Home / Romance / Ditipu Mertua dan Suami / 52. Proses menuju persidangan

Share

52. Proses menuju persidangan

last update Last Updated: 2022-07-29 20:28:05

"Mbak, Tiara, kok malah bengong. Itu mbak kalau mau sarapan dulu, sudah siap."

"Iya, Kartika, taruh situ dulu aja. Entar kumakan. Sini kubantuin cuci perkakas." Aku menawarkan bantuan bukan karena benar-benar mau membantu tapi cuma karena pengin berlama lama di dapur mengamati gerak gerik Kartika.

"Wah, boleh, Mbak, sebentar saya tinggal baca pesan dulu ya, Mbak." Ini no

Memang terdengar bunyi chat masuk bertubi tubi dari handphone Kartika yang ditaruh di atas meja dapur. Sambil mencuci piring, kulirik Kartika yang sedang membaca pesan. Dia tampak senyum-senyum sendiri, tersipu sipu. Seperti membaca pesan dari pacar saja. Mencurigakan, tapi apa peduliku.

"Mbak Tiara, aku mandiin anak-anak dulu ya." Setelah membaca pesan, Kartika terlihat tergesa gesa.

Mumpung Kartika tak ada di dapur, buru-buru kubuang ke dalam plastik makananku yang disiapkan Kartika tadi lalu kumasukkan ke tempat sampah. Aku mengisi piring dengan sedikit nasi lalu mengambil udang dan tumis genjer yang disiapkan Ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ditipu Mertua dan Suami    53. Kencan Kartika dan Dokter Fikri

    "Ibu ada bukti atau saksi kalau mereka menikah?""Mereka menikah secara siri tapi mereka sudah mengakuinya, Pak, setelah saya memergoki perselingkuhan mereka. Saya punya foto-foto pernikahan mereka juga rekaman video perselingkuhan mereka dari cctv yang saya pasang. Mereka juga sudah membuat rekayasa seolah olah madu saya itu menikah dengan orang lain supaya saya tidak mencurigai pernikahan mereka. Dalam hal ini ada campur tangan Ibu mertua saya juga. Saya bisa hubungi suami palsu madu saya itu untuk jadi saksi.""Bagus, Bu, berarti bukti sudah kuat, ya.""Apa selama ini ada perlakuan kasar suami Ibu pada Ibu?""Nggak ada sih, Pak. Cuma menyiksa batin saya saja, Pak. Tapi istri mudanya pernah memberi saya obat tidur supaya dia bebas menguasai suami saya. Dan sekarang bahkan istri mudanya itu berusaha membunuh bayi saya. Dia menaruh racun pada makanan saya. Untunglah saya mengetahuinya." "Itu sebuah tindakan kriminal, Bu. Bu Tiara harus melaporkan itu ke pihak kepolisian.""Iya, saya

    Last Updated : 2022-07-30
  • Ditipu Mertua dan Suami    54. lamaran tak terduga

    "Papa, Ibu Tiara kita ajak ke Dufan yuk." rengek si kecil Fiona pada papanya."Sayang, Ibu Tiaranya lagi hamil besar. Kasihan Ibu Tiara kalau di ajak muter-muter Dufan. Nanti kalau kecapekan, dedek bayinya ikut capek terus lahir di Dufan bagaimana?" "Ya nggak pa pa. Kan ada Papa yang bantuin. ""Eh, ngeyel ya kalau dibilangin, Papa cium, nih." Dokter Rasyid meraih tubuh Fiona dan menciuminya."Sudah, ya. Pulang, yuk. Kita anter Ibu Tiara pulang," ajak Dokter Rasyid."Yah, Fiona masih mau bareng Bu Tiara. Bu Tiaranya kita ajak ke hotel saja, Pa." Sorot matanya yang semula meredup kembali bersinar."Hus, mana boleh Fiona. Bu Tiara kan belum menikah sama Papa," jawab Kirana yang sudah bisa paham."Ya, udah. Papa menikah dengan Bu Tiara!" Rengek Fiona, aku terperangah."Tanya coba sama Bu Tiara, mau nggak menikah sama Papa," ucap Dokter melirik padaku, jantungku berdebar keras, gelagapan."Bu Tiara, mau ya menikah sama Papa?" Ya Allah apa aku harus menjawab pertanyaan anak ini. "Bu Tia

