"Apakah gadis itu sudah siuman, pah?" Tanya seorang wanita paruh baya pada suaminya yang sedang duduk di sofa yang ada di rumah sakit.
"Belum, bu. Mungkin besok papa akan membawa perempuan itu ke rumah sakit yang lebih besar untuk memeriksa keadaannya secara menyeluruh. Papa khawatir dia mengalami cidera yang cukup serius karena kejadian malam itu." Jawabnya sambil melirik ke arah Lea yang masih terlihat begitu pucat.
"Kemarin papa terpaksa membawanya kemari melihat kondisinya yang mengkhawatirkan." lanjutnya lagi sambil terus menatap ke arah Lea yang terasa begitu familiar baginya.
"Kenapa, pah? Sejak tadi Mama melihat papa terus menatapnya dengan lekat. Apakah papa naksir gadis ini?" Tanya sang istri sambil tersenyum kepada suaminya.
"Mama ini bicara apa sih? Kenapa jadi bicara aneh begitu? Papa melihat gadis ini karena merasa seperti mirip dengan mama ketika masih muda. Masa mama ga merasa sih?" T
Setelah dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar, keadaan Lea mulai membaik. Tiara dan Abimana terus memberikan semangat hidup kepadanya. Mereka begitu bahagia karena kembali dipertemukan dengan anak kandung yang sudah lama tidak bertemu karena penculikan di masa lalu."Nak, Siapa yang sudah begitu tega kepadamu? Katakan pada kami! Kami tidak akan membiarkan dia hidup dengan tenang!" geram Tiara sambil menggenggam telapak tangan Lea yang kini mulai kembali hangat.Lea menggelengkan kepala, " lupakan saja semua itu. Aku ingin memulai Lembaran Baru dan meninggalkan semuanya. Jika kalian memang perduli dan ingin aku bahagia, mari kita menjauh dari kehidupan yang penuh derita ini. Aku hanya ingin menepi dan menenangkan diri!" lirih Lea dengan suara datar dan dingin.Abimana begitu terhiris hatinya mendengar semua itu. 'Sesakit apakah kehidupan yang kau jalani nak, sehingga kau begitu skeptis dengan hidupmu sendiri? Maafka
"Sekarang kamu hiduplah dengan identitas baru yang sesuai dengan identitas kamu saat pertama lahir di keluarga kita. Papa sangat berharap kamu bisa menjalani kehidupan baru yang bahagia. Putriku, tolong, ijinkanlah papah dan mamah untuk membahagiakan kamu mulai saat ini. Kami merasa sangat sedih dan menyesal karena telah kehilangan masa kecilmu yang gemilang. Maafkan kami yang sudah gagal menjagamu saat kamu kecil dulu," pinta Abimana sambil mengusap telapak tangan Lea dengan lembut dan penuh kasih sayang.Lea begitu terharu karena telah menemukan orang tuanya kembali. Dia tak pernah menyangka ternyata musibah yang dialaminya membuatnya mendapatkan anugerah yang begitu besar dengan menemukan orang tua kandungnya yang ternyata merupakan sosok luar biasa dan sangat baik perangainya maupun sikap mereka."Mah, Pah!! Aku sampai saat ini masih terkejut dan begitu exited dengan kenyataan ini. Jujur saja, sampai saat ini
"Tuan, anda mendapatkan undangan pesta di Bali dari keluarga Abimana." Tutur asisten Bayu saat melihat pemilik perusahaan tempat dia bekerja datang ke kantor mereka. Biasanya Bayu hanya datang sebulan sekali hanya sekedar mengecek laporan saja, entah kenapa sekarang dia sering datang ke kantor di luar jadwalnya."Pikiranku sedang ruwet begini, mana ada mood buat datang ke pesta. Di Bali pula? Kau itu jangan mengada-ngada! Konfirmasi pada mereka kalau aku ga bisa datang. Bilang saja ada acara lain!" titah Bayu tanpa merasa tertarik sama sekali walau hanya untuk sekedar melihat undangan yang disodorkan oleh sang asisten ke tangannya.Bayu saat ini sedang ruwet pikiran nya. Dia hanya ingin segera menemukan Lea dan meminta maaf pada istrinya atas semua yang sudah terjadi kepada Lea karena perbuatan Nitha yang amat keterlaluan.Bayu membutuhkan waktu sendiri untuk menenangkan di
