“Aku merindukanmu.” Ujar Aarav
“Aku pikir kau… kau tidak mau menghubungiku atau meninggalkanku.” Ujar Aarav, Bora terdiam saat Aarav mengatakan hal tersebut
“Bora… Aku benar benar merindukanmu, aku ingin memelukmu.” Ujar Aarav
“Aku Mencintamu Aarav.” Ujar Bora sambil menahan kesedihannya saat Aarav benar Benar mengutarakan kerinduaan yang amat sangat kepada Bora. Beberapa Minggu kemudian dimana Wina sedang mengendong Bayi mungil yang cantik “Kak, apa kau yakin.” Ujar Wina
“hmmm aku yakin, untuk saat ini Aku serahkan dia kepadamu.” Ujar Bora
“Aku dengar kau dan Vian akan pergi keluar kota.” Ujar Bora
“Benar, Vian ingin memulai usahanya sendiri dan kemarin dia sudah tidak bekerja lagi menjadi Supir pribadi ayah.” Ujar Wina
Bora terdiam saat Wina menceritakan hal tersebut, “Semoga kau baik baik saja sampai di tujuan.” Ujar Bora, lalu Bora melihat kearah Anaknya yang sedang di gendong Wina
“Besarkan dia dengan penuh c
Kembali dimana Elard masih duduk bersama Bela, “Kau tidak akan bahagia meski nanti kau menikah dengannya, aku bisa menjamin.” Ujar Bela “Apa kau tuhan?” Tanya Elard Bela terdiam saat mendengar respond dari Elard yang cukup tenang, “Kita tidak akan tahu masa depan bagaimana.” Ujar Elard “Entah aku bahagia dengan Bora itu masalah nanti.” Ujar Elard “Yang Jelas adalah aku bisa menikahinya adalah yang terpenting.” Ujar Elard. Bela terdiam dan hanya tersenyum sinis “Saat ini aku hanya ingin membahas pekerjaan denganmu, namun kau sudah menyambar kepribadi.” Ujar Elard langsung berdiri dan hendak pergi dari sana “Entah aku tidak tahu kau tahu dari siapa, mungkin Kau tahu dari Bora.” Ujar Elard “Namun yang harus kau garis bawahi adalah, aku siap melakukan segala hal meski harus menikah dengannya sekalipun.” Ujar Elard “Itu saja yang bisa aku katakan, dan untuk lebih lanjut akan aku serahkan kepada Wina selaku Kreator Dari Galer
Aarav sedang bertemu Bela, dimana Bela membahas projek terbaru Aarav “Kau bilang apa, aku harus ke Beijing?” Tanya Aarav “benar, ini permintaan langsung dari Elard. Kau tahu Saat di Paris nama mu bersinar dan banyak media asing meliputmu.” Ujar Bela “Tunggu aku baru beberapa Hari di Jakarta, bagaimana bisa aku harus kembali ke luar negeri lagi.” Ujar Aarav “aku tidak tahu, namun kau sudah menandatangani kontrak dengan Galery dimana Galery E Malik Art Studio sudah menandatangani kontrak Khusus untukmu dan pihak Perusahaan Beijing.” Ujar Bela “ini omong kosong, aku akan bilang dengannya.” Ujar Aarav yang langsung pergi untuk menemui Elard. Elard sedang membahas mengenai Proyek Galery mereka bersama 10 Staf Galery mereka. “Jadi kita akan menampilkan beberapa Lukisan dari.” Ujar Wina, tiba tiba Pintu terbuka dan Semua orang yang ada Di ruangan tersebut menatap kearah Aarav, termasuk Elard. Aarav melangkah kearah Elard “Apa kau tidak
Elard mengantar Josep menuju ke Mobilnya, sebelum Josep masuk kedalam mobilnya ia menatap kearah Elard dan ia menepuk Bahu Elard sebanyak 2 kali. “Kau hati hati di jalan dan terima kasih karena kau mau makan bersama Paman.” Ujar Josep, Elard hanya mengumbar senyum saat Josep mengatakan hal tersebut. Lalu Mobil Josep pergi meninggalkan Restoran tersebut. Elard hanya terdiam sambil memandangi Mobil Josep yang sudah pergi dari sana. Elard langsung melangkah pergi namun langkah kakinya berhenti. Disisi lain Bora dan Tira melangkah menuju ke Depan Lobby untuk menunggu Mobil mereka. Tak lama Mobil Tira berhenti di depan mereka, “Kau yakin tidak mau bareng?” Tanya Tira yang hanya sekedar basa basi“Tidak, aku di jemput.” Ujar Bora“Ahhh dengan Aarav?” Tanya TiraBora hanya mengangguk kecil tanda perkataan Tira benar“Baiklah kalau begitu, aku titip salam untuknya. Dan selamat bersenang senang.” Ujar Tir
