Sebuah Mobil terus mengklakson klakson supaya Aarav menghindar dan Saat itu Aarav berhenti ditengah jalan sambil memandangi mobil yang melaju kencang kearahnya.
‘Apa aku masih berdiri di posisi semula saat aku di Khianati Glesa dulu.’ Ujar Aarav dalam hati yang memejamkan matanya. Namun seorang wanita langsung menarik Tangan Aarav dan Aarav langsung menyingkir dan Ia langsung menatap kearah wanita yang menarik salah satu tangannya . Ternyata Wanita itu adalah Chika, “Kau?” Tanya Chika
“Sedang apa kau ditengah jalan, jika aku tidak melihatmu maka kau sudah tertabrak tadi.” Ujarnya
“Untuk apa aku hidup jika aku jatuh kelubang yang sama untuk kedua kalinya.” Ujar Aarav sambil menghempaskan tangannya dari Tangan Chika
“aku tidak tahu bagaimana masa lalumu, namun kau berpikir dengan logis. Gunakan Otakmu.” Ujar Chika,
Aarav memandanginya, “Ada yang aneh dengan pernikahan Elard dan Bora. Aku tahu bahwa Bora tidak menyukainya, namun kenapa dia menikah saat semua sudah dalam keadaan baik baik saja.” Ujar Chika
Aarav hanya terdiam kemudian ia langsung jongkok dan menatap kearah Langit langit. “Ditambah, Kau dan Dia sudah 1 tahun setengah menjalin kasih. Kenapa dia meninggalkanmu saat kau sudah kembali ke posisimu.” Ujar Chika
Aarav terdiam dan ia hanya terus memandang kearah langit, “aku tidak tahu, yang pasti sekali lagi aku di Khianati.” Ujar Aarav, Chika langsung memegang pundak Aarav dan ia meyakinkan Aarav bahwa semua ini salah dan janggal.
“Ini tidak benar, Pasti ada sesuatu yang salah. Kau akan membiarkan Bora lepas dari tanganmu?” Tanya Chika
“Mungkin dimatamu Bora mengkhianatimu, tapi kau harus mencari tahu terlebih dahulu kenapa dia bisa seperti itu kepadamu.” Ujar Chika. Aarav hanya terdiam dan terus menatap kearah Chika yang berada di sebelahnya.
Disisi lain Bora masih terduduk lemas di atas pelaminan, dimana Elard hanya menemaninya sambil sesekali menatap kearahnya.
Bela, Pitra, dan Hito memandangi Bora yang tampak sedih disana, “Ini pasti berat buatnya.” Ujar Hito
“Benar, Pasti sulit buatnya.” Ujar Pitra, Bela hanya terdiam dan ia mengingat pertemuannya dengan Bora beberapa bulan yang lalu yang membuat ia menjadi sedih.
Josep menatap kearah Bora, dan ia langsung melangkah kearah Bora dan juga Elard. “Ada apa ini, kenapa Pengantin begitu sedih di hari bahagianya.” Ujar Elard, Bora menatap kearah Josep, Elard langsung bangkit dan tersenyum kearah Josep
“Mungkin Bora sedang lelah paman.” Ujar Elard
“Jangan panggil aku paman, Mulai hari ini aku adalah Ayahmu.” Ujar Josep sambil menepuk bahu Elard. Tak berselang lama, Bora berdiri dan menatap kearah Josep dan juga Elard.
“Aku Mau ke Toilet.” Ujar Bora, lalu Bora langsung pergi dan saat itu Bora langsung berjalan dengan cepat kearah Toilet wanita, dan sesampainya didalam, Bora langsung mengkunci pintu salah satu Bilik Toilet yang paling ujung. Bora terduduk di kloset sambil mengingat Ia bersalaman dengan Aarav. “Kenapa, Kenapa dia datang.” Ujar Bora
“Aku yakin pasti dia sangat sedih sekali.” Ujar Bora, lalu Bora langsung menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
“aku minta maaf Aarav, aku minta maaf.” Ujar Bora sambil menangis dengan kencang di dalam Toilet. Sementara itu Clea sedang di rumah sakit, ia melangkah menuju ke Kamar Rose no 123 sambil membawa beberapa Buah yang ia beli dari kantin. Saat ia membuka Pintu kamar, ia melihat Tempat tidur di ruangan tersebut tidak ada siapa siapa.