"Lea?? Kau kah ini, Sayang?" tanya Bayu agak ragu. Dia bingung dengan apa yang dilihatnya sekarang karena sosok yang berdiri di hadapannya sekarang sangat berbeda dengan Lea yang dia kenal sebagai istrinya.Abigail bersikap biasa saja dihadapan Bayu. Walaupun sebenarnya dia menahan diri dengan sekuat tenaga agar tidak terpengaruh oleh tatapan lelaki yang masih berstatus bagi suaminya. Abigail sudah memutuskan akan melupakan semuanya dan memulai kehidupan yang baru dengan identitas yang baru."Anda pasti salah mengenali orang. Saya baru saja kembali dari luar negeri. Saya juga tidak mengenal siapa anda," tutur Abigail datar.Bayu mengerutkan keningnya lalu menoleh ke arah Abimana. Dari tatapan matanya Dia meminta penjelasan dari tuan rumah yang mengundang dirinya ke pesta itu."Benar, pak Bayu. Dia adalah Abigail Abimana, putri saya yang lama tinggal di luar negeri. Putriku, perkenalkan, dia adalah pa
"Kenapa?" tanya Bayu dengan wajah tak berdosanya. Abigail berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari Bayu tapi sulit. Lelaki itu tak mudah untuk dihadapi ternyata."Lepaskan aku! Kau benar-benar tamu yang tak sopan! Bisa-bisanya melakukan hal seperti ini padaku didepan publik begini!" kesal Abigail mulai tidak bisa mengendalikan emosinya dengan kelakuan Bayu yang menyebalkan itu.Jantungnya sejak tadi berpacu kencang. Sementara Duda Meresahkan satu itu masih saja santai dan nyaris tanpa dosa. Tatapan mata itu seakan menghipnotis Abigail dalam pesonalia yang tidak pernah lekang dimakan waktu. 'Gantungnya memang ga ada obat! Sial!! Apa yang kamu lakukan, Abigail!' sentak Abigail dalam hati, merutuki kelemahan dirinya sendiri karena selalu saja tidak bisa lepas dari Bayu.Bayu menarik tangan Abigail menuju sebuah kamar yang dia pesan selama berada di Bali. Bayu memang sengaja memesan kamar di hotel yang sama dengan a
"Ada apa, pah?" tanya Raka ketika dia melihat ayah angkatnya terlihat begitu panik di depan ruangan operator CCTV yang ada di hotel itu."Raka! Syukurlah kamu disini. Papa sedang mencari adikmu. Dia menghilang dari pesta. Tolong temukan dia untuk papa. Mama kamu sejak tadi terus saja menangis karena khawatir pada adikmu itu!" pinta Abimana dengan wajah khawatir sekali.Raka mengurutkan keningnya karena tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Abimana. "Adik? Sejak kapan saya punya adik?" tanya pemuda tampan itu bingung.Abimana menepuk jidatnya karena baru ingat bahwa dirinya berumur memperkenalkan Raka dan Abigail."Maafkan papa, Raka. Karena kemarin kamu begitu sibuk untuk mengurus konferensi yang ada di hotel ini, membuat Papa dan Mama belum sempat memperkenalkan kalian berdua. Sekarang bantu dulu Papa untuk menemukan adikmu yang hilang. Nanti papa pasti akan menceritakan semuanya padam