    Last Updated : 2022-07-31
  • Ditipu Mertua dan Suami    55. Jebakan yang salah sasaran

    Di kamar, sebelum melepas hijab, aku kembali berlama lama menatap diri di kaca. Senyum-senyum sendiri. Entahlah, memakainya sampai sesiang ini tadi tak ada rasa kegerahan. Justru terasa adem dan nyaman. Baru terpikirkan, aku tidak punya jilbab selain ini. Rasanya sayang kalau kumasukkan ke keranjang baju kotor. Aku pun menggantungnya lagi. Minimal sampai aku punya jilbab yang baru.Setelah sholat, sambil berbaring, aku pun browsing toko online yang menjual jilbab dan baju muslim. Dan aku menemukan toko grosir dengan harga sangat murah. Kubeli 1 lusin jilbab dan baju hamil muslim. Cukup menguras tabunganku tapi tak apa.Setelah membayar, owner toko tersebut malah menawariku untuk jadi reseller dengan sistem dropship. Boleh kucoba, itung-itung buat nambah penghasilan. Tinggal share foto-foto dan aku pun akhirnya berjualan.Pesan mulai masuk bertubi tubi. Ternyata respon pembeli sangat bagus. Alhamdulillah, kadang kita tidak tahu dari arah mana Allah memberi kita rezeki. Yakin dengan ik

    Last Updated : 2022-08-01
  • Ditipu Mertua dan Suami    56. Racun

    "Mas Fikriii!" Kartika memeluk Mas Fikri dengan terisak isak."Kamu kenapa? Ada apa, Kartika?" Tanya Mas Fikri tampak bingung.Kartika berlari ke dapur dengan panik, dia mengambil susu full cream, " Minum, Mas! Cepat minum!" "Kamu kenapa sih, Kartika? Ada apa? Aku kenyang habis makan. Nggak mau minum susu!" Bentak Mas Fikri terlihat kesal."Mas Fikri harus minum susu ini! Cepat, Mas!" "Kenapa, Kartika?! Jangan memaksaku!""Mbak Tiara menaruh racun di makanan itu!" Aku tersentak mendengar tuduhan Kartika."Perempuan laknat, kamu Kartika! Kamu yang menaruh racun di makanan itu! Kamu pikir aku tidak tahu perbuatanmu itu?!" teriakku berang "Apa yang sebenarnya terjadi Kartika, Tiara?!" tanya Mas Fikri dan Ibu berbarengan."Mbak Tiara mau membunuh Mas Fikri! Dia menaruh racun di makanan yang sudah aku siapin buat Tiara, Mas! Makanya dia tidak mau makan makanan itu dan menyuruh Mas Fikri makan makanan itu. Pura-pura mengajak Mas Fikri makan bareng!" "Benar itu, Tiara?!" tanya Mas Fikri

    Last Updated : 2022-08-02
  • Ditipu Mertua dan Suami    57. Tertangkap

    "Pak, ini yang harus Bapak tangkap. Ini pembunuhnya yang coba membunuh saya. Namanya Tiara.""Saya bukan pembunuh! Saya korbannya! Tolong, Pak. Jangan tangkap saya. Dia pembunuhnya. Dia mau membunuh anak saya!" Teriakku mengiba pada Pak polisi sambil menunjuk Kartika. "Iya, Bu, saya memang tidak akan menangkap Ibu tapi menangkap Ibu Kartika!""Apa maksudnya, Pak? Saya yang menelepon Bapak untuk menangkap Tiara bukan Kartika!" Sanggah Mas Fikri."Maaf, Pak. Tapi saya ke sini atas laporan Bapak Fikri bukan ditelepon Bapak." "Nama saya Fikri, Pak. Saya yang menelepon Bapak untuk menangkap Tiara." "Saya jadi bingung ini. Tadi ada orang yang mengatas namakan Fikri pergi ke kantor melaporkan kalau Ibu Kartika berusaha membunuh Ibu Tiara dan bayinya dengan meracuninya. Dia juga menunjukan sebuah video sebagai bukti"Dokter Fikri ... Apa itu Dokter Fikri? Mas Fikri tampak terkejut dan Kartika, dia terpaku ketakutan."Mbak Tiara yang pembunuh bukan saya!" Teriak Kartika terlihat gemetar."A