“Astaga, kemana dia?” Tanya Clea, lalu Clea menjatuhkan buah buahan yang ia pegang ke lantai. Clea langsung berlari untuk mencari di setiap sudut rumah sakit.
“TIRA…. TIRA Kamu dimana nak.” Ujar Clea, lalu Clea meminta Pihak Keamanan untuk mencari Keberadaan Tira. Namun Ternyata Tira sudah berada di Depan Hotel tempat Berlangsungnya Pernikahan Elard dan Bora.
‘Aku akan membuatmu menyesal Bora, Aku akan membuatmu menyesal.’ Ujar Tira dalam hati, lalu Tira masuk ke dalam hotel. Bora terus menghapus Air matanya didalam Bilik Kamar mandi tersebut, dan ia keluar dan berjalan kearah Westafel. Bora mencuci wajahnya supaya menghilangkan sembab karena habis menangis. Setelah Bora membasuh wajahnya, ia langsung menatap kearah Cermin yang berada di hadapannya.
‘Aku harus bisa, Ini semua demi Aarav.’ Ujar Bora dalam hati. Bora langsung keluar dari Toilet dan ia berjalan untuk kembali ke Ruang acara, namun dari kejauhan Tira melihat Bora yang baru saja keluar dari Toilet.
“Itu dia,” ujar Tira, lalu Tira berjalan dengan cepat untuk menyusul Bora. Dan Saat Bora melangkah saat itu Tira langsung menghalangi Bora untuk kembali ke ruang acara pernikahannya. “Kakak.” Ujar Bora yang melihat Tira berada di hadapannya.
“Kenapa kau ada disini.” Ujar Bora sambil melihat Penampilan Tira dengan Balutan Kemeja Dokter.
“Apa kau Happy menikah dengan Elard.” Ujar Tira
Bora hanya terdiam saat Tira mengatakan hal tersebut, “Kak Kita bicara di tempat lain.” Ujar Bora yang mencoba meraih tangan Tira, namun Tira menangkisnya
“Jangan sentuh aku.” Teriak Tira yang membuat semua orang berada di sekitar mereka menatap kearah mereka berdua.
“Dulu kau menolak Pertunangan dengannya, Sekarang kau mengiyakannya. Mau kau apa HAH.” Ujar Tira
“Kak, aku bisa jelaskan.” Ujar Bora
“Aku benci Padamu!!” Ujar Tira, lalu Tira mengeluarkan sesuatu dari saku Kemeja yang ia pakai, dan Saat itu Tira langsung menusuk Perut Bora dengan Pisau Bedah yang ia curi dari rumah sakit. Bora terdiam saat Tira menusuknya dengan begitu cepat. Orang orang yang ada disana Berteriak dan Terkejut melihat Situasi tersebut.
“Astaga, Bagaimana ini.” Ujar Wanita 1 yang melihat Darah perlahan lahan keluar dari Perut Bora. Tira yang juga tampak terkejut dengan tindakan gilanya, perlahan lahan mundur dan melihat Perut Bora mengeluarkan Darah. Disisi lain Chika masih meyakinkan Aarav untuk menyelidiki penyebab Bora yang menikah dengan Elard.
“Kau harus caritahu terlebih dahulu sebelum kau mencap Bora mengkhianatimu.” Ujar Chika
“Saat ini kasusnya berbeda, dimana Bora dan Glesa meninggalkanmu dengan Kasus yang beda 180 Derajat.” Ujar Chika
“Kau harus berpikir dengan jernih tentang semua ini Tuan Aarav.” Ujar Chika, Aarav masih terdiam di tempatnya, dan suara Sirine ambulan terdengar, Chika dan Aarav sama sama menoleh kearah Ambulance yang melaju melewati mereka berdua.