Tiara merasa senang sekali karena Abigail kembali ke Sisinya dalam keadaan selamat."Syukurlah! Mama tidak akan memaafkan diri sendiri jika sampai kehilanganmu lagi. Maafkan mama yang terlalu sibuk dengan teman-teman sehingga mengacuhkanmu selama di pesta tadi!" pinta Tiara sambil menggenggam telapak tangan Abigail yang terasa amat dingin."Sayang istirahatlah di kamarmu. Kamu pasti lelah setelah menjalani hari yang begitu berat. Mama dan papa akan menjagamu disini!" tuturnya sambil memeluk Abigail yang hanya mengangguk pasrah.Apalagi dia memang merasa begitu lelah dan ingin segera membaringkan tubuhnya di kasur empuk yang sudah dia rindukan sejak kemarin.Bayu cukup menguras energinya. Abigail merasakan sekujur tubuhnya yang sakit dan lelah. "Mandi sepertinya bagus untukku sekarang. Penat sekali rasanya!" Abigail kemudian masuk ke dalam kamar mandi dan bersiap untuk berendam di air hangat yang suda
Raka melangkah menuju ruang keluarga dimana saat ini Abimana dan Tiara sedang berbicara santai. "Pah, Papa harus segera mengumumkan ke dewan direksi mengenai posisi Abigail di perusahaan sebagai pewaris utama keluarga kita. Mama tidak mau kalau sampai ada orang yang curang dan mencoba merebut posisinya!" Ucap Tiara to the point."Maksud Mama apa sih? Kenapa tiba-tiba membicarakan masalah ini? Kita saat ini tidak bisa melakukannya karena Abigail belum memiliki kemampuan yang cukup untuk menjabat sebagai seorang pemimpin. Apalagi, saat ini Raka sedang mengerjakan proyek besar demi kemajuan perusahaan kita!" sanggah Abimana yang menolak permintaan istrinya.Tiara melotot sempurna mendengar hal itu. "Papa lebih memilih anak angkat kita yang mewarisi segala yang kita miliki? Apakah papa benar-benar Rela membiarkan orang asing yang tidak memiliki hubungan darah dengan kita menikmati semua kerja keras kita seumur hidup ini?" sengit Tiara yang kesal
Susah hampir satu bulan Abigail dan Bayu memutuskan melakukan LDR. Siang itu Abigail terlihat melamun di balkon kamarnya. Sang ayah melihat keadaan Abigail tentu saja merasa sedih. Dia pun kemudian mendekat pada Abigail dan berniat pulang meminta putrinya untuk menyusul suaminya di Jakarta."Kamu rindu suami kamu?""Papa? Sejak kapan Papa di sini?" Tanya Abigail terlihat gugup karena ketahuan ayahnya sedang melamun sendiri disana."Papa sudah cukup lama di sini dan memperhatikan kamu. Ada apa, nak?" Tanya lelaki tua yang masih terlihat begitu menawan di usia senjanya.Abigail merentangkan kedua tangannya untuk bisa memeluk tubuh ayah yang selalu dia rindukan sejak lama. "Bagaimana kesehatan mama? Sudah membaik?" Tanya Abigail yang lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan daripada membuat hatinya sedih lagi."Papa berencana untuk membawa ibumu ke luar negeri untuk berobat
Brak!!!Raka begitu murka setelah mengetahui Abimana membiarkan Abigail dan Bayu kembali bersama. Dia begitu geram dan marah dengan kenyataan yang tak sesuai harapannya."Lihat, kan? Sekarang kamu baru percaya dengan apa yang Om katakan padamu? Kamu hanya dijadikan sebagai orang asing yang bisa dimanfaatkan sesuka hati mereka. Dia tidak pernah memikirkan perasaanmu dan juga masa depanmu. Apakah kamu yakin akan selamanya menjadikan Abimana sebagai poros hidupmu?"Brak!!Raka kembali menggebrak meja karena merasa begitu marah dengan ucapan laki-laki yang berada di hadapannya. Lelaki yang merupakan adik dari Abimana tapi selalu berlaku bagai musuh dalam selimut. Lelaki yang selalu berusaha menghancurkan bisnis ayah angkatnya yang lebih sukses dan memiliki segalanya dari pada dia.Lelaki itu tersenyum kecut dan bangkit dari kursi. Tampaknya dia mulai putus asa untuk bisa mempengaruhi
