Beranda / Romansa / Dokter Jenius Milik CEO Arogan / Bab 3. AMBER - ORANG JELEK

Share

Bab 3. AMBER - ORANG JELEK

Penulis: Secret.Vee
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-01 15:27:07

_SEHARI SEBELUMNYA_

“Setiap pasien yang menderita trauma mental adalah seseorang yang layak untuk didengarkan. Tujuan utama dari perawatan psikiatri bukanlah untuk memberikan pasien keadaan kebahagiaan yang tidak dapat dicapai, melainkan untuk membantu mereka membangun kesabaran dan tekad mereka sendiri untuk menghadapi perjuangan mereka sendiri.”

“Profesor, apakah itu berarti anda percaya bahwa penyakit mental tidak dapat diobati?”

“Tidak, justru sebaliknya. Penyakit mental dapat diobati selama kita memberi pasien tersebut kesabaran dan tekad yang cukup.”

“Lalu, profesor, bagaimana jika pasienmu akhirnya jatuh cinta kepadamu karena itu?”

Amber mengangkat kepalanya dan tersenyum kepada mahasiswi yang mengajukan pertanyaan itu. Seorang gadis muda cantik yang dengan segera bersembunyi di belakang temannya setelah memperhatikan tatapan Amber.

Amber Camille adalah seorang psikiater. Selain itu dia juga seorang dosen di fakultas kedokteran sebuah universitas. Karena usia, kecerdasan dan penampilannya, dia sangat populer di antara semua siswa dan kuliahnya yang berjadwal setiap hari kamis hampir selalu terisi penuh. Tentu saja, ini berarti dia juga menerima segala macam pertanyaan aneh di akhir setiap kuliah.

Ini bukan pertama kalinya Amber diberi pertanyaan seperti itu jadi dia bisa menjawabnya dengan mudah. Sambil tersenyum dia membalas, “Saya pikir saya akan sangat bahagia karena itu berarti bahwa pikiran pasien berada di bawah kesalahpahaman yang luar biasa.”

Mahasiswa lain menindaklanjuti dengan mengajukan pertanyaan lain. “Profesor, apakah menurut anda cinta adalah kesalahpahaman?”

“Daripada itu, saya akan menyebutnya lebih dari ilusi sementara.”

“Apakah anda memiliki ilusi seperti itu, Profesor?”

“Tidak karena aku sudah tua.”

“Huu ....” Seketika suasana kelas menjadi riuh. Seluruh siswa dalam kelasnya dengan bercanda mencemooh komentarnya.

“Berpura-pura tua itu memalukan!” Seorang mahasiswa dengan berani mengatainya bahkan tidak segan bercanda dan bertanya, “Profesor, saya tidak keberatan anda sudah tua jadi bisakah saya berkencan dengan anda?”

Amber tersenyum saat dia dengan gesit membalas, “Kencan di lab sebagai subjek ujianku?”

Mahasiswa yang baru saja bertanya padanya tentang kencan dengan cepat menarik kembali ucapannya dengan ekspresi serius di wajahnya. “Cinta antara mahasiswa dan dosen tidak diperbolehkan, jadi Profesor ... saya akan melakukan yang terbaik untuk menahan diri.”

Balasan mahasiswa itu sontak membuat semua orang di kelas tertawa, termasuk Amber.

“Betapa menyesalnya dia,” celetuk salah satu siswa dalam kelas.

Kelas sekali lagi dipenuhi dengan tawa.

Bel berbunyi tidak lama kemudian, menandakan bahwa kelas telah berakhir. Para siswa pun terlihat mulai keluar ruangan. Sambil berpamitan kepada murid-muridnya, Amber mengemasi buku dan bahan ajarnya.

Namun, saat dia hendak pergi, dia melihat seorang mahasiswa yang sedang menyandarkan kepalanya di meja. Dia ... tertidur lelap.

Amber berjalan mendekat ke arahnya. Dia menggoyang-goyangkan tubuh mahasiswa tersebut hingga sang mahasiswa itu perlahan membuka matanya, lalu menguceknya kemudian menatapnya.

“Apakah kamu ingin permen?” tanya Amber sambil mengulurkan tangannya ketika sang mahasiswa itu sudah bangun. Sebuah permen yang berwarna-warni diletakkan di telapak tangannya.