“Kenapa Ada ambulance.” Ujar Chika
“Dan Arahnya ke,” ujar Aarav.
Josep benar benar panic melihat Bora sudah tidak sadarkan diri, “Bora… BORA..” ujar Josep, Elard masih memegang Luka di bagian Perut Sebelah Kiri Bora, Dan Tira sudah di amankan oleh Pihak Keamanan Hotel. Tak berapa lama Ambulance datang, langsung mereka membawa Bora masuk kedalam mobil.
Bela yang melihat tersebut benar benar terkejut dengan semua ini, “Bagaimana ini bisa terjadi.” Ujar Bela
“Entahlah.” Ujar Hito. Josep langsung naik ke mobil Ambulance untuk menemani Bora sedangkan Elard tinggal di lokasi. Ambulance pun pergi dan Elard hanya terdiam membeku disana.
Tira masih di amankan oleh Pihak Keamanan Hotel, Tira masih tidak menyangka dia berbuat senekat itu kepada Saudari tirinya. ‘Kenapa aku gelap mata seperti ini, kenapa aku melakukannya.’ Ujar Tira dalam hati. Tak lama kemudian Elard datang dan Tira langsung menatap kearah Elard yang sudah tiba disana. Tira langsung bangun dan menatap kearah Elard
“Elard, Aku benar benar.” Ujar Tira, Elard langsung menamparnya begitu keras dimana Tira terdiam saat Elard menamparnya untuk pertama kali.
“Bagaimana kau bisa buta seperti ini Tira.” Ujar Elard
“Meski kau mencintaiku, namun kau…. Kau melukai Adik Tirimu seperti ini?” Tanya Elard
Tira langsung memegangi pipi yang baru saja di tampar Elard, lalu Tira menatap kearah Elard
“Karena kau tidak mau bertanggung jawab akan perasaanku maka aku seperti ini.” Ujar Tira sambil melotot kearah Elard
“Aku Begini Karena Kau, KARENA KAU!!” Teriak Tira
Elard terdiam dan ia menggelengkan kepalanya karena ia tidak percaya Tira berbuat nekat seperti itu terhadap Bora.
Disisi lain Aarav dan Chika kembali ke Hotel dimana Ia melihat begitu banyak orang disana, “Apa acaranya sudah selesai?” Tanya Chika, lalu Tak sengaja Bela menatap kearah Aarav.
“Aarav.” Ujar Bela, lalu Bela langsung menghampiri Aarav
“Kau mau kemana.” Ujar Pitra, yang menyusul Bela bersama dengan Hito.
“Aarav, aku pikir kau sudah pulang.” Ujar Bela
“Bagaimana aku bisa pulang karena kau masih disini.” Ujar Aarav
“Tapi kenapa rame sekali di Depan Lobby Hotel?” Tanya Chika, Bela terdiam dan ia hanya menatap kearah Aarav dan Chika.
Sementara itu Bora sudah di larikan ke IGD, Josep hanya bisa terdiam didepan pintu IGD. “Jangan tinggalkan ayah Nak, Jangan tinggalkan ayah.” Ujar Josep, lalu Tak lama kemudian Wisnu datang dan ia menghampiri Josep yang tampak begitu cemas dengan apa yang terjadi dengan putri kesayangannya. “Kita berdoa supaya Bora tidak apa apa.” Ujar Wisnu
“Ini semua karena anak itu, Aku yakin karena dia Bora sampai nekat menusuk dirinya.” Ujar Josep yang belum mengetahui kronologi sesungguhnya.
“Aku akan membuat dia Menderita dan aku akan membuat dia Jatuh sampai keakar akarnya melebihi 12 tahun yang lalu.” Ujar Josep, Wisnu hanya terdiam saat Mendengar Niat Jahat Josep yang hendak menjatuhkan Karir Aarav sekali lagi.