    Last Updated : 2022-08-04
  • Ditipu Mertua dan Suami    58. Video pencetus cemburu

    Ditipu mertua dan suamiPart 27Jantungku berdebar debar menatap layar televisi tapi tiba-tiba Dokter Fikri mematikan TV itu, " Dok, kenapa dimatikan? Belum selesai, kan?" Protesku yang begitu penasaran dengan adegan selanjutnya."Ada adegan 21+nya, nggak pantas dilihat," jawab Dokter Fikri enteng sekali, seketika dadaku memanas seperti terbakar."Apa yang sudah Dokter lakukan dengan Kartika?!" Cercaku yang entah aku merasa tidak rela.Dokter Fikri tak menjawab, fokus menyetir dengan pandangannya tetap lurus ke depan membuatku semakin gregetan."Dokter Fikri sudah melakukannya dengan Kartika?! Iya, Dok?!" Dadaku berdebar tak karuan."Kalau iya kenapa, Ra? Aku single kan? Nggak terikat dengan siapapun," ucapnya seperti petir yang menyambar."Saya sudah bilang, tidak usah menjerat Kartika! Benar, kan, kata saya, Dokter Fikri yang terjerat Kartika!" Pekikku dengan dada bergemuruh, rasanya pengin nangis tidak rela, sangat menyesalkan perbuatan Dokter Fikri.Entahlah aku juga tidak tahu k

    Last Updated : 2022-08-05
  • Ditipu Mertua dan Suami    59. Bertemu di penjara

    "Ayo, Bu, kita makan, Fikri sudah lapar ini." "Iya, Ayo, Nduk, sarapan dulu. Bayimu pasti juga sudah kelaparan." Ibu Mas Fikri mengelus elus perutku lagi sambil menuntunku masuk ke ruang makan, rasa haru menyusup di relung hati, merasakan belaian seorang ibu.Di meja makan sudah tersaji menu soto lengkap, "Ayo, makan yang banyak, biar bayinya sehat." Ibu Dokter Fikri menyodorkan bakul nasi padaku."Iya, Bu." Aku mengambil nasi dan meracik soto di piring."Mbak Tiara, mau sambalnya nggak? Nih," ucap Tia sambil menyodorkan sambel."Jangan banyak-banyak ya, Nduk, sambelnya, kasihan bayinya. Nih, tempe mendoan saja. Kalau ini sepiring dihabisin juga nggak pa pa," ucap Ibu dan semua terkekeh.Ada rasa bahagia berada di tengah-tengah mereka. Sebuah keluarga idaman yang selama ini tak kudapatkan. Walaupun baru ketemu tapi aku bisa merasakan kasih sayang mereka.Dan Dokter Fikri yang duduk di depanku, dari tadi mencuri curi pandang sambil menyuapkan soto ke mulutnya. Seperti dihujam panah ya

    Last Updated : 2022-08-06
  • Ditipu Mertua dan Suami    60. Ketegangan di hotel (1)

    Dengan pikiran kalut akhirnya aku putuskan masuk ke lobby hotel menemui mbak resepsionis, " Maaf, Mbak mau tanya posisi kamar nomor 630 di mana ya, Mbak?" "Mohon maaf sebelumnya, Ibu. Untuk tamu tidak bisa naik ke atas karena untuk naik lift memakai sistem cardlock. Sebaiknya Ibu hubungi orang yang mau Ibu kunjungi untuk menjemput di lobby." "Baik, Mbak. Terima kasih ya, Mbak." Setelah kuhubungi Mas Angga, tak berapa lama dia sudah datang, "Tiara? Ini kamu? Pangling, Ra!" Mas Angga menatapku tak berkedip, aku menunduk ketakutan.Ya Allah lindungi hamba. Detak jantungku berpacu cepat. Semoga keputusanku untuk menemuinya ini akan dapat menyelesaikan semua masalahku dengannya."Tapi dalam keadaan tertutup begini justru semakin membangkitkan hasratku, Ra. Ayo kita naik ke atas.""Aku tidak mau naik ke atas! Hapus video itu, Mas! Aku mohon!" "Iya, tenang saja, Ra. Aku akan menghapusnya setelah kita bersenang senang. Kamu pilih mana? Ikut aku ke atas atau lihat video itu tesebar di duni

