"Dok, apa dokter akan lembur hari ini?" tanya suster Gita ketika melihat Cheryl menatap fokus layar komputer di depannya tanpa memperdulikan sekitar.Padahal yang terjadi Cheryl tidak sedang mengetik apapun di keybord-nya, ia hanya menggeser-geser mouse yang digenggamannya. Tidak ada minat membaca informasi yang ditampilkan layar komputernya.'Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa kakek Bima itu serius dengan ucapannya yang bilang menagih janji Papa padanya?' batin Cheryl bimbang dan ragu."Dok." suster Gita mengulang panggilannya. Dan lagi-lagi Cheryl tidak mendengar panggilan suster Gita, ia tidak menoleh atau menjawab perkataan suster Gita.Pikiran Cheryl benar-benar terganggu setelah pertemuannya dengan kakek Bima kemarin. Walaupun kakek Bima belum menuntut harus sekarang perjodohan itu terjadi, tapi saat kakek itu bilang akan menagih janji membuat Cheryl sedikit tidak tenang."Dok, apa semua baik-baik saja?" kini suara suster Gita sangat dekat dengan Cheryl yang masih dengan l
"Lapar jam segini tuh benar-benar menyiksa banget." keluh Cheryl saat jam sudah menunjukkan jam setengah satu malam dan ia merasa sangat lapar, mengingat tadi sore dia belum sempat makan.Dengan langkah gontai Cheryl keluar, "Kira-kira ada makanan apa di kulkas?" gumamnya yang kini berjalan menuju ke dapur apartemennya."Ternyata hanya ada ini, apa boleh buat dari pada nggak bisa tidur karena kelaparan." Cheryl mengambil sebuah kotak berisi salad buah.Karena seringnya makan di luar, Cheryl lupa untuk belanja isi kulkas yang sudah mulai menipis persediaannya.Cheryl berjalan menuju sofa yang ada di ruang tamu, kemudian Cheryl menyalakan TV untuk menemaninya. Perlahan Cheryl mulai menyantap salad buah yang ada ditangannya.Baru juga dua suapan ia memakan salad buah yang ada di tangannya, ia mendengar bel apartemennya berbunyi beberapa kali.“Siapa jam segini datang bertamu?” Cheryl melihat jam dinding apartemennya, ini sudah sangat larut untuk ukuran orang bertamu bukan?Cheryl meletak
"Apa tuan muda Abercio Danurendra ada di tempat?" tanya Cheryl pada resepsionis yang berada di lobby kantor Danurendra Group.Memang hari ini Cheryl pulang lebih awal dari biasanya, ia melakukan itu karena sengaja ingin menemui Abercio terkait rencana lelaki itu yang akan memutuskan pertunangannya dengan Kiran.Cheryl tahu jika itu bukan menjadi urusannya, bahkan dia juga tak berniat ikut campur dalam hubungan Kiran dan Abercio. Tapi jika alasan putusnya pertunangan mereka karena dirinya maka Cheryl wajib dan harus ikut campur bukan? Ya minimal diskusi dulu dengan Abercio bukan keputusan sepihak seperti ini.Dan lagi Kiran adalah adiknya jadi wajar jika Cheryl meminta penjelasan dari lelaki itu, betul tidak?"Apa nona sudah membuat janji dengan beliau?" tanya resepsionis padanya."Belum, tapi ini urgent. Tidakkah ada sedikit kebijakan atau pengecualian untukku?" Cheryl seperti sedang memohon agar bisa bertemu dengan Abercio."Tapi maaf nona, kalau tidak membuat janji temu terlebih dah