Seorang turun dari mobil dan ternyata orang tersebut adalah Glesa, dimana Glesa datang ke rumah Aarav tanpa sepengetahuannya. Aarav hanya bisa diam saat melihat Glesa di hadapannya. Glesa terus memandangi Aarav yang berada di hadapannya. Aarav menutup pintu mobilnya dan melangkah kearah Glesa “Sedang apa kau disini?” Tanya Aarav Glesa terdiam sambil memandangi Aarav, “Bisa kita bicara berdua.” Ujar Glesa “Bicara?” Tanya Aarav “Apa ada hal yang perlu kita bicarakan lagi?” Tanya Aarav “Ada.” Ujar Glesa Aarav terdiam saat Glesa mengatakan ada yang ingin ia bicarakan dengannya, “Apa boleh aku bicara denganmu.” Ujar Glesa “Tentu saja, silahkan bicara.” Ujar Aarav “Tidak disini.” Ujar Glesa, lalu Glesa menatap kearah rumah Aarav “Namun didalam.” Ujar Glesa, Aarav terdiam saat Glesa ingin bicara didalam. “Didalam?” Tanya Aarav “Benar, aku ingin bicara didalam supaya orang orang tidak melihat kita.” Ujar
“Berita terkini, Pebisnis Owen akan melangsungkan Sidang perceraian pertamanya dengan Pelukis Glesa. Seluruh media turut hadir didepan gedung pengadilan tinggi untuk menyaksikan perdana kemunculan Glesa setelah kasus Plagiatisme yang ia lakukan kepada Maestro Aarav yang tak lain adalah Mantan Suaminya sendiri.” Ujar Media 1. Wisnu melihat berita tersebut dari Televisi hanya bisa terdiam saat menyaksikan acara tersebut. Elard yang baru saja turun dari lantai dua hanya bisa menatap ayahnya yang begitu sedih melihat berita mengenai Owen. Elard melangkah menuju kearah TV dan ia mematikan TV tersebut dengan menekan tombol yang ada di belakang layar TV. Wisnu terdiam dan ia memandangi Elard,“Untuk apa ayah menonton hal yang membuat ayah terluka seperti ini.” Ujar ElardWisnu terdiam dan ia menghela nafas yang panjang, “Untuk pertama kalinya ayah melihat bertapa hancurnya Owen saat dia harus menelan kepahitan nasib dari Rumah tangganya.” U
Bora terdiam saat Ika membahas mengenai kehidupan Normalnya dengan Aarav, “Ini belum berakhir Ka.” Ujar BoraIka terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut, “Ini adalah awal dari jalan panjang Aarav.” Ujar BoraIka tidak mengerti apa yang Bora katakan, “Mungkin kau tahu bahwa Penyebab kejadian ini semua ada campur tangan ayahku yang membantu Kak Owen pada saat itu.” Ujar Bora“Dan saat inipun Ayahku juga akan melakukan tindakan buruk untuk menghancurkan Karir Aarav dengan cara apa pun.” Ujar BoraIka terdiam saat Mendengar apa yang di katakana Bora, lalu Bora memegang kedua tangan Ika, “Aku kesini ingin meminta bantuanmu, apa boleh?” Tanya Bora sambil memandangi Ika yang berada di hadapannya.“Kau mau minta bantuan apa dariku?” Tanya Ika. Bora hanya terdiam saat Ika menyakan bantuan apa yang harus ia lakukan. Saat Bora menceritakan semuanya, Ika langsung berdiri sambil mengebrak