Diruang Operasi, Bora sedang di tangani oleh Team Medis yang sangat berpengalaman, Di alam bawah sadar Bora hanya berdiri di kegelapan dimana Ia memakai Baju Putih dengan rambut terurai, ‘Apa semua tindakanku benar, apa tindakanku untuk membantu Aarav secara diam diam adalah keputusan yang benar.’ Ujar Bora dalam hati“Apa aku sudah Pergi, Apa ini akhir dari hidupku.” Ujar Bora sambil melihat kedua tangannya. Waktu berjalan mundur dimana kembali ke 2 tahun yang lalu saat setelah Kompetisi selesai, Aarav terus mendapatkan tawaran Wawancara dan ia sekarang sudah bergabung dengan Galery E Malik Art Studio menjadi pelukis Utama di Galery tersebut. Hari pertama Aarav menjadi pelukis di Galery tersebut di sambut hangat oleh para Staf yang ada disana. “Selamat Datang Pelukis Aarav.” Ujar Para Staf yang menyambut Aarav di pintu depan Galery. Aarav tersenyum dan ia menatap kearah Bora yang berada di hadapannya. Bora berjalan kearah Aarav dan mengulu
Diruang Operasi, Bora sedang di tangani oleh Team Medis yang sangat berpengalaman, Di alam bawah sadar Bora hanya berdiri di kegelapan dimana Ia memakai Baju Putih dengan rambut terurai, ‘Apa semua tindakanku benar, apa tindakanku untuk membantu Aarav secara diam diam adalah keputusan yang benar.’ Ujar Bora dalam hati“Apa aku sudah Pergi, Apa ini akhir dari hidupku.” Ujar Bora sambil melihat kedua tangannya. Waktu berjalan mundur dimana kembali ke 2 tahun yang lalu saat setelah Kompetisi selesai, Aarav terus mendapatkan tawaran Wawancara dan ia sekarang sudah bergabung dengan Galery E Malik Art Studio menjadi pelukis Utama di Galery tersebut. Hari pertama Aarav menjadi pelukis di Galery tersebut di sambut hangat oleh para Staf yang ada disana. “Selamat Datang Pelukis Aarav.” Ujar Para Staf yang menyambut Aarav di pintu depan Galery. Aarav tersenyum dan ia menatap kearah Bora yang berada di hadapannya. Bora berjalan kearah Aarav dan mengulu
“Aku Ingin bertanya kepadamu, apa kau memiliki Hubungan dengan Tuan Aarav?” Tanya WikaBora terkejut mendengar pertanyaan yang di layangkan Wika kepadanya.“Kenapa Kau bertanya mengenai hal tersebut?” Ujar Bora“Ahhh tidak hanya saja saat anda menyambut Tuan Aarav pertama kali ke Galery ini, sepertinya aura kalian sangat berbeda.” Ujar Wika“Aura?” tanya Bora“Hmm Aura seperti seorang Teman atau lebih.” Ujar WikaBora langsung tertawa mendengar perkataan Wika, Wika hanya terdiam saat Bora tertawa mendengar perkataannya. “Kau tahu bahwa aku dan Aarav sangat dekat, bukankah aku ke bandung untuk meyakinkannya berbuah hasil dimana aku dan Aarav menjadi semakin lebih dekat.” Ujar BoraWika terdiam dan ingat bahwa Bora tinggal di Bandung Hampir 2 bulan, “Ahhh iya aku melupakan hal tersebut.” Ujar Wika“Aku dan Tuan Aarav memang memiliki hu