Namun, mahasiswa tersebut belum juga menerimanya. “Aku minta maaf karena kelasku membuatmu merasa sangat bosan.”

Mahasiswa itu memandangnya dengan linglung, ternyata dia masih dalam kondisi setengah sadar. Amber tersenyum, meninggalkan permen itu di mejanya, lalu melangkah keluar kelas.

Saat berjalan terdengar ponselnya berdering, dia mengeluarkan ponselnya kemudian menerima panggilan telepon. “Amber, di mana kamu?”

Telepon itu dari profesor Amber sendiri, Nyonya Nancy. Dia adalah penasihat doktoral Amber dan otoritas nasional di bidang psikiatri. Setelah pensiun, dia merasa gelisah karena tidak melakukan apa-apa sehingga memutuskan untuk membuka kantor dan labnya sendiri.

“Aku baru saja selesai mengajar,” jawab Amber.

“Bagus. Datanglah ke kantorku sekarang,” pinta Nancy.

“Baiklah, aku segera datang,” balas Amber.

Setelah mengucapkan kalimat terakhirnya itu, dia mengakhiri sambungan teleponnya kemudian melanjutkan langkahnya yang tadi hendak menuju ruangannya.

Begitu sampai di ruangannya, Amber meninggalkan barang-barangnya di tempat dan segera menuju kantor Nancy yang lokasinya berada di sebelah rumahnya di mana lingkungan sekitarnya bisa dikatakan sebagai definisi keindahan alam.

Di dekat kantor Nancy ada sebuah danau dan di tepi danau ada sekawanan merpati. Lingkungan sekitar dipenuhi dengan semak dan bunga yang semarak dan yang lebih luar biasa lagi, airnya sangat jernih. Itu benar-benar tempat yang santai.

Satu-satunya yang jadi masalah adalah lokasi rumah dan kantor Nancy itu agak jauh dari kota dan jam sibuk sore hari hanya memperburuk perjalanan panjang.

Pada saat Amber tiba, hari sudah cukup larut sehingga senja awal musim dingin hanya terhalang oleh lampu-lampu di sekitarnya.

Dia mendorong pintu terbuka dan masuk, membawa gumpalan dingin musim dingin bersamanya. Rambut Nancy diwarnai warna abu-abu dan kacamata berbingkai emasnya memberinya kesan ilmiah klasik. Dia sedang duduk di sofa di depan mejanya, dia sedang terlihat berbicara dengan seorang pria muda yang duduk di sampingnya.

Setelah mendengar Amber masuk, kedua orang itu melihat ke arah Amber. Nancy tersenyum kepadanya. “Kamu sudah di sini? Di luar dingin, bukan?”

Amber menjawab dengan riang, “Tidak apa-apa ... hanya sedikit berangin.”

Keduanya berbasa-basi sebentar hingga Nancy memberi isyarat agar Amber duduk di sisinya.

Nancy menunjuk pria muda itu dan memperkenalkan keduanya, berkata, “Ini adalah CEO Axton Group, Ian Axton.”

Kemudian beralih kepada Ian Axton dan dia berkata, “Ini adalah Dr. Amber yang muda, cantik, dan kreatif yang sebelumnya telah banyak saya ceritakan kepada anda.”

Amber tahu tentang Axton Group, perusahaan produsen obat terbesar yang banyak mendukung proyek Nyonya Nancy.

Namun, dia hanya tidak menyangka CEO mereka begitu muda. Dia pria yang relatif tampan dan mungkin belum genap tiga puluh tahun.

Kesan pertama Amber tentang Ian bukan hanya karena dia muda dan tampan, tetapi juga terlihat dingin dan misterius. Ketika tatapan mereka bertemu, seolah-olah dia hanyalah setitik debu di matanya.

Setelah melihat semua jenis pasien, Amber sangat pengertian terhadap orang-orang dengan perilaku yang sedikit tidak biasa dan tidak terlalu mempermasalahkan sikapnya.

Karena gurunya telah memperkenalkannya mau tidak mau Amber harus tersenyum dan menyapa dengan ramah. “Senang bertemu denganmu.”

Namun, Ian tidak langsung membalas. Dia terus menatapnya dengan intens kemudian dahinya perlahan berkerut. “Kamu hanya punya satu lesung pipi?”

Amber pun sedikit mengerutkan alisnya, sedikit bingung dan secara otomatis menjawab, “Ya.”