“Hem, aku sudah mendaftarkan pernikahan kita seperti yang sudah aku katakan padamu tempo hari. Jadi jangan harap kamu bisa bebas dariku lagi, karena kini kamu sudah resmi menyandang nama nyonya Danurendra group meskipun aku belum mengumumkannya ke publik.” ucap Abercio tanpa dosa, ia tidak tahu bagaimana respon Cheryl dengan apa yang telah ia lakukan. Wajah Cheryl berubah antara ingin marah dan kesal di saat bersamaan mendengar pengakuan Abercio barusan, ia tidak tahu harus senang, sedih, atau marah. Di satu sisi dia bahagia akhirnya kini status pernikahannya sudah SAH di mata hukum negara, tapi dia juga marah karena dengan begitu seolah Cheryl menyatakan perang secara terbuka dengan Bu Nita, dan sedih karena itu berarti dia menyakiti hati Kiran (adiknya). "Sumpah ya, kali ini aku sangat berharap kita tidak pernah bertemu sebelumnya. Sumpah ini seperti mimpi buruk yang tidak pernah aku harapkan sama sekali dalam hidupku." ucap Cheryl kesal, ia menarik tangannya dari genggaman Abercio
"Hari ini apa kamu punya waktu luang? Aku ingin mengajakmu dinner sepulang dari kantor." tanya Abercio dengan lawan bicaranya di seberang telepon."...""Oh aku tahu restoran itu, aku akan membooking-nya untuk malam ini. Nanti aku langsung ke sana kita ketemu di sana saja, tapi jangan ajak Cheryl bersamamu." ucap Abercio."...""Tidak apa-apa, ada yang ingin aku tanyakan padamu tentang Cheryl, jadi aku harap kamu mengerti maksudku.""...""Ok, ok, sampai ketemu nanti malam. Bye." pungkas Abercio yang lalu menutup panggilan teleponnya dan meletakkan ponselnya di meja kerjanya."Aku akan bertanya padanya, aku yakin dia tahu sesuatu. Sangat mustahil jika seorang sahabat dekat seperti dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Cheryl." gumam Abercio yakin jika orang yang akan dia temui malam ini pasti tahu akan jawaban yang sedang mengganggu pikirannya dari beberapa hari lalu.Ya benar tadi Abercio menghubungi Felicia untuk ia ajak dinner malam ini dengan bermaksud mencari tahu apa yang akan
“Dia? Mau apa dia malam-malam kesini?” Cheryl mengerutkan keningnya heran melihat siapa yang ada didepan pintu apartemennya.Jantung Cheryl berdebar sangat kencang, ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia ingin segera membukakan pintu itu tapi Cheryl masih sangat kesal bahkan marah pada orang yang ada di depan pintu apartemennya.“Sebaiknya aku abaikan saja, nanti dia juga pergi sendiri apalagi ini sudah larut malam.” gumam Cheryl yang akhirnya ia memutuskan untuk kembali duduk di sofa ruang tamu.Belum sempat ia mendudukkan bokongnya di sofa, bel apartemennya kembali berbunyi bahkan kini lebih terdengar seperti orang yang tidak sabaran hingga berkali-kali membunyikan bel, dan tentu saja itu membuat Cheryl merasa risih.“Ish benar-benar ngeselin banget sih.” gerutu Cheryl yang merasa terganggu dengan bunyi bel yang tiada hentinya itu.Mau tidak mau akhirnya Cheryl beranjak dari duduknya dan berjalan menuju ke pintu utama apartemennya. Cheryl memegangi dadanya yang berdebar semakin kencang
“Orang gila,” gerutu Cheryl yang kini wajahnya bersemu merah dengan jantung berdetak kencang. ‘Lama-lama aku bisa kena serangan jantung kalau begini caranya.’ batin Cheryl. Dengan cepat Cheryl menarik diri dari Abercio dan ia segera beranjak dari duduknya, sepertinya akan lebih baik jika ia menjauh dari lelaki itu. Benar-benar berbahaya bagi kesehatan jantungnya yang memang sejak awal sudah tidak dapat bekerja dengan benar kalau bertemu dengan Abercio. “Kenapa?” Abercio bingung melihat Cheryl yang beranjak dari duduknya. “Aku mau bereskan ini dulu, kalau kamu tidak ada urusan lagi silahkan pulang.” ucap Cheryl cepat-cepat mengambil cangkir yang ada di meja ruang tamu untuk ia cuci. “Hey, bahkan kopinya saja belum habis kamu sudah membereskannya?” ucap Abercio yang kini sudah posisi duduk di sofa. “Ini sudah larut malam, pulanglah istirahat.” ucap Cheryl yang berjalan menuju dapur. “Ck, sepertinya hobby baru kamu sekarang selalu mengusirku ya.” Abercio berdecak kesal karena selal
