Sayup-sayup terdengar suara jemari yang beradu dengan kerasnya keyboard laptop, Mikaela membuka matanya perlahan, ia merasakan sakit nyeri yang teramat sangat di kedua pangkal pahanya terutama ketika ia menggerakkan kaki.
Tubuh Mikaela masih terbalut selimut, ketika ia mendapatkan kesadaran. Ia ingat jika baru saja kehilangan keperawanan. Hal yang selama ini Mikaela jaga baik-baik, dengan mudahnya ia serahkan pada Darren.
Wajah Mikaela memerah mengingat bagaimana intimnya mereka berdua. Ia meraba bibirnya yang masih terasa membengkak karena ciuman Darren.
"Kau sudah bangun?"
Suara berat Darren menginterupsi Mikaela, ia menyembunyikan wajahnya di balik selimut karena tidak tau harus memasang ekspresi seperti apa ketika memandang Darren
Darren meloloskan kaus putih polos dari lehernya sambil bercermin selepas berendam air hangat. Ia mengamati rahangnya yang baru saja ia cukur bersih.Tidak butuh waktu lama untuk rambut-rambut halus yang mempertampan wajahnya tumbuh disana. Satu Minggu saja mereka sudah akan memenuhi rahang kokoh Darren. Membuat para wanita yang menatapnya di kantor dengan wajah mesum mereka menjerit-jerit dalam hati.Darren bukan tak tau jika ia menjadi idola para wanita di kantornya, ia hanya bersikap profesional sebagai pemimpin. Lagipula dia sudah punya .... Mikaela, ya gadis itu yang baru saja ia gagahi di kamar yang sekarang sedang ia amati. Kamar pribadinya.Di atas ranjang sana Mikaela mengerang, mendesah menyebut namanya dengan memohon dan wajah yang tidak bisa Darren gambarkan. Wajah yang san
"Lama sekali kau mengangkat telponku!" suara ketus seseorang dari seberang memekakan telinga Mikaela.Ia mengusap-usap telinganya kemudian membaringkan tubuh lelahnya ke ranjang kecil yang hanya cukup untuk satu orang di kontrakannya."Aku baru saja sampai kak." jawab Mikaela tau jika Darren tidak suka menunggu."Darimana saja kau pergi malam-malam begini?""Aku membeli sesuatu di minimarket depan sana."Mikaela menahan tawa karena memang Darren sudah menelpon berulang-ulang sejak tadi, tapi ia sengaja tidak mengangkatnya."Lalu kenapa kau tidak mengangkat telponku?" Darren mulai menuntut, seperti
"Ayo masuk."Ajak Caroline pada Mikaela, ketika ia sudah berhasil membuka pintu apertemen Darren.Wanita itu menyuruh supirnya untuk meletakkan barang-barang belanjaannya di lantai."Kau sudah sampai?" Darren datang dengan pakaian santai dari dalam kamar. Wajahnya mengeras, sedikit tegang melihat Mikaela yang berdiri dengan menundukkan kepalanya di belakang Caroline."Ya aku baru saja sampai." Caroline mengecup pipi Darren.Pria itu hanya memperhatikan Mikaela dan membuang wajahnya."Aku harus mengatakan sesuatu hal yang penting padamu." ucap Darren."Tentu, aku datang kesini untuk
Darren membawa segelas air minum ke kamar mandi ketika mendengar suara Caroline memuntahkan isi perutnya di dalam.Ia berdiri tepat di depan pintu dan menunggu Caroline selesai."Kau tidak apa-apa?" tanya Darren mengulurkan gelas yang ia bawa begitu melihat Caroline keluar dari kamar mandi.Wanita itu memegangi perut dan kepalanya. "Ya, aku hanya merasa sedikit mual dan pusing.""Hm. Kau ingin aku belikan obat?" tawar Darren.Caroline menggeleng. "Tidak apa sayang, kau lupa jika aku dokter? Walaupun aku bukan dokter kandungan tapi aku sudah mempersiapkan segalanya begitu aku tau kalau aku hamil, aku sudah membawa obat mualku sendiri." jelasnya.
Begitu mendapat telpon dari seorang temannya yang melihat Darren di Bar, Caroline segera melesat cepat mengendarai mobilnya.Disana ia dapat melihat bagaimana kacaunya Darren. Wajahnya babak belur yang Caroline yakini adalah perbuatan Rendy, dan Darren tergeletak di meja bar dengan lengannya sebagai bantal. Tatapan pria itu kosong.Darren mabuk berat.Tidak ingin berlama-lama membiarkan Darren dengan keadaan yang mengenaskan, Caroline segera memapah pria itu, tubuhnya yang besar dan berat membua
Darren ingat ketika pertama kalinya ia mengatakan dengan jelas jika ia merindukan Mikaela...Setelahnya ia akan kembali ketus kepada gadis itu, bukan karena apa, tetapi karena Darren malu ia harus mengakui jika ia merindukan Mikaela.Ia ingat ketika pertama kali Daffa mengatakan apa yang membuatnya mencintai Mikaela...Dan secara terang-terangan Darren menantangnya, ia juga ingin memiliki Mikaela sama seperti Daffa.