    Last Updated : 2022-08-07

Latest chapter

  • Ditipu Mertua dan Suami    99. Akhir yang indah

    "Nih, ada yang kangen sama ayahnya," ucapku sambil mengarahkan layar pada perutku."Maksudnya, Ra?""Iya, roket yang Mas Putra luncurkan ternyata ajaib, tepat sasaran. Benihnya jadi, Mas." "Maksudmu kamu hamil, Ra?" Aku mengangguk sambil menunjukkan testpack dengan berurai airmata. Mata Mas Fikri langsung berkaca kaca, setelah itu menangis sesenggukan, "Secepat ini, Ra?""Iya, Mas, aku juga seperti tidak percaya. Ini hanya karena kebesaranNya.""Alhamdulillah ya Allah, begitu cepat Engkau berikan anugrah indah ini pada kami." Tubuh Mas Putra kemudian meluruh bersujud syukur. Setelah itu kami hanya bisa sama-sama menatap layar dengan mata basah, "Ra, aku pengin meluk kamu. Aku besok pagi pulang, ya." Aku mengangguk bahagia."Kira-kira itu roket yang pas kuluncurkan di mana ya, Ra, yang berhasil jadi. Feelingku kok pas di camping di pantai. Rasanya beda soalnya.""Sok yakin, Mas, hanya Allah yang tahu. Yang terpenting, semoga aku dan bayi kita diberi keselamatan dan kesehatan ya, Mas

  • Ditipu Mertua dan Suami    98. Bulan madu (3)

    And Aubrey was her name,(Dan Aubrey adalah namanya,)A not so very ordinary girl or name.(Nama dan gadis yang biasa saja)But who’s to blame?(Tapi siapa yang harus disalahkan?)For a love that wouldn’t bloom(Untuk cinta yang tidak akan mekar)For the hearts that never played in tune.(Untuk hati yang tak pernah dimainkan selaras.)Like a lovely melody that everyone can sing,(Seperti melodi indah yang gampang dinyanyikan oleh setiap orang,)Take away the words that rhyme it doesn’t mean a thing.(Dengan lirik yang kurang bermakna)But God I miss the girl,(Tapi Tuhan aku rindu gadis itu,)And I’d go a thousand times around the world just to be(Dan aku akan berkeliling dunia seribu kali untuk)Closer to her than to me.(Lebih dekat dengannya daripada denganku sendiri.)And Aubrey was her name,(Dan Aubrey adalah namanya,)I never knew her, but I loved her just the same,(Aku tidak pernah mengenalnya, tapi aku mencintainya sama saja)I loved her name.(aku mencintai namanya.)Wis

  • Ditipu Mertua dan Suami    97. Bulan madu (2)

    Ditipu Mertua dan Suami Extra part 4 "Ayo, Ra, jawab, jangan bikin aku penasaran." "Mandi dulu, ah." Aku beranjak dari duduk berniat melarikan diri tapi tanganku langsung dicekal Mas Putra."Eits, jangan harap kamu bisa melarikan diri sebelum menjawab pertanyaanku. Duduk!""Maksa banget, sih, Mas.""Kamu kan senengnya dipaksa paksa gini. Nikah sama aku pun harus dipaksa.""Lebih enak yang dipaksa dipaksa, sih," jawabku yang akhirnya mengalah duduk di samping Mas Putra sambil melingkarkan tangan di pinggungnya dan melabuhkan kepala di bahunya. Mas Putra pun akhirnya juga melingkarkan tangannya di pinggangku. Sudah tidak peduli dengan orang sekitar, kami menikmati senja di tepi pantai layaknya orang yang sedang kasmaran."Ayo, Ra, ceritakan. Aku siap menerima kenyataan pahit.""Malam itu, setelah pernikahan kami, Mas Rasyid menuntutku untuk menjadi istri seutuhnya. Dia melepas kerudungku, Mas. Lalu bibirnya ... Bibirnya mengecup ....""Bibirmu?" Sahut Mas Putra cepat."Bukan tapi k