Owen mendekatkan wajahnya ke salah satu telinganya, “Namun, Tidak akan aku biarkan kau bisa kembali dengan Aarav apa pun itu.” Ujar Owen, Glesa terdiam saat Owen membisikan sesuatu kepadanya“Kau berpuluh kali ke Aarav tidak akan mengubah apa pun, dan aku jamin kau tidak akan meraih apa yang kau inginkan.” Ujar Owen, Glesa melirik kearah Owen“Meski kau memohon kepada Aarav, jangan harap kau bisa kembali kepadanya. Kau ingat itu Mantan Istriku.” Ujar Owen sambil melirik kearah Glesa yang berada di sampingnya. Flashback berakhir dimana Glesa melirik kearah Owen yang berada di ujung sana. “Baiklah Saudara Owen dan Saudari Glesa diharap untuk maju.” Ujar Hakim. Owen dan Glesa mengambil tempat di tengah tengah kemudian mereka duduk di kursi yang sudah di sediakan. “Saya akan membacakan hasil persidangan hari ini, dimana Yang Gugatan yang di layangkan oleh Saudari Glesa untuk berpisah secara baik baik terhadap tergugat O
Sebelum Aarav bertemu dengan Bora, dimana Aarav masih terkejut mendengar Bora sudah Berhenti sejak 8 bulan yang lalu. “Kau bilang dia sudah berhenti selama itu, tidak mungkin.” Ujar Aarav “Benar Tuan Aarav, saat anda pergi ke Paris bersama dengan Tuan Elard, Bu Bora menyerahkan surat pengunduran dirinya.” Ujar Wika Aarav terdiam dan ia berpikir sejenak, ‘Lalu saat itu dia keluar kota karena dinas, sesungguhnya dia kemana.’ Ujar Aarav dalam hati “Baiklah, terima kasih atas infonya dan tolong urus ini semua ya.” Ujar Aarav yang pergi dari sana. Dalam perjalanan Aarav terus memikirkan perkataan Wika yang mengatakan Bora sudah tidak bekerja lagi di Galery selama 8 Bulan. Aarav benar beenar heran dengan informasi yang ia dapatkan dari Wika. Setelah Aarav sudah sampai didepan rumah Bora, Aarav langsung melangkah masuk kedalam. Saat itu Aarav mendapati rumah Bora kosong, “Apa dia keluar.” Ujar Aarav, lalu Aarav mencoba untuk menghubungi Bora namun ponselnya tidak ak
“Untuk itu, disini aku ingin izin untuk Meminang Bora jika kau memberikan Restu.” ujar Aarav, Josep terdiam saat Aarav dengan lantang meminta restu Josep untuk meminang Bora. Saat itu Josep hanya diam sambil memandangi Aarav yang berada dihadapannya.“Kau Ingin Meminang anak ku.” ujar Josep“Benar, Saya tahu hubungan kita berdua kurang baik, namun saya hanya ingin membuat Bora bahagia.” ujar Aarav“Selama ini, Aku melihat Bora tidak bahagia dimana dia selalu menjadi Prisai untuk keluarganya, dan kau juga mungkin menyadari hal tersebut.” ujar Aarav, Josep terdiam saat Aarav mengatakan hal tersebut“Maka dari itu, saya ingin.” ujar Aarav“Akan aku pertimbangkan.” ujar Josep, Aarav terdiam saat Josep mengatakan akan mempertimbangkan apa yang Aarav inginkan. Flashback berakhir dimana Aarav dan Bora sudah tiba di depan kediaman Josep. Dimana Bora sedikit gugup untuk menemui Ayahnya sendiri, melihat hal itu Aarav langsung meraih tangan Bora dan mengenggamnya.“Kita akan menghadapinya dengan
“Aku Minta Maaf kak.. Aku minta maaf.” ujar Wina yang mengenggam tangan Bora dan memohon ampun kepada Bora, Bora hanya terdiam saat Wina mencium tangannya memohon ampunannya karena sudah gagal melindungi Lily. “Kau tidak perlu meminta maaf kepadaku, Aku sudah Ikhlas dengan apa yang terjadi, lagian ini sudah lama berlalu.” ujar Bora, Lalu Bora menepuk Tangan Wina sambil tersenyum kearahnya.“Kita Mulai Lembaran baru, dimana Kakak mau kau dan Vian kembali kerumah dan berkumpul bersama.” ujar Bora, Wina sangat terharu dengan kebaikan hati Bora, lalu Wina memeluk Bora dan Bora langsung membalas pelukannya.Bora melangkah ditemani oleh Aarav. “Apa kau mau bertemu dengan ayahmu, Aku lihat Ayahmu sedang dirumah bersama dengan ibumu.” ujar Aarav“Dari ayah keluar dari penjara aku sama sekali belum menemuinya.” ujar Bora, Bora langsung menghentikan langkah kakinya,“Meski sudah berlalu entah mengapa saat aku memiliki keinginan untuk bertemu dengan ayah, hatiku masih berat.” ujar Bora, Aarav la