“Kenapa diam saja? Dari tadi aku ngomong di anggurin.” Abercio sedikit berteriak karena sepertinya Cheryl tidak mendengar ucapannya.“Lagi di jalan, Nggak dengar juga kamu ngomong apaan.” jawab Cheryl ketus, posisinya yang sedang menyetir di depan tentu saja tidak bisa mendengar dengan jelas, ditambah angin yang sangat kencang membuat pendengarannya sedikit terganggu.Mereka kini dalam perjalanan menuju ke kantor Danurendra Group terlebih dahulu mengantarkan si Tuan muda nyebelin yang sejak pagi membuat Cheryl selalu kesal.Sebenarnya Cheryl samar-samar masih bisa mendengar apa yang diucapkan Abercio, tapi karena masih kesal ia memilih pura-pura tidak mendengar dan mengabaikannya.Abercio terlihat kesal, ia tahu jika Cheryl sebenarnya bisa mendengar apa yang ia katakan sejak tadi. Karena dulu waktu mereka menggunakan sepeda motor seperti ini juga di desa mereka bisa berkomunikasi dengan sangat lancar, lantas kenapa sekarang Cheryl bilang kalau dia tidak mendengar apa yang di katakanny
Di waktu yang sama namun tempat yang berbeda. Abercio membawa Cheryl menuju ke apartemen miliknya, walau awalnya Cheryl menolak tapi tuan muda tersebut tidak mengindahkan penolakan Cheryl.“Sedang memikirkan apa, Hem?” tanya Abercio yang kini sedang berbaring diatas sofa dengan paha Cheryl sebagai bantalannya. Perasaan nyaman, tenang serta damai ia rasakan setelah bertahun-tahun Abercio hidup ia tidak pernah merasakan perasaan tersebut.“Tidak, tidak ada.” jawab Cheryl, tangannya mengusap lembut kepala Abercio, dan sebelah tangannya yang lain berada di genggaman Abercio.“Terus kenapa dari tadi diam saja? Apa karena aku membawamu dengan paksa ke apartemen ini? Makanya kamu diam saja. Apa kamu marah padaku?” tanya Abercio lagi.Cheryl tersenyum, “Bukan, bukan karena itu juga. Aku juga nggak marah kok, bukankah statusku sebagai nyonya Abercio sudah pantas jika berada di apartemen ini.” jawab Cheryl dengan nada menggoda.Abercio tersenyum lalu menarik tengkuk Cheryl hingga wajah Cheryl m
“Dimana tuan Bima? Aku ingin bertemu dengannya.” teriak seorang wanita paruh baya dengan wajah penuh emosi saat kepala pelayan mencegahnya masuk kedalam rumah mewah bak istana milik keluarga besar Danurendra.“Maaf nyonya, tuan besar sedang tidak ingin menerima tamu. Silahkan kembali lagi esok hari.” kepala pelayan dengan sopan memberi pengertian bahwa bos besar mereka sedang tidak ingin diganggu.“Ck, minggir!” wanita paruh baya tersebut memaksa masuk dan mendorong dengan kuat kepala pelayan sehingga ia bisa masuk kedalam rumah tersebut.“Tuan Bima, aku ingin bicara denganmu. Tuan Bima!” teriaknya sesaat setelah ia memasuki rumah besar tersebut, suaranya nyaring menggelegar membuat telinga yang ada di dalam rumah terasa berdengung.“Nyonya, kecilkan suaramu. Anda sangat tidak sopan membuat kerusuhan di rumah orang.” kembali kepala pelayan berusaha mencegah orang itu untuk masuk lebih dalam.“Lepaskan! Aku harus bicara dengan tuan Bima.” orang itu meronta saat lengannya di cengkeram o