  • Ditipu Mertua dan Suami    96. Bulan madu

    Kami pun mengikuti Kartika masuk ke dalam rumah lalu membuka kamar Ibu. Terlihat Ibu terbaring dengan badan yang kurus kering sama dengan Kartika. Mendengar pintu di buka Ibu langsung bangun, menatapku tajam lalu bangkit dari ranjang menghampiri kami dengan dada yang naik turun. "Pembunuh! Kamu pembunuh cucuku!" Teriaknya menakutkan. Ternyata dia masih bisa mengenaliku. "Gara-gara kamu, aku tidak punya cucu! Kembalikan cucuku! Beri aku cucu!" Ibu mengambil gelas yang ada di atas meja."Rasakan ini pembunuh! Matilah kau!" Tiba-tiba Ibu mengayunkan gelas itu mengarah padaku. Untunglah Mas Putra buru-buru menarik tubuhku lalu menutup pintu kamar. Setelahnya terdengar suara gelas pecah yang dilempar ke pintu kemudian disusul teriakan Ibu yang melengking."Buka pintunya! Aku akan membunuh perempuan itu! Bukaaa!" "Tiara, sepertinya untuk saat ini kita tidak bisa berdamai dengan mantan mertuamu itu. Sangat berbahaya buat diri kamu.""Iya, Mas, aku juga takut. Kita pulang saja.""Maaf, Mb

  • Ditipu Mertua dan Suami    95. Kembali ke masa lalu (2)

    Ditipu mertua dan suami Extra part 3Setelah meninggalkan penjara, kami pun menuju kontrakan Kartika, "Gimana nih kesan yang habis ketemu mantan?" ledeknya sambil menyetir."Biasa saja." "Yang bener? Kata orang, yang pertama itu tak terlupakan.""Yang pertama tapi kalau menyakitkan buat apa diingat ingat.""Sakit pertama aja tapi selanjutnya memabukkan, kan.""Ih, apa sih, Mas Putra, nggak nyambung. Hatiku, Mas, yang sakit. Ngeres aja pikirannya." "Ha ha ha ... sekarang mikir ngeres nggak masalah, kan sudah ada tempat pelampiasan."Tanganku sudah melayang bersiap memukul lengannya tapi dengan spontan dicekal Mas Putra lalu ditaruh di pahanya dengan tangan kanan masih pegang setir."Geser rada ke sini, Ra, dudukmu." "Mau ngapain? Fokus, Mas, lagi nyetir nanti nabrak lagi." "Sudah, sini, mo dapat pahala, nggak?" Aku pun akhirnya manut menggeser dudukku mendekat padanya, "Sudah, nih, terus suruh ngapain?""Elus-elus." Tanganku yang digenggamnya di pahanya di geser lebih ke kanan.N

  • Ditipu Mertua dan Suami    94. Kembali ke masa lalu

    Besoknya, akhirnya kita terbang ke Jakarta. Sampai di rumah Mas Fikri, ibu mertuaku menyambut dengan hangat. Lengkaplah kebahagiaanku. Akhirnya aku punya mertua idaman yang begitu menyayangiku tidak seperti mertuaku dulu. Mengingatnya seperti diiris iris lagi."Selamat datang di rumahmu yang baru, Tiara," sambut Ibu sambil memelukku."Kok rumahku, Bu? Ini rumah Ibu, kan?""Ini rumah Fikri. Hasil kerja keras Fikri jadi ini otomatis rumahmu. Ibu dan Tia hanya numpang di sini.""Ibu jangan begitu. Ini rumah putra Ibu, Ibu yang lebih berhak.""Nggak, Nduk. Kamu istri Fikri. Kamu yang lebih berhak.""Sudah, sudah, kenapa kalian jadi rebutan rumah. Kalau nggak ada yang mengakui biarin nanti diakui istri kedua saja.""Hus! Amit-amit! Jangan sampai kamu menduakan Tiara ya, Fikri. Awas saja, bakalan Ibu pecat jadi anak!""Bercanda, Bu, mana mungkin anak Ibu yang baik ini sanggup menyakiti perempuan yang dengan susah ngedapetinnya. Memperjuangkannya saja butuh waktu hampir 20 tahun.""Nah itu