Setelah Dari Makam Lily, Aarav mengajak Bora untuk Jalan Jalan mengelilingi Kota Jakarta, Saat itu Bora Menatap kearah Aarav yang mengajaknya Pergi Makan Ke Warung yang dulu ia singahi Dengannya. “Bukankah ini.” ujar Bora“Kau masih ingat dulu kita pernah makan disini, Aku ingin mengajakmu makan Siang sebelum kau Bertemu dengan ayahmu.” ujar AaravBora hanya menatap kearah Aarav yang hendak mempertemukan Bora dengan Josep, Aarav memparkirkan Mobilnya terlebih dahulu, dan saat itu Aarav menatap kearah Bora“Kenapa kau menatapku seperti itu.” ujar Aarav“Aku belum siap menemuinya.” ujar Bora, Aarav hanya diam dan ia mengenggam tangan Bora,“Aku tahu mau masih kecewa dengan ayahmu, Tapi dia tetap ayahmu.” ujar Aarav“Kau tahu, saat dia meminta maaf kepadaku. Saat itu aku melihat Sosok Josep yang Gagah, Angkuh dan Dingin seketika Hancur.” ujar Aarav“Kau tahu, D
“Dan… Jika Aarav tahu bahwa kau akan bertindak bodoh seperti ini, Aku yakin dia akan terpuruk.” ujar Tira, Bora hanya terdiam saat mendengar kata kata Tira. Elard dan Aarav Sama sama Menaiki Tangga menuju Ke Atap gedung untuk mencegah Bora. Mereka berdua terus menaiki tangga dan Saat itu Aarav melihat Elard yang ternyata juga berada disana. Aarav langsung berlari dan meraih tangan Elard. Elard langsung berhenti melangkah“Sedang apa kau disini.” Ujar Aarav“Apa kau tidak salah menanyakan hal itu, Aku kesini ingin menghentikan Istriku.” ujar Elard“Kau sendiri apa hak mu datang kesini.” ujar Elard, lalu Aarav menaiki anak tangga supaya setara tingginya dengan Elard.“Aku lebih punya Hak karena aku Kekasih Bora.” ujar Aarav“Kekasih? Lebih tinggi mana statusmu denganku yang Suami Sah Bora.” ujar Elard“Memang kau suami Bora, Tapi Bora adalah Ibu dari Anakku.&r
Selama Dalam perjalanan, Aarav terus memikirkan apa yang ingin Josep bicarakan sampai ia ingin bertemu 4 mata dengannya. Josep sedang dalam perjalanan menuju Cafe yang tak jauh dari Rumahsakit, Josep mengingat apa yang Bora katakan kepadanya.Flashback dimulaiBora menatap kearah Josep, “Ayah sudah menghubunginya, Apa yang harus ayah katakan kepada pria itu.” ujar Josep“Ayah masih belum paham dengan semua kesalahan ayah.” Ujar Bora“Ayah sama sekali tidak salah, Ayah tidak pernah salah justru kamu yang salah sampai Menyembunyikan Anak mu ditambah kamu Hamil dengan Pria tua itu.” Ujar Josep“Mas, ini di ruang ICU sebaiknya kau jangan meninggikan suaramu.” ujar Clea“Karena Keangkuhan ayah, Ke otoriteran ayah semua orang yang care dan perduli kepada ayah Meninggalkan ayah dan membenci ayah, termasuk aku.” ujar Bora, Josep terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut.&ldquo