Bora dan Aarav bertemu, dimana mereka makan bersama di salah satu Kedai di pinggir jalan, “Apa tidak masalah kita makan disini.” Ujar Aarav “Tentu saja tidak masalah, lagian aku suka kita makan disini.” Ujar Bora, Aarav tersenyum mendengar apa yang Bora katakan. Tak lama kemudian Makanan yang mereka pesan tiba dan Bora begitu gembira melihat Kepiting Saus Padang sudah terhidang di hadapannya. “Nampaknya kau sudah mulai lapar.” Ujar Aarav “Tentu saja, aku sangat suka makan.” Ujar Bora “Akhir Akhir ini kau suka sekali makan, apa jangan jangan.” Ujar Aarav Bora terdiam dan menatap kearah Aarav, “Jangan Jangan apa.” Ujar Bora “Ahhh tidak bukan apa apa, sekarang ayo kita makan.” Ujar Aarav, lalu Aarav mengambilkan Penjepit untuk membuka Cangkak Kepiting dan Perkataan Aarav tadi membuat Bora terdiam dan tidak bisa berkata kata. Setelah mereka selesai makan Bora langsung terkapar dimana ia tidak bisa melanjutkan ronde kedua dimana Aarav sudah memesan
Bora sudah tiba di Depan Sebuah Apotik yang tak jauh dari Kediamannya, Bora terus terdiam di tempatnya seakan ia ragu untuk masuk kedalam. ‘Sejujurnya Aku takut untuk masuk kedalam sana, Namun.’ Ujar Bora dalam hati, lalu Bora mengingat saat Aarav mengatakan bahwa Ia akhir akhir ini sering makan. ‘Akhir Akhir ini aku juga merasa nafsu makanku sangat berlebih ditambah.’ Ujar Bora dalam hati, lalu Bora mengingat Terakhir kali Hubungan Dengan Aarav ia tidak memakai alat pengaman. Bora langsung masuk kedalam dan ia ingin membeli Sebuah Tes Kehamilan. Setelah ia membeli Tes Kehamilan, ia langsung balik ke mobil dan setelah ia didapam ia melihat kearah Testpack ada di tangannya, ‘Semua akan ketahuan saat aku sudah mengetahui semuanya.’ Ujar Bora dalam hati. Setelah ia sampai dirumah, Bora bergegas langsung ke Kamar mandi dan mengetes apakah dia hamil atau tidak. Perlahan lahan Bora membuka Salah satu tangannya yang menutupi Testpack dan Ia hanya terdiam saat
Setelah Bora mengantarkan Aarav ke bandara, Bora langsung menuju ke Galery dimana Ia masuk ke ruangannya dan Meletakan Surat Pengunduran dirinya. Setelah ia meletakan Surat pengunduran dirinya ia langsung bicara dengan Wika dan murni mengenai ia tidak akan menjadi Kreator di Galery. “Apa anda serius mengenai hal ini.” Ujar Wika“Benar, untuk kedepan kau yang akan mengambil tugas tugas ku.” Ujar Bora“Bu Bora, Saya hanya Asisten anda. Bagaimana aku bisa menjadi kepala Kreator.” Ujar Wika“Sebenarnya kenapa kau sangat terburu buru, padahal Pak Elard sedang keluar negeri menemani Pelukis Aarav.” Ujar Murni“Apa beliau sudah mengetahui niatmu untuk keluar dari sini?” Tanya Wika“Belum, namun aku akan memberitahukannya setelah ia sudah sampai Di Paris.” Ujar Bora“Aku akan bergabung dengan perusahaan ayahku.” Ujar Bora“Jadi, Jika kalian butuh a
Wina langsung terdiam dan memandangi Bora, “Kakak kau.” Ujar Wina“Benar, Aku sedang hamil saat ini.” Ujar Bora sambil menatap kearah Wina yang berada di hadapannya.“Kakak, selamat apa Kak Aarav tahu?” Tanay Wina“Tidak, dia tidak boleh tahu.” Ujar Bora“Kenapa?” Tanya Wina,“Jika dia tahu maka ayah akan.” Ujar Bora, Wina langsung terdiam saat tahu apa yang akan terjadi jika Josep tahu Bora mengandung anak dari Aarav.“Untuk hal itu kakak mau minta bantuanmu.” Ujar Bora sambil menatap kearah WinaLalu Wina langsung pulang dimaana Josep sedang membaca Majalah di taman belakang, “Ayah aku ingin memberitahumu sesuatu.” Ujar Wina“Kenapa?” Tanya Josep“Aku berencana akan menikah dengan Vian, apa boleh.” Ujar WinaJosep terdiam saat Wina dengan mendadak ingin menikah dengan Vian, “Apa katamu?&r