Bayu dan Raka akhirnya duduk saling berhadapan. Sementara Abigail saat ini hanya bisa menatap keduanya dengan perasaan campur aduk. Bayu hanya tersenyum saja dengan situasi yang lucu baginya. Bagaimana mungkin dia diperlakukan seperti seorang penjahat di rumah mertuanya sendiri?'Semua Ini gara-gara Raka yang memancing emosiku! Hancur sudah reputasikus sebagai suami yang baik di hadapan mereka!' sesal Bayu dalam hati.Bayu berusaha sekuat tenaga untuk tetap tenang walaupun di dalam hatinya bergemuruh dan merasa takut. Bayu takut melihat tatapan tidak bersahabat dari ayah mertuanya."Apa sebenarnya yang sedang kalian berdua perebutkan, huh!! Kenapa sampai bertarung seperti jagoan kampung begitu?" sentak Abimana yang begitu kesal melihat kelakuan mereka yang membuat keonaran di rumahnya.Bayu dan Raka saling tatap satu sama lain."Pah, laki-laki brengsek ini mengatakan kalau dia su
"Kamu yakin mau melakukan ini sekarang?" tanya Abigail dengan ragu."Tentu saja! Kenapa Memangnya?""Tidak apa-apa. Hmm, hanya saja aku merasa aneh, melihatmu datang ke rumah orang tuaku untuk melamar kembali. Kita kan sudah menikah, bahkan hampir memiliki anak. Apa nanti ga diketawain mereka?" tanya Abigail agak ragu untuk beberapa saat lamanya.Bayu hanya tersenyum, dia paham dengan kekhawatiran yang dirasakan oleh Abigail. Tapi dia sudah mantap untuk menemui kedua orang tua Abigail yang baru saja ditemukan."Dulu aku menikahimu sebagai anak yatim piatu Di panti asuhan. Sekarang setelah kita mengetahui orang tua kandungmu, rasanya tidak berlebihan untuk aku mintamu kepada mereka bukan? Sayang, Aku ingin kita hidup bahagia dan selalu diberkahi dengan restu dari semua orang yang ada di sekitar kita." Jawaban Bayu sebenarnya sangat menyentuh perasaan Abigail, rapi dia masih gengsi mengakuinya.
Abigail menarik selimut sampai menutupi seluruh tubuhnya. Dia begitu kesal pada Bayu dan dirinya sendiri yang malah menikmati semua sentuhan Bayu atas tubuhnya."Terima kasih, Sayang! Aku sangat puas dan senang karena kita kembali bersama di ranjang panas ini!" bisik Bayu sambil mencium punggung Abigail yang tidak tertutup selimut.Abigail bergidig ngeri mendengar ucapan Bayu. Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun karena tubuhnya sendiri mengkhianati dirinya. "Sayang, tidurlah. Besok pagi-pagi kita akan menemui kedua orang tuamu. Aku akan meminta kamu secara resmi pada mereka sebagai istriku. Bila perlu aku akan menikahi kamu lagi di depan mereka!" janji Bayu.Abigail hanya diam dan memilih untuk memejamkan matanya. Tubuhnya masih lelah karena Bayu yang tidak juga mau melepas dirinya sejak siang bahkan sampai langit menjadi gelap. Bayu benar-benar tidak mau melewatkan moment kebersamaan mereka begitu saja. Tampak