"Apa?" Caroline terkejut setelah mendengar berita yang baru saja Daffa sampaikan.Mikaela dan Rendy kecelakaan? Bagaimana mungkin? Baru saja rencana mereka akan terwujud. Tapi....Caroline mengumpat dalam hati. Ia berpikir keras, memutar otaknya."Cepat tolong mereka."gusar Daffa tidak sabar di seberang.
Ema menata perabot-perabot rumah tangga yang terkumpul acak dan menumpuk di salah satu ruangan yang lebar, itu adalah ruang tengah rumah baru Darren. Ia baru saja membeli rumah mewah tak jauh dari apertemennya yang dulu.Berkat usaha, dan kerjasamanya dengan Sandjaya, seseorang yang sudah tidak diragukan lagi dalam dunia bisnis. Kini bisnis Darren menjadi berkembang pesat dan perusahaan Sandjaya terselamatkan dari kebangkrutan juga berkat dirinya.Sungguh kerjasama yang menguntungkan.Dibantu be
"Yang mana yang akan kau kenalkan padaku kak?"Dia bertanya padaku dengan wajah berbinarnya, membuat hatiku terasa sakit.Huh. Aku benar-benar merasa kasihan pada diriku sendiri. Aku tertawa padanya dan juga tertawa pada diriku sendiri.Menertawakan kebodohanku.Bagaimana bisa aku masih mencintainya hingga saat ini?
"Selamat atas pernikahanmu kak."Itu ucapan darinya saat mendengar kabar pernikahanku. Ucapan dari cinta pertamaku Mikaela.Aku termenung menatap hamparan pemandangan kota disepinya malam.Baru saja pesta pernikahanku usai dan menyisakan perasaan yang bercampur aduk didalam hatiku.Aku memutuskan untuk minum-minum dengan mengajak sahabatku, Rendy. Tapi ia justru meninggalkanku sendiri.
"Jangan menemuinya, atau kau akan aku seret meninggalkan negara ini, dan aku akan mengasingkanmu di kutub utara."Aku menutup ponselku begitu mengatakan hal yang akan benar-benar aku lakukan pada tunanganku itu jika ia tidak mendengarkan ucapanku.Mikaela Cindy. Gadis yang ntah sejak kapan membuatku gila.She driving me crazy.
Jangan menemuinya, atau kau akan aku seret meninggalkan negara ini, dan aku akan mengasingkanmu di kutub utara."Begitulah kira-kira ucapannya sebelum mematikan ponsel, menutup panggilan secara sepihak.Tunanganku yang sangat posesif dan egois. Dia Darren Revano Abrata.Sebulan yang lalu kami resmi bertunangan. Tentu saja kisahku tidak mudah seperti yang kalian bayangkan. Penuh air mata dan pengorbanan. Aku
"Aku tidak bisa menjemputnya, aku sedang membantu bi Salma menyiapkan pesanan, kau tahu ini project besar pertamanya dan supir ada bersama kami untuk membantu keperluan lain-lain, jadi hari ini kau yang menjemputnya ya?""Aku ada meeting siang ini.""Darrenku sayang, uangmu sudah sangat banyak, bisa kau batalkan saja meetingmu itu demi anakmu?"
Dering jam waker berbunyi nyaring memecah keheningan gelap suatu ruangan yang didominasi warna hitam dan putih.Mikaela menyingkirkan tangan besar yang menindih tubuhnya secara perlahan, dia bangkit dari ranjangnya sambil merentangkan satu tangan dan menguap, punggung tangan yang lain menutup mulutnya yang terbuka.Mikaela mematikan alarm jam tersebut, kemudian menengok buah hatinya yang sedang terlelap sambil tersenyum.
Ema menata perabot-perabot rumah tangga yang terkumpul acak dan menumpuk di salah satu ruangan yang lebar, itu adalah ruang tengah rumah baru Darren. Ia baru saja membeli rumah mewah tak jauh dari apertemennya yang dulu.Berkat usaha, dan kerjasamanya dengan Sandjaya, seseorang yang sudah tidak diragukan lagi dalam dunia bisnis. Kini bisnis Darren menjadi berkembang pesat dan perusahaan Sandjaya terselamatkan dari kebangkrutan juga berkat dirinya.Sungguh kerjasama yang menguntungkan.Dibantu be
"Apa?" Caroline terkejut setelah mendengar berita yang baru saja Daffa sampaikan.Mikaela dan Rendy kecelakaan? Bagaimana mungkin? Baru saja rencana mereka akan terwujud. Tapi....Caroline mengumpat dalam hati. Ia berpikir keras, memutar otaknya."Cepat tolong mereka."gusar Daffa tidak sabar di seberang.
Darren ingat ketika pertama kalinya ia mengatakan dengan jelas jika ia merindukan Mikaela...Setelahnya ia akan kembali ketus kepada gadis itu, bukan karena apa, tetapi karena Darren malu ia harus mengakui jika ia merindukan Mikaela.Ia ingat ketika pertama kali Daffa mengatakan apa yang membuatnya mencintai Mikaela...Dan secara terang-terangan Darren menantangnya, ia juga ingin memiliki Mikaela sama seperti Daffa.