Clea melangkah kearah Josep yang sedang melakukan Meeting Zoom dengan Clientnya. “Josep..” UJar Clea yang terus melangkah kearah Josep, dimana Josep langsung menatap kearah Clea yang sudah berdiri di hadapannya“Kau tidak lihat aku sedang meeting dengan Clientku.” Ujar Josep “Apa kau sudah ada kabar dari Wina, Bagaimana kau bisa membiarkan anak itu pergi setelah ia menyerahkan semua uang hingga mobilnya.” Ujar Clea “Apa yang harus aku lakukan, itu sudah menjadi pilihannya.” Ujar Josep “Lagian aku tidak perlu khawatir karena Bora ada disana.” Ujar Josep “Kau sama sekali tidak ada rasa simpati kepada Wina, padahal dia anakmu.” Ujar Clea “Apa karena dia bukan anak emasmu makanya dia.” Ujar Clea Josep langsung menutup Laptopnya sambil menatap Clea dengan tajam “Sekali lagi kau mengatakan hal itu, akan aku buat kau menyesal.” Ujar Josep Clea terdiam saat Josep mengatakan hal tersebut, Clea langsung pergi dan meninggalkan Josep. S
“Untuk itu, disini aku ingin izin untuk Meminang Bora jika kau memberikan Restu.” ujar Aarav, Josep terdiam saat Aarav dengan lantang meminta restu Josep untuk meminang Bora. Saat itu Josep hanya diam sambil memandangi Aarav yang berada dihadapannya.“Kau Ingin Meminang anak ku.” ujar Josep“Benar, Saya tahu hubungan kita berdua kurang baik, namun saya hanya ingin membuat Bora bahagia.” ujar Aarav“Selama ini, Aku melihat Bora tidak bahagia dimana dia selalu menjadi Prisai untuk keluarganya, dan kau juga mungkin menyadari hal tersebut.” ujar Aarav, Josep terdiam saat Aarav mengatakan hal tersebut“Maka dari itu, saya ingin.” ujar Aarav“Akan aku pertimbangkan.” ujar Josep, Aarav terdiam saat Josep mengatakan akan mempertimbangkan apa yang Aarav inginkan. Flashback berakhir dimana Aarav dan Bora sudah tiba di depan kediaman Josep. Dimana Bora sedikit gugup untuk menemui Ayahnya sendiri, melihat hal itu Aarav langsung meraih tangan Bora dan mengenggamnya.“Kita akan menghadapinya dengan
“Aku Minta Maaf kak.. Aku minta maaf.” ujar Wina yang mengenggam tangan Bora dan memohon ampun kepada Bora, Bora hanya terdiam saat Wina mencium tangannya memohon ampunannya karena sudah gagal melindungi Lily. “Kau tidak perlu meminta maaf kepadaku, Aku sudah Ikhlas dengan apa yang terjadi, lagian ini sudah lama berlalu.” ujar Bora, Lalu Bora menepuk Tangan Wina sambil tersenyum kearahnya.“Kita Mulai Lembaran baru, dimana Kakak mau kau dan Vian kembali kerumah dan berkumpul bersama.” ujar Bora, Wina sangat terharu dengan kebaikan hati Bora, lalu Wina memeluk Bora dan Bora langsung membalas pelukannya.Bora melangkah ditemani oleh Aarav. “Apa kau mau bertemu dengan ayahmu, Aku lihat Ayahmu sedang dirumah bersama dengan ibumu.” ujar Aarav“Dari ayah keluar dari penjara aku sama sekali belum menemuinya.” ujar Bora, Bora langsung menghentikan langkah kakinya,“Meski sudah berlalu entah mengapa saat aku memiliki keinginan untuk bertemu dengan ayah, hatiku masih berat.” ujar Bora, Aarav la
