ia telah kehilangan ayahnya dan juga adiknya Sienna, dan ia tidak akan sanggup untuk bernafas lagi jika ia juga kehilangan Ibram. Tidak! Lebih baik ia ikut ke alam yang sama dengan mereka, karena di dunia ini sudah tidak akan ada cinta lagi untuknya. Katya segera menelepon Zizi, Toni, dan David dari ponsel Ibram. Namun hanya ponsel David yang sulit dihubungi. Lagipula, ini semua karena David! Karena pesan dari David yang membingungkan itu, membuat Katya terperangkap sebagai umpan untuk menjebak Ibram. Apakah ponsel David telah di hack? Ibram harus segera dioperasi, kare

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status