“Betapa jeleknya!”

Penilaian Ian yang tak terduga itu membuat Amber jadi terdiam sedangkan Nancy menatap kosong sejenak sebelum tertawa terbahak-bahak.

“Para siswa kamu mungkin akan menangis jika mereka mendengar seseorang telah menilai profesor mereka yang terkenal karena kecantikannya sebagai orang yang jelek, haha.”

Nancy tertawa sangat bahagia sehingga Amber merasa sedikit jengkel dan dia berkata kepada Ian, “Maaf karena membuatmu jijik dengan keburukanku. Apakah anda ingin saya menutupi salah satu sisi wajah saya?”

Perkataan Amber itu sontak memicu tawa lain dari Nancy.

Namun, Ian sepertinya tidak bisa merasakan humor dalam nada suara Amber. Dia dengan tanpa ekspresi menatap jam tangannya, lalu berkata, “Ayo pergi.”

Bab terkait

  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 4. KENCAN BUTA?

    Tiga puluh menit kemudian ketiganya telah sampai di sebuah restoran. Dari awal pemesanan makanan hingga makanan pertama datang dan disajikan, kakek dan nenek Ian tidak pernah muncul jadi hanya mereka bertiga di meja makan. Amber dan Nancy terus berbincang di sela-sela makan sedangkan Ian hanya diam sambil menikmati makanannya. Namun, saat pelayan menyajikan piring buah terakhir, dia mengatakan sesuatu yang membuat semua orang terkejut. "Singkirkan!" Pelayan itu tercengang. Amber dan Nancy langsung menghentikan perbincangan mereka dan mengalihkan pandangannya. Ian menunjuk ke piring dengan sedikit tidak sabar. "Apa yang kamu pikirkan? Bagaimana bisa memberikan sajian buah yang sungguh jelek?" Sang pelayan, Amber dan Nancy, ketiganya secara bersamaan langsung melihat ke piring. Sejujurnya, piring buah dihias sangat indah dengan hati-hati dan presisi. Piring itu terdiri dari setengah buah melon yang diukir dalam bentuk bunga yang kemudian diisi dengan berbagai buah-buahan yang bera

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 5. PASANGANKU

    "Lalu ... maukah kamu tidur dengan salah satu pasienmu?" "Apa?" Amber tidak mengerti. Nada bicara Ian sama hangatnya seperti sedang mendiskusikan cuaca. "Bagaimana jika kamu secara tidak sengaja tidur dengan pasienmu?" Amber tertawa. "Itu tidak mungkin." "Tapi bagaimana jika itu terjadi?" Ian bersikeras terhadap hal itu dan menatapnya dengan seksama. "Apakah kamu akan terus merawatnya?" Amber tidak dapat mengikuti logikanya dan masih bingung bagaimana topik pembicaraan tiba-tiba berubah dari seorang pasien yang menderita sindrom Cotard menjadi seorang pasien yang tidur dengan dokter mereka, tapi dia bisa melihat jawaban seperti apa yang diinginkan oleh Ian jadi dia menjawab, "Tidak." Ian akhirnya tertawa ringan. Ini adalah pertama kalinya Amber melihatnya tertawa. Bibirnya sedikit melengkung ke atas dan matanya tanpa rasa hangat, tetapi penampilannya memiliki kesejukan yang tak terduga. Setelah itu, Amber melanjutkan makan malam yang sempat tertunda dengan sabar. Perilaku Ian

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 6. REUNI

    Keluarga Axton tidak memiliki riwayat penyakit mental dan alasan kapan Ian terserang penyakit masih tidak jelas. Menurut keluarganya, Ian telah tertutup sejak muda, tetapi tidak menunjukkan gejala yang tidak biasa selain sedikit acuh tak acuh terhadap orang lain.Bahkan ketika Nancy bertemu dengannya untuk pertama kali, dia tidak berpikir bahwa Ian menderita keterpisahan emosional (detasemen emosional), hanya mengira wataknya yang luar biasa tenang.Amber bisa merasakan pikiran 'salah diagnosis' gurunya. Banyak orang di dunia modern menderita detasemen emosional, hanya dalam kapasitas yang berbeda-beda. Dari perilaku Ian saja sebenarnya Amber bisa menduga kalau gurunya itu sebenarnya sudah tahu kalau Ian menderita penyakit seperti itu dan itu juga alasan sebenarnya mengapa Nancy memperkenalkan kepadanya. "Apakah dia berpura-pura memperlakukan perkenalan mereka sebagai kencan buta dan kemudian membawanya ke La Marquesina untuk mempermalukannya dan memaksanya mundur secara sukarela?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 7. MALE IDOL