Setelah Dari Makam Lily, Aarav mengajak Bora untuk Jalan Jalan mengelilingi Kota Jakarta, Saat itu Bora Menatap kearah Aarav yang mengajaknya Pergi Makan Ke Warung yang dulu ia singahi Dengannya. “Bukankah ini.” ujar Bora“Kau masih ingat dulu kita pernah makan disini, Aku ingin mengajakmu makan Siang sebelum kau Bertemu dengan ayahmu.” ujar AaravBora hanya menatap kearah Aarav yang hendak mempertemukan Bora dengan Josep, Aarav memparkirkan Mobilnya terlebih dahulu, dan saat itu Aarav menatap kearah Bora“Kenapa kau menatapku seperti itu.” ujar Aarav“Aku belum siap menemuinya.” ujar Bora, Aarav hanya diam dan ia mengenggam tangan Bora,“Aku tahu mau masih kecewa dengan ayahmu, Tapi dia tetap ayahmu.” ujar Aarav“Kau tahu, saat dia meminta maaf kepadaku. Saat itu aku melihat Sosok Josep yang Gagah, Angkuh dan Dingin seketika Hancur.” ujar Aarav“Kau tahu, D
“Dan… Jika Aarav tahu bahwa kau akan bertindak bodoh seperti ini, Aku yakin dia akan terpuruk.” ujar Tira, Bora hanya terdiam saat mendengar kata kata Tira. Elard dan Aarav Sama sama Menaiki Tangga menuju Ke Atap gedung untuk mencegah Bora. Mereka berdua terus menaiki tangga dan Saat itu Aarav melihat Elard yang ternyata juga berada disana. Aarav langsung berlari dan meraih tangan Elard. Elard langsung berhenti melangkah“Sedang apa kau disini.” Ujar Aarav“Apa kau tidak salah menanyakan hal itu, Aku kesini ingin menghentikan Istriku.” ujar Elard“Kau sendiri apa hak mu datang kesini.” ujar Elard, lalu Aarav menaiki anak tangga supaya setara tingginya dengan Elard.“Aku lebih punya Hak karena aku Kekasih Bora.” ujar Aarav“Kekasih? Lebih tinggi mana statusmu denganku yang Suami Sah Bora.” ujar Elard“Memang kau suami Bora, Tapi Bora adalah Ibu dari Anakku.&r
Selama Dalam perjalanan, Aarav terus memikirkan apa yang ingin Josep bicarakan sampai ia ingin bertemu 4 mata dengannya. Josep sedang dalam perjalanan menuju Cafe yang tak jauh dari Rumahsakit, Josep mengingat apa yang Bora katakan kepadanya.Flashback dimulaiBora menatap kearah Josep, “Ayah sudah menghubunginya, Apa yang harus ayah katakan kepada pria itu.” ujar Josep“Ayah masih belum paham dengan semua kesalahan ayah.” Ujar Bora“Ayah sama sekali tidak salah, Ayah tidak pernah salah justru kamu yang salah sampai Menyembunyikan Anak mu ditambah kamu Hamil dengan Pria tua itu.” Ujar Josep“Mas, ini di ruang ICU sebaiknya kau jangan meninggikan suaramu.” ujar Clea“Karena Keangkuhan ayah, Ke otoriteran ayah semua orang yang care dan perduli kepada ayah Meninggalkan ayah dan membenci ayah, termasuk aku.” ujar Bora, Josep terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut.&ldquo