“Bagaimana tanggapan anda tentang gosip yang beredar saat ini? Apakah benar jika anda dan dokter itu mempunyai hubungan khusus, tuan Abercio?”“Kami melihat anda sering menghabiskan waktu bahkan berkunjung ke lokasi bencana untuk menemuinya. Jadi apakah itu bisa dikatakan bahwa anda berencana mempublikasikan hubungan anda dengan dokter itu?”“Selama ini anda sering digosipkan dengan beberapa model bahkan artis papan atas yang sedang naik daun, tapi yang kami tahu pihak Danurendra group selalu mengklarifikasinya jika itu tidak benar. Lantas bagaimana dengan dokter itu? Apakah dengan anda membiarkan kabar tersebut itu berarti anda tidak menampik jika anda memiliki hubungan dengan dokter itu?”“Mohon kalian tenang dan satu-satu pertanyaannya, tuan muda akan menjawab dengan jelas kali ini.” ini asisten Ryan yang berbicara untuk menenangkan para wartawan yang sangat antusias untuk mendapatkan kabar terkini tentang beredarnya gosip panas antara Abercio dan Cheryl akhir-akhir ini.Abercio me
“Dokter Cheryl dimana?” Abercio yang datang ke rumah sakit untuk menemui Cheryl langsung menuju ke ruang prakteknya.“Dokter Cheryl? Bukankah tadi pulang sama tuan muda.” suster Gita menjadi bingung kenapa tuan muda itu ada di rumah sakit mencari istrinya.Padahal saat pulang dari jawa tengah bukankah dia yang langsung menjemput dan membawa pulang dokter Cheryl sedangkan yang lain masih harus bertemu dengan direktur rumah sakit untuk memberikan laporan.“Jadi dia tidak kemari?” tanyanya lagi memastikan.Suster Gita menggelengkan kepalanya dengan cepat sebagai jawaban, sekilas terlihat raut wajah cemas Abercio tapi suster Gita tidak berani bertanya cemas karena apa.Abercio menghela napasnya lalu dia meninggalkan ruang praktek Cheryl dan menyusuri lorong poliklinik rumah sakit. “Sayang sebenarnya kamu dimana?” gumamnya pelan dan terlihat frustasi.Ya, tadi setelah kepergian Kiran dari kantornya terlihat Ryan memasuki ruang kerja Abercio. “Tuan muda, apakah semua baik-baik saja?” tanya R
“Ryan apa semua sudah siap?” tanya Abercio saat mereka berdua berjalan menuju ke ruangan CEO.“Sudah tuan muda, dan para wartawan juga sudah menunggu waktu konferensi pers tiba, Kita akan jadikan konferensi pers itu sekaligus untuk mengumumkan produk baru kita yang akan segera di luncurkan.” jelas Ryan.“Ok kerja bagus, Ryan. Kamu undang wanita tua itu beserta anaknya ke acara peluncuran produk baru perusahaan.” perintah Abercio.“Baik tuan muda.”“Aku akan lihat apakah mereka masih bisa bersikap sombong setelah semua bukti terkumpul.” ucap Abercio dengan senyum miring menyimpan sebuah makna.Setelah menjemput Cheryl di rumah sakit tadi, kini Abercio kembali ke kantor mengurus beberapa hal untuk persiapan peluncuran produk baru. Salah satu produk kecantikan dari perusahaan Danurendra Gruop memang yang paling ditunggu oleh semua kalangan.Di ruang kerjanya Abercio fokus dengan laptop yang ada didepannya, karena memang begitu banyak pekerjaan yang tertunda selama ia berada di Jogja bebe
‘Seorang pengusaha muda tertangkap basah sedang makan malam bersama seorang wanita di sebuah restoran mewah yang ada di jogja.’‘Kepergok ketemuan dengan orang yang sama, pengusaha berinisial AD tidak memberikan klarifikasi apapun, apakah itu pertanda jika rumor kencan mereka benar adanya?’‘Setelah kepergok berciuman di bandara, kini pebisnis muda berinisial AD tertangkap kamera sedang berduaan di sebuah restoran mewah di jogja.’‘Rumor kencan pengusaha muda berinisial AD kini semakin santer terdengar, mereka juga sering terlihat menghabiskan waktu bersama disela-sela kesibukan mereka di jogja.’‘Beberapa foto menunjukkan kedekatan tuan muda kaya raya dengan seorang dokter muda yang ada di Jogja, apakah itu orang yang sama dengan yang sedang ramai dibincangkan saat ini?’‘Beberapa bukti bahwa tuan muda kaya raya itu sedang dekat dengan seorang dokter menjadi sorotan utama di berbagai media, apakah benar mereka sedang berkencan?’Beberapa judul berita di berbagai media cetak maupun el