"Raka, kamu yakin sudah mencari Abigail kemana-mana?" tanya Abimana saat dia menemui anak angkatnya."Sudah, pah. Saya tidak bisa menemukan dia dimanapun. Saya juga tidak bisa menemukan keberadaan Bayu, yang merupakan suaminya.""Apa mungkin Bayu menculik Abigail?"Abimana terus monda mandir. Dia sangat takut kalau sampai kehilangan anaknya lagi setelah susah payah menemukan dia."Kerahkan semua anak buahmu untuk bisa menemukan putriku!" titah Abimana dengan tegas. Raka bisa melihat kemarahan diwajah ayah angkatnya."Ya, Pah, saya akan berusaha menemukan Abigail. Papa tenang saja!" janji Raka.***Raka menghubungi anak buahnya dan meminta mereka untuk mencari Abigail. "Kemana sebenarnya perempuan itu? Baru ketemu sudah hilang lagi. Menyusahkan saja!" kesal Raka.Raka terlihat begitu pusing memikirkan
"Kamu waras kan? Kenapa malah melaporkan suami kamu ke polisi karena menghajar laki-laki kurang ajar itu?" tanya Bayu yang merasa bingung dengan apa yang dilakukan oleh Abigail."Lea! Jawab pertanyaanku jangan diam saja!" kesal Bayu melihat istri yang selalu dia rindukan tampak acuh dan cuek padanya.Bayu menarik tangan sang istri yang mau pergi meninggalkannya. "Jawab!! Kenapa kamu sekarang berubah menjadi seperti ini, huh? Ada apa sama kamu sebenarnya?" kesal Bayu yang mulai kehabisan kesabaran dalam menghadapi sikap sang istri yang begitu dingin dan datar.CkckckAbigail berdecak kesal. "Panggil aku Abigail! Itu adalah namaku yang sesungguhnya. Lea sudah mati karena perbuatan mantan istri dan juga adikmu yang telah menganiayaku dan tega membunuh calon anakku! Paham?" sengit Abigail yang tak kalah keras dengan suara BayuDeg!"Kenapa kamu menghukumku
"Kenapa belum tidur jam segini?""Ah, kamu? Gak apa-apa. Papa sedang menunggu Raka yang sampai sekarang belum pulang. Kemana saja anak itu?" resah Abimana yang terus mondar-mandir di ruang tamu sambil memangku tangannya di belakang punggung. Abigail bisa melihat kekhawatiran di wajah tuanya akan Raka."Aku akan menghubunginya dan menyuruh dia untuk pulang. Papa istirahat saja di kamar, ya?" bujuk Abigail yang merasa tidak tega dengan kondisi Abimana yang sudah terlihat kelelahan.Abimana menatap lekat sang putri. "Kamu yakin bisa menemukan keberadaan Raka pada jam segini?" tanya Abimana yang terlihat ragu.Abigail tersenyum lembut. "Papa tenang saja aku pasti bisa membawanya kembali ke rumah ini. Papa istirahat saja di kamar, ya?""Baiklah, Papa akan ke kamar dan istirahat. Hah, sampai sekarang mama kamu masih juga belum lagi bicara dengan papa. Papa jadi serba salah
Raka melangkah menuju ruang keluarga dimana saat ini Abimana dan Tiara sedang berbicara santai. "Pah, Papa harus segera mengumumkan ke dewan direksi mengenai posisi Abigail di perusahaan sebagai pewaris utama keluarga kita. Mama tidak mau kalau sampai ada orang yang curang dan mencoba merebut posisinya!" Ucap Tiara to the point."Maksud Mama apa sih? Kenapa tiba-tiba membicarakan masalah ini? Kita saat ini tidak bisa melakukannya karena Abigail belum memiliki kemampuan yang cukup untuk menjabat sebagai seorang pemimpin. Apalagi, saat ini Raka sedang mengerjakan proyek besar demi kemajuan perusahaan kita!" sanggah Abimana yang menolak permintaan istrinya.Tiara melotot sempurna mendengar hal itu. "Papa lebih memilih anak angkat kita yang mewarisi segala yang kita miliki? Apakah papa benar-benar Rela membiarkan orang asing yang tidak memiliki hubungan darah dengan kita menikmati semua kerja keras kita seumur hidup ini?" sengit Tiara yang kesal