“Selamat ayah, Karena Keangkuhan dan Keotoritermu Kau sudah membunuh cucu mu sendiri.” ujar Bora“Maksudmu?” Tanya Clea“Lily Adalah Anakku dan Juga anak Pria yang selama ini ayah benci.” ujar Bora, Josep terkejut saat mendengar kenyataan bahwa Lily adalah Anak dari Bora dan Aarav.“Lihat… Kau sudah mengkorbankan Putri Kecilku karena semua Ke egoisanmu yang sudah mendarah daging.” ujar Bora”Bahkan Kau juga menempatkan Wina dan Vian atas Keangkuhanmu ayah.” ujar BoraClea langsung melangkah kearah Bora, “Nak, Ini bukan salah ayahmu, Ini murni kecelakaan.” ujar Clea“Aku Tahu ini semua kecelakaan, Tapi Jika Bukan karena Ayah aku tidak akan menitipkan Anakku kepada Wina.” ujar Bora, lalu Bora memegang Bahu Josep“Apa yang ayah mau dariku, apa yang ayah inginkan dariku.” ujar Bora“Kau sudah memisahkan aku dengan Aarav, Lalu
”Katakan dimana anakmu.” ujar ElardBora masih terdiam saat Elard bertanya kepadanya, “Kenapa kau masih diam, Apa kau tidak bisa menjawabnya.” ujar Elard“Kau sudah pernah menemuinya.” ujar Bora, Elard terdiam saat Bora mengatakan bahwa ia pernah bertemu anaknya. Lalu Elard memgingat kembali siapa anak yang Bora maksud, dan Saat itu Elard memikirkan Lily, dimana Bora sangat perduli bahkan saat Lily di gendong oleh Bora, ia langsung terdiam dan merasa tenang. Elard langsung mengingat saat Lily di gendong oleh Aarav pun sama dimana Lily benar benar senang saat Aarav mengendongnya saat ia berulang tahun beberapa Minggu yang lalu.“Apa dia,” ujar Elard sambil menatap kearah Bora“Benar, dia adalah Lily. Dia adalah Putriku dan Aarav.” ujar Bora, Elard benar benar terkejut mengetahui bahwa Selama ini Anak Wina adalah anak kandung Bora dan juga Aarav.“Dia adalah Putri yang aku lahirkan 1 t
”Kau benar benar ingin tahu apa benar Aku dan Aarav sudah memiliki Seorang anak yang mengikat Takdir kami berdua.” ujar Bora, Elard terdiam dan ia mengepalkan tangannya untuk menahan semua emosi yang berkecambung didalam dirinya. Lalu Bora melangkah kearah Elard yang masih membelakanginya, lalu Bora berhenti tepat di belakang Elard, “Aku Pernah melahirkan anak Aarav 1 tahun yang lalu, dan Anak itu.” Ujar Bora“CUKUP!!” Seru Elard, Bora terdiam dan Elard langsung membalikan badan sambil menatap kearah Bora. ”Aku bilang Cukup, aku tidak mau dengar apa apa darimu.” ujar ElardBora hanya bisa terdiam saat melihat Elard yang begitu sedih, “Meski kau punya anak dari Aarav, aku tidak akan melepaskanmu.” ujar Elard“Sampai kapanpun kau adalah istriku.” ujar Elard, Bora langsung meraih tangan Elard dan mengenggamnya,“Kau bahagia dengan Hal ini.” Sambil menatap kearah Elard y
“Aku sudah mengambil keputusan ini, dan Apa yang di atur dalam Peraturan Perusahaan, jika Seluruh Dewan Direksi Setuju dan menandatangani Petisi tersebut maka Keputusan itu adalah SAH.” ujar Bora, Josep menatap kearah Bora sambil memegang Dokumen petisi yang sudah di tanda tangani oleh 20 Dewan Direksi“Jadi, Aku Harap… ayah akan menerima semua keputusan ini, suka atau tidak suka Tira akan kembali ke posisinya meski ayah berpisah dengan ibu.” ujar Bora yang menatap kearah Josep yang berada di hadapannya.Josep Langsung Menyobek Petisi Yang Bora Berikan Kepadanya, “Kau Pikir Ayah akan memenuhi Semua Keputusan dari Petisi ini?” Tanya Josep“Tidak akan.” ujar Josep“Selama Ayah masih hidup didunia, Ayah tidak akan memberikan Perusahaan yang ayah sudah kembangkan kepada orang lain.” ujar Josep“Ayah Tidak akan Rela.” ujar Josep,Bora menatap kearah Josep yang masih be