“Hah? Kenapa bisa ada berita seperti ini?” Cheryl yang sedang asyik men-Scroll ponsel di kejutkan dengan adanya sebuah berita yang muncul di notifikasi dilayar ponselnya.Wajahnya seketika terlihat panik, ia melihat sekeliling kamar untuk mencari seseorang. “Mas Cio kemana sih?” gerutunya karena sosok suaminya tidak kelihatan batang hidungnya.Ketika Cheryl ingin beranjak dari ranjang terlihat Abercio membuka pintu kamar, “Mas darimana?” tanya Cheryl dengan kening berkerut.Abercio yang sedang fokus pada ponselnya mendongak dan melihat kearah Cheryl, “Ryan menelpon memberikan laporan seperti biasa, kenapa sayang? Sepertinya ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu.”Abercio memasukkan ponselnya kedalam saku celana lalu ia berjalan mendekati Cheryl yang memang baru saja turun dari ranjang dan berdiri disamping ranjang tersebut.“Mas coba lihat berita ini. Kenapa tiba-tiba ada berita seperti ini? Padahal aku sudah berada jauh dari rumah sakit.” Cheryl memperlihatkan layar ponselnya kepada
“Baiklah untuk malam ini aku akan mengalah padamu,” ucap Abercio yang pasrah saat Cheryl mengatakan alasannya untuk tetap tinggal di penginapan malam ini.Cheryl mengulum senyum bahagianya, tidak sia-sia dia dari tadi membujuk sang suami untuk menyetujui keinginannya. Karena sebenarnya Cheryl sangat capek hari ini, yang ia inginkan hanya segera beristirahat diatas kasur empuk tanpa ada yang mengganggu.Ya walaupun itu terdengar berlebihan, tapi memang itulah yang ia rasakan. Dari pagi dia perjalanan dari Jakarta ke Yogyakarta, belum lagi tadi meninjau lokasi bencana.Kalau di paksakan untuk ikut Abercio ke hotel yang jarak tempuhnya kurang lebih setengah jam perjalanan, pasti akan menguras tenaganya.“Makasih suamiku yang paling baik sedunia,” Cheryl tersenyum sambil tangannya melingkar di leher Abercio. Seakan tak tahu malu menunjukkan rasa sayangnya secara terang-terangan pada Abercio, dan itu membuat Abercio bahagia.Sedangkan tangan Abercio memeluk pinggang Cheryl, pandangan matan
“Apa yang mas lakukan disini?” tanya Cheryl terkejut bercampur panik melihat Abercio berdiri didepan pintu kamar dengan posisi sebelah tangannya terangkat bersiap mengetuk pintu.Bagaimana ia tidak panik saat ia yang baru saja membuka pintu kamar dan berniat untuk keluar malah melihat laki-laki itu berdiri disana. Padahal jelas-jelas mereka saat ini sedang berada di penginapan tempat para rombongan dokter dan perawat berkumpul.Bagaimana kalau ada yang melihat? Apa yang semua orang pikirkan nanti? Cheryl melihat kearah belakang Abercio, disana ketua team melongokkan kepalanya sambil tersenyum kearah mereka, dengan canggung Cheryl membalas senyuman ketua team.Jantung Cheryl serasa ingin lepas dari tempatnya, ‘Apakah ketua team akan mencurigai kami?’“Mana koper kamu?” tanya Abercio seolah tak terjadi apa-apa, bahkan seakan dia tidak peduli jika ada yang melihat mereka sedang bersama.Cheryl memperhatikan seisi ruangan untuk memastikan tidak ada yang melihat kejadian ini, dilihat ketua