    "Berhenti? Kamu tidak berencana untuk kembali?""Tidak. Kesehatan ibuku memburuk dan aku harus tinggal di sini untuk merawatnya dengan baik."Setelah mendengar percakapan ini, Amber tersenyum. Pada saat ini, Lin Fan tiba-tiba melihat ke arahnya, lalu bertanya, "Aku dengar kamu sekarang adalah Dr. Amber?"Amber mengangguk."Luar biasa, kamu benar-benar berhasil mewujudkan impianmu."Bulu mata Amber bergetar saat mengingat masa lalu. Pasalnya Calvin dulu pernah bertanya kepadanya, "Amber, apa impianmu?""Menjadi dokter.""Mengapa?""Karena nenekku." Orangtua Amber mengoperasikan restoran dan bekerja sampai larut malam jadi Amber dan kakak laki-lakinya diasuh oleh nenek mereka. Nenek Amber adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Dia baik hati, lembut, dan rendah hati. Namun, dia telah menjalani kehidupan yang tidak beruntung dengan menikah dengan pria yang keras kepala dan pemarah seperti kakeknya. Ketika Amber di sekolah menengah, neneknya menjadi gila karena tekanan mental jangka

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 8. YOUR CONDOMS

    "Aku mendapat telepon, sekalian menunggumu."Amber tersenyum. "Terima kasih. Kalau begitu, ayo pergi."Akhirnya keduanya berjalan menuju lift bersama. Sambil menunggu lift terbuka, Calvin bertanya, "Apakah kamu baik-baik saja selama ini?""Ya dan kamu?""Hidup agak sulit."Mendengar perkataan Calvin tersebut, Amber menatapnya dengan tatapan aneh."Memang benar, selama masa terberatku, aku tidak bisa menelepon siapa pun bahkan jika aku mau."Kepala Amber terkulai melihat ke bawah. Dia mengerti bahwa Calvin sedang mencoba untuk menjelaskan alasan ketika dia tidak menghubunginya dalam waktu yang lama.Tiba-tiba Calvin berhenti berjalan, lalu tiba-tiba memanggilnya. "Amber ...."Calvin tidak meneruskan perkataannya, tetapi ketika dia ingin melanjutkan perkataannya, pada waktu yang hampir bersamaan, suara lain juga memanggilnya. "Hei!"Calvin berhenti berbicara dan bersama-sama dengan Amber menoleh ke sumber suara itu. Mereka bisa melihat seorang pria muda berjalan ke arah mereka dari bay

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 9. AKU INGIN MERAYUMU

    Amber bangkit dari duduknya. "Kenapa aku tidak pergi duluan saja?" Kemudian melangkah pergi.Tapi dia dengan cepat ditarik untuk dihentikan oleh Trysta yang mengejarnya sambil bertanya, "Benarkah? Apakah kamu benar-benar mencintai Calvin?"Amber menghela nafas. Kali ini Amber tidak bisa untuk tidak merasa pusing. Bagaimana bisa dalam sekejap rumor berubah menjadi dia jatuh cinta dengan Calvin? Gosip benar-benar tumbuh lebih liar saat menyebar. Bukankah tadi dia mengatakan bahwa Calvin pernah menjadi orang yang dia sukai, oke? Dulu! Dulu!!Trysta tidak bisa menahan tawanya lagi. "Kalau begitu, kamu tadi seharusnya tidak memberi tahu Silvia tentang hal itu!"Amber tidak ingin membicarakan hal itu lagi. "Bukankah kamu harus pergi? Mengingat letak kamar suite dan semua wanita cantik itu, kamu harus berhati-hati jangan sampai seseorang mencuri pengantin priamu."Trysta pun berkata dengan nada menekankan, "Biarkan mereka mencoba! Jika dia bisa dicuri, itu berarti sejak awal dia tidak layak

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-18
  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 10. PASANGAN YANG DIRUMORKAN