“Selamat ayah, Karena Keangkuhan dan Keotoritermu Kau sudah membunuh cucu mu sendiri.” ujar Bora“Maksudmu?” Tanya Clea“Lily Adalah Anakku dan Juga anak Pria yang selama ini ayah benci.” ujar Bora, Josep terkejut saat mendengar kenyataan bahwa Lily adalah Anak dari Bora dan Aarav.“Lihat… Kau sudah mengkorbankan Putri Kecilku karena semua Ke egoisanmu yang sudah mendarah daging.” ujar Bora”Bahkan Kau juga menempatkan Wina dan Vian atas Keangkuhanmu ayah.” ujar BoraClea langsung melangkah kearah Bora, “Nak, Ini bukan salah ayahmu, Ini murni kecelakaan.” ujar Clea“Aku Tahu ini semua kecelakaan, Tapi Jika Bukan karena Ayah aku tidak akan menitipkan Anakku kepada Wina.” ujar Bora, lalu Bora memegang Bahu Josep“Apa yang ayah mau dariku, apa yang ayah inginkan dariku.” ujar Bora“Kau sudah memisahkan aku dengan Aarav, Lalu
”Katakan dimana anakmu.” ujar ElardBora masih terdiam saat Elard bertanya kepadanya, “Kenapa kau masih diam, Apa kau tidak bisa menjawabnya.” ujar Elard“Kau sudah pernah menemuinya.” ujar Bora, Elard terdiam saat Bora mengatakan bahwa ia pernah bertemu anaknya. Lalu Elard memgingat kembali siapa anak yang Bora maksud, dan Saat itu Elard memikirkan Lily, dimana Bora sangat perduli bahkan saat Lily di gendong oleh Bora, ia langsung terdiam dan merasa tenang. Elard langsung mengingat saat Lily di gendong oleh Aarav pun sama dimana Lily benar benar senang saat Aarav mengendongnya saat ia berulang tahun beberapa Minggu yang lalu.“Apa dia,” ujar Elard sambil menatap kearah Bora“Benar, dia adalah Lily. Dia adalah Putriku dan Aarav.” ujar Bora, Elard benar benar terkejut mengetahui bahwa Selama ini Anak Wina adalah anak kandung Bora dan juga Aarav.“Dia adalah Putri yang aku lahirkan 1 t
”Kau benar benar ingin tahu apa benar Aku dan Aarav sudah memiliki Seorang anak yang mengikat Takdir kami berdua.” ujar Bora, Elard terdiam dan ia mengepalkan tangannya untuk menahan semua emosi yang berkecambung didalam dirinya. Lalu Bora melangkah kearah Elard yang masih membelakanginya, lalu Bora berhenti tepat di belakang Elard, “Aku Pernah melahirkan anak Aarav 1 tahun yang lalu, dan Anak itu.” Ujar Bora“CUKUP!!” Seru Elard, Bora terdiam dan Elard langsung membalikan badan sambil menatap kearah Bora. ”Aku bilang Cukup, aku tidak mau dengar apa apa darimu.” ujar ElardBora hanya bisa terdiam saat melihat Elard yang begitu sedih, “Meski kau punya anak dari Aarav, aku tidak akan melepaskanmu.” ujar Elard“Sampai kapanpun kau adalah istriku.” ujar Elard, Bora langsung meraih tangan Elard dan mengenggamnya,“Kau bahagia dengan Hal ini.” Sambil menatap kearah Elard y
“Aku sudah mengambil keputusan ini, dan Apa yang di atur dalam Peraturan Perusahaan, jika Seluruh Dewan Direksi Setuju dan menandatangani Petisi tersebut maka Keputusan itu adalah SAH.” ujar Bora, Josep menatap kearah Bora sambil memegang Dokumen petisi yang sudah di tanda tangani oleh 20 Dewan Direksi“Jadi, Aku Harap… ayah akan menerima semua keputusan ini, suka atau tidak suka Tira akan kembali ke posisinya meski ayah berpisah dengan ibu.” ujar Bora yang menatap kearah Josep yang berada di hadapannya.Josep Langsung Menyobek Petisi Yang Bora Berikan Kepadanya, “Kau Pikir Ayah akan memenuhi Semua Keputusan dari Petisi ini?” Tanya Josep“Tidak akan.” ujar Josep“Selama Ayah masih hidup didunia, Ayah tidak akan memberikan Perusahaan yang ayah sudah kembangkan kepada orang lain.” ujar Josep“Ayah Tidak akan Rela.” ujar Josep,Bora menatap kearah Josep yang masih be