  • Ditipu Mertua dan Suami    93. Tentang Adam

    "Bukan. Itu murni Rekayasa Allah, Ra. Nasib baik berpihak padaku. Aku selalu berdoa untuk didekatkan denganmu jika kamu jodohku dan jauhkan bila bukan jodohku. Dan ternyata Allah terus mendekatkan kita. Makanya aku terus berjuang untuk mendapatkan kamu, Ra, karena yakin kamulah jodohku." ucapnya sambil menggenggam tanganku dan menatapku syahdu, terasa berdesir desir. "Tuh, kan, pegangan tangan begini aja nyetrum nih, Ra. Ada yang bangun," lirihnya sambil mengedipkan satu matanya."Nggak! Mati air!" teriakku."Dasar airnya nggak bisa diajak kompromi. Ya sudahlah, nggak usah pegang-pegang tangan. Ayo dilanjutin ceritamu!""Seminggu sekali setiap hari Sabtu Mas Fikri ke Yogya menemuiku. Walaupun sudah berkali kali kuusir tetap nekat, Mas. Dan setelah menceraikan Kartika dia berani beraninya melamarku. Membawa ibu dan saudara saudaranya. Ibunya sampai memohon mohon agar aku mau rujuk. Katanya hanya aku yang bisa memberinya cucu karena Kartika sudah tidak bisa memberinya cucu." "Kenapa?"

  • Ditipu Mertua dan Suami    92. Malam pertama (3)

    "Tiara! Kok keluar, sih. Ini shower gimana?""Halah, modus, kan, Mas Fikri? Mau minta nambah lagi, kan, di kamar mandi?" "Otakmu tuh yang ngeres. Beneran ini shower mati!""Ya sudah Mas Fikri pakai handuk dulu!""Iya, udah, istriku yang cantik. Buru sini!"Aku pun masuk ke kamar mandi lagi dengan siaga 1 takut diisengin Mas Fikri. Saat kunyalakan shower, ternyata benar shower mati. Tak keluar setetes air pun."Yah, mati air berarti ini, Mas. Tampungan pasti juga sudah habis buat nyuci piring acara resepsi tadi malam.""Terus gimana, Ra? Mana kudu mandi junub lagi. Butuh air banyak ini.""Di lantai bawah ada kamar mandi yang ada baknya kok, Mas. Kita mandi di sana, yuk. Semoga airnya masih penuh.""Udah pada bangun belum, ya, Ra? Malu tahu subuh-subuh mandi keramas. Ayo, Ra, temenin." "Punya urat malu juga, Mas?" ledekku yang dibalas Mas Fikri dengan mendorong kepalaku. Sambil membawa handuk, kami mengendap endap menuruni tangga takut ngebangunin yang lain. Dan aman, lantai bawah ma

  • Ditipu Mertua dan Suami    91. Malam pertama (2)

    "Oh iya, Ra, Adam mana? Dari ijab qobul tadi aku belum lihat Adam. Pasti sekarang dia sudah besar ya, sudah bisa jalan.""Ceritanya panjang, Mas. Adam ...." Mengingat Adam, airmataku luruh tak terbendung. Mas Fikri merengkuh tubuhku, "Sudah, sudah, kalau pertanyaanku hanya membuat kamu sedih begini tidak usah kamu ceritakan sekarang, Ra. Aku tidak ingin kebahagiaan kita hari ini rusak dengan kesedihanmu. Nanti saja ceritanya kalau kamu sudah siap, ya." Usapan Dokter Fikri di punggung akhirnya bisa meredakan kesedihanku, begitu nyaman dalam pelukan suami. Setelah mandi keramas, Dokter Fikri mengajakku sholat bersama. Bahagia sekali rasanya akhirnya aku punya seorang imam idaman hati. Tak henti mengucap syukur atas anugrahNya hari ini. Semoga ini adalah jodoh terakhirku sampai jannahMu ya Allah. "Gara-gara nafsu sampai lupa belum ngedoain istri, main seruduk aja ya, Ra. Sini kudoain dulu." Selesai sholat Dokter Fikri meraih kepalaku. Lalu seuntai doa ia lirihkan tepat di depan dah

DMCA.com Protection Status