    "Aku ingin merayumu." Ian menatapnya langsung ketika dia bertanya, "Bolehkah aku melakukannya?"Sontak Amber tidak bisa menahan tawa setelah mendengar kata-kata Ian itu. "Jangan menggodaku. Aku benar-benar tidak bisa menyetir dengan baik.""Kenapa kamu tertawa? Apa aku kurang serius?""Tidak," pikir Amber. "Siapa yang peduli jika kalkulator itu serius? Nada bicaranya saja tidak mengandung rasa malu seorang pria muda yang mendambakan cinta. Alih-alih gugup, dia lebih terdengar seperti pekerja kantoran yang hanya berusaha menyelesaikan tugas."Akhirnya Amber memutuskan untuk mengobrol baik dengannya. Dari pandangan bahwa Ian adalah salah satu pasiennya. "Tuan Axton, apakah anda pernah menjalin hubungan sebelumnya?""Apakah ini karena aku mengejarmu?"Amber tersenyum. "Jika kamu pernah menjalin hubungan, maka kamu seharusnya tahu bahwa tindakanmu berbeda dari se

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-26
  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 11. TINDAKAN BODOH

    "Kamu adalah pasangan yang dirumorkan Bos Ian yang mabuk setelah single shot?"Sepertinya dia sudah membuat nama untuk dirinya sendiri dalam satu malam. Karena tidak ada pilihan yang lebih baik, Amber akhirnya menjelaskan tentang dirinya sekali lagi. "Tuan Axton hanya bercanda. Saya bukan pasangannya."Tetapi orang-orang di sekitar Ian mungkin tidak akan mendengarkan orang selain dirinya atau setidaknya orang di depannya tampak seperti itu. Dia berdiri, mengelilingi Amber dengan tatapan penuh minat, kemudian berteriak ke arah kamar mandi. "Bos Ian, apakah kalian baru saja datang dari hotel?"Di tengah air yang mengalir terdengar gerutuan konfirmasi yang acuh tak acuh."Kalau begitu kalian bergerak agak cepat," kata Billy dengan senyum licik. "Kamu tetap perjaka selama bertahun-tahun, lalu apakah kamu akhirnya tidak dapat mengendalikan doronganmu sekarang karena kamu telah menemukan seseorang?Bagaimana perjalanan lima belas menit berubah menj

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-27

Bab terbaru

  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 140. FINAL (II)

    "Istrimu benar-benar jatuh cinta kepadamu."Ian berbalik dan melihat bahwa meskipun pria itu berpakaian sangat bagus, dia dikelilingi oleh suasana yang suram. Ada beberapa botol kaca yang bertumpuk di tangannya.Ian dengan dingin bertanya, "Kenapa kamu berkata seperti itu?""Karena dia sangat mengkhawatirkanmu," kata pria asing itu sembari tersenyum kecut, lalu dia menunjuk ke arah Amber. "Dia sudah memanggang makanan selama beberapa menit terakhir, tapi dia pasti sudah melihat ke arahmu setidaknya lima puluh kali sekarang."Setelah pria asing itu mengatakan hal itu, dia berdiri dengan gemetar. "Tidak ada rahasia di mata seorang kekasih, tapi sayang sekali aku terlambat memahaminya. Sejujurnya, kemana pun aku pergi, aku melihat pasangan bahagia ada dimana-mana."Kemudian pria asing itu berjalan pergi dan terus bergumam kepada dirinya sendiri. ***Ian memandang ke arah Amber dan pada saat yang sama, Amber pun mengangkat kepalanya dan menatapnya juga, matanya yang cerah dipenuhi dengan

  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 139. FINAL (I)

    Setelah semua orang mendengar Amber dan Ian berencana pergi ke Danau Willoughby untuk berbulan madu. Billy mulai membujuk Silvia. "Sayang, bisakah kita pergi juga?"Namun, sayangnya Silvia menamparnya dengan keras melalui tanggapannya. "Mereka pergi ke sana untuk berbulan madu! Apa gunanya kita pergi?!""Latihan bulan madu sebelum bulan madu yang sebenarnya?""Ke puncak gunung?" kata Silvia dengan terkejut. Kemudian dengan serius memperingatkan Billy, "Dengar baik-baik ya karena aku hanya akan memberitahumu sekali ini saja. Aku hanya ingin bersantai dan dimanjakan. Jika kamu berani membawaku ke tempat seperti itu untuk bulan madu kita, maka aku akan menghajarmu tanpa alasan!"Sebenarnya Billy ingin terus berdebat dengan Silvia, tetapi ketika dia memeriksa seberapa jauh Danau Willoughby, dia merasa kalau tinggal di rumah bukanlah ide yang buruk."Ada beberapa hal menyenangkan yang bisa dilakukan di sekitar sini juga. Kita bisa tinggal di sini selama sebulan penuh!"Seketika Trysta memi

  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 138 . RENCANA BULAN MADU

    Ian tidak merasa mengantuk lagi, jadi dia menarik Amber bangun dan turun dari tempat tidur. "Kalau begitu kita harus berangkat lebih awal. Mumpung di luar tidak terlalu panas."Sebenarnya dia ingin pergi karena terlalu banyak orang di rumah, yang akan membuat perhatian Amber lebih terpecah dari biasanya. Dia benci tidak bisa memonopolinya.Di sisi lain, menghabiskan waktu berduaan dengannya dan hanya memikirkannya saja sudah membuatnya merasa lebih bahagia.Sementara itu, Amber juga tidak terlalu ingin tidur kembali, jadi dia pun bangun dan mulai mengobrak-abrik lemari untuk mencari sesuatu untuk dipakai.Ian pergi mandi dulu. Namun, di tengah mandinya, dia tidak dapat menahan kegembiraannya lagi. Dia menjulurkan kepalanya keluar kamar mandi dan dengan bertanya penuh harap kepada Amber."Kamu ingin pergi ke mana dulu? Niagara? Pulau seribu? Atau mungkin Danau Willoughby? Kita harus mengunjungi beberapa lokasi di dalam negeri terlebih dahulu dan kemudian pergi ke luar negeri."Menurut

  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 137. MALAM PERNIKAHAN

    Billy yang saat ini dalam keadaan setengah mabuk, dia menerima telepon dari Ian dengan menyalakan speaker ponselnya, jadi ketika dia mendengar permintaan blak-blakan Ian, dia balas berteriak dengan parau. "Apa!? Kamu akan meninggalkan kami seperti ini sementara kalian berdua pergi tidur? Di mana Dr. Camille?! Biarkan dia berbicara denganku!"Kemudian, semua orang mendengar pengantin pria menjawab dengan nada lembut yang luar biasa, "Dia lelah dan dia sudah tertidur."Kemudian, setelah dia mengatakannya, dia menutup telepon.Seluruh orang dalam ruangan memandang Billy yang sedang memegang ponselnya sambil bertanya-tanya dengan hampa, "Apakah itu hanya mimpi? Kapan seorang Ian Axton pernah bersikap selembut itu? Dan dia baru saja merasa bangga, bukan? Ya, 'kan?!"Billy memandang ke arah orangtua Amber dan Ruby. Wajah mereka sangat berwarna-warni dan dia akhirnya mengerti. "Itu bukan mimpi. Ya Tuhan! Ian menghabiskan seluruh vitalitas Amber sampai tidak

  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 136. TAMAK DAN PENUH NAFSU

    Ian menyeret Amber langsung menaiki tangga dan masuk ke kamar tidur mereka. Saat dia membuka pintu, Amber melihat ada buket mawar merah besar di tempat tidur dan seikat lilin romantis yang disusun berbentuk hati di lantai."Oh, jadi dia sudah belajar cara menciptakan suasana romantis sekarang," pikir Amber.Namun, ketika Amber baru saja hendak memujinya, dia melihat Ian mencubit hidungnya dan kemudian dengan muram berkata, "Ah, baunya sama manisnya dengan yang kukira."Dia telah mengikuti saran Billy meskipun dia tahu saran itu tidak dapat diandalkan. Dia juga segera melupakan orang-orang yang mengatakan kalau bunga segar dan lilin aromaterapi diperlukan untuk pengantin baru saat kenyataan memberitahu kalau ruangannya sangat menjemukan sehingga dia tidak bisa fokus bercinta!Mengingat kemungkinan angin akan memadamkan lilin, kamar tidur telah ditutup rapat. Ruangan yang terisolasi membuat perpa

  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 135. MALAM PERNIKAHAN

    Setelah mendengar jawaban putrinya, ibu Amber berkata sambil memelototinya. "Ini tidak seperti kamu mencurinya! Tidak bisakah kamu membantunya mengelolanya dengan baik? Dan kamu bahkan mengatakan kalau kamu menginginkan seorang anak.Jika dia terus mengeluarkan uang seperti ini, apakah kamu berencana untuk membesarkan anak itu sendiri?"Dia bahkan menyeret Silvia dan Trysta ke dalam percakapan dengan menanyakan pendapat mereka. "Tidakkah menurutmu Ian gila karena membeli tempat sebesar ini?"Seketika Amber berkata dalam hati. "Ini benar-benar ibuku! Siapa lagi yang akan mengambil setiap kesempatan untuk memarahi orang lain? Dia mungkin masih memperlakukan anak-anaknya seperti anak berusia delapan tahun ketika mereka berusia delapan puluh tahun."Ketiga sahabat itu saling melirik sebelum Trysta tertawa dan menjawab, "Ian benar-benar menghabiskan lebih banyak uang daripada yang seh

  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 134. APAKAH AKU TERLAMBAT

    Meskipun sebelumnya Charlie telah mengatakan kalau mengenai jamuan makan malam semua telah diatur, tetapi Amber masih sedikit kepikiran dan cemas.Di saat Amber sedang berpikir, tiba-tiba dia mendengar sedikit keramaian. Begitu dia melihat ternyata kepala departemen dan rekan-rekannya yang lain tiba. Amber hampir tidak mempercayainya, Ian benar-benar mengatur semuanya.Ketika mereka pertama kali masuk, semua orang terkejut dengan besarnya tempat itu. Kemudian, mereka melihat hanya Amber dan beberapa orang yang membantu yang ada di sana, sehingga membuat mereka bertanya, "Di mana pengantin prianya? Bagaimana dia bisa absen saat ini?"Kepala departemen kemudian menunjuk ke bungkusan besar bir yang dibawa oleh dua pria di belakangnya. "Setelah dia memetik salah satu bunga tercantik di rumah sakit kami, semua orang menyingsingkan lengan baju mereka dan bersiap untuk mencobanya.""Dia keluar untuk m

  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 133. TIDAK BISA TIDAK TERKESAN

    Keesokan harinya Amber langsung kembali bekerja setelah mereka menerima surat nikah dan karena dia masih harus mengadakan makan malam di malam hari jad dia memberi instruksi kepada Ian, "Cari katering, lalu pesan makanan apa pun yang ingin kamu makan untuk dua meja."Amber bahkan bercanda dengan berkata, "Lagipula, akulah yang menikahimu."Ian mengangguk patuh dan pergi saat Amber kembali bekerja.Siang harinya, Amber kembali ke rumah untuk menyiapkan beberapa keperluan acara makan malam dan dia tidak melihat Ian tidak ada di rumah, jadi dia meneleponnya dan bertanya di mana dia berada.Namun, tak disangka ketika telepon tersambung, Ian memberikan respon yang cukup ringkas dengan hanya berkata "aku sibuk" kemudian dia langsung menutup telepon.Ian bahkan tidak memberi Amber waktu untuk bertanya apakah dia sudah membuat semua persiapan untuk jamuan makan.

  • Dokter Jenius Milik CEO Arogan   Bab 132. TUAN DAN NYONYA AXTON

    "Tidak! Tapi kita harus menerima berkah untuk pernikahan kita, bukan?" Amber memutar otak keras-keras mencari cara lain untuk menyesatkan Ian. "Mendapatkan restu dari orang lain ketika menikah juga merupakan hal yang baik. Kenapa lagi semua orang harus mengadakan upacara pernikahan yang sangat rumit dan memerlukan persiapan berbulan-bulan? Itu semua dilakukan untuk mendapatkan restu dari semua orang, sehingga pasangan tersebut kemudian bisa hidup bersama dengan bahagia dan selamanya."Ian berkedip. "Benarkah?""Benar!" jawab Amber dengan cepat.Ian pun tersenyum. "Meskipun aku tahu kamu berbicara omong kosong dengan wajah serius, tetap saja cukup enak untuk didengarkan.""...."Mereka telah menikah hari ini, jadi menurut Amber tidak pantas untuk memberinya tatapan congkak. Sebaliknya, dia mengambil kotak perhiasan kecil dari tasnya dan membukanya untuk memperlihatkan dua